Sinopsis To Get Her Episode 1 - 1

Sinopsis To Get Her Episode 1 - 1

Seorang wanita yang menyamar jadi pria, tersentak bangun dengan kebingungan, apalagi saat mendapati dirinya berada di sebuah rumah bordir. Tak sengaja dia menyenggol sebuah guci sampai pecah saat dia beranjak bangkit.


Si madam datang saat itu, dengan membawakan dua orang wanita penghibur untuk menemaninya. Tapi anehnya, si wanita itu sepertinya baru sadar tentang penampilannya yang memakai samaran pria. Wanita itu benar-benar kebingungan dengan situasi ini.

Wanita itu jelas risih dan menolak dihibur sama kedua wanita penghibur itu. Dia datang kemari cuma untuk menyelamatkan seseorang. Dia berniat mau kabur, tapi kedua wanita penghibur sigap menghadangnya lalu mulai rebutan menariknya bak lomba tarik tambang... hingga tak sengaja membuat kumis palsunya copot dan saat itulah mereka sadar kalau dia ternyata wanita dan langsung memanggil penjaga.

Waduh, gawat! Berpikir cepat, wanita itu langsung mencopot pakaian kedua wanita penghibur dan sukses membuat kedua penjaga menutup mata mereka sehingga dia punya kesempatan untuk kabur.


Dia nekat saja terjun dari lantai dua, dan mendarat dengan selamat bak ahli kungfu. Hmm, anehnya, di lengannya tampak ada 3 buah tato simbol yang berkedip-kedip.

Dia selamat dari kejaran kedua penjaga. Tapi kemudian dia melihat seorang pria di panggung yang sedang memeluk mesra seorang penari. Jelas dia mengenali pria itu dan sontak kesal melihat pemandangan itu hingga dia reflek berteriak... "Tu Si Yi! Akan kubunuh kau!"

Sontak semua mata berpaling padanya, mengira dia pembunuh dan JLEB! Seorang pengawal langsung menusuknya. Tapi kemudian, Si Yi mengenalinya dan kaget, "Lin Zhen-er?"


Lin Zhen'er pun mati... dan kita dibawa kembali ke dunia nyata. Ah! Tenyata semua itu cuma game VR yang dimainkan Tu Si Yi dan Lin Zheng Zheng. 3 simbol yang berkedip-kedip di lengannya itu adalah simbol 3 nyawanya, tapi sekarang satu simbol berhenti berkedip yang menandakan dia cuma punya 2 nyawa tersisa.

Game itu diawasi seseorang yang tercengang heran melihat Zheng Zheng kehilangan satu nyawa secepat itu. Tapi anehnya, biarpun sudah kembali ke dunia nyata, Si Yi dan Zheng Zheng tidak bangun-bangun dari game itu. Hmm, apa sebenarnya yang terjadi?

Marilah kita melihatnya dalam flashback 8 jam sebelumnya...


Tu Si Yi adalah seorang penyanyi idol dan Zheng Zheng adalah pacarnya. Hari itu, Zheng Zheng kesal gara-gara selama beberapa hari ini, Si Yi tidak pernah ada kabar. Ditelepon pun tidak diangkat. Makanya dia memutuskan pergi mencari Si Yi ke sekolah lamanya Si Yi di mana Si Yi tengah mengadakan acara promosi hari itu.

Kebetulan acaranya Si Yi baru selesai, dia berjalan pergi dengan dibuntuti oleh para fans-nya sampai tiba di lift dan di sanalah mereka tak sengaja bertemu.

Jelas hubungan mereka tak diketahui oleh para fans. Malah salah satu penggemar meminta Zheng Zheng untuk turun dari lift biar tidak mengganggu Si Yi. Zheng Zheng sudah mau membela diri, tapi Si Yi dengan bijak mengingatkan para fans-nya bahwa wanita ini sudah berada di lift sedari tadi, jadi tidak seharusnya dia diusir.


Mereka pun pergi seolah mereka cuma dua orang asing yang kebetulan naik lift bareng. Tapi begitu pintu lift menutup, Zheng Zheng langsung kesal melabraknya. Si Yi sama sekali tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi juga, Zheng Zheng sampai cemas kalau-kalau terjadi sesuatu padanya.

Si Yi berusaha meminta pengertiannya karena belakangan ini dia benar-benar sangat sibuk. Tapi kesabaran Zheng Zheng benar-benar sudah habis. Dia tidak mau tahu apapun alasan Si Yi.

Selama satu tahun ini Si Yi selalu saja sibuk. Sibuk apa? Merayu cewek-cewek di acara siaran langsung? Dan kapan Si Yi akan memberinya tiket konsernya? Si Yi mau mengadakan konser di sini, tapi tidak memberitahunya. Apa Si Yi tidak ingat bahwa di sinilah mereka dulu saling mengenal?

Dia tidak pernah absen dalam semua konsernya Si Yi, malah dulu dia adalah satu-satunya penontonnya Si Yi. Apa Si Yi tidak ingat apa yang pernah Si Yi katakan dulu?


"Akan selalu ada tempat untukmu kapan saja."

"Kalau aku tidak bertanya, apa kau akan ingat?"

"Aku mengatakannya, tapi kau tidak percaya."

"Kita harus putus." Putus Zheng Zheng tiba-tiba.

Si Yi kaget. Tapi dia tak bisa berbuat apapun karena para fans-nya yang mendadak muncul mengejarnya. Zheng Zheng langsung pergi, dan Si Yi hanya bisa melihatnya pergi dengan sedih.


Zheng Zheng menangis sedih saat menonton semua video kenangan mereka, sejak mereka pertama kali pacaran, dialah yang selalu mendukung Si Yi mulai dari nol hingga Si Yi menjadi terkenal seperti sekarang.

Zheng Zheng bahkan pernah berjanji bahwa dia akan selalu menjadi penggear utama Si Yi dan duduk di barisan pertama semua konsernya Si Yi. Dan Si Yi pun berjanji akan selalu mencintai dan tidak akan pernah meninggalkan Zheng Zheng biarpun dia menjadi terkenal di masa depan nanti.

Tapi nyatanya, sekarang segalanya berbeda. "Tu Si Yi, kalau aku sampai peduli padamu lagi, aku akan mengubur diriku sendiri! Hiks!"


Sementara itu, Xiao En - si pembuat game VR itu sedang berdebat dengan bosnya. Soalnya game itu sebenarnya belum benar-benar siap 100%, tapi si bos ngotot menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Xiao En untuk tetap menjalankan game itu.

Tanpa mengetahui masalah itu, Si Yi setuju-setuju saja untuk menjadi model iklan game itu dan mencoba game-nya. Mereka bahkan sudah membuat karakter game-nya Si Yi sama persis seperti dirinya. Baik fisiknya, hobinya, perilakunya dibuat sama persis seperti Si Yi. Dalam game ini, karakter Si Yi adalah Pangeran Ketiga Tu Si Yi.


Tapi tengah malamnya, Zheng Zheng tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang yang mengklaim kalau pacarnya Zheng Zheng mengalami kecelakaan.

Zheng Zheng tak percaya soalnya itu terdengar seperti penipuan dan santai saja membalas. "Pacarmu juga kecelakaan. Sini kirimin aku duit 20.000 yuan ke rekeningku."

"Tu Si Yi mengalami kecelakaan."

Zheng Zheng kaget seketika. "Bagaimana kau tahu pacarku Tu Si Yi?"

"Kalau kau ingin menyelamatkannya, datanglah ke Gedung Tujuh Bintang. Aku akan menunggumu di parkiran."


Cemas, Zheng Zheng langsung saja pergi ke tempat yang dimaksud. Tapi setibanya di parkiran, dia merasakan kehadiran seseorang yang bersembunyi di balik tiang.

Zheng Zheng sontak mempersenjatai dirinya dengan tongkat baseball dan mulai mendekati tempat persembunyian orang itu.

Dia langsung mengayunkan tongkatnya, dan untung saja tidak kena gara-gara Xiao En mendadak berlutut di hadapannya sembari memohon maaf atas apa yang terjadi pada Tu Si Yi.


Dia lalu membawa Zheng Zheng menemui Si Yi yang ternyata sudah masuk ke dalam game. Masalahnya, pikiran Si Yi sekarang terjebak dan terkunci di dalam game itu. Parahnya lagi, jika semua peralatan game itu diputus dari tubuh Si Yi, mungkin Si Yi tidak akan pernah kembali lagi.

"Apa?! Apa sebenarnya yang terjadi?"

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali kalau game ini tidak disiapkan dengan baik, tapi tak ada seorang pun yang mendengarkan. Sistemnya belum siap karena masih dalam tahap uji. Aku tahu akan ada masalah."

Tapi masalahnya, dia tidak bisa menolak perintah bosnya. Terang saja Zheng Zheng kesal dan langsung memelintir Xiao En. Bisa-bisanya dia membuat game lalu membuat pacarnya terjebak di dalam game itu.

"Makanya aku memanggilmu kemari."

Sekarang ini perusahaan game ini bekerja sama dengan agensinya Si Yi untuk menutupi kebenarannya. Makanya dia harus menemukan seseorang yang baik dan tulus pada Si Yi untuk bekerja sama dengannya untuk mengeluarkan Si Yi dari game itu.

Dia tahu Zheng Zheng karena dia mengambil ponselnya Si Yi. Di belakang case ponsel itu tersimpan selembar tiket konsernya Si Yi yang ditujukan khusus untuk Zheng Zheng dengan sebuah pesan manis: Tiket ini untuk orang yang paling penting bagiku.


Terharu, Zheng Zheng langsung setuju, bahkan tak sabaran menyuruh Xiao En untuk segera membawanya masuk ke dalam game itu.

"Tapi aku harus memperingatkanmu dulu. Begitu game dimulai, itu tidak bisa berhenti. Birpun kau memiliki 3 nyawa sejak awal, tapi dalam prosesnya, aku tidak bisa memberimu tips. Kau benar-benar harus mengandalkan dirimu sendiri. Dan yang paling penting, game ini diluar kendali, jadi rasanya seperti dunia nyata di dalamnya. Kau akan menghadapi hidup dan mati yang nyata. Jika terjadi sesuatu padamu..."

"Jika terjadi sesuatu padaku, aku tidak akan bisa kembali. Begitu?"

"Betul."

Tidak masalah. Demi menyelamatkan Si Yi, Zheng Zheng pun setuju. Dan begitulah bagaimana kemudian kita melihat Zheng Zheng masuk ke dalam game dan terbangun di rumah bordir hingga dia terbunuh dan kehilangan satu nyawa dengan cepat.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments