Sinopsis Lucky's First Love Episode 7 - 2

Sinopsis Lucky's First Love Episode 7 - 2

Xing Yun mulai berubah lebih ramah pada Xia Ke gara-gara itu. Dia bahkan berterima kasih pada Xia Ke atas hari ini. Sekarang dia mengerti alasan Xia Ke memaksanya latihan game dan mengadakan acara makan malam hari ini adalah supaya dia bisa membangun hubungan baik dengan semua orang.


Tapi seharusnya Xia Ke terus terang saja dengan apa yang dia lakukan. Xia Ke tidak pernah mau mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya dan lebih suka main kode-kodean. Setiap kali dia mau melakukan hal baik, orang lain malah jadi salah paham sama dia.

"Apa kau selalu ngomong terus terang?" Balas Xia Ke.

"Maaf. Setidaknya sekarang masalah di antara kita sudah beres."

Hanya saja dia tidak mengerti. Padahal dia sudah menyiapkan segala data dengan detil, tapi para programmer baru bersikap baik padanya setelah dia mengalahkan mereka dalam game 3 ronde. Apa orang-orang itu sengaja mempersulitnya?

Xia Ke menegaskan bahwa tim perencanaan haruslah memiliki kepercayaan dari semua tim agar proyek mereka berjalan lancar. Yang jadi masalah, tim perencanaan belum mendapatkan itu.

"Lalu bagaimana caranya mendapatkan kepercayaan semua orang? Haruskah aku mengurangi permintaan?"

Tidak. Meningkatkan permintaan justru sesuatu yang normal. Hanya saja Xing Yun harus tegas dengan pemikirannya dan bukannya terombang-ambing oleh perasaannya. Xing Yun harus bisa melihat sudut pandang orang lain untuk mengetahuai apa yang mereka inginkan. Jika tidak, bagaimana dia bisa tahu apa yang orang lain inginkan?

Xing Yun mengerti. Bahkan sekarang dia sadar kalau kemarahannya pada Xia Ke beberapa waktu kemarin, sangat kekanak-kanakan. Kalau saja dia minta nasehat Xia Ke lebih awal, dia pasti tidak akan kesulitan begini.


Tepat saat itu juga, supir pengganti yang dipanggil Xia Ke datang. Dia langsung menawarkan tumpangan pulang untuk Xing Yun. Xing Yun sungkan dan menolak, dia pulang naik bus saja.

"Kalau kau naik bus, apa kau akan ketiduran dan melewatkan pemberhentian lagi?" Xia Ke keceplosan.

Xing Yun jelas heran mendengarnya, dari mana Xia Ke bisa tahu? Xia Ke membuntutinya yah? Xia Ke canggung menyangkal, dia tidak senganggur itu. Mungkin kebetulan aja. Yah sudah, Xing Yun akhirnya mau ikut Xia Ke.


Tapi dalam perjalanan, Xing Yun ditelepon ibunya dan dari percakapan mereka, ternyata Ibu belum tahu kalau putusnya hubungan Xing Yun dengan Chu Nan. Xing Yun bahkan berbohong pada ibunya kalau hubungan mereka masih baik-baik saja dan sekarang dia sedang diantarkan pulang oleh Chu Nan.

Xia Ke kesal mendengarnya. "Kau masih belum memberitahu orang tuamu kalau kau dan Chu Nan sudah putus?"

Xing Yun hanya tidak ingin membuat mereka khawatir. Lagipula kalau ayahnya sampai tahu, ia mungkin akan cari perhitungan dengan Chu Nan. Dia prihatin dengan Chu Nan dan Shen Qing, mereka saling mencintai dan sudah cukup bermasalah dengan orang tua Chu Nan yang tidak merestui hubungan mereka. Kalau ayahnya ikut campur juga, situasi Chu Nan akan semakin sulit.


Xia Ke tak percaya mendengarnya. Jadi Xing Yun masih peduli sama Chu Nan? Jadi sejak awal Xing Yun tidak marah sama Chu Nan, melainkan marah sama dia?

Xing Yun canggung menyangkal, mana berani dia marah sama Xia Ke. Dia memang marah kok sama Chu Nan. Kesal, Xia Ke dengan sengaja berhenti di halte bus terdekat lalu mendorong Xing Yun keluar dari mobilnya, tak peduli biarpun halte itu masih jauh dari rumahnya Xing Yun, lalu pergi meninggalkannya begitu saja.


Chu Nan diam-diam mengintip Shen Qing dan Xiao Xi dengan sedih saat Ibu tiba-tiba muncul dari belakangnya dan bertanya-atanya apakah Chu Nan sudah membicarakan masalah ini dengan Xing Yun. Chu Nan menjawabnya dengan menyerahkan gelang giok yang kembalikan oleh Xing Yun.

"Xing Yun gadis yang baik, tapi kau malah menyakitinya. Apa rencanamu selanjutnya? Apa kau masih ingin mengejar wanita yang di dalam kamar itu?"

"Aku terlalu malu untuk menghadapinya, aku tidak pantas untuknya. Shen Qing hanya pernah bercerai, tapi dia tidak melakukan kesalahan apapun. Akulah yah lemah dan hina. Baik Shen Qing ataupun Xing Yun, aku tidak pantas untuk mereka berdua."

Ibu sedih mendengarnya. Ia tidak ingin memaksa Chu Nan dan tidak ingin Chu Nan jadi seperti ini. Xiao Xi akan keluar dari rumah sakit besok. Di masa mendatang, apapun masalah di antara Chu Nan dan Shen Qing, Ibu tidak akan ikut campur lagi. Chu Nan tercengang mendengar Ibu akhirnya menyerah.


Direktur Sun mendatangi Xia Ke dengan membawa seseorang bernama Jack yang merupakan seolah ahli evaluasi game. Dia membawa Jack kemari untuk memberi saran terhadap proyek baru mereka.

Xia Ke menyambut mereka dengan ramah lalu membawa mereka menemui Xing Yun yang saat itu sedang menunjukkan proyek gamenya pada seorang produser wanita yang tampak sangat menikmati game-nya.

Xia Ke langsung memerintahkan Xing Yun untuk menunjukkan perkembangan proyeknya Xing Yun. Xing Yun jelas kaget dadakan seperti ini, tapi tak mungkin juga dia menolak.
 

Gara-gara ini, Xia Ke jadi tidak bisa menjemput Shen Qing dan Xiao Xi. Tapi tidak masalah juga, karena tepat saat itu juga, Chu Nan datang untuk menjemput mereka dan Xiao Xi refleks memanggilnya Ayah.

"Xiao Xi, jangan memanggilnya begitu." Tegur Shen Qing. Sedih, terpaksa Xiao Xi meralat panggilannya jadi Om Chu Nan.


Di rumah sakit itu pula, si pria misterius yang pernah bertubrukan dengan Xing Yun, baru menerima hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Xiao Xi adalah putra kandungnya.


Shen Qing benar-benar memperlakukan Chu Nan dengan dingin. Bahkaan saat Chu Nan berniat membantu membersihkan rumahnya, Shen Qing menolak bantuannya dan mengingatkan kalau dia bukan seseorang yang butuh bantuan oranag lain.

Chu Nan sakit hati mendengarnya. "Yah, kau memang tidak pernah buatauh bantuan siapapun karena kau selalu menutup hatimu rapat-rapat. Takuata kalau orang lain akan melihat kelemahanmu. Sekarang aku bahkan tidak punya hak untuk peduli padamu, begitu?"

Dia tahu kalau Shen Qing tidak bisa menerima fakta dia berhubungan Xing Yun. Dia tahu kalau Shen Qing sekarang ini marah padanya. Tapi dia sadar kalau dia salah dan dia benar-benar menyesalinya. Karena dia mengerti semua inilah, makanya dia tidak bisa kehilangan Shen Qing.

"Kita tidak bisa bersama!"

"Aku tidak percaya! Kau jelas-jelas masih peduli padaku. Kalau kau mengkhawtairkan ibuku, dia bilang kalau dia tidak akan ikut campur lagi."

"Chu Nan, aku juga memiliki seorang putra. Jika suatu hari nanti dia menyakiti seseorang demi kesenangannya sendiri, menurutmu bagaimana perasaanku sebagai seorang ibu? Ibumu, bukannya ia tidak mau peduli, ia hanya tidak menginginkan ini. Mengerti?"


Ibu Chu Nan menyembuhkan kaki Xiao Xi karena beliau tidak ingin Shen Qing berhubungan lagi dengan Chu Nan. Ibu Chu Nan melakukan itu agar Shen Qing berhutang budi pada beliau, hutang budi yang tidak akan pernah bisa dia bayar.

Chu Nan tahu sendiri betapa bencinya dia berhutang pada orang lain. Jadi satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah mengembalikan Chu Nan ke ibunya.

"Terima kasih sudah mengantarkan kami pulang hari ini." Pungkas Shen Qing lalu membuka pintu untuk Chu Nan dan mengusirnya.

Chu Nan patah hati. "Aku tahu semua orang terluka. Aku tidak akan lagi melakukan hal-hal bodoh. Aku akan menunggumu." Chu Nan pun pergi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments