Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 5 - 2

 Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 5 - 2

Tak lama kemudian, Jia Fei akhirnya bangun dan mendapati sudah ada makanan di atas meja. Tapi sepertinya jiwanya belum kembali seutuhnya dan santai saja mengira Wen Li adalah pelayan restoran. Wen Li geli mendengarnya.


Baru sedetik kemudian akhirnya dia sadar sepenuhnya dan langsung kaget melihat Wen Li. Kenapa Wen Li bisa ada di dalam rumahnya?

"Err... kau tidak mengunci pintu, jadi aku langsung masuk."

"Aku tidak mengunci pintu? Yah itu normal." Santai Jia Fei.


Dia lalu mencoba memakan makanannya lagi. Tapi tiba-tiba dia merasa mual-mual. Wen Li sampai cemas, dia kenapa? Jia Fei mengklaim tidak kenapa-kenapa padahal sebenarnya dia cemas. Apalagi dia baru ingat kalau dia sudah telat datang bulan. Apa mungkin dia...?


Wen Li benar-benar khawatir, apa makanan ini tidak sesuai seleranya Jia Fei? Jia Fei sama sekali tidak punya semangat untuk menjawabnya sampai membuat Wen Li jadi semakin cemas.

Tiba-tiba Jia Fei tanya. Dia mengklaima bahwa salah satu karakter dalam ceritanya hamil di luar nikah, seandainya Wen Li jadi tokoh utamanya, apa yang akan dia lakukan?

Menurut Wen Li, si tokoh utama itu harus memberitahu ayah si bayi. Bagaimanapun, masalah ini menyangkut mereka berdua. Berdasaarkan pengalaman kakaknya yang pernah hamil, kakaknya itu sangat menderita selama masa kehamilannya.

Mulai dari mual-mual, tidak bisa tidur tenang dan masih harus menjalani pemeriksaan rutin. Kehamilan itu sangat melelahkan. Sejak mengetahui hal ini, dia baru mengetahui betapa melelahkannya hidup sebagai wanita.


Tapi seandainya dia sendiri memiliki seorang bayi kecil, dia pasti akan sangat bahagia. Kalau bayinya perempuan, dia akan membeli banyak sekali rok-rok cantik dan membuat kamar serba pink untuknya.

Lalu jika bayinya laki-laki, dia akan menyiapkan kamar biru langit untuknya. Jia Fei kagum mendengarnya, tampak jelas mulai jatuh cinta pada Wen Li dan pandangannya akan kehidupan berumah tangga.

"Jika aku punya istri dan anak, aku pasti akan sangat mencintai mereka. Aku tidak akan membiarkan anak-anakku menderita seperti aku dulu."

Tapi senyum Jia Fei mendadak sirna saat dia bergumam lirih. "Tapi kan kita tidak saling mencintai."

"Hah? Kau bilang apa?"

"Err... maksudku, kedua karakter itu tidak saling mencintai. Bahkan jika mereka bersama, hidup mereka pasti akan berantakan."

Wen Li sama sekali tidak berpikir kalau Jia Fei sebenarnya sedang membahas mereka berdua dan santai saja masuk dapur lagi untuk memasakkan sup buat Jia Fei.


Yi Zhou mengirim chat ke Xia Lin, memberitahu kalau dia sudah boarding dan mengingatkan Mumu untuk jaga diri dengan baik. Xia Lin membalas pesan itu dengan bahagia tanpa menyadari di sebelahnya, Chu Yan meliriknya dengan sedih.

Tiba-tiba dia ditelepon seorang kenalannya yang merupakan seorang fotografer yang cukup terkenal. Dia sudah mengirimkan undangan acara pameran fotografinya untuk Chu Yan dan mengklaim kalau dia punya kejutan untuk Chu Yan dan meminta Chu Yan untuk membawa beberapa teman dari dunia entertainment juga.

Kebetulan, Chu Yan langsung mencoba mengajak Xia lin ke acara itu. Xia Lin seuju, anggap saja ini balas budi untuk Chu Yan. Di tahu kalau dia tidak mungkin bisa mendapatkan peran ini tanpa rekomendasinya Chu Yan. Karena itulah, dia sungguh berterima kasih pada Chu Yan.

Chu Yan ingin mengalihkan topik ke masalah hubungan Xia Lin dengan Yi Zhou. Tapi Xia Lin langsung menyela, mengira Chu Yan bermaksud menyuruhnya untuk membawa Yi Zhou, tapi Yi Zhou tidak bisa sekarang karena sedang pergi ke Inggris.

Chu Yan ingin menjelaskan maksudnya. Tapi tiba-tiba seorang staf datang dan meminta Chu Yan untuk segera keluar dan lanjut syuting.


Usai menemani Xia Lin syuting, Nona Jiang mendapat pesan peringatan dari Wen Li yang mengingatkannya untuk merahasiakan masalah kontrak pertunangan itu. Tapi Nona Jiang tampak tidak merasa bersalah sedikitpun dan meremehkan pesan itu.

Tiba-tiba Wei Ning muncul lagi, mengklaim kalau dia punya informasi menarik tentang Yi Zhou dan Xia Lin. Dia menunjukkan daftar jadwalnya Xia Lin selama bulan November dan juga sebuah dokumen rahasia entah apa yang kontan membuat Nona Jiang gelisah.

"Nona Jiang sepertinya sangat terkejut. Waktu aku pertama kali melihat dokumen ini, aku juga sangat terkejut. Seperti yang pernah kubilang, Ling Yi Zhou bukan orang baik seperti yang kita bayangkan."

"Aku hanya bertanggung jawab terhadap Xia Lin, aku tidak peduli dengan orang lain atau hal lain."

"Tidak seharusnya kau membiarkan artismu sendiri terluka, benar kan?"

Gugup, Nona Jiang meminta Wei Ning untuk merahasiakan masalah ini dari Xia Lin. Masalah inai tidak mudah dan dia belum tahu bagaimana mengatasinya. Oke, Wei Ning setuju untuk merahasiakannya.


Setibanya di acara pameran, Chu Yan memperkenalkan Xia Lin pada Zhao Ying si fotografer. Xia Lin kagum melihat deretan foto-foto wajah manusia yang dipotret Zhao Ying.

Tapi yang tak disangkanya, dia menemukan fotonya juga terpajang di sana, foto yang menunjukkan dia tampak begitu bahagia di lokasi syuting. Chu Yan mengaku dialah yang mengambil gambarnya Xia Lin itu saat mereka selesai syuting drama dua tahun yang lalu. Sekarang dia mengerti kenapa Zhao Ying meminta foto darinya beberapa hari yang lalu dan bilang kalau dia punya kejutan untuknya.

"Tak kusangka kalau kau ternyata punya bakat fotografi. Foto itu bagus." Komentar Xia Lin.

"Tentu saja, aku adalah fotografer super - Chu Yan."

"Kalau begitu, Chu Yan - sang fotografer super, kenapa kau malah terjun di dunia akting?"

"Kau browsing sja di internet kalau mau tahu."

Mengalihkan topik, Chu Yan mengaku kalau dia sudah mengetahui aaamasalah kontrak pertunangan Xia Lin dengan Yi Zhou. Dia janji akan merahasiakan masalah ini dan dia bisa memahami Xia Lin.

Dia sudah tanya sama Yi Zhou dan Yi Zhou bilang kalau mereka melakukan itu karena dipaksa oleh situasi. Seandainya saja dia mengetahui masalah ini lebih awal dan tetap berada di sisi Xia Lin saat di pesta malam itu, mungkin segalanya akan berbeda sekarang.

Xia Lin tidak perlu khawatir, dia bisa membantu Xia Lin. Biarpun Yi Zhou biasanya terlihat kuat dan dingin, tapi dia cukup pintar menjaga orang lain, Yi Zhou pasti tidak akan membuatnya bersedih. Setelah kontraknya selesai, Xia Lin bisa kembali menjadi dirinya sendiri lagi... dan berkencan dengan siapapun yang Xia Lin sukai.


Xia Lin berterima kasih atas pengertian Chu Yan, tapi ucapan Chu Yan tentang dipaksa oleh situasi itu membuatnya termenung galau sepanjang hari. Dia jadi bingung mengingat betapa baiknya Yi Zhou selama ini padanya.

Terus tawaran Yi Zhou untuk tinggal bersama itu apa maksudnya? Dia mengucap itu sebagai partner atau...? Tapi Yi Zhou bilang kalau mereka dipaksa oleh situasi.

Ah, sudahlah! Sepertinya terlalu berlebihan. Ini kan cuma kesepakatan untuk akting. Kenapa juga dia menganggapnya sungguhan? Mereka hanya saling mengambil keuntungan dari satu sama lain. Ini cuma bisnis. Jangan terlalu menghayati peran ini, Xia Lin!


Keesokan harinya, Jia Fei mencoba pakai testpack dan hasilnya positif. OMG! Jia Fei sontak menjerit heboh sbeelum kemudian dia menelepon Xia Lin dan dengan terpaksa membatalkan rencana shopping mereka dengan alasan tidak enak badan.


Xia Lin sendiri sudah ada di mall saat itu, terpaksalah dia jalan-jalan sendirian. Tapi tiba-tiba dia menyadari ada dua orang pria yang diam-diam membuntuti dan memotretinya.

Xia Lin mencoba melarikan diri dari mereka, tapi kedua pria itu terus mengejarnya dengan ketat sehingga dalam kepanikannya, Xia Lin asal saja masuk ke sebuah toko baju mengambil satu baju lalu menyembunyikan dirinya di dalam kamar pas.


Baru juga dia duduk, tiba-tiba ada pria yang mengetuk pintu, mengklaim dirinya sebagai pegawai toko dan tanya apakah bajunya pas. Xia Lin mengiyakannya saja, sebentar lagi dia akan keluar dan membayarnya.

Tapi saat Xia Lin mencoba membuka pintunya, Yi Zhou mendadak menerobos masuk. Loh, kenapa dia bisa ada di sini? Bukannya lagi di Inggris? Yi Zhou dengan santainya duduk di sebelahnya dan mengaku kalau dia merindukan Xia Lin, makanya dia kembali.

"Katanya kau baru akan pulang besok?"

"Aku bilang aku merindukanmu."

"Bagaimana kau tahu aku ada di sini?"

"Aku bisa mengetahui apa yang ingin kuketahui. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu, makanya aku menyuruh orang untuk melindungimu."

"Melindungi apaan? Itu namany mengawasi."

"Bukan. Itu melindungi."


Mengalihkan perhatiannya ke baju yang tadi Xia Lin ambil sembarangan, Yi Zhou sontak tersenyum nakal. Biarpun Xia Lin suka warna pink, dia tidak harus pakai warna pink luar-dalam kan? Bingung, saat itulah Xia Lin baru memperhatikan baju yang dibawanya tadi ternyata baju tidur s~~si warna pink.

Xia Lin sontak canggung menyembunyikan benda itu dan tanya apakah kedua paparazzi di luar sudah pergi? Tapi Yi Zhou mengoreksi, bukan 2, melainkan 4.

"Terus apa mereka sudah pergi?"

"Nggak tahu."

"Terus apa yang harus kulakukan?"


Yi Zhou geli mendengarnya. Sebenarnya dia sudah membereskannya kok. Xia Lin lega. Tapi saat dia mau keluar, Yi Zhou mendadak menghadangnya. Tunggu sebentar lah. Xia Lin tidak mau! Ini kamar pas, bisa terjadi sesuatu yang buruk.

"Memangnya apa yang akan terjadi? Menurutmu apa yang akan terjadi?" Goda Yi Zhou. "Barusan aku bak seorang pahlawan yang menyelamatkan si cantik, bagaimana kau akan menghadiahiku?"

"Ngomong apaan sih? Jelas-jelas aku yang pintar, oke?"

"Baiklah. Kalau begitu, aku yang akan menghadiahimu."

Secepat kilat Xia Lin kabur dari sana dan berusaha menyembunyikan dirinya di balik rak baju. Untung saja Yi Zhou tidak melihatnya dan terus jalan lurus.


Dengan hati-hati Xia Lin membuka deretan baju di depannya untuk mengecek keadaan... tapi malah shock mendapati Yi Zhou mendadak sudah ada di hadapannya, menariknya paksa lalu menciumnya sehingga membuat rak baju itu terjatuh dan membuat semua orang bisa melihat mereka. Sontak saja semua orang heboh memotreti mereka.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam