Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 7 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 7 - 3

Ha Jin tercengang melihat begitu banyaknya botol soju yang bertebaran di seluruh ruangan.  Bukankah Jeong Hoon tidak bisa minum? Biasanya dia selalu menolak jika diajak minum. Ada apa dengannya sekarang? Ha Jin yakin dia orang yang kuat, nyatanya dia bisa bertahan sampai sekarang.


"Kau pikir berapa banyak yang kau ketahui tentangku? Kau terdengar seperti teman dekat." Sinis Jeong Hoon.

"Yang kutahu, kau bukan orang yang seperti ini."

"Keberadaanku saja sudah menjadi beban dan rintangan untuk ibuku. Seumur hidupnya dia tidak pernah hidup untuk dirinya sendiri. Bahkan sampai saat terakhir, dia mengkhawatirkanku dan tidak memikirkan dirinya yang malang. Semua itu karena aku putranya."

"Ibumu melakukan itu karena cintanya padamu."

"Jangan mengucap kata cinta sembarangan"


"Aku tidak sembarangan mengucapnya. Aku tahu kalau semua ini berat bagimu. Tapi semua orang juga kesulitan. Semua orang sedih saat kehilangan orang yang mereka cintai karena kenangan itu..."

BRAK! Jeong Hoon tiba-tiba menggeberak dengan kesal lalu dengan kejamnya dia mengungkit masalah hilang ingatannya Ha Jin. "Kau melupakan segalanya dan hidup seolah tak terjadi apapun. Jadi berhentilah bicara seorang kau tahu segalanya."

Ha Jin benar-benar speechless mendengar itu. Tak tahu harus bagaimana, dia akhirnya pergi, meninggalkan Jeong Hoon yang terus menerus menenggak minumannya dan semakin tenggelam dalam depresinya. Kenangan-kenangannya bersama Seo Yeon terus menerus terngiang dalam benaknya.


Entah apakah karena terpicu oleh kata-kata Jeong Hoon, malam itu Ha Jin memimpikan kenangannya bersama Seo Yeon saat mereka sama-sama mendengarkan lagu 'Two People' di studio balet. Seo Yeon heran sama dia, apa dia tidak bosan mendengarkan lagu ini berulang kali?

"Tidak sama sekali."

"Aku tidak bosan denganmu, Ha Na. Tapi aku mulai bosan sama lagu ini."

"Berhentilah mengucap hal-hal aneh dan dengarkan saja lagunya. Fokuslah pada liriknya."

Seo Yeon ngalah deh. Tapi setelah lagu ini selesai, dia ingin mendengarkan lagu lain. Mereka pun mulai menikmati lagu itu kembali... Dan Ha Jin terbangun dari mimpi itu dengan napas terengah-engah dan kebingungan.


Di tempat lain, si orang misterius itu beru saja mencetak foto-fotonya Ha Jin dan Jeong Hoon lagi. Tapi kali ini dia tidak mengirimnya ke Jeong Hoon, melainkan ke Moon Seung Ho di rumah sakit jiwa. Tertera di amplop itu, pengirimnya adalah Black Sugar, beralamatkan 321-4 Nammun-dong, Saemun-gu, Sujeong.


Keesokan paginya, Ha Kyung belanja ke mini market tapi malah tak sengaja melihat Il Kwon yang kebetulan bertemu pacarnya di luar mini market itu. Tapi entah mereka ada masalah apa, tiba-tiba saja si cewek menampar Il Kwon lalu memukulinya pakai tas dengan ganas.

Il Kwon malu banget saat menyadari Ha Kyung menyaksikan kejadian barusan. Ha Kyung penasaran kenapa pacarnya Il Kwon memukulinya sampai seganas itu. Memangnya Il Kwon salah apa?

Masalahnya, Il Kwon juga tidak mengerti apa salahnya. Pacarnya itu terus menerus berkata kalau dia sudah berubah. Prihatin, Ha Kyung langsung menamparkan segelas es batu ke pipi Il Kwon. Itu untuk meredakan bekas tamparannya. Dia bahkan mengajak Il Kwon masuk ke dalam mini market untuk dia taktir sarapan.
 

Yang tidak disangkanya, ternyata Ha Kyung membelikannya banyak sekali makanan instan, tapi dengan entengnya dia berkata bahwa semua ini cuma sarapan sederhana. Dia bahkan memaksa menyuapi Il Kwon.

Il Kwon agak ragu awalnya. Tapi begitu mencicipi ramyeon buatan Ha Kyung, dia malah ketagihan dan Ha Kyung tampak senang melihat Il kwon menikmati makanannya.


Sementara itu, Ha Jin mengajak Tae Eun ketemuan di coffee shop. Dia memberitahu Tae Eun tentang kondisi Jeong Hoon saat ini dan meminta Jeong Hoon untuk menjaganya karena sekarang dia tidak bisa mengunjungi Jeong Hoon.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu di antara kalian?"

"Kurasa dia tidak nyaman jika ada aku saat ini"

"Dia mungkin ingin sendirian. Jangan mencemaskannya."

Tapi ngomong-ngomong, apa Ha Jin sakit? Dia tampak kurang sehat. Ha Jin mengaku semalam dia dia mimpi aneh. Dia mimpi berada di studio balet bersama seseorang. Mimpi itu sangat mengharukan dan menyenangkan. Tapi dia tidak ingat wajah orang dalam mimpinya setelah dia terbangun. Mimpi itu benar-benar terasa begitu nyata. Dia ingat itu studio tempat latihannya dulu.

Tae Eun canggung mendengarnya. Mungkin saja mimpi Ha Jin itu deja vu atau mungkin juga cuma mimpi belaka. Yang paling penting, dia harap mimpi itu tidak mengganggu Ha Jin.


Saat kedua kakak-adik itu pulang tak lama kemudian, Ha Kyung tiba-tiba mendapat telepon dari satpam apartemennya Jeong Hoon yang mengabarkan Jeong Hoon keluar sepuluh menit yang lalu, entah dia pergi ke mana.

Mereka pun bergegas ke sana dan mendapati Tae Eun sudah tiba, sedang berusaha menghubungi Jeong Hoon tanpa hasil. Ha Jin benar-benar cemas memikirkan Jeong Hoon pergi ke mana, apa mungkin ada tempat tujuan tertentu yang Tae Eun pikirkan?

Tae Eun mengaku dia punya sebuah cara untuk menemukan Jeong Hoon, biar dia periksa sekarang. Ha Jin mau ikut. Ha Kyung berusaha melarang karena Ha Jin sebentar lagi ada meeting tapi Ha Jin bersikeras.

"Jika sampai terjatuh sesuatu pada Pewarta Lee, aku akan sangat menyesal. Maafkan aku, Ha Kyung."


Dalam perjalanan, barulah Ha Jin tahu cara yang Tae Eun maksud ternyata melacak ponselnya Jeong Hoon. Dia mengaku menginstal aplikasi pelacak di ponselnya Jeong Hoon saat Jeong Hoon lengah selama di pemakaman karena dia khawatir terjadi sesuatu pada Jeong Hoon.

"Pada akhirnya, aku memperlakukan Jeong Hoon seperti pasien daan mengawasinya seperti ayahku."

"Tapi kau tidak punya pilihan lain. Kau harus melakukan sesuatu untuk Pewarta Lee."

Ha Jin menyesal. Munkin dialah yang mendorong Jeong Hoon pergi dari rumah. Tidak seharusnya dia menemui Jeong Hoon waktu itu, tidak seharusnya dia asal bicara. Melihat titik pergerakan Jeong Hoon, Tae Eun langsung tahu tempat tujuan Jeong Hoon... Makam ibunya.


Duduk di sisi makam sang ibu, Jeong Hoon teringat kembali kenangan indahnya bersama mendiang Ibu, Ibu pernah berkata bahwa ia sangat bahagia karena Jeong Hoon bersamanya.

Tapi sekarang, Jeong Hoon bertanya-tanya apakah Ibu benar-benar bahagia saat bersamanya. Tiba-tiba hujan salju turun yang pasti langsung memicu ingatan buruk Jeong Hoon.


Saat Tae Eun dan Ha Jin tiba di sana, mobilnya Jeong Hoon masih ada di sana tapi Jeong Hoon sudah tidak ada di makam, ponselnya juga tidak bisa dihubungi karena ditinggal di mobil.

Ha Jin cemas, dia tahu kalau Jeong Hoon punya kenangan buruk terkait hujan salju. Dia bisa menduganya karena Jeong Hoon jadi sangat aneh saat hujan salju yang terakhir kali waktu itu.

Mengingat mobilnya masih ada di sini, Tae Eun yakin Jeong Hoon pasti juga masih di sekitar sini. Mereka pun memutuskan untuk berpencar.


Jeong Hoon berjalan linglung tak tentu arah, semua kenangan indahnya bersama Ibu terus menerus terngiang dalam benaknya walaupun dia berusaha mengenyahkannya hingga dia terjatuh lemas.

Dan saat itulah akhirnya Ha Jin menemukan. Tapi Jeong Hoon sudah terlalu lemah saat itu. Samar-samar dia melihat Ha Jin sebelum kemudian pingsan dalam pelukannya. Dan saat itulah Tae Eun menemukan mereka.


Mereka lalu membawa Jeong Hoon ke penginapan terdekat. Ha Jin setia menjaganya dan merawatnya. Jeong Hoon membuka mata tak lama kemudian dan saamar-samar melihat Ha Jin, tapi dia masih sangat lemah dan akhirnya tertidur lagi. Ha Jin menyelimutinya rapat sebelum kemudian keluar.


Saat akhirnya Jeong Hoon benar-benar bangun tak lama kemudian, hanya ada Tae Eun di sana. Di mana Ha Jin? Dia kira Ha Jin ada di sini tadi. Tae Eun membenarkannya, Ha Jin menjaganya sedari tadi dan baru saja pulang dijemput Ha Kyung. Ha Jin membelikan bubur untuknya, makanlah.

Ada sebuah pesan di atas bubur itu dari Ha Jin, dia meminta maaf karena harus pulang duluan dan meminta Jeong Hoon menghabiskan bubur itu.


Sesampainya di rumah, Ha Jin juga sakit sampai Ha Kyung harus memapahnya. Ha Jin sedih, dia berjanji untuk tetap berada di sisi Jeong Hoon, tapi dia terlalu sedih dan tak tahu harus bagaimana.


Tapi malam itu saat semua orang tertidur, si penguntit miterius kali ini jauh lebih nekat. Dia menyemprot kamera CCTV dengan pilox lalu menyelinap masuk ke kamarnya Ha Jin lalu mengulurkan tangannya ke Ha Jin.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam