Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 3 - 2

 Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 3 - 2

Tae Eun memberitahu Jeong Hoon bahwa kondisi Ha Jin dulu sangat memprihatinkan, sangat berbeda dari dirinya yang sekarang. Dulu dia seperti cangkang kosong yang tidak bisa mendengar, melihat apapun. Tidak mau melakukan apapun, tidak mau makan dan minum hingga dia harus dilarikan ke rumah sakit.


Hingga pada suatu hari, tiba-tiba dia tersenyum dan berkata kalau dia ingin tidur. Itu adalah pertama kalinya Ha Jin bilang ingin melakukan sesuatu. Jeong Hoon mengira kondisi Ha Jin sudah mulai membaik waktu itu, makanya dia meresepkan obat tidur untuknya.

Tapi ternyata dia salah. Karena tak lama setelah itu, Ha Kyung menemukan Ha Jin overdosis obat tidur. Dia jadi tak sadarkan diri selama beberapa hari gara-gara itu.


Saat akhirnya dia siuman, dia tiba-tiba jadi ceria dan bahagia seolah tak pernah terjadi apapun padanya, karena segala kenangannya akan Seo Yeon menghilang dari pikirannya.

"Kurasa itulah satu-satunya cara Ha Jin untuk mengatasi penderitaannya, melupakan Seo Yeon."

Tae Eun lalu memperlihatkan foto kenangan Ha Jin dan Seo Yeon pada Jeong Hoon. Ini satu-satunya foto kedua sahabat itu karena mereka menyingkirkan foto-foto Seo Yeon dan segala hal yang bisa mengingatkan Ha Jin pada Seo Yeon agar Ha Jin bisa melanjutkan hidupnya.


"Apa rencanamu sekarang?" Tanya Tae Eun.

"Entahlah. Aku belum bisa memahaminya."

"Setelah kalian menyelesaikan skandal itu dalam dua minggu mendatang, kau tidak perlu bertemu dengannya lagi."

"Apa yang bisa kukatakan pada seseorang yang menghapus ingatannya untuk bertahan hidup? Aku akan mengembalikan segalanya seolah tak pernah terjadi apapun."


Galau tidak bisa tidur, Ha Jin memutuskan mengendap-endap ke lemari penyimpanan wine-nya... saat tiba-tiba saja Ha Kyung muncul dari belakang dan mengagetkannya. Kenapa Ha Jin tiba-tiba mau minum tengah malam begini?

"Aku besok ada konferensi pers. Aku jadi terlalu gugup untuk tidur. Aku
tidak bisa tidur biarpun sudah berusaha."

"Kau baik-baik saja sebelum News Live, lalu kenapa tidak bisa tidur hanya karena mau konferensi pers?"

"Aduh, yang waktu itu..."

"Yang waktu itu apa? Apa kau minum waktu itu?"

"Tidak kok. Maunya begitu, tapi tidak jadi. Aku cuma membauinya saja."

Ha Kyung sontak kesal menabokinya. "Dasar gila! Bagaimana kalau orang lain sampai mengetahuinya?!"

"Yah, baiklah. Kau sendiri kan tidak tahu sebelum kuberitahu."


Tidak bisa begini. Ha Kyung akan membantunya tidur. Dia langsung memerintahkan Ha Jin untuk ganti baju sekarang juga lalu membawanya naik ke bukit bak jenderal yang sedang melatih prajuritnya.

Menatap pemandangan kota yang gemerlap indah di kejauhan, Ha Kyung mengajak Ha Jin untuk datang kemari lagi kapan-kapan. Olahraga di dalam ruangan terus menerus pasti sumpek rasanya.

"Tempat ini masih sama. Udaranya pun terasa sama." Kagum Ha Jin

"Apa ini pertama kali kau ke sini sejak waktu itu?"

Iya. Karena tidak ada alasan bagi Ha Jin untuk datang kemari, ditambah lagi jadwalnya yang selalu sibuk. Sejak dia keluar dari rumah sakit dulu, Ha Kyung selalu membawanya olahraga kemari sampai lama-lama dia jadi bosan.

Waktu itu Ha Kyung seperti instruktur yang kejam. Ha Kyung mengingatkan bahwa berkat pelatihan keras itulah, makanya Ha Jin jadia bisa menjalani jadwal syutingnya yang padat. Dulu waktu Ha Jin bilang mau jadi aktris, Ha Kyung tidak setuju dan berusaha keras untuk menghentikannya.

"Kau berusaha menghentikanku, tapi kau tetap di sisiku karena kau sangat khawatir."

"Jadi kau tahu itu?"

Ha Jin mengaku menjadi aktris dan dikelilingi orang banyak sama sekali tidak terasa melelahkan baginya. Justru dia jadi semakin serakah dan semakin ingin menjadi lebih baik.

Karena ingatannya sebagian hilang, makanya dia berpikir untuk mengisi kekosongan itu dengan memainkan berbagai macam peran yang berbeda. Dia pelupa, makanya diaa bahagia saat banyak orang mengingat segala sesuatu tentangnya. Dia suka difoto dan melihat foto-fotonya. Karena dengan begitu, dia tidak akan melupakan saat-saat itu.


Mereka lalu mampir ke kedai kaki lima untuk makan odeng dan tteokbokki. Ha Jin lelah dan ngantuk begitu mereka tiba kembali di rumah dan Ha Kyung langsung menyelimutinya.

Tapi dia menyayangkan karena mereka tadi tidak makan sosis. Dia ingat pernah makan sosis di sungai Han, tapi dia mengira kalau itu adalah kenangannya bersama Ha Kyung. Menyadari kenangan apa yang dia maksud, Ha Kyung cepat-cepat mendorongnya ke kasur dan memaksanya tidur.


Menatap foto Ha Jin, Ha Kyung teringat kembali saat dia memapah Ha Jin (kakinya masih cedera waktu itu) ke pemakaman Seo Yeon. Tapi Ha Jin benar-benar tidak sanggup untuk masuk dan memberikan penghormatan terakhir untuk Seo Yeon dan langsung menangis dalam pelukan Ha Kyung.


Keesokan harinya, Ha Jin bersama lawan mainnya dan sutradara filmnya, memulai konferensi persnya. Saat seorang wartawan tanya kenapa Ha Jin memilih film ini sebagai film debutnya di layar lebar, Ha Jin menjelaskan bahwa sutradara-lah yang memilihnya dan dia juga suka dengan naskahnya. Dan dia berharap melalui perannya ini, dia bisa mengubah citranya menjadi seseorang yang dicintai oleh masyarakat.

Tapi kemudian pertanyaan si wartawan mulai menjurus ke masalah hubungan cintanya Ha Jin dengan Pewarta Lee. Apa yang Ha Jin sukai dari Pewarta Lee? Dan para wartawan lainnya sontak antusias menantai jawaban Ha Jin.

Sutradara membisikinya untuk tidak usah menjawab. Tapi Ha Jin tetap menjawab.  Tapi sebelum itu, dia meminta jika mereka merilis artikel tentang kehidupan cintanya, mereka juga harus menulis artikel tentang filmnya juga. Tulis yang bagus loh yah.

Ha Jin pun mulai menyebutkan berbagai daftar segala kelebihan Jeong Hoon yang dia sukai: Dia cerdas, bijaksana, suaranya bagus, pintar bicara.

"Tapi yang paling penting... dia sangat s~~si saat mengucap komentar pedas." Ujar Ha Jin. Hmm... anehnya, si sutradara tampak tak senang mendengar semua itu.


Si sutradara ini mencurigakan banget. Kayaknya dia suka Ha Jin, dia bahkan cari-cari kesempatan untuk menyentuh Ha Jin. Tapi Ha Jin sama sekali tidak menyadari keanehannya dan tetap ramah seperti biasanya, malah Ha Kyung yang memperhatikan sikap anehnya itu.


Tak butuh waktu lama, situs-situs berita entertainment langsung merilis berbagai artikel tentang filmnya Ha Jin dan juga pujian Ha Jin tentang betapa s~~sinya Jeong Hoon.

Bu Park datang tak lama kemudian dengan wajah sumringah karena ternyata filmnya Ha Jin ternyata sukses besar. Ha Jin awalnya tak percaya, malah menuduh Bu Park menimbun tiket filmnya.

Bu Park menyangkal, filmnya Ha Jin benar-benar populer. Semua artikel memujinya. Netizen juga memposting hal-hal baik di sosmed. Bahkan kritikus film pun memuji aktingnya Ha Jin.

Bu Park bangga banget sama Ha Jin. Dia pintar dalam akting dan berkencan. Ha Jin beruntung mendapatkan pria hebat seperti Pewarta Lee. Berkat dia, reputasinya Ha Jin membaik dan filmnya jadi populer. Bu Park harap dia dan Pewarta Lee langgeng, tapi nikahnya jangan cepat-cepat. Ha Jin manggut-manggut saja dengan canggung. 


Dia dan Ha Kyung langsung sepakat untuk merahasiakan masalah ini dari Bu Park. Kalau Bu Park sampai tahu mereka sebenarnya tidak pacaran, Bu Park mungkin bakalan pingsan karena darah tingginya kumat.

Kalau filmnya populer, berarti filmnya akan tayang lebih dari dua minggu. Ha Jin mendadak sumringah mempertimbangkan untuk memperpanjang masa pacaran pura-puranya dengan Jeong Hoon selama dua bulan.


Dia langsung menghubungi Jeong Hoon. Tapi Jeong Hoon sengaja tidak mengangkatnya, apalagi saat dia teringat ucapan Tae Eun.

 

Sementara para staf sedang bersiap-siap untuk syuting siaran berita, PD Kim sibuk sendiri membaca artikel tentang skandal cintanya Ha Jin dan Jeong Hoon.

Sontak yang lain langsung menggosip ria. Mereka sungguh tak menyangka kalau Pewarta Lee pacaran sama aktris. Awalnya mereka tak percaya, tapi melihat sikap Jeong Hoon yang diam saja, mereka jadi yakin kalau kedua orang itu memang pacaran.

Tapi apa mereka sudah saling mengenal waktu Ha Jin wawancara di sini? PD Kim malah yakin kalau kedua orang itu sudah pacaran jauh sebelum wawancara. Makanya Jeong Hoon mengacau waktu itu. Entah apakah mereka tergila-gila pada satu sama lain atau mereka lagi bertengkar waktu itu. Jeong Hoon tampak aneh banget waktu itu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments