Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 6 - 1

Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 6 - 1

Foto-foto mesra mereka di toko baju viral di internet. Malah saat Xia Lin ke apotek untuk beli obat, dia malah mendapati kedua apoteker sedang melihat foto-fotonya itu dan langsung mengenalinya.


Xia Lin sontak panik dan bergegas kembali ke mobil sambil protes panjang lebar pada Yi Zhou. Dia tidak mau tahu, pokoknya Yi Zhou wajib ganti rugi untuk kerugian mental, reputasi, dll.

Tapi Yi Zhou malah mengabaikannya sebelum kemudian berbalik dengan pipi menggembung sebelah. Hah? Masa pipi Yi Zhou bengkak cuma gara-gara dia tampar? Tapi tidak, Yi Zhou ternyata cuma sedang mengemut permen.

Tangan Xia Lin sendiri sakit gara-gara perbuatan Yi Zhou. Dia hendak menyempot obat ke tangannya saat tiba-tiba saja Yi Zhou berinisiatif mendekat ke Xia Lin untuk menutup jendela mobil, tapi malah tak sengaja kena semprot obat.

Dia jadi batuk-batuk sambil menunduk ke Xia Lin yang jelas saja membuat Xia Lin jadi heboh sendiri dan jadilah mereka ribut dalam posisi aneh itu dan menarik perhatian para pejalan kaki.


Tak lama kemudian, muka Yi Zhou lebam-lebam kena hantaman Xia Lin dan membuat Xia Lin jadi merasa bersalah padanya. Tapi, Yi Zhou tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya.

"Siapa juga yang menyalahkanmu?"

"Bagaimanapun, terima kasih kau sudah membantuku menyingkirkan para paparazzi itu hari ini."

Jadi, apakah Yi Zhou terpoaksa pulang dari luar negeri karena terpaksa oleh situasi? Yi Zhhou malah tanya balik tentang Xia Lin dan Chu Yan yang pergi ke acara pameran bersama. Xia Lin santai membenarkannya, memangnya kenapa?


Cemburu, Yi Zhou tiba-tiba saja memeluknya erat. Untuk kali ini dia akan memaafkan Xia Lin, tapi lain kali dia tidak akan membiarkan Xia Lin pergi ke pameran bersama orang lain. Mengerti? Ancam Yi Zhou sambil melancarkan kecupan singkat yang kontan membuat Xia Lin bergegas ke kamar mandi dengan heboh.


Tepat saat itu juga, dia ditelepon Jia Fei. Xia Lin pun bergegas ke rumah Jia Fei di mana Jia Fei memperlihatkan testpack itu padanya. Xia Lin shock, dia hamil anak siapa?

"Menurutmu siapa?"

"Wen Li!"

"Kenapa kau menyebut namanya?! Akua tidak tahua harus bagaimana sekarang! Habislah aku! Tamatlah riwayatku!" Heboh Jia Fei.


Chu Nan sedih dan cemburu membaca berita Xia Lin dan Yi Zhou itu. Begitu kesalnya sampai dia bersikap ketus pada asistennya yang tak bersalah.


Yi Zhou sedang melamun bahagia memikirkan Xia Lin saat Wen Li datang dan mengabarkan bahwa Direktur Cheng akan tiba di Gangdong besok malam. Dia juga sudah mengetahui siapa orang yang membuntuti Xia Lin, mereka anak buahnya Direktur Jin.

Maka begitu tiba di kantor, Yi Zhou langsung menemui Direktur Jin dan mengonfrontasinya. dia mengingatkan Direktur Jin bahwa perusahaan ini adalah perusahaannya sejak awal.

Dia sangat menghormati dan menghargai para pegawai yang berkontribusi besar terhadap perusahaan. Tapi Direktur Jin bukan termasuk salah satunya.

"Kau boleh menargetku, tapi kau malah mengusik tunanganku. Kau pikir aku akan tinggal diam? Jika perbuatan licikmu ini diketahui direktur lain, menurutmu konsekuensi apa yang akan terjadi padamu?"

Direkur Jin beralasan kalau dia melakukan iu hanya untuk melindungi Xia Lin mewakili perusahaan. Yi Zhou jelas tak terpedaya, sepertinya Direktur Jin terlalu meremehkannya.

Kesal, terpsksan Direktur Jin mengalah. "Katakan saja apa maumu?"

"Kau harus mencabut suspensiku bagaimanapun caranya dan adakan rapat pemegang saham dalam waktu 3 hari."
 

Xia Lin menemani Jia Fei periksa ke rumah sakit. Tapi Jia Fei tegang banget dan langsung beranjak bangkit ke toilet. Xia Lin jadi semakin cemas dan akhirnya memutuskan menelepon Wen Li untuk memberitahunya tentang masalah ini.

Shock, Wen Li yang saat itu masih di kantor, bergegas keluar ke rumah sakit dan berhasil menyusul mereka saat mereka hendak masuk untuk periksa. Xia Lin pun langsung meninggalkan mereka berduaan biar mereka bisa mendiskusikan masalah ini sendiri.

Tapi alih-alih menemani Jia Fei ke ruang periksa dokter, Wen Li malah menyeretnya ke tempat sepi dan meyakinkan Jia Fei kalau dia TIDAK hamil... karena sebenarnya tidak terjadi apapun di antara mereka malam itu. Mereka berakhir di tempat tidur yang sama hanya karena Jia Fei terlalu mabuk dan menindihnya saat dia berusaha membantu Jia Fei.


"Jadi... tidak terjadi apapun di antara kita?"

"Iya. Tapi... kalau kau ingin terjadi sesuatu di antara kita, aku bisa kok melakukannya."

"Terus kenapa kau tidak memberitahukau sejak awal?!" Kesal Jia Fei. "Kau bahkan menyuruhku untuak bertanggung jawab. Tanggung jawab apa?"

"Aku... tidak berpikir sampai ke situ."

"Asisten spesial Wen, kau sangat tidak bertanggung jawab. Kau pikir aku mudah dipermainkan?"

"Aku tidak bermaksud begitu."

"Apa kau tahu kalau aku cemas dan tidak bisa tidur selama beberapa hari gara-gara amsalah inai? Aku bahkan tidak bisa menulis apapun. Siapa yang harus bertanggung jawab? Hah?"

"Akua yang akan bertanggung jawab."

"Bagaimana kau akan bertanggung jawab?"

"Demi menyingkirkan kecemasan yang kau alami selama beberapa hari belakangan ini, aku akan bertanggung jawab menikahimu."


Pfft! Fei Fei langsung kesal mau menaboknya tapi Wen Li sigap menangkap tangannya. Dia tahu dia salah karena membuat Jia Fei khawatir selama beberapa hari ini. Tapi dia harap Jia Fei mau serius mempertimbangkan permintaannya untuk mulai menjalin hubungan.

Sayangnya Jia Fei masih ragu. "Biar kupikirkan dulu baik-baik. Dengan segala hal yang terjadi selama dua hari ini, biarpun aku mencerna segalanya dulu."

"Baiklah. Kau butuh waktu berapa lama?"

"Setengah tahun."

"Setengah tahun itu terlalu lama. Perpendeklah sedikit."

Jia Fei ngalah deh. "Tiga bulan."

"Dua bulan."

"Satu bulan."

"Deal!" Wen Li setuju dengan senang hati.

Wkwkwk! Jia Fei langsung kesal sama dirinya sendiri. Tapi, bagaimana dengan testpack yang menyatakan dia positif? Mereka akhirnya tetap periksa. Dia mengaku pada dokter bahwa dia membeli testpack itu sekitar 5 tahun yang lalu demi kepentingan riset penulisan plot ceritanya.

"Nona, masa kadaluarsa testpack kehamilan biasanya hanya dua atau tiga tahun." Ujar Dokter. Jia Fei jadi malu mendengarnya.


Chu Yan dan Xia Lin sedang syuting syuting adegan melo, adegan yang menceritakan Chu Yan menyatakan cinta terpendamnya pada Xia Lin.

Xia Lin benar-benar kagum dengan aktingnya Chu Yan. Xia Lin jadi bertanya-tanya apakah Chu Yan punya pengalaman hidup seperti adegan barusan sehingga dia bisa menampilkan akting sebagus itu?

"Kalau aku bilang aku punya pengalaman seperti itu, apa kau akan memercayainya?"

Sayangnya, Xia Lin tidak percaya. Hanya gadis-gadis yang akan menangis Chu Yan. Chu Yan tidak mungkin patah hati karena gadis manapun. Mendengar itu, Chu Yan hampir saja menyatakan cintanya pada Xia Lin, tapi tiba-tiba saja asistennya Xia Lin memanggilnya.
 

Sambil dirias, Xia Lin nge-chat Jia Fe dan menanyakan bagaimana hasil pemeriksaannya. Tapi Jia Fei malah marah-marah padanya dan mengatainya pengkhianat karena memberitahu Wen Li. Puas marah, dia baru memberitahu Xia Lin bahwa dia tidak hamil. Testpack-nya salah karena sudah kadaluarsa.

Asistennya datang saat itu, membawakan beberapa hadiah dari para penggemarnya Xia Lin yang salah satunya adalah dua buah kasing hape couple bergambar kartun mereka berdua. Xia Lin suka banget sama hadiah itu dan langsung mengirimkan gambarnya ke Yi Zhou.

Seorang staf datang memberitahu Xia Lin bahwa sutradara mengundang mereka untuk makan malam bersama nanti. Maka saat Yi Zhou berkata kalau dia ingin menjemputnya, terpaksa Xia Lin menolak dan memberitahu kalau dia harus makan bareng kru film.


Sutradara benaar-benar puas dengan aktingnya Xia Lin dan tak segan untuk memujinya. Senang, Xia Lin pun mengajaknya bersulang. Sebenarnya dia tidak kuat minum, tapi Xia Lin tetap memaksakan diri menghabiskan wine-nya.

Chu Yan jadi cemas melihatnya. Tepat saat itu juga, Yi Zhou mendadak muncul, pastinya untuk menjemput tunangan tercintanya, tapi tak lupa dia bawa hadiah untuk semua orang berupa wine mahal.

"Terima kasih semuanya yang sudah menjaga Mumu dengan baik." Ucap Yi Zhou.

"Kenapa kau datang kemari? Membawakan banyak hadiah lagi."

"Kau menyiapkan hadiah untukku, jadi aku harus memberi hadiah balasan."


Xia Lin pun langsung memberikan kasing hape couple itu untuknya. Semua orang sontak melenguh iri melihat kemesraan mereka, hanya Chu Yan yang cuma terdiam cemburu.

Yi Zhou lalu pamit. Tapi Chu Yan dengan sengaja mengajaknya bersulang dulu. Xia Lin tidak setuju karena Yi Zhou harus menyetir, tapi Yi Zhou santai saja mau menuruti Chu Yan. MakaXia Lin secepat kilat merebut gelasnya Yi Zhou dan menggantikannya minum. Chu Yan benar-benar tercengang melihat itu, menyadari Xia Lin memang menyukai Yi Zhou.


Xia Lin mabuk berat begitu sampai di rumah sampai Yi Zhou harus bersusah payah memapahnya ke sofa dan langsung tidur dengan menindih tangannya Yi Zhou.

'Mumu, pindah dan tinggallah bersamaku."

"Kenapa aku harus tinggal bersamamu?" Gumam Xia Lin mabuk.

"Aku ingin melindungimu setiap saat."

Mendengar itu, Xia Lin tiba-tiba berguling ke atasnya sehingga jarak mereka jadi sangat dekat dan Yi Zhou langsung gugup.

"Bos Ling, apa kau ingin menciumku? Kita punya kontrak pertunangan, tidak boleh dilanggar. Dan lagi, Jia Fei hampir saja mengandung anaknya Wen Li. Jadi kiata tidak boleh terlalu dekat. Mengerti?"

Dia langsung melepaskan diri dengan langkah sempoyongan dan menyuruh Yi Zhou untuk tidur di kamarnya saja kalau Yi Zhou tidak pulang, dia sendiri akan tidur di kamar tamu saja.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments