Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 4 - 2

Sinopsis Well Intended Love Season 2 Episode 4 - 2

Dalam perjalanan pulang, Yi Zhou mengingatkan Xia Lin untuk memberitahunya jika Wei Ning datang lagi lain kali. Dia meyakinkan Xia Lin kalau dia hanya sedang diinvestigasi, tidak apa-apa kok.


"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Tidak perlu."

Xia Lin mengingatkan bahwa sekarang ini mereka memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Jadi kalau ada masalah sebesar ini, seharusnya Yi ZHou memberitahunya. Tapi Yi Zhou menegaskan bahwa dialah yang ditarget dan dia tidak ingin masalahnya memengaruhi Xia Lin.

Xia Lin sinis mendengarnya. Yi Zhou tidak memberitahunya karena Yi Zhou menganggap dia tidak bisa membantu meringankan bebannya atau Yi Zhou pikir dia tidak punya kualifikasi untuk menghadapi masalah ini bersama Yi Zhou?

"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak memberitahuku tentang masalah kau tenggelam? Bukankah kau juga sama saja?"

Kesal, Xia Lin langsung minta diturunkan di tengah jalan dan begitu dia keluar, Yi Zhou langsung pergi meninggalkannya tanpa mengucap sepatah kata.


Xia Lin jelas kesal banget sama dia dan langsung curhat ke Jia Fei. Jia Fei setuju kalau Bos Ling memang agak keterlaluan, tapi menurutnya, Bos Ling juga menghormati keinginan Xia Lin.

"Jia Fei, sebenarnya kau berpihak pada siapa?!"

"Sebentar. Aku penasaran kenapa kau semarah ini?"

"Memangnya aku tidak seharusnya marah, gitu?"

Tapi bukankah Xia Lin selalu bilang bahwa mereka cuma akting? Jadi kenapa juga dia marah-marah? Canggung, Xia Lin beralasan bahwa ini cuma karena dia sudah terlibat terlalu dalam. Jia Fei geli mendengarnya. Jadi Xue Ji sudah mendalami peran tunangannya ini yah?

Menurutnya, Xia Lin dan Yi Zhou punya masalah yang sama. Baik cinta dalam naskah maupun dalam kehidupan nyata, mereka harus saling mengandalkan dan saling memberikan bahu untuk bersandar pada satu sama lain.

Xia Lin menjomblo selama bertahun-tahun. Makanya dia sudah terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak menceritakan apapun pada Yi Zhou. Sedangkan Yi Zhou, mungkin karena sudah terbiasa di posisi tinggi, pria dengan harga diri yang tinggi, sehingga dia lebih terbiasa menyelesaikan masalah secara diam-diam. Dia hanya ingin Xia Lin bahagia tanpa beban.

"Tapi perasaan ini, aku merasa seolah aku tidak dipercayai."


"Tuh kan. Kau punya perasaan itu, dia juga sama. Apa kau tahu kalau Lingshi Group juga berinvestasi dalam dramamu? Zhen Bao Hui diganti karena perintah Ling Yi Zhou."

"Jadi dia? Bagaimana kau bisa tahu?"

Sepertinya dia mendengar dari Wen Li, tapi Jia Fei tidak mau mengakuinya dan akhirnya beralasan kalau dia mendengarkan dari produser. Tadinya investor drama ini hanya Hua Entertainment, Bao Hui bahkan mencoba bicara dengan Hua Entertainment untuk menggantikan Xia Lin.

Tapi kemudian Lingshi Group ikut bergabung dan menambah investasi lebih banyak daripada Hua entertainment. dan dia dengar kalau Bao Hui tidak profesional di lokasi syuting, aktingnya buruk dan sifatnya juga buruk, makanya dia diganti. Xia Lin jadi merasa bersalah. Apa ucapannya pada Yi Zhou tadi keterlaluan? Haruskah dia minta maaf?


Chu Yan dan Xia Lin sedang syuting di lapangan basket, adegannya cukup mesra, apalagi interaksi offscreen mereka terlihat akrab banget. Dan itu langsung viral di internet. Bahkan ada netizen yang menggoda Yi Zhou untuk berhati-hati, tunangannya mau diembat orang.

Yi Zhou jadi heboh gara-gara itu dan langsung mengajak Wen Li ke lokasi syuting. Tapi Wen Li mendadak galau gara-gara chat dari Jia Fei yang memutuskan tidak mau berhubungan dengan Wen Li lagi. Wen Li sontak mengklaim dirinya agak mabuk biar dia punya alasan untuk menghindari Yi Zhou.


Adegan berikutnya adalah Chu Yan menyudutkan Xia Lin ke tembok dengan romantis saat Yi Zhou datang dan menyatakan akan mentraktir semua orang minum teh.

Dia sok berbaik hati meyakinkan mereka untuk lanjut akting saja dan tidak usah memedulikannya. Tapi kehadirannya benar-benar membuat Xia Lin tak nyaman beradegan mesra dengan Chu Yan, apalagi Yi Zhou terus menerus menatap mereka dengan tatapan membunuh sehingga mereka terpaksa harus mengulang adegan itu puluhan kali sampai membuat Sutradara stres.

Xia Lin dan Chu Yan akhirnya memutuskan untuk sama-sama memiringkan kepala mereka seolah mereka sedang berciuman padahal tidak. Dan baru saat itulah Yi Zhou akhirnya bisa lega dan Sutradara pun senang.


Yi Zhou langsung menghadiahkan minuman yang sudah dia minum setengahnya untuk Chu Yan, bahkan memaksa Chu Yan untuk meminumnya. Tapi aneh, ini kan bukan minuman dari toko yang biasanya Chu Yan minum?

"Toko yang biasanya kau sukai itu sudah bangkrut."

"Kenapa setiap toko minuman yang kusukai, selalu bangkrut?"

"Kau harus mencari jawaban atas pertanyaan itu pada dirimu sendiri." Ujar Yi Zhou lalu mebawa Xia Lin pergi bersamanya.

 Yi Zhou mengantarkan Xia Lin sampai ke lobi apartemennya, tapi dia tidak mau berpisah dengan cepat dan ngotot mau menunggu sampai lift turun. Teringat pertengkaran mereka malam itu, sontak keduanya kompak mengucap maaf pada satu sama lain.

Canggung, Xia Lin mengundang Yi Zhou ke rumahnya dan tentu saja Yi Zhou menerimanya dengan senang hati, bahkan berusaha membujuk Xia Lin untuk pindah tinggal bersamanya.

Xia Lin juga tahu keadaan sekarang ini bagaimana, Wei Ning berusaha menghancurkannya melalui Xia Lin. Kalau Xia Lin pindah bersama, setidaknya bisa melindungi Xia Lin.

Xia Lin menolak. Dia mengerti kekhawatiran Yi Zhou, tapi dia baik-baik saja kok. Yi ZHou tidak perlu mengkhawatirkan masalah keamanannya. Dan tentang apa yang diucapkannya malam itu, dia memang agak keterlaluan.

Dia tahu Yi Zhou menghormatinya, tapi sebenarnya mereka berdua sama. Sama-sama tidak ingin menyusahkan satu sama lain. Karena itulah, mulai sekarang Xia Lin akan belajar untuk berkomunikasi dengan Yi Zhou tentang segala masalahnya. Dan dia berharap Yi Zhou mau bekerja sama dengan lebih baik.


Yi Zhou tersentuh mendengarnya. Dia janji akan melakukan apa yang Mumu bilang. Tapi dia juga ingin Mumu tahu bahwa Mumu sama sekali bukan beban baginya.

"Aku senang kau mau berbagi beban-bebanmu bersamaku. Kehadiranmu memberikan sentuhan cahaya dalam kehidupanku yang membosankan ini. Aku senang bersamamu. Ini adalah kehangatan paling nyata yang pernah kurasakan."

Kadang dia merasa kalau Mumu seperti seorang pencuri karena segala sesuatu yang Xia Lin lakukan selalu mencuri hatinya. Tiba-tiba dia mendekat dan mencium Xia Lin... saat tiba-tiba saja bel pintu berbunyi. Iiiish!

Yi Zhou kesal. "SIAPA?!"

"Cepetan tolong aku!" Terdengar suara Jia Fei dari luar.

Xia Lin sontak panik menyuruh Yi Zhou untuk bersembunyi. Yi ZHou tidak terima, ngapain juga dia harus bersembunyi? Xia Lin ngotot memaksanya bersembunyi di dapur dan melarangnya buka suara sebelum kemudian membukakan pintu untuk Jia Fei.

Jia Fei tampak terengah-engah, sepertinya sedang melarikan diri dari seseorang. Tapi dia bingung dengan suara yang dia dengar tadi, itu suaranya Xia Lin? Xia Lin mengiyakannya saja, dia sedang berlatih dialog skenarionya.Ah sudahlah, Jia Fei haus, minta minum dong.

Oke, Xia Lin ambilkan minum untuknya, Jia Fei tunggu saja yah. Tapi begitu masuk dapur, Yi Zhou mendadak nakal menciuminya. Xia Lin sampai gemes sama dia lalu buru-buru kembali ke Jia Fei. Ngomong-ngomong, ngapaina Jia Fei kemari?

"Aku... aku ingin lihat Pidan. Kau bilang dia ada di rumah."

Canggung, Xia Lin beralasan kalau Pidan lagi tidur. Temperamennya juga buruk, tidak suka diganggu saat sedang tidur. Mengalihkan topik, Jia Fei tanya bagaimana hubungan Xia Lin dengan Bos Ling?

Belum sempat Xia Lin menjawab, bel pintu mendadak berbunyi lagi. Tapi Jia Fei mendadak panik dan langsung menyuruh Xia Lin untuk bilang pada siapapun tamunya itu bahwa dia sedang tidak ada di sini lalu buru-buru bersembunyi di belakang sofa. Wen Li yang datang, jelas datang untuk mencari Jia Fei.


"Jia Fei bilang... err, maksudku dia tidak ada di sini. Ada apa yah?"

"Oh tidak ada. Bos bilang anda sakit, ia menyuruh saya untuk mengantarkan obat ini ke sini. Sekalian menyuruh saya mengecek apa ada lagi yang anda perlukan?" Alasan Wen Li biar bisa masuk ke dalam.

Tapi Xia Lin mengklaim kalau dia tidak butuh apa-apa dan sangat sehat. Maka Wen Li cepat-cepat mencari alasan lain dan mengklaim kalau dia haus banget, cuaca di luar sangat panas, jadi bolehkan dia minta segelas air?

Tak bisa menolak, terpaksa Xia Lin menyilahkannya masuk. Wen Li dengan jeli melihat ada dua botol minuman di meja yang jelas menunjukkan ada tamu barusan. Baru juga dia duduk, bel pintu berbunyi lagi. Wkwkwk! Siapa lagi yang datang?


Sementara Xia Lin membukakan pintu, Wen Li dengan cepat celingukan dan mendapati Jia Fei bersembunyi di belakang sofa. Chu Yan yang datang membawakan obat untuk Xia Lin, dan Wen Li entah kenapa panik lalu buru-buru bersembunyi di sebelahnya Jia Fei dan sontak keduanya ribut dengan suara bisik-bisik.

Chu Yan tak mau pergi begitu saja dan langsung menggunakan alasan ingin melihat Pidan biar bisa masuk. Yi Zhou yang melihat kedua orang yang sedang bersembunyi itu, dengan sengaja menggoda Wen Li dengan cara meneleponnya dan membuat ponselnya berbunyi nyaring.

Semua orang kebingungan dengan situasi absurd ini. Wen Li galau tak bisa menjawab teleponnya, Xia Lin bingung mencari Wen Li yang mendadak hilang, Chu Yan lebih bingung lagi melihat dua botol minuman setengah terminum di atas meja.


Canggung, Xia Lin menyilahkan Chu Yan duduk, sementara dia sendiri ke dapur untuk mengambilkan minuman lain. Tapi Yi Zhou malah terus menggodanya dan suara ribut mereka mulai menarik perhatian Chu Yan.

Penasaran, Chu Yan langsung saja ke dapur tapi malah mendapati Yi Zhou yang sedang berusaha mencium Xia Lin. Dan jadilah semua orang yang sedang bersembunyi, ketahuan. Chu Yan benar-benar penasaran, apa yang sebenarnya terjadi di sini?


"Aku di sini mencari Xia Lin." Alasan Jia Fei dan Wen Li kompak.

"Dia datang untuk minum." Alasan Xia Lin.

"Terus kalian bersembunyi dariku, begitu?"

"Iya, Fei Fei, Wen Li, ada apa sebenarnya dengan kalian berdua?!" Heran Xia Lin.

Yi Zhou juga penasaran, kenapa Wen Li tidak pernah bilang kalau dia mengenal Jia Fei? Jia Fei buru-buru menghindar dengan alasan ada pekerjaan, dan Wen Li buru-buru minta izin bosnya untuk mengejar Jia Fei.


Xia Lin langsung berusaha mengusir kedua pria yang tersisa, tapi Yi Zhou menolak pulang, masih banyak hal yang perlu mereka lakukan. Xia Lin ngotot mengusirnya, Chu Yan pun beranjak pergi menyeret Yi Zhou keluar. Kebetulan dia sedang tidak bawa mobil nih, jadi Yi Zhou anterin dia pulang yah? Ayo! Huft! Akhirnya~~~ Xia Lin bisa bernapas lega.

Epilog:


Sebenarnya setelah meninggalkan Xia Lin di tengah jalan, Yi Zhou merasa bersalah. Menurut Wen Li, apa sikapnya pada Mumu tadi keterlaluan? Tapi bahkan sebelum Wen Li sempat menjawab, Yi Zhou mendadak menarik kembali pertanyaannya. Ngapain juga dia tanya sama jomblo kayak Wen Li (Mak jleb, wkwkwk!).

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments