Sinopsis To Get Her Episode 2 - 1

Sinopsis To Get Her Episode 2 - 1

Setibanya di kediaman pangeran, Lin Zheng Zheng atau nama karakter game-nya adalah Lin Zhen'er, berjalan masuk membuntuti Si Yi mengelilingi rumah besar itu sambil berpikir bahwa krakter Pangeran Ketiga sepertinya sangat jahat sampai para pelayannya sangat berhati-hati.


"Untung saja aku tinggal di kediaman besar ini sebagai nyonya rumah yang cantik dan baik hati. Jika tidak, tempat ini pasti akan jadi sangat dingin." Pikir Zheng Zheng.

Dia santai saja membuntuti Si Yi sampai ke kamar. Tapi saat dia ikut masuk ke kamar itu, Si Yi mendadak protes kebingungan. Kenapa Zhen'er mengikutinya sampai ke kamar?

"Tidak ada alasan, aku mau tidur."

Si Yi makin bingung. "Tidur? Kenapa kau ingin tidur di kamarku? Shen Dai Fu, kenapa dia membuntutiku?"

Zheng Zheng lebih bingung lagi. "Kita kan berbagi kamar. Kau Pangeran Ketiga dan aku Putri Ketiga. Kita pasangan."

"Aku selalu lebih suka sendirian. Kau tahu itu sejak kau datang kemari. Sebaiknya kau pergi sekarang atau aku akan menendangmu."

Zheng Zheng heran. Kalau memanag begitu, lalu kenapa Dai Fu ada di kamar ini juga? Si Yi juga bingung, kenapa Dai Fu ada di sini? Dia mau sendirian. Canggung, Dai Fu pun keluar.


Si Yi tiba-tiba mendekati Zhen'er dengan penuh intimidasi sampai Zheng Zheng terpaksa mundur. Dan begitu dia melangkah keluar pintu, Si Yi langsung membanting pintunya.

Pelayan pribadinya Zhen'er dengan canggung mengajak nyonyanya untuk kembali ke kamarnya. Tapi Zheng Zheng bahkan tak tahu di mana kamarnya. Heran, Pelayan berpikir kalau Zheng Zheng pasti kelelahan sampai dia lupa. Kamarnya ada di sana... di kamar seberang yang letaknya cukup jauh.

Zheng Zheng shock. "Kenapa sejauh itu?!"


Dia jadi tidak bisa tidur saking kesalnya. Cerita game ini payah! Pasutri apaan yang tidur pisah kamar? "Tu Si Yi, tak kusangka ternyata kau sangat kejam di sini. Aku sama sekali tidak bisa melihat tanda-tanda kaisar dalam dirimu. Bagaimana bisa aku menyelesaikan misiku? Ah sudahlah, tidur saja, lebih baik dipikir lagi besok."


Keesokan harinya, Mu Yan - pelayannya heran melihat nyonyanya bangun pagi-pagi. Soalnya di rumah ini, biasanya dia yang bangun paling siang.

"Lin Zhen'er ini orang macam apaan sih?" Heran Zheng Zheng. "Mu Yan, mulai hari ini, Lin Zhen'er adalah orang yang berbeda karena aku memiliki sebuah tugas."

"Tugas apa?"

"Aku tidak bisa memberitahumu. Tapi pertama-tama, aku akan mengubah kediaman yang dingin ini menjadi rumah yang harmonis dan hangat."


Pertama-tama, para pelayan di sini terlalu kurus. Saking kurusnya, mereka sampai sakit-sakitan, bahkan ada yang cacat tapi masih harus bekerja keras. Mereka pasti kerja rodi dengan bayaran sangat minim. Mereka pasti menderita gara-gara majikan kejam dan dingin semacam Tu Si Yi.

"Aku akan menunjukkan kepedulianku melalui kata-kata lebih dulu lalu dengan perbuatan hangat untuk mengembalikan kesehatan mental mereka. Biar nantinya aku bisa memanfaatkan mereka."

Dengan tekad itu, Zheng Zheng pun merengkuh hangat seorang pelayan wanita yang sakit-sakitan dan pelayan pria yang kakinya cacat, dan membuat kedua pelayan itu terharu dengan perhatiannya.


Err, tapi sepertinya itu cuma pikirannya Zheng Zheng seorang. Mu Yan bahkan memberitahu bahwa perbuatan baiknya Zheng Zheng pada mereka itu, mungkin malah akan semakin menakuti mereka karena entah apa niatan Zheng Zheng yang sebenarnya dengan bersikap baik pada mereka.

"Apa maksudmu?" Heran Zheng Zheng.

Maka Mu Yan pun memberitahu Zheng Zheng bahwa si pelayan wanita itu dulunya gemuk, tapi Zhen'er tidak menyukai itu, makanya dia memerintahkan si pelayan untuk mengurangi berat badan.

Bahkan setelah berat badannya sudah turun 40 kg, Zhen'er masih belum puas juga dan akhirnya melarang si pelayan tidur selama satu bulan lebih, makanya si pelayan jadi sakit-sakitan sekarang. (Astaga! Zhen'er yang asli sekejam itu?)

Makanya Mu Yan yakin saat Zheng Zheng memeluknya tadi, si pelayan pasti cuma pura-pura tersenyum, padahal sebenarnya dia menangis.

Sedangkan si pelayan pria yang cacat, dulunya dia adalah pelayan yang paling pekerja keras di kediaman ini. Tapi waktu Zhen'er terkena demam beberapa waktu yang lalu, Zhen'er menuduh si pelayan berjalan terlalu cepat sehingga menyebabkannya jadi demam.

Terus Zhen'er menyuruh seseorang untuk mematahkan kakinya. Waktu Zhen'er mendekatinya tadi, si pelayan pasti sangat ketakutan tadi dan cuma berpura-pura tersenyum di hadapan Zhen'er. Zhen'er stres mendengar kekejaman Zhen'er yang asli. Berarti dia pembawa sial.


"Lin Zhen'er! Kau pembunuh!" Teriak Tu Si Ya - Wanita berpakaian pria yang sekaligus adiknya Tu Si Yi.

"Aku bahkan membunuh orang?" Zheng Zheng tambah shock.

"Walaupun bukan aku yang melahirkan Qiushui, tapi aku menganggapnya seperti anakku sendiri dan membesarkannya! Tapi saat dia sudah dewasa, kau malah membunuhnya!"

Sedih, Zheng Zheng sontak memohon maaf berulang kali dengan penuh penyesalan. Dia benar-benar tidak bermaksud untuk membunuh anaknya. "Nona, hukum saja saya sepuas anda."

Si Ya tak percaya mendengarnya. "Kau membenciku dan pura-pura tidak kenal aku? Berani sekali kau!"


Tiba-tiba seorang pelayan datang membawakan daging kelinci masak dan berkata pada Zheng Zheng. "Putri, Qiushui sudah dimasak sesuai perintah anda."

Hah? Jadi Qiushui itu kelinci? Si Ya tambah emosi melihat peliharaan kesayangannya sudah jadi kudapan dan langsung menghunus pedang untuk balas dendam.

Zheng Zheng mendadak mewek menangisi Qiushui. "Syukurlah Qiushui bukan manusia, tapi tidak seharusnya kita makan kelinci."

Emosi, Si Ya langsung menyerangnya. Tapi tak peduli sehebat apapun ilmu bela dirinya, karakter Zhen'er ternyata ahli bela diri dan dengan mudahnya dia melawan dan mengalahkan Si Ya dengan mudah.


Dan lucunya, Zheng Zheng bahkan tidak menyadari kemampuan bela dirinya sendiri yang sudah terprogram sangat hebat itu saking fokusnya menangis meratapi kematian Qiushui selama dia melawan Si Ya.

Si Ya sakit hati. Dia akui kalau bela dirinya Zhen'er lebih hebat darinya, tapi lihat saja nanti, dia pasti akan melawan Zhen'er lagi lain hari.


Setelah Si Ya pergi, Mu Yan menunjukkan diagram hubungan Zhen'er dengan semua oranga yang tinggal di rumah ini.

Menurut penjelasan Mu Yan, ternyata Zhen'er adalah putri seorang jenderal militer yang menikah dengan Si Yi tiga bulan yang lalu. Sebagai putri petugas militer, Zhen'er tak pernah menyukai Si Yi karena Si Yi suka menelantarkan tugas-tugas negara dan tidak akan mungkin bisa menadi Putra Mahkota.

Dan Zhen'er semakin membenci Si Yi dan tidak bisa berinteraksi dengannya sama sekali sejak Si Yi terjatuh dari kuda tiga bulan yang lalu. Karena sejak saat itu, Si Yi malah jadi mencintai musik dan ketenaran (Ah, itu pasti waktu Si Yi mulai masuk ke dalam game).

Sementara tentang Tu Si Ya, dia selalu menyukai bela diri sejak kecil dan tidak ada feminin-femininnya sama sekali. Makanya dia dikirim kemari untuk belajar. Tapi Pangeran selalu memanjakannya.


Biarpun Si Ya sering mengonfrontasi Zhen'er, tapi Zhen'er selalu mengabaikannya karena kemampuan bela dirinya Si Ya sama sekali tidak setara dengan Zhen'er.

Tentang Shen Dai Fu, dia terlahir dari keluarga medis. Leluhurnya adalah tabib istana, tapi dai Fu tidak tertarik untuk terlibat dalam perebutan kekuasaan di istana.

Makanya dia berteman baik dengan Si Yi karena mereka berdua memiliki pemikiran dan keyakinan yang sama. Dia sebenarnya tidak pernah punya masalah dengan Zhen'er, tapi Zhen'er sering menertawakan obsesi Dai Fu terhadap obat-obatan dan menuduhnya takut mati dan kurang macho.

Mu Yan bahkan terang-terangan berkata bahwa walaupun Zhen'er cantik jelita, tapi hatinya penuh dengan kedengkian. Banyak orang yang disiksa sama Si Ya. bahkan orang-orang di ibu kota pasti akan gemetar ketakutan hanya dengan mendengar nama Zhen'er. Orang-orang kasihan sama Pangeran karena memiliki Zhen'er sebagai istri. Zheng Zheng tidak tahan lagi mendengarnya dan langsung menghentikan ocehannya, jangan terlalu ceplas-ceplos, keluarlah, dia mau sendirian.


Tapi di tengah lamunannya, tiba-tiba ada seorang anak panah melesat dari atap dan menancap tepat di hadapannya. Zheng Zheng shock. Siapa sih yang menembak panah ini? Hati-hati dikit dong! Ada sebuah pesan terselip di anak panah itu. Entah dari siapa, orang tersebut mengajak Zhen'er untuk bertemu di paviliun Yingcuisi nanti malam jam 7... untuk membahas rencana pembunuhan mereka. OMG!


Si Yi menemui Dai Fu untuk membahas keanehan dirinya sejak saat dia terjatuh dari kuda 3 bulan yang lalu. Sejak saat itu, entah kenapa dia punya banyak kebiasaan aneh yang sama sekali tidak bisa dia pahami.

Dia mulai menyukai musik dan menguasai berbagai macam alat-alat musik tanpa perlu diajari. Dia juga jadi suka dikelilingi dan dikagumi banyak orang. Makanya dia selalu menyuruh Dai Fu untuk membawanya ke tempat hiburan yang ada musik dan banyak orangnya.

Dia bahkan sering berkhayal tampil di atas panggung sambil dielu-elukan para penonton yang memanggil namanya langsung dan bukannya memanggilnya sebagai Yang Mulia Pangeran.

Dia bahkan jadi suka dengan beberapa tanda jari aneh dan tidak dia mengerti sama sekali. Seperti tanda love, tanda V, finger heart dan juga gerakan mengusap jempol ke tangannya (mengusap smartphone).


"Aku bahkan berpikir kalau aku tampan."

PFFFFFTTT! Dai Fu sontak menyemburkan air minumnya saking kagetnya mendengar kenarsisan Si Yi. Pokoknya sejak saat itu, Si Yi jadi hobi melihat bayangan dirinya sendiri di cermin sambil memuji-muji dirinya sendiri tampan. Dai Fu cuma bisa melongo mendengarnya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments