Sinopsis Long For You Episode 13
Saat Bei La masuk, Li Zhe dia-diam menyalakan rekaman audionya. Dia beralasan kalau dia datang hanya untuk membicarakan masalah Gu Shi Yi. Shi Yi adalah seniman berbakat dan punya potensi.
Kenapa Bei La menolak tawarannya yang sangat besar? Bei La beralasan kalau ini adalah keputusannya Shi Yi sendiri, dia ingin debut bersama grup band-nya.
Kalau begitu gampang saja, Li Zhe bisa tanda tangan kontrak dengan semua orang di grup. Bei La ngotot menolak seolah dia tidak berdaya untuk itu. Sinis, Li Zhe pura-pura memuji kehebatan Bei La dalam men-training artisnya padahal dia masih muda.
Dia dengar kalau orang tua Bei La meninggal dunia sejak lama dan kondisi finansial mereka tidak bagus, tapi Bei La masih bisa memimpin perusahaan Yin Hua ini. Hebat sekali. Berapa umur Bei La tahun ini?
"24 tahun."
"24 tahun? Masih sangat muda. Apa kau tidak ingin berkolaborasi dengan SR di bidang lain? Kita bisa membicarakan detilnya. Aku tidak menyerah dengan muda untuk mendapatkan orang berbakat sepertimu."
Dia lalu pamit dan bergegas ke toilet, Li Zhe sekarang yakin seyakin-yakinnya kalau Bei La memang si pembunuh orang tuanya. Setiap hal dalam diri Bei La sama persis seperti si pembunuh orang tuanya.
Maka kemudian dia memerintahkan sekretarisnya untuk menyelidiki segala detil tentang Bei La. Gunakan segala sumber yang bisa mereka dapatkan dan cari keberadaan Bei La pada tahun 2000.
Chun Shan baru keluar dari coffee shop tanpa fokus melihat jalan saking fokusnya dengan dokumen-dokumen yang dipelajarinya. Dan gara-gara itu, dia jadi tak sengaja bertubrukan dengan seorang wanita.
Wanita itu menyapanya akrab, tapi Chun Shan membalasnya dengan ketus. Hmm, sepertinya mereka mantan dan Chun Shan dendam sama dia.
Dari pengakuan wanita itu, dia tahu Chun Shan bekerja di sini karena dialah yang menunjukkan karya desain-nya Chun Shan ke presiden perusahaannya dan presiden sangat menyukainya. Dia hanya tidak menyangka kalau Chun Shan akan setuju untuk bekerja di sini.
"Melakukan apa yang kusuka, kenapa juga aku menolaknya?" Ketus Chun Shan.
Wanita ity canggung mendengarnya. "Apa selama ini kau hidup dengan baik?"
"Maksudmu setelah kau pergi? Sangat baik, aku menjelajah alam liar, berteman dengan orang-orang baru. Dengan istirahat sebentar, maka pekerjaan mendesain bisa berjalan lebih baik."
"Baguslah kau hidup dengan baik."
"Ganti kata-katamu. Dialog dari drama idol sama sekali tidak cocok denganmu."
Wanita itu berusaha meyakinkan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh waktu itu. Malah selama bertahun-tahun ini, dia tidak pernah melupakan Chun Shan dan selalu ingin bertemu lagi dengan Chun Shan. Waktu itu dia hanya terlalu lelah dan tidak bisa mengontrol emosinya, makanya dia pergi meninggalkan Chun Shan.
Chun Shan mengerti. "Waktu itu aku bertengkar dengan keluargaku dan tidak punya apa-apa. Wajar kau putus denganku. Tidak ada benar dan salah dalam cinta, cuma ada pilihan."
"Tapi jika aku punya pilihan untuk memilih lagi, aku tidak akan meninggalkanmu. Karena itulah aku melakukan banyak hal. Aku membantumu masuk ke perusahaan ini hanya karena aku ingin memilih lagi."
Chun Shan sinis mendengarnya. "Kau sudah tidak punya kesempatan lagi. Aku sudah memiliki seseorang yang kusuka. Mulai sekarang kita hanya rekan kerja. Mari bekerja sama dengan baik."
Shi Yi datang ke rumah Xue Ji. Mengira yang mengetuk pintu adalah Jiang Huai, Xue Ji yang lagi maskeras, santai saja membuka pintunya... dan langsung membantingnya lagi begitu melihat Shi Yi yang berdiri di pintu. Pfft!
Xue Ji buru-buru membuang maskernya lalu dandan dan menyemprot parfum sebelum akhirnya membuka pintunya lagi. Tapi Shi Yi sama sekali tidak memperhatikan wajahnya yang ber-makeup saking keponya ingin tahu apa yang sebenarnya Xue Ji lakukan di dalam rumah barusan.
"Tidak ada, aku cuma dandan. Bagaimana? Cantik kan? Bagaimana pendapatmu dengan eyeshadow baruku? Kelihatan natural kan? Cantik kan?"
Shi Yi tiba-tiba bergerak mendekat. Xue Ji pun langsung merem menanti ciumannya. Shi Yi semakin mendekat... lalu mencabut lem bulu mata palsunya. Wkwkwk!
Buru-buru mengalihkan topik, Xue Ji penasaran kenapa Shi Yi datang kemari. Dia tidak latihan hari ini?Shi Yi mengaku rekamannya sudah selesai, tapi belum ada seorang pun yang mendengarkannya. Apa Xue Ji mau dengar? Mau banget!
Maka Shi Yi memperdengarkan lagu itu padanya dan Xue Ji langsung suka. Dia bisa mendengarkannya berulang kali selama setahun.
"Terus tidak akan mendengarkannya lagi setelah satu tahun?" Protes Shi Yi.
Bukan begitu maksudnya. Setelah setahun, Shi Yi pasti akan punya lagu baru. Mungkin dia akan jadi sangat terkenal setelah satu tahun. Dan saat itu tiba, Shi Yi pasti takkan punya banyak waktu luang.
"Bos sudah bilang kalau aku boleh pacaran. Cuma perlu persetujuan perusahaan, maka itu tidak akan jadi terlalu rumit."
Kalau mereka tidak setuju, maka perusahaan akan sangat ketat dan mereka berdua tidak akan bisa saling bertemu satu sama lain. Xue Ji santai, jika perusahaan tidak setuju, gampang saja, dia akan beli perusahaannya Shi Yi biar mereka bisa pacaran. Jangan lupa, dia anak adopsi keluarga kaya raya yang punya banyak uang.
Topik ini membuat Shi Yi jadi penasaran dengan Xue Ji di masa lampau. Selama ini Xue Ji selalu ingin dia mengingat masa lampau karena itu sangat penting bagi Xue Ji. Belakangan ini dia memimpikan hal-hal yang tidak bagus.
"Aku memiliki masa lalu yang lebih panjang daripada siapapun. Tapi sekarang aku tidak mau begitu lagi. aku ingin membungkus ingatan itu rapat-rapat. Siapa kau dan aku di masa lalu, itu sudah tidak penting lagi. Masa kini lebih penting."
Mereka tidak sadar ada Bei La di luar sambil bergumam sinis percakapan mereka. "Jadi begitu, Li Xue Ji. Hidup sekian lama tapi masih akan mati di tangan pria yang sama."
Shi Yi pamit pulang tak lama kemudian, tapi malah melihat mobil yang pernah mengikutinya ada di depan. Curiga dan penasaran, dia langsung berjalan mendekati mobil itu.
Melihat itu, Bei La tiba-tiba menyalakan mobilnya dan langsung tancap gas ke Shi Yi. Untung saja Xue Ji bergerak cepat mendorong Shi Yi hingga mereka sama-sama terjatuh ke tepi jalan dan kaki Xue Ji lecet karenanya.
Kebetulan Li Zhe baru datang dan berselisih jalan dengan mobilnya Bei La. Shi Yi jadi cemas karenanya. Tapi Xue Ji seperti biasanya, tetap ceria dan memedulikan lukanya. Shi Yi sampai heran melihatnya masih bisa senang biarpun terluka.
"Karena aku tahu kau baik-baik saja."
Li Zhe juga langsung cemas saat melihatnya. Apa yang terjadi? Apa Xue Ji terluka? Shi Yi mau membawanya ke rumah sakit, tapi tentu saja Li Zhe melarang dan langsung mau membopong Xue Ji. Tapi Shi Yi dengan cepat mendorongnya. Xue Ji langsung buru-buru menyelinap pergi dari kedua yang sedang bersitegang itu.
Li Zhe kesal. "Gu Shi Yi, kalau aku ada di sini hari ini, takkan kubiarkan Xue Ji terluka."
"Aku juga tidak akan membiarkan ada lain kali." Balas Shi Yi lalu membopong Xue Ji ke dalam rumah.
Li Zhe terpaksa pergi dengan patah hati. Padahal dia datang dengan membawa kue kesukaan Xue Ji. Aww, poor Li Zhe 😢
Di rumah, Shi Yi dengan penuh perhatian mengobai kakinya Xue Ji. Xue Ji senang, apa Li Zhe sudah pergi? Shi Yi mengiyakannya, dia sudah suruh Li Zhe pergi.
"Jangan bersikap seperti ini di masa mendatang."
"Seperti apa?"
"Jangan melakukan tindakan bodoh yang bisa melukai dirimu sendiri."
"Lalu aku harus bertindak bagaimana?"
"Diam saja dan jangan sampai terluka. Jangan bersedih, jangan berubah. Serahkan saja semuanya padaku. Aku tahu aku sekarang ini belum cukup kuat, tapi sekarang ada yang ingin kulindungi, aku akan berbeda dari sebelumnya."
Xue Ji terharu mendengarnya. "Aku akan melakukannya."
Dia langsung menyandarkan kepalanya di bahu Shi Yi. Apa Shi Yi masih akan ada di sini saat dia bangun nanti? Shi Yi janji saat Xue Ji bangun nanti, Xue Ji akan melihatnya.
Shi Yi akhirnya ikut tertidur. Tapi tiba-tiba dia memimpikan mimpi itu lagi, saat dia membunuh Xue Ji dengan tangannya sendiri. Mimpi yang kontan membuatnya tersentak bangun dengan tengah-engah, dia menatap tangannya gemetaran dengan ketakutan.
Cepat-cepat menenangkan dirinya, Shi Yi melihat Xue Ji masih lelap tidur. Dia berniat mengganti perbannya Xue Ji, tapi malah kaget mendapati lukanya sudah sembuh total.
Bingung, dia langsung membuka salah satu bukunya Xue Ji dan melihat tiga kata yang sama dilingkari beberapa kali. (Err... aku nggak ngerti itu apa tulisannya, tapi dilihat dari ekspresinya Shi Yi, kayaknya ada hubungannya dengan keanehannya Xue Ji)
Xue Ji tiba-tiba bangun, Shi Yi pun cepat-cepat mengembalikan buku itu. Tapi tak pelak penemuannya barusan membuatnya gelisah.
Li Zhe menemui seorang pria tua. Dari percakapan mereka, sepertinya bapak itu dulu adalah mantan polisi yang menginvestigasi kasus pembunuhan orang tuanya. Namun entah mengapa kasus itu mendadak ditutup tanpa sebab yang jelas dan tak ada seorang pun yang memercayai kesaksian Li Zhe kecil.
Sekarang setelah dia dewasa, dia ingin menyelidiki kasus ini lebih dalam. Mendengar itu, Mantan Polisi pun memberikan beberapa foto-foto terkait kasus ini pada Li Zhe. Ia mengakui bahwa sebenarnya kasus ini selalu menjadi ganjalan dalam hatinya.
Dia menyadari betapa ganjilnya kasus ini. Luka di tubuh mendiang sangat kecil sebesar lubang jarum, tapi dia bisa langsung mati. Tapi juga tidak ada indikasi kalau kasus ini adalah kematian karena obat. Karena itulah kasus ini pada akhirnya menjadi misteri.
Dan yang paling aneh adalah biarpun mereka menemukan sidik jari milik orang lain di gagang pintu, tapi sidik jari itu milik seseorang yang telah mati 10 tahun sebelumnya. Mereka juga tidak bisa menemukan petunjuk lain di sekitar TKP.
Kasus ini dulu benar-benar sangat melelahkan bagi semua orang. Mereka sampai kelaparan dan kurang tidur. Bahkan banyak yang ingin mengundurkan diri gara-gara kasus ini. Kasus ini benar-benar kasus yang sangat aneh.
"Bagaimana kalau kukatakan padamu, bahwa aku menemukan petunjuk baru tentang kasus ini?" Ujar Li Zhe.
Xue Ji menemui Chun Shan di kantornya. Dasri percakapan mereka, sepertinya mereka berteman saat Xue Ji masih tinggal di pulau dan Chun Shan mengetahui rahasianya. Dia datang untuk memberitahu bahwa Jiang Huai sudah mengetahui rahasianya.
Reaksi Jiang Huai sama seperti Chun Shan saat pertama kali tahu, shock dan tidak percaya. Tapi untunglah dia mulai bisa menerima sekarang.
Mengingat masa lalu, Chun Shan merasa hidupnya dulu adalah yang terburuk. Ibunya depresi, dia tidak punya apa-apa, bahkan mantannya pergi eninggalkannya bersama orang lain.
Dia datang ke pulau waktu itu untuk bunuh diri, tapi malah dibuat ketakutan setelah mati sama Xue Ji. Waktu itu Xue Ji berlari untuk menyelamatkannya tapi Xue Ji sendiri malah hampir mati tenggelam.
Xue Ji bahkan sudah tidak bernapas saat dia menyeret Xue Ji keluar dari air. Dia sudah patah hati saja mengira Xue Ji sudah mati dan berniat mau mengubur Xue Ji, tapi Xue Ji mendadak terbangun keesokan harinya.
"Kukira kau itu zombie, aku ketakutan setengah mati."
"Untung saja kau tidak menguburku. Kalau kau mengkremasiku, entah apakah aku bisa hidup lagi atau tidak."
"Waktu itu aku memutuskan. Jika hari itu bukanlah akhir bagiku, berarti itu adalah awal. Kaulah yang mengubah hidupku. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas jasamu. Apa orang itu juga mengetahui rajasiamu?"
"Belum. Tapi pada akhirnya dia akan mengetahuinya."
Bersambung ke episode 14
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam