Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 15 - 2

Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 15 - 2

Ming Yue mulai kesal saking lamanya menunggu. Tapi saat Yun Si mengajaknya untuk pulang saja, Ming Yue menolak, bersikeras mau pulang bersama Li Qian. Zhen meyakinkannya untuk tidak menganggu kedua orang itu dulu. Ketulusan pasti akan bisa menggerakkan dan membuka gunung, dia percaya pada Lia Qian.


Tepat saat itu juga, Li Qian dan Nona lan akhirnya turun. Tapi kemudian Li Qian minta izin Nona Lan untuk bicara dengan Ming Yue mumpung obat belum bekerja. Jelas saja Ming Yue penasaran mendengarnya, obat apa?

"Kau meminum racunnya Nona Lan?" Duga Zhen.

Ming Yue cemas seketika dan langsung memohon Nona Lan untuk memberikan penangkal racunnya. Tapi yang tak disangkanya, Nona Lan mengaku bahwa itu sebenarnya hanya arak, jadi penangkal racun apa yang dia inginkan? Ming Yue dan Li Qian lega mendengarnya.

Nona Lan akhirnya mau juga menerima Ming Yue. Tapi dia harus meningap sendirian dan yang lain boleh pergi sekarang. Li Qian meyakinkan Ming Yue bahwa Nona Lan pasti akan bisa mengobatinya, dia yakin.

"Aku percaya padamu," ujar Ming Yue sebelum akhirnya dengan berat hati meninggalkan Li Qian dan mengikuti Nona Lan masuk ke dalam rumahnya.


Para pria akhirnya pergi. Yun Si dengan lantang berharap Nona Lan benar-benar akan bisa mengembalikan ingatan Aimaila. Setelah ingatannya pulih, Aimaila pasti akan bersedia pulang bersamanya ke Xiyue.

Dan saat waktunya tiba nanti, semoga Li Qian tidak menarik kata-katanya. Jika tidak, dia tidak akan ragu untuk menyatakan perang dengan Beixuan. Dia rela mati demi membawa Aimaila kembali. Li Qian diam saja, maka Zhen yang bicara membela Li Qian.

"Kau berpikir terlalu berlebihan, Yun Si. Pangeran pasti akan menepati janjinya. Aku hanya khawatir saat waktunya tiba nanti, apa yang Yun Si katakan malah tidak akan terjadi. Kau juga jangan merusak pernikahan orang lain."

Yun Si sinis, dia dan Aimaila adalah teman sejak kecil, mana mungkin dia akan dikalahkan oleh Pangeran yang baru Aimaila kenal beberapa bulan?

"Kalau begitu, tunggu dan lihat saja nanti."

 

Setelah Yun Si pergi, Zhen berusaha menyemangati Li Qian dan meyakinkannya untuk tidak cemas. Dia tahu kalau Li Qian sebenarnya takut kehilangan Ming Yue, demi membantu Ming Yue mendapatkan ingatannya kembali, dia menahan kepahitan dalam hatinya.

"Tapi aku yakin kau akan menang dari Yun Si."


Nona Lan mulai memainkan kecapinya sambil berceramah tentang musik yang pada dasarnya terlahir dari perasaan manusia. Organ-organ manusia saling berkorespondensi terhadap notasi-nootasi musik. Musik masuk ke dalam telinga dan menghibur hati.

"Senior, itu terlalu sulit kupahami." Ming Yue bingung.

Berusaha bersabar, Nona Lan menjelaskan bahwa intinya musik ini sangat rumit. Jika dimainkan dengan cara yang salah, justru akan semakin mengacaukan hati. Karena itulah Ming Yue harus tenang.


Dia lalu mulai memainkan musik itu dan benar-benar bereaksi dengan cepat pada Ming Yue. Tiba-tiba potongan-potingan ingatannya kembali. Ingatan saat Yun Si mengajarinya menembak tiga anak panah. Keahlian yang pada akhirnya dia gunakan bersama Li Qian pada hari pernikahan mereka.

Dia ingat saat Yun Si memintanya untuk bersumpah pada langit bahwa mereka tidak akan saling mengecewakan satu sama lain. Dia bahkan ingat akan kehadiran Yun Si saat kelahiran kuda Feng.

Melihat Ming Yue tampak begitu gelisah, Nona langsung mengakhiri permainannya dan Ming Yue tersadar seketika dengan gemetaran.

"Senior, kepalaku sakit. Aku kacau. Sakit sekali. Di kepalaku ada banyak suara yang memanggilku, tapi aku tidak bisa mendengar satu kata pun."

Nona Lan heran mendengarnya, sepertinya Ming Yue belum bisa memahami musik sehingga saat dia menghadapi pukulan sekuat itu, dia hanya merasakan sakit.

Kalau begitu, besok Nona Lan akan mengajarinya untuk membaca musik. Ming Yue harus mencoba memainkan beberapa musik. Entah butuh waktu berapa tahun bagi Ming Yue untuk mempelajari melodi ini, apalagi dengan otaknya yang kaku itu.


Li Qian sedang galau saking cemasnya memikirkan Ming Yue sampai-sampai dia tidak konsen dengan permainan baduknya dan Zhen jadi bisa mengalahkannya dengan mudah, dan Jin Yu tak tahan untuk tidak menggodainya dan menyarankan Zhen untuk sering-sering main baduk dengan Li Qian mumpung sedang tidak ada Ming Yue, siapa tahu dia bisa menebus semua kekalahannya dari Li Qian selama ini.

"Kenapa rumah akhir-akhir ini sangat sepi? Diwu Cheng, panggil Kang Le kemari." Balas Li Qian.

"Eh, jangan!" Jin Yu sontak panik menghadang Cheng dan mengakui kesalahannya.

Zhen dengan bijak menasehati Li Qian untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada Ming Yue jika dia ingin mempertahankan Ming Yue. Benar kan, Diwu Cheng?

"Saya tidak mengerti. Saya hanya tahu bahwa jika saya menyukai seorang wanita, saya akan bahagia jika wanita itu bahagia."

"Di dunia ini banyak ada banyak wanita dan semuanya berbeda-beda. Bagaimana bisa kita menyamakan semuanya. Cinta itu harus seperti arus air, harus terjadi secara alami." Ujar Li Qian.

"Belakangan ini cuaca sangat dingin, entah apakah pakaian Ming Yue di rumah musik cukup hangat? Jin Yu, bagaimana kalau kau dan aku pergi ke rumah musik lain hari?"

"Baiklah. Karena Pangeran tidak peduli, jadi kau dan aku harus mengunjunginya sendiri."

Tapi Li Qian masih saja sok jaim dan sok cuek seolah dia tidak peduli mereka mau melakukan apapun lalu cepat-cepat mengusir mereka.
 

Tapi begitu kedua temannya itu pergi, dia langsung memerintahkan Cheng untuk mengirimkan beberapa pakaian ekstra untuk Ming Yue di rumah musik.

"Pangeran, beberapa hari yang lalu, kita sudah mengirimkan cukup banyak pakaian ke rumah musik. Takutnya Putri tidak akan bisa memakai semuanya. Kalau kita mengirim lagi, sama saja kita mengirim seluruh pakaian di kediaman ini ke sana." Protes Cheng. Tapi begitu Li QIan menatapnya tajam, dia langsung diam dan menurut.

Tapi Li Qian belum selesai. Dia juga memerintahkan Cheng untuk tidak usah buru-buru kembali, tinggal saja di sana selama beberapa hari untuk melihat situasi. Kalau terjadi sesuatu yang tidak biasa, segera laporkan padanya tepat waktu.

Cheng geli mendengarnya. "Baik."

"Apa yang kau tertawakan? Aku cuma takut dia membuat masalah di rumah musik. Masih berani kau tertawa?!"

"Hamba akan segera pergi!" Cheng sontak kabur.


Jin Yu mendatangi Kang Le untuk memberitahunya sebuah kabar baik. Kabarnya pengobatan Nona Lan pada Ming Yue mulai menunjukkan hasil. Dia yakin tak lama lagi ingatan Ming Yue akan segera kembali.

Tapi Kang Le malah melamun terus dan tidak mendengarkannya. Ada apa dengan Kang Le? Pelayannya Kang Le memberitahu Jin Yu bahwa Putri sudah seperti itu sejak kemarin. Hari ini dia bahkan belum makan siang.

Jin Yu jadi cemas mendengarnya. "Ada apa denganmu Putri? Apa Putri tidak enak badan?"

"Xiao Jin Yu, menurutmu, bagaimana rasanya jika perasaan dan ingatan seseorang diambil secara paksa? Aku takut sutau hari nanti aku akan seperti Kakak Ipar ke-9. Tidak ingat siapa yang kucintai dan siapa yang kupedulikan. Kalau kau,a apa yang akan kau lakukan?"

Jin Yu memahami kekhawatirannya. Jika dia seperti itu dan melupakan para wanita cantik di rumah bordir, rasanya pasti menakutkan sekali. Pfft! Kang Le mendadak jadi kesal mendengarnya. Dia rasa dia harus meminta Kaierbi untuk menyingkirkan semua wanita yang ada di otaknya Jin Yu, biar otaknya bersih dari ingatan-ingatan bodoh itu.


Ming Yue mulai pintar memainkan musiknya dan ingatan-ingatannya akan Yun Si dan masa-masa indah mereka bersama, sedikit demi sedikit mulai kembali. Kali ini dia mampu mengingatnya tanpa rasa sakit, tapi dia tidak tampak bahagia dengan kembalinya ingatan-ingatan itu seolah dia tidak ingin mengingatnya. Dan Nona Lan bisa melihat hal itu dengan jelas dari Ming Yue.

Ming Yue menyangkal. Dia belajar memainkan guqin supaya dia bisa mengembalikan semua ingatannya. Nana Lan sinis mendengarnya, sama sekali tidak memercayai ucapannya. Semua orang hanya ingin menipu diri mereka sendiri.

"Lalu bagaimana denganmu sendiri? Aku tinggal di sini selama beberapa hari dan tidak pernah melihatmu mabuk, tapi hari ini kau minum-minum sepanjang hari. Apa kau sedang sedih dan sengaja caari masalah denganku?"

"Kenapa juga aku cari masalah denganmu? Kau tidak layak untuk membuatku bersedih. Bisa melupakan itu bagus, tapi kau malah ingin mengingatnya kembali. Untuk apa?"


Heran mendengar curhatannya, Ming Yue jadi penasaran, apa yang membuat Nona Lan bersedih? Nona Lan akhirnya mengaku bahwa tepat hari ini beberapa tahun yang lalu, dia dipaksa untuk meninggalkan orang yang dicintainya.

Alam semesta membuat Ming Yue anugerah untuk melupakan, tapi dia malah tidak menghargainya. Kalau dia tidak ingin mengingatnya, seharusnya dia biarkan saja. Bukankah itu lebih bagus?

"Senior, jadi kau ingin melupakan orang yang tidak ingin kau lupakan?"

Nona Lan menjawabnya dengan meminta Ming Yue untuk mengambilkan aku surat yang ada di belakang dan membacakannya. Surat itu ternyata sebuah puisi cinta tentang kerinduan yang sangat mendalam terhadap seseorang tapi tidak tahu siapa orang yang dia rindukan, puisi yang ditulis oleh seseorang bernama Zhu Fang.

Ming Yue jadi bingung dengan maksud puisi itu. Puisi itu dikirim untuk Nona Lan, tapi si penulis puisi tidak tahu di mana orang yang dia rindukan berada. Bukankah itu artinya si Zhu Fang ini merindukan Nona Lan?


"Senior, kalau kau merindukannya, maka carilah dia. Bahkan sekalipun terpisah gunung tinggi, tapi jika kedua belah pihak berusaha, mereka pasti akan bertemu suatu hari."

"Banyak hal di dunia ini yang tidak sesederhana yang kau ucapkan. Kau seorang Putri dan punya banyak orang baik yang menemanimu, tapi kau malah ragu dan khawatir. Bukankah kau lebih lucu daripada aku?"

"Jika aku mencintai seseorang, aku akan tetap bersamanya walaupun harus mengahadapi rintangan berat. Aku akan melindunginya, bagaimana bisa aku disamakan denganmu yang hanya bisa mabuk-mabukan?"

"Kalau kau begitu berani, lalu kenapa kau takut mengingat masa lalumu? Kau bahkan tidak tahu baghaimana membuat pilihan."

"Siapa bilang aku tidak tahu? Dalam beberapa hari, aku pasti akan menguasai melodi ini unuk menunjukkan padamu kalau aku bukan orng yang akan mundur."

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam