Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 7 - 2
Saat Direktur Choi dan PD Kim tiba di rumah duka, mereka malah mendapati beberapa reporter berkumpul di lobi. Pastinya mereka tertarik cuma karena Ha Jin. Mereka bahkan pakai baju warna-warni yang jelas menunjukkan mereka tidak menghormati keluarga yang berduka.
Direktur Choi tak senang melihat semua ini. Maka dia langsung mengumpulkan para reporter itu dan dengan sinis bertanya apakah mereka sudah memberikan hormat mereka pada keluarga yang berduka?
Dia mengerti mereka semua reporter, tapi janganlah melewati batas. Dia tidak minta banyak kok. Pergilah sekarang juga!
Bahkan saat Tae Eun memprotes pemilihan katanya yang kurang enak didengar, Tuan Yoo jadi kesal mengingatkan Tae Eun tentang betapa tidak warasnya Jeong Hoon saat pacarnya meninggal dunia dulu.
Waktu itu Tae Eun bilang kalau Jeong Hoon akan baik-baik saja. Tapi nyatanya dia malah hampir mati gara-gara menyetir saat kondisinya masih terguncang. Tae Eun bilang kalau dia temannya Jeong Hoon, masa dia diam saja melihat Jeong Hoon menghancurkan dirinya sendiri? Kalau Tae Eun merasa tidak bisa, maka bilang saja. Dia akan cari orang lain untuk mengawasi Jeong Hoon.
"Ayah tidak bisa membiarkan Jeong Hoon hancur. Kau tahu betapa sulitnya bagi ayah untuk membuatnya jadi manusia normal."
Chul beralasan kalau dia datang untuk mengambil baju-baju sponsor. Tapi Ha Kyung dengan dinginnya berkata kalau dia sudah mengembalikan semuanya. Dia bahkan memperingatkan Chul untuk tidak lagi sembarangan masuk ke rumah ini. Chul canggung mengiyakannya lalu pamit.
"Bagaimana keadaan Pewarta Lee?"
"Ini pasti berat baginya. Tidak akan mudah baginya untuk pulih."
"Aku bahkan tak tahu harus bilang apa untuk menghiburnya. Waktu juga tidak akan bisa membantunya."
Jeong Hoon berusaha tetap tabah saat mereka mulai mengubur abu Ibu. Acara berita mereka dengan terpaksa harus digantikan oleh pewarta lain yang sepertinya pecinta kebersihan tapi sombongnya selangit.
Dia bahkan tak segan mengatai suaranya PD Kim sangat menyebalkan dan menyuruh PD Kim untuk tidak menghitung mundur. Dia akan menghitung mundur sendiri. PD Kim jelas kesal sama dia.
Tapi tiba-tiba semua orang kaget melihat Jeong Hoon yang mendadak muncul di studio dan ngotot mau tetap siaran padahal jelas-jelas wajahnya pucat. PD Kim yang cemas langsung mencoba meraba dahinya dan mendapatinya demam.
Jelas saja PD Kim tidak setuju dia melakukan siaran. Dia mungkin bisa pingsan di tengah siaran. PD Kim berusaha mengusirnya, tapi Jeong Hoon tak peduli dan ngotot mau tetap siaran.
"Aku harus membawakan berita, Direktur."
"Ada apa denganmu? Kenapa kau sangat keras kepala?"
"Ini yang diinginkan ibuku. Jadi aku harus membawakan berita."
Tapi keputusan Direktur Choi sudah bulat. Dia tidak bisa membiarkan Jeong Hoon membawakan berita kecuali dia yakin. Dia tidak bisa berjudi dengan acara berita mereka. Pokoknya Jeong Hoon harus tetap cuti seminggu.
"Apaa yang akan berubah meski aku cuti? Lagipula aku tidak bisa melupakan apapun."
Ha Kyung buru-buru mengambil alih teleponnya dan mengklaim kalau Chul tidak salah apa-apa. Dia dipindahkan hanya supaya dia bisa membantu si anak baru yang kurang pengalaman itu.
Tapi Ha Jin tak memercayai alasan itu begitu saja dan langsung menuntut jawaban yang sebenarnya. Ha Kyung meyakinkan bahwa dia tidak bermaksud menyembunyikannya dari Ha Jin. Hanya saja dia tidak ada waktu memberitahu Ha Jin gara-gara musibah yang menimpa Jeong Hoon. Jadi Ha Jin jangan salah paham loh.
Jadi begini, Jeong Hoon emnerima foto-foto lagi dari penguntitnya Ha Jin. Makanya dia menyelidiki orang-orang di sekitar Ha Jin. Tiga tersangka utamanya adalah Reporter Park, Sutradara Ji dan Chul.
Dia benar-benar tampak menakutkan saat dia menuduh Bu Park memilihkan drama itu untuk Ha Jin secara sepihak tanpa berdiskusi dulu dengannya padahal dia sudah bilang pada semua orang, termasuk reporter, bahwa Ha Jin akan membintangi filmnya.
Mengabaikannya, Ha Kyung langsung membawa Ha Jin masuk kantor tapi malah bertemu Sutradara Ji yang baru mau keluar. Dengan pedenya dia memberitahu Ha Jin bahwa dia sudah bicara dengan Bu Park tentang film terbaru mereka seolah dia yakin banget Ha Jin mau main filmnya. Bahkan sebelum pergi, dia menyentuh lengan Ha Jin dan mengajaknya makan bersama-sama kapan-kapan.
Dia baru saja pergi... malah datang masalah ketiga. Chul mendadak muncul dan langsung menuntut untuk bicara dengan Ha Jin. Pastinya dia ingin membicarakan masalah pemindahan tugasnya. Tapi Ha Kyung dengan cepat menghalanginya dengan alasan Ha Jin kurang sehat sekarang dan cepat-cepat mengusirnya. Tapi entah apa yang memicunya, tiba-tiba Ha Jin mulai teringat kembali akan ingatan seorang pria (Moon Seung Ho) yang memanggil-manggil namanya.
Bu Park baru turun tak lama kemudian dengan wajah pucat, masih shock gara-gara Sutradara Ji tadi. Sepertinya Ha Jin harus membintangi filmnya. Dia tidak bisa menolak.
Tae Eun mencoba membuka pintu rumah Jeong Hoon dengan menggunakan kartu kunci yang dia miliki tapi malah gagal. Dia mencoba menggedor pintu dan memanggilnya, tapi tak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Jeong Hoon memang ada di dalam. Tapi dia masih terlalu sedih untuk melakukan apapun, malah melampiaskan depresinya dengan minum-minum sampai puluhan botol padahal biasanya dia tidak bisa minum.
Ha Kyung benar-benar cemas melihatnya seperti itu. Ini pasti gara-gara Sutradara Ji yah? Berani sekali tuh orang mengancam Bu Park. Jangan khawatir, Ha Kyung akan pastikan Ha Jin tidak akan bekerja bersama orang itu lagi.
Apalagi saat Pak Satpam muncul dan mengaku kalau dia juga sudah beberapa hari tidak melihat Jeong Hoon. Tapi karena dia tidak berani mendobrak pintu tanpa izin, jadi dia menyarankan Ha Jin untuk menghubungi polisi saja.
Tapi bahkan sebelum Ha Jin sempat melakukannya, Jeong Hoon akhirnya membuka pintu dan menampakkan dirinya. Ha Jin langsung mengikutinya masuk tapi malah tercengang mendapati puluhan botol soju berserakan di seluruh ruangan.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam