Sinopsis Long For You Episode 19

 Sinopsis Long For You Episode 19

Chun Shan baru saja selesai main basket malam saat Lisa - si mantan, datang lagi mencarinya. Lisa tak menyangka kalau Chun Shan masih melakukan kebiasaan lamanya, main basket malam-malam.


Sebenarnya, Lisa selalu berusaha mencari Chun Shan. Tapi teman-teman mereka juga kehilangan kontak dengan Chun Shan. Tak ada seorang pun yang tahu ke mana Chun Shan menghilang.

Dia sangat senang akhirnya Chun Shan kembali sekarang dan dia bisa melihat Chun Shan lagi. Dia benar-benar ingin minta maaf pada Chun Shan. Dulu dia masih muda dan membuat Chun Shan sedih hanya karena masalah kecil.

Sekarang dia baru menyadari bahwa selama mereka bersama, Chun Shan lah yang selalu mengalah padanya dan dialah yang tidak pernah memahami Chun Shan. Maaf.

"Kau tidak perlu minta maaf. Aku bahagia saat aku bersamamu dan aku tidak ingin menghapus kenangan indah itu. Tapi itu sudah menjadi masa lalu dan yang paling penting sekarang adalah menatap masa depan."

"Chun Shan, apa kita benar-benar tidak punya kesempatan lagi?"

"Iya. Aku tidak marah, aku tidak benci. Aku hanya tidak ingin hidup di masa lalu. Aku juga tidak mencintaimu lagi. Bukankah sudah kubilang, aku sudah memiliki seseorang yang kusukai."


Tepat saat itu juga, Jiang Huai kebetulan lewat. Chun Shan terang-terangan memberitahu Lisa bahwa Jiang Huai-lah orangnya. Mereka sudah pernah bertemu kan? Dia lalu beranjak bangkit meninggalkan Lisa dan merangkul Jiang Huai.

"Kalian ngobrol apa?"

"Aku bilang kalau aku menyukaimu. Ayo pulang."


Keesokan harinya, kedua pasangan sudah siap berangkat untuk acara camping mereka saat Li Zhe mendadak muncul sambil protes karena mereka tidak mengajaknya. Mereka meremehkan jomblo yah?

"Kami kira kau sibuk."

"Tidak sibuk!" Li Zhe langsung saja masuk mobil dan duduk berdesakan bersama Shi Yi dan Xue Ji.

Perjalanan mereka penuh dengan canda tawa dan keceriaan. Tapi di tengah jalan, entah bagaimana Shi Yi dan Li Zhe berakhir ketiduran dengan saling bersandar pada satu sama lain bak pasangan mesra.

Xue Ji sampai cemburu dan langsung mendorong kepala Li Zhe dari bahu Shi Yi dan menarik kepala Shi Yi ke dalam pelukannya.


Mereka baru tiba di pantai menjelang malam dan langsung berlarian dengan riang gembira, menikmati alam dan kebersamaan mereka. Mereka lalu membangun tenda dan duduk bersama di pantai.

Chun Shan tiba-tiba usul untuk main game. Li Zhe tak setuju, mana bisa mereka mengalahkan Xue Ji yang ilmu pengetahuannya berusia ribuan tahun. Chun Shan menjelaskan bahwa game yang ingin dia mainkan bukan game tebak-tebakan seperti dulu, dia usul agar mereka main truth or dare. Oke! Semua orang setuju. Mereka pun hompimpa, dan Xue Ji kalah. Chun Shan tanya kapan cinta pertamanya Xue Ji?

"Seribu tahun yang lalu."

"Wanita tua." Ejek Chun Shan.

Ronde kedua, lagi-lagi Xue Ji kalah. Kali ini Chun Shan tanya berapa kali Xue Ji jatuh cinta. Xue Ji jujur mengaku satu kali dan dia juga sudah menikah.


Ronde ketiga, kali ini Li Zhe yang kalah dan dia memilih dare. Maka Chun Shan menantangnya untuk makan cracker sama seseorang di antara mereka di sini. Tapi Chun Shan dengan cepat menyatakan kalau dia dan Jiang Huai tidak mau makan cracker dengannya.

Shi Yi juga menolak. Maka Li Zhe dengan senang hati mengajak Xue Ji. Dia langsung menggigit cracker dan mulai mendekati Xue Ji. Panik melihat situasi ini, Shi Yi langsung mengorbankan dirinya menggantikan Xue Ji.

Dia menarik Li Zhe ke arahnya dan menggigit setengah bagian cracker itu sehingga membuat wajah mereka jadi sangaaaaaat dekat. Pfft! Kedua pria itu sontak terpana menatap satu sama lain dengan canggung selama sesaat... sampai saat Shi Yi menarik diri dan kontan membuat semua orang tercengang dengan kejadian barusan.


Tak lama kemudian, tinggal Xue Ji dan Shi Yi duduk berdua di depan api unggun sambil menatap langit berbintang. Xue Ji bertanya-tanya bintang manakah di langit yang telah menyelamatkannya? (Jadi dia diselamatkan oleh alien?) Dan kenapa mereka dulu menyelamatkannya?

"Hidup selama itu, pasti sangat berat bagimu kan?"

"Itu. Sangat lama."

Tapi setelah hidup begitu lama di dunia ini, dia menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang selalu berubah-ubah. Pepohonan akan selalu menancap di akarnya. Sungai kadang kering, kadang mengalir tiada henti.

Tapi manusia, kadang mereka berani, kadang mereka polos, kadang mereka bohong, kadang lemah, kadang merasa tak punya harapan. Tapi kadang pula kita ingin mencintai sampai akhir hayat.

"Aku bertahan dengan harapan itu untuk bisa tetap hidup sampai hari ini."


Dan Xue Ji merasa itu benar-benar berharga. Mendengar itu, Shi Yi langsung menggenggam tangan Xue Ji dan berjanji dia tidak akan membuat Xue Ji menunggunya selama itu di masa depan nanti.

Xue Ji bahagia. "Shi Yi, tempat ini sangat indah. Aku tidak ingin meninggalkannya."

"Kalau begitu, kita tidak akan pergi. Kita akan bersama selamanya."

"Aku setuju."


Keesokan harinya, Xue Ji ditelepon Tao De yang mengabarkan bahwa Liu Yu Han sudah meninggal dunia semalam. Shock, Xue Ji sontak menjatuhkan botol minumnya.

"Mati karena apa?"

"Penyebab kematiannya sangat aneh, jadi tim forensik melakukan otopsi. Hasilnya, biarpun dia tampak muda dari luar. Tapi semua organnya sudah rusak seperti orang berusia 80 tahun."

Jadi kesimpulannya, dia dinyatakan meninggal dunia karena organnya menua. Patah hati, Xue Ji pun menutup teleponnya.


Semua orang bersiap pulang tapi malah bingung sendiri saat tak menemukan Xue Ji. Cemas, Shi Yi pun langsung pergi mencarinya dan langsung lega saat menemukannya duduk termenung di tepi laut.

Tapi Xue Ji tiba-tiba bersikap dingin padanya dan melarangnya mendekat. Dia bahkan menyatakan mereka berdua putus mulai sekarang. Tercengang, Shi Yi tidak terima begitu saja dan langsung mencengkeram tangannya dan menuntut penjelasan, kenapa Xue Ji tiba-tiba jadi seperti ini?

Tapi Xue Ji tak mau mengatakan apapun dan ngotot dengan sikap dinginnya, mengklaim kalau ini dia memang orang yang suka seenaknya sendiri. Ini hidupnya dan keputusannya.

"Dalam duniaku sebelumnya tak pernah ada ku. Jadi di masa depan juga aku tidak membutuhkanmu." Xue Ji langsung melepaskan tangannya dan pergi meninggalkannya.

Dia bahkan langsung mengambil kunci mobil mereka, pamit pulang duluan dan menyuruh yang lain pulang naik taksi saja. Jelas saja semua orang heran melihat keanehannya.


Xue Ji langsung menelepon dokter, dia ingin checkup sekarang. "Jika... saya hanya bilang jika... jika ada sesuatu yang salah dengan kesehatan saya, dengan teknologi masa kini, bisakah saya disembuhkan?"

Tapi tentu saja dokter tidak bisa menjanjikan karena mereka harus melihat kondisinya dulu. Xue Ji makin frustasi mendengarnya.

 

Yang lain baru tiba di rumah malam harinya tapi malah mendapati rumah masih gelap. Di mana Xue Ji? Li Zhe memutuskan untuk mengecek ke kamarnya dan mendapati Xue Ji duduk meringkuk di lantai dengan berlinang air mata.

Li Zhe cemas melihatnya. "Apa yang terjadi? Apa ada yang perlu kubantu? Aku pasti akan membantumu. Jika aku tidak bisa melakukannya, aku akan membantumu mencari solusi."

"Selamatkan aku." Hanya itu yang mampu Xue Ji ucapkan.

Li Zhe akhirnya menelepon Tao De dan dari Tao De-lah akhirnya dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Xue Ji. Li Zhe sedih mendengarnya, tapi dia berusaha untuk tetap tegar dan menghibur Xue Ji, meyakinkannya bahwa segalanya pasti akan baik-baik saja.


Xue Ji benar-benar menyesal sekarang. Tidak seharusnya dia mengucap kata-kata yang pernah diucapkannya dengan begitu arogan. Tidak seharusnya dia berkata bahwa di dunia ini tidak ada neraka. Tidak seharusnya dia memberitahu orang lain untuk mati dengan tenang.

"Li Zhe, aku tidak mau mati sekarang. Tidak sedikitpun. Aku ingin hidup. Aku hidup begitu lama. Tidak mudah bagiku mendapatkan teman-teman dan seorang kekasih. Aku tidak mau berakhir seperti ini."

Li Zhe penasaran apakah Xue Ji sudah memberitahu masalah ini pada Shi Yi? Tapi mendengar nama Shi Yi, membuatn Xue Ji jadi semakin sedih. Li Zhe langsung mengerti kalau Xue Ji belum memberitahu siapapun dan menawarkan diri untuk memberitahukan hal ini pada teman-teman mereka. Tapi Xue Ji dengan cepat menangkap tangannya dan melarangnya memberitahu Shi Yi.


"Kau pernah bilang bahwa bersamanya bisa memberimu kekuatan. Jadi kau harus bersamanya agar dia bisa memberimu harapan." Ujr Li Zhe.

Dulu dia berharap dia bisa menjadi orang yang seperti itu untuk Xue Ji Tapi sekarang dia menyadari bahwa apapun yang dia lakukan, tidak akan bisa menang melawan cinta selama 1000 tahun. Karena itulah, Li Zhe mengaku kalah.

"Ini adalah masalah kalian berdua. Tidak seharusnya kau melewati semua ini sendiri. Xue Ji, kau tidak sekuat yang kau pikir, dan dia tidak selemah yang kau pikir. Kalian berdua sama."

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam