Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 14 - 2

Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 14 - 2

Ming Yue terus minum sampai akhirnya dia teler. Dan saat itulah Li Qian mengaku bahwa sebenarnya dia merasa sangat bahagia dengan adanya Ming Yue di sini bersamanya.


"Kau membawaku melewati pintu masa laluku. Kalau kau tak pernah ada di sini, aku mungkin harus hidup dalam kebingungan sepanjang hidupku. Apapun yang akan kau hadapi nanti, aku akan selalu menemanimu. Lagipula lebih baik memiliki teman."

Ming Yue tiba-tiba menangkup wajahnya. Saat seperti ini, Li Qian tidak kelihatan seperti pangeran yang arogan seperti biasanya, malah kelihatan manis." Ming Yue tiba-tiba mendekat mau menciumnya, tapi tiba-tiba dia pingsan dalam pelukan Li Qian.

"Aku belakangan ini pergi ke kamarmu. Tapi kau menyembunyikan diri dariku. Sekarang kau datang sendiri kemari mencariku. Baguslah kalau kau memang sengaja melakukan ini."


Tengah malam, Li Qian terbangun seperti biasanya lalu mengambil kue buatan Ming Yue dan menyuapkan kue itu ke mulut Ming Yue yang terbuka. Tak sadar, Ming Yue mengunyah kue itu dan langsung mengernyit, tapi dia tetap tidak bangun. Li Qian terus saja menyuapinya sebelum akhirnya tertidur kembali.
 

Keesokan harinya, Ming Yue terbangun dan langsung memuntahkan kue tidak enak itu dari mulutnya. Rasa apa ini? Tunggu dulu! Ini kan... kamarnya Li Qian? Apa yang terjadi setelah dia mabuk semalam?

Tan Li datang saat itu, Ming Yue dengan ragu-ragu menanyakan tentang semalam, apa Tan Li mendengar ada suara-suara aneh? Tan Li mengiyakannya, keras banget malah. Ming Yue kaget, suaranya keras banget? Semua orang bisa mendengarnya? Hadeh!

Yun Si mendadak datang lagi dan langsung mengajak Ming Yue pergi bersamanya, berniat mau membuktikan ucapannya kemarin. Ming Yue awalnya ragu, atapi saat teringat nasehat Li Qian semalam untuk tidak menghindari ketidaktahuannya, Ming Yue akhirnya setuju ikut dengannya, tapi Yun Si melarang Tan Li ikut bersama mereka.


Di istana, dua menteri sedang berdebat heboh di hadapan Kaisar tentang perbuatan Li Xun, sementra Kasair sendiri hanya terdiam dengan gelisah. Menteri satu tidak setuju dengan perbuatan Li Xun yang membunuhi orang-orang yang tidak bersalah juga.

Tapi Menteri dua membela Li Xun dengan alasan bahwa pemberontak dan warga bercampur jadi di kota itu, sulit mengenali yang mana warga biasa dan yang mana pemberontak. Kalau mereka menunggu terlalu lama, maka para pemberontak itu akan punya kesempatan untuk melakukan serangan balik.


Perdebatan mereka tersela dengan cepat berkat kedatangan Li Qian. Kaisar langsung menanyakan apa pendapat Li Qian tentang jasa Li Xuen tersebut, bagaimana seharusnya mereka menilainya?

"Dibandingkan menilai masalah pro dan kontranya, saya lebih peduli tentang siapa yang menjaga kota Mo sekrang ini."

Li Xun menumpas seluruh penghuni kota itu dengan pikiran bahwa pemberontak sudah bercampur dengan warga biasa. Itu artinya kota Mo sudah tidak punya penjaga lagi padahal kota Mo adalah benteng kerajaan yang sangat penting, berbatasan langsung dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Jika ada yang ingin menyerang kerajaan mereka, maka mereka harus melewati kota itu.

Kaisar heran mendengarnya, dalam laporan yang dikirimkan Li Xun padanya, dia sama sekali tidak mengatakan tentang mengganti penjaga. Menteri satu melapor bahwa dari apa yang dia dengar, Li Xun menunjuk orang kepecayaannya untuk menjaga kota Mo.

Kaisar sontak membanting laporan itu dengan murka. "Pertahanan kota Mo bukan permainan anak-anak!"

"Saya tidak menilai pro dan kontra, tapi orang-orang yang tidak bersalah, tidak seharusnya mati sia-sia." Ujar Li Qian.


Kaisar benar-benar kesal. Bisa-bisanya Li Xun menggunakan strategi membunuh dua burung dengan satu batu untuk menggantikan prajurit kerajaan. Menteri dua panik meyakinkan Kaisar untuk tidak marah dan beralasan bahwa Li Xun hanya bersikap impulsif saat ini, semuanya demi kebaikan di masa mendatang.

Kaisar jelas tambah murka mendengar Menteri dua yang terus menerus membela Li Xun. Dia sebenarnya menterinya siapa? Berani sekali dia membela Li Xun! Menteri dua sontak bersujud ketakutan dan bergegas undur diri.


Memikirkan masalah ini, Kaisar tiba-tiba menatap Li Qin dengan penuh pertimbangan. Sepertinya... sekarang dia harus mulai menunjuk Putra Mahkota. Li Qian dengan bijak menayarankan Kaisar untuk tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Bagaimanapun, Kaisar masih kuat.

"Kau pikir begitu? Tapi beberapa orang tidak berpikir begitu. Dia masa depan, aku akan memberikan tugas melawan pemberontak padamu."


Yun Si membawa Ming Yue ke tempat peristirahatannya yang sudah dia hias dengan bunga-bunga ungu. Apa Ming Yue mengenali di mana ini? Ming Yue bingung maksudnya.

"Lembah Yuechu. Tempat kita menyatakan cinta kita. Di luar rumah ada padang rumput. Ada banyak bunga ungu bertebaran di padang rumput. Alam liar sunyi, langit rendah. Seolah jika kau mengulurkan tangan, kau bisa menyentuh kubah langit dan mengambil bintang-bintang. Kuharap kau bisa mengingatnya walaupun sedikit."

Tapi Ming Yue sama sekali tidak mengingat tempat yang dimaksud Yun Si itu. Pantang menyerah, Yun Si mengingatkan bahwa belati kecilnya Aimaila ditempa olehnya sendiri, dia memberikan itu sebagai tanda cinta mereka.

Pada hari ulang tahunnya Aimaila, dia memainkan kecapi dan Aimaila menari. Waktu itu Aimaila berkata bahwa dia adalah danau Yuechu, sedangkan Yun Si adalah gunung Yuechu. Mereka saling berpelukan dan bersumpah akan saling mengikuti dalam hidup dan mati dan tak pernah terpisahkan.

Ming Yue geli mendengarnya, mana mungkin dia mengatakan sesuatu segombal itu. Apa Yun Si mengarangnya? Maka Yun Si pun mulai memalinkan alat musiknya samil menyanyikan lagu cinta.


Ming Yue seketika jadi gelisah, lagu itu tiba-tiba membuatnya mulai mengingat akan sumpah cinta mereka. Ming Yue jadi gemetar hebat karenanya.

Li Qian baru kembali dari istana saat Tan Li mendadak menghadangnya dengan cemas dan mengabarkan bahwa Putri dibawa sama Yun Si. Cemas, Li Qian bergegas pergi ke sana.

Yun Si senang menyadari Ming Yue mulai mengingatnya dan langsung memeluknya erat. Untung saja Li Qian muncul nsaat itu juga dan langsung mendorongnya dari Ming Yue.


Ming Yue langsung meminta Li Qian untuk membawanya pulang. Tapi Yun Si salah paham dan langsung menyatakan akan membawa Ming Yue pulang ke Xiyue. Li Qian sontak menghalangi tangannya dengan penuh amarah.

"Kalau kau berani menyentuhnya lagi, akan kuakhiri hidupmu!"

"Pangeran, aku ingin pulang."

"Baiklah. Jangan takut. Aku akan membawamu pulang." Li Qian pun langsung membopong Ming Yue dan membawanya pergi.


Setibanya di rumah, Li Qian langsung membaringkan Ming Yue dan menggenggam erat tangannya. Apa Ming Yue terluka atau merasa tidak nyaman? Tapi ing Yue masih belum sanggup bicara. Li Qian tiba-tiba cemas teringat pengakuan Ming Yue malam itu, tentang dirinya yang mungkin juga hilang ingatan.

"Aku tahu kau sedang bingung sekarang. Kau tidak bisa menyaukan potongan-potongan ingatan."

Ming Yue mengakuinya, dia benar-benar bingung saat ini. Dia ingin mengingatnya sesegera mungkin. Mengingat Ming Yue pernah membantunya dengan hipnotis, Li Qian jadi berpikir kalau Ming Yue pasti bisa enolong dirinya sendiri dengan hipnotis juga.


Mendengaar itu, Ming Yue langsung meminta Li Qian meninggalkannya sendirian. Ming Yue benar-benar galau. Jika kata-kata absurd-nya Yun Shi itu benar, bagaimana dia harus menghadapi Yun Si dan Li Qian nantinya.

"Tan Li, aku akan menanyakan sesuatu, kau harus menjawabku dengan jujur. Tidak boleh bohong. Waktu di Xiyue, apa aku sering keluar bersama Yun Si?"

Tan Li membenarkan, mereka selalu bersaa hampir setiap hari. Tapi dia tidak tahu apa-apa tentang maslaah keahlian menembak tiga anak panah yang dikuasai Ming Yue. Tapi setahunya, Ming Yue sudah menguasai keahlian itu sejak mereka pertama kali bertemu.

Frustasi, Ming Yue langsung mencoba menghipnotis dirinya sendiri. Tapi pada akhirnya dia tidak sanggup melakukannya saat teringat ucapan Li Qian tentang perasaan cinta pasca hipnotis tetaplah perasaan yang nyata. Ming Yue sontak menangis sedih dan tak tahu harus bagaimana.

Li Qian ternyata belum pergi, dia masih berdiri di laur pintu kamarnya Ming Yue dan mendengarkan tangisannya dengan sedih. "Kau membantuku saat aku hilang ingatan. Sekarang kau sangat kesakitan, tapi aku tak tahu apa yang bisa kulakukan untukmu."

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam