Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 1

Si penguntit yang membawa sepeda motor itu nekat menyelinap masuk ke kamarnya Ha Jin setelah terlebih dulu menyemprot CCTV dengan pilox. Dia mengunci kamar itu lalu mulai mengulurkan tangannya membelai wajah Ha Jin.


Keesokan harinya, Tae Eun menemukan Jeong Hoon termenung di luar. Dia jujur mengaku kalau dia menginstal aplikasi pelacak di ponselnya, dia melakukannya untuk berjaga-jaga, siapa tahu terjadi sesuatu. Dia janji akan menghapusnya, tapi tolong jangan tiba-tiba menghilang seperti kemarin.


"Kau masih mencemaskanku? Kalau aku mati, kau hanya akan memiliki kenangan kekhawatiran dan kecemasan terhadapku."

"Kau baru tahu? Kurasa hati nuranimu berkata kalau sebenarnya kau kasihan padaku."

"Sejak Seo Yeon meninggal dunia, aku hanya memiliki satu pikiran, aku tidak akan lagi membuat kenangan yang menyakitkan dengan orang lain. Hanya itu satu-satunya tujuanku."

Dipikir-pikir, dia terdengar seperti orang bodoh. Kenapa dia tidak ingin membuat lebih banyak knangan indah? Ibunya menjalani hidupnya dengan berusaha memberinya kenangan-kenangan indah saja. Dia tidak ingin hidup dengan membuat semua orang mengkhawatirkannya seolah dia anak kecil.

"Aku tidak pernah menganggap kau membuatku khawatir, jangan berkata seperti itu. Apa kau akan duduk diam saja kalau kau melihatku hancur sepertimu? Inilah yang dilakukan teman."

"Benar. Kutarik kembali permintaanku untuk memperbaiki penyakitku. Kau bisa jadi teman saja mulai sekarang. Jangan jadi dokterku atau waliku."


Bu Park baru tiba di rumah Ha Jin tapi malah mendapati kamera mereka tertutupi cat. Bu Park sontak menghambur masuk dengan panik mengkhawatirkan kedua kakak-beradik itu. Apa mereka baik-baik saja?

" Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Bingung Ha Kyung.

"Ada orang yang menyemprot CCTV dengan cat hitam."

Ha Kyung so ntak melesat ke kamarnya Ha Jin dengan panik, tapi malah mendapati kamarnya terkunci. Ha Kyung berusaha menggedor-gedor dengan panik, tapi malah tak ada jawaban apapun dari dalam yang jelas saja membuat mereka jadi semakin ketakutan.


Ha Jin baru bangun gara-gara teriak-teriak mereka. Berniat mau membuka pintu, tapi langkahnya membeku seketika saat melihat foto-foto paparazi-nya terpajang di pintu kaca dengan disertai amplop biru, bunga mawar dan pesan: Ha Jin, kau milikku.

Ha Kyung akhirnya menggunakan kekuatannya untuk mendobrak paksa pintu itu dan sontak sama tercengangnya seperti Ha Jin saat melihat foto-foto itu.


Pulang kembali ke rumahnya dan melihat puluhan botol soju yang berserakan, Jeong Hoon mulai teringat kembali kata-kata kejamnya pada Ha Jin kemarin. Jeong Hoon benaar-benar menyesal sekarang.


Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari Direktur Choi yang mengkhawatirkannya. Jeong Hoon pun memutuskan datang ke kantor dan menemui Direktur Choi dan meminta maaf karena tidak menghubunginya.

"Apa kau baik-baik saja? Kau tampak lebih baik. Duduklah. Kau tahu cutimu berakhir besok kan? Apa kau bisa mulai bekerja lagi lusa?"

Jeong Hoon tidak bisa menjanjikan dirinya sudah pulih sepenuhnya, tapi dia ingin kembali bekerja. Tentu saja Direktur Choi setuju, Jeong Hoon harus kembali bekerja, hanya acara berita ini yang dia punya, apa lagi yang bisa dia lakukan.

Dia pernah bilang kalau dia tidak bisa mengambil resiko tentang acara berita ini, tapi sebenarnya dia memang sudah mengambil resiko saat dia menunjuk Jeong Hoon sebagai pewarta 'Lee Jeong Hoon's News Live'.

"Yang lain menolak waktu itu, tapi aku bersikeras. Jadi, jika aku membiarkanmu pergi demi menjaga harga dirimu, lalu bagaimana denganku? Biarkan aku jadi keren sekali saja. Kau pasti bisa, jadi kembalilah."


Gara-gara kejadian ini, Ha Kyung langsung menelepon Il Kwon untuk meminta foto-foto yang dimiliki Jeong Hoon. Saat Il Kwon hendak mengambilkannya, dia melihat Jeong Hoon di studio dan langsung senang bukan main melihatnya kembali dalam keadaan masih hidup dan sehat. Tapi, apa Jeong Hoon sudah mendengar tentang apa yang terjadi Ha Jin?

Jeong Hoon cemas seketika. "Apa yang terjadi?"


Dia langsung menelepon Ha Jin dan memberitahu bahwa dia sedang dalam perjalanan ke rumah Ha Jin sekarang. Setibanya di sana, dia mendapati beberapa tukang sedang memperbaiki CCTV-nya.

Tapi Ha Jin abahkan tidak membahas masalah ini, malah meminta maaf karena dia pulang duluan kemarin padahal dia sudah berjanji untuk tetap bersama Jeong Hoon.

"Jangan meminta maaf. Seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri."


Ha Jin pun memperlihatkan foto-foto itu pada Jeong Hoon, yang salah satunya adalah foto cincin pasangan dengan sebuah pesan: Bersiaplah, kita akan segera bertemu.

Ha Kyung mengaku mereka belum melapor polisi karena mereka tidak ingin media memberitakan masalah ini sekarang. Dan Bu Park sedang bicara dengan pengacara sekarang.


Jeong Hoon lalu mengecek kamarnya Ha Jin, siapa tahu orang itu menginstal kamera atau alat penyadap di sana, tapi tidak menemukan apapun.Tapi tak pelak melihat foto-foto yang ditempel di pintu kaca itu, benar-benar mengingatkan Jeong Hoon akan masa lalu.

Tapi kemudian dia melihat obat di nakas, Jeong Hoon jadi khawatir, apa Ha Jin sakit? Ha Jin mengaku kemarin dia sempat flu, tapi sekarang sudah sembuh kok.

"Maafkan aku tentang tempo hari dan kemarin juga. Tolong jangan tersinggung oleh apa yang kuucapkan di rumahku. Aku hanya melampiaskan amarahku padamu. Aku tidak bermaksud begitu."

"Baik. Aku hanya akan menganggap itu ocehan mabuk. Kalau kau sungguh menyesal, jangan pernah minum lagi. Tingkah mabukmu sangat buruk."


Mereka turun tak lama kemudian bersamaan dengan Bu Park yang baru datang untuk menjemput mereka. Mereka mau pindah ke hotel, mereka tidak mau tinggal di sini lagi. Jeong Hoon kurang setuju. Di hotel justru ada lebih banyak orang asing, yang itu artinya jauh lebih berbahaya. Apa mereka tak punya tempat tujuan lain?

"Orang tua kami tinggal terlalu jauh dan aku juga tidak mau membuat mereka cemas."

"Kami sedang berusaha mencari tempat yang bisa dia tinggal secepatnya."

"Aku tidak akan tinggal lama di sana, jadi jangan khawatir."

"Aku akan mencarikannya. Beri aku waktu."


Tae Eun tampak benar-benar senang karena hari ini ayahnya datang ke kliniknya. Tapi Tuan Yoo jelas datang bukan untuk mengunjungi putranya, melainkan untuk membahas Jeong Hoon.

Dia dengar daari Prof. Kim bahwa Jeong Hoon baru-baru ini menjalani terapi. Apa sebenarnya yang terjadi? Prof. Kim bilang Tae Eun sendiri yang memintanya.

Apa Tae Eun bersedia menjadi dokternya Jeong Hoon agar bisa merahasiakan segalanya darinya? Apa ini cara Tae Eun untuk menyuruhnya mundur? Tae Eun menyangkal, tapi Tuan Yoo tak percaya. Kalau tidak, lalu kenapa Taae Eun tidak memberitahunya?

Sejak kejadian itu, Jeong Hoon tidak pernah datang lagi. Dia pasti punya alasan jika dia datang lagi. Apa ini ada hubungannya dengan wanita bernama Yeo Ha Jin itu? Apa hubungan mereka serius?

"Apa mungkin dia bisa mencintai wanita lain dengan semua kenangan yang dimilikinya tentang Seo Yeon? Kenapa kau tidak menjawab? Kau pasti tahu."

"Aku tidak tahu tentang perasaannya sedalam itu, Ayah."


Tuan Yoo ingat kalau Ha Jin dulu pernah menjadi pasiennya Tae Eun. Pasien yang bikin masalah karena Tae Eun meresepkan terlalu banyak obat tidur untuknya.

Kalau Tae Eun tidak bisa mencari tahu dari Jeong Hoon, maka sebaiknya dia mengawasi Jeong Hoon melalui wanita itu. Bukankah wanita itu masih sering datang untuk terapi setelah insiden itu?

Taae Eun tak percaya mendengarnya. "Ayah tidak pernah tertarik tentang perasaanku atau emosiku, kan?"

"Apa maksudmu?"

"Ayah tahu sendiri betapa sulitnya insiden itu bagiku. Bagaimana bisa Ayah membahas masalah itu dengan begitu santainya seolah itu bukan apa-apa."

Tapi Tuan Yoo malah jadi semakin sengit menyerangnya, mengatainya seperti bayi yang suka merengek. Karena inilah dia tidak mengakui Tae Eun sebagai dokter.

"Bukannya mengatasi insiden itu, kau alah terus merengek. Kau bahkan tidak bisa mengontrol emosimu. Kau bukan dokter!" Sengit Tuan Yoo lalu pergi tak peduli biarpun kata-katanya itu sangat menyakiti hati Tae Eun.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam