Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 1 - 3

 Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 1 - 3

Begitu kembali ke kantor, Ha Kyung langsung menyuruh Ha Jin untuk mempelajari kuisioner untuk acara wawancaranya dengan Jeong Hoon. Dia harus bersiap diri dengan baik biar dia bisa melewati wawancaranya Jeong Hoon dengan lancar jaya.



Ha Jin meyakinkan kalau dia sudah bersiap kok. Dia sudah mencari informasi tentang Jeong Hoon, ternyata dia sangat populer dan nama panggilannya adalah Tiran Yang Lembut. Dia sebenarnya orang yang lembut tapi juga bisa menyerang orang dengan membuka fakta-fakta orang tersebut. Semua orang sangat kagum padanya.

"Apa kau tidak pernah melihat tampang-tampang para bintang tamunya? Mulai dari politisi, pebisnis, penyanyi idol dan bintang top, semua orang-orang hebat itu digiling habis-habisan sama dia. Bahkan Ko Yu Ra si jalang itu tidak bisa berkutik." Ujar Ha Kyung.

"Oh yah? Dia pernah muncul di acara itu?"

"Astaga, kau benar-benar belum bersiap sedikitpun untuk acara itu."


Dia lalu memperlihatkan video wawancaranya Yu Ra di mana Jeong Hoon menyerang Yu Ra dengan mengungkit segala perbuatan buruk Yu Ra yang suka memarkir mobilnya di parkiran khusus difabel, bahkan pernah dia membuat sebuah pesawat menunda keberangkatan selama satu jam gara-gara dia terlambat dan dia bahkan tidak pernah meminta maaf atas perbuatannya itu.   

Ha Jin kontan terpesona pada Jeong Hoon. "Dia hebat. Tak kusangka kalau nonton berita bisa semenyenangkan ini. Sungguh menegangkan."

Ha Kyung tak percaya mendengarnya. "Dalam beberapa jam lagi, kau akan menjadi bintang tamu di acara yang menegangkan itu. Sungguh menggetarkan!"

"Pasti menyenangkan." Santai Ha Jin. "Aku tidak sabaran untuk bertemu Pewarta Lee Jeong Hoon."


Ha Jin santai, malah Bu Park yang tegang bukan main sampai dia harus minum banyak obat penenang. Heran dia, kenapa mereka malah membooking Ha Jin ke acaranya Jeong Hoon.

"Anda sendiri yang membookingnya," Ha Kyung mengingatkan.

"Oh yah, aku yang melakukannya." Bu Park baru ingat. "Aku melakukannya karena aku ingin membuat Ha Jin terlihat elegan dan pintar. Ha Jin-ah, apa kau akan baik-baik saja?"

"Tentu saja, Bu Park. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."

Ha Kyung menyarankannya untuk minum pil penenang ini juga, tapi Ha Kyung menolak. Dia punya sesuatu yang lebih baik untuk menenangkan dirinya lalu melempar tatapan ata penuh arti pada asistennya.


Ha Jin baru selesai didandani saat asistennya datang membawakannya dua gelas kopi... yang ternyata salah satunya sudah dia campur dengan miras. Pfft! Ha Kyung tak tahu itu walaupun dia agak curiga saat melihat keanehan sikap kedua orang itu.

Sama seperti sebelumnya, Jeong Hoon datang ke ruang tunggu untuk menyapa bintang tamunya sebelum acara dimulai. Ha Jin senang banget bertemu dengannya, dia bahkan terang-terangan memuji Jeong Hoon yang ternyata jauh lebih tampan aslinya daripada di TV. Ha Kyung sampai harus menjambak rambutnya untuk memperingatkannya biar dia tidak bicara sembarangan.

Ha Jin bingung sama Ha Kyung. "Kenapa? Dia memang tampan. Aku tidak bicara sembarangan kok. Apa menurutmu dia tidak tampan?"

Canggung, Ha Kyung buru-buru pamit men inggalkan mereka. Tapi tak lupa dia sengaja memuji-muji Jeong Hoon dulu sebelum pergi dengan hati cemas.


Jeong Hoon lalu menjelaskan tentang sesi wawancaranya nanti dan menyarankan Ha Jin untuk tidak usah terlalu berpegang pada daftar pertanyaannya. Ha Jin lega mendengarnya, soalnya dia memang belum baca. Pfft!

"Oh, begitu. Tidak usah terlalu serius, anggap saja ini obrolan biasa."

"Tentu saja."

Tapi, Ha Jin merasa warna dasinya Jeong Hoon kurang cocok, lebih baik dia ganti dengan dasi lain yang berwarna lebih terang. Jeong Hoon mengiyakannya saja walaupun jelas dia tidak menanggapi sarannya dengan serius.


Baru ingat, Ha Jin lalu mengambil salah satu kopi dan memberikannya ke Jeong Hoon. Tapi saat Jeong Hoon meminumnya, dia malah terbatuk-batuk karena yang dia minum ternyata kopi campur alkohol. Wkwkwk!

Ha Jin kaget. "Itu terasa seperti alkohol? Berarti tertukar. Aku salah ngasih, itu seharusnya punyaku."

"Kau hendak minum alkohol sebelum siaran langsung?"

"Aku belum meminumnya, kau yang meminumnya barusan. Tapi cuma dicampur sedikit kok. Dikit banget. Apa kau baik-baik saja?"


Begitu keluar dari sana, Il Kwon langsung penasaran, bagaimana aslinya Ha Jin. Apa dia cantik?

"Dia lebih dari yang kubayangkan."

"Dia lebih dari cantik?"

"Lebih gila dari yang kubayangkan!"

Dia langsung menelepon Tae Eun dan menceritakan masalah ini padanya. Dia memang cuma minum seteguk, tapi tetap saja dia khawatir ini akan memengaruhi jalannya acara. Soalnya dia yakin kopi itu dicampur wiski. Tae Eun santai meyakinkan kalau Jeong Hoon pasti akan baik-baik saja, minum seteguk tidak akan berpengaruh apa-apa.


Acara hampir dimulai, Jeong Hoon dan Ha Jin bersiap di tempat duduk mereka. Tapi Ha Jin melihat Jeong Hoon belum ganti dan langsung menyodorkan sebuah daasi kuning sambil ngotot menuntut Jeong Hoon untuk ganti dasi sekarang juga.

Jeong Hoon malas menurutinya awalnya, tapi Ha Jin terus saja memaksanya, bahkan berniat mau membantu menggantikan dasinya. Jeong Hoon sontak panik menghentikannya, dan akhirnya dia mau juga nurut dan cepat-cepat mengganti dasinya tepat beberapa detik sebelum mereka on-air.


Dia berhasil melakukannya tepat waktu dan memulai siarannya dengan lancar dan memulai pertanyaannya dengan menanyakan tentang karakternya Ha Jin di film ini yang sangat berbeda dari karakter-karakter antagonis yang biasanya dia mainkan dalam drama-drama. Karakter mana yang lebih dia sukai?

Ha Jin terus terang mengakui kalau dia suka peran antagonis. Tapi tentu saja dia juga suka bermain di film. Tapi menurutnya, peran-peran antagonisnya selama ini tidak begitu buruk.

Peran-peran yang dia mainkan bukanlah karakter yang pura-pura baik di luar dan jujur dengan perasaannya. Dan perannya dalam film ini pun sama seperti itu, seseorang yang sangat jujur dengan perasaannya. Dalam kehidupan nyata juga, dia orang yang sangat jujur dengan dirinya sendiri, makanya dia sering mendapat kritikan.


Tapi dengan cepat Jeong Hoon mulai melakukan kebiasaannya menyerang bintang tamunya dengan terlebih dulu membahas follower-nya Ha Jin di sosmed yang mencapai 8,6 juta follower. Dengan follower sebanyak itu, pastinya dia akan memiliki dampak besar pada publik. Karena itulah dia minta persetujuan Ha Jin dulu sebelum dia mengajukan pertanyaan selanjutnya.

Ha Jin sama sekali tidak curiga apapun dan dengan polosnya mempersilahkan Jeong Hoon mengutarakan pertanyaannya. Maka Jeong Hoon pun tak segan mengutaarkan pendapatnya tentang Ha Jin yang dia nilai dari isi sosmed-nya Ha Jin.

"Kau orang yang tidak konsisten dan plin-plan." Serang Jeong Hoon.

Jelas saja Ha Jin mulai kebingungan mendengarnya. Jeong Hoon memberi contoh tentang beberapa postingan Ha Jin yang mendukung beberapa produk tapi kemudian di beberapa postingan lainnya dia mengubah pendapatnya dan mengutarakan kekecewaannya terhadap produk-produk tersebut.

Contoh lainnya adalah saat dia memposting dukungan terhadap partai politik tertent. Tapi hanya dalam waktu 3 bulan, dia menarik kembali dukungannya. Tapi dalam waktu seminggu, dia kembali mendukung partai tersebut. Apakah ada alasan tertentu dibalik sikap tidak konsistennya itu?

Ha Jin mengklaim ada alasan, tapi ujung-ujungnya dia bingung sendiri harus ngomong apa. Dia tidak ingat apa alasannya, tapi benar-benar ada kok alasannya. 


Kontan saja Jeong Hoon jadi semakin ganas menyerangnya. Jika Ha Jin bahkan tidak ingat dan terus mengubah nilai dan kepercayaannya akan alasan-alasan yang bahkan tidak dia ingat, bukankah itu artinya Ha Jin kurang bertanggung jawab sebagai seorang selebritis yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi publik.

"Kau bilang kau lebih suka jujur. Entahlah, tapi dilihat dari sudut pandang lain, sepertinya kau menutupi ketidak-bertanggungjawabanmu sebagai kejujuran."

"Bukan begitu..."

"Kalau bukan, kau mungkin menggunakan kejujuranmu sebagai tameng."

"Aku tidak tahu. Aku hanya tidak ingin perasaanku menjadi serumit itu. Terlepas dari membuat alasan atau perhitungan yang rumit, aku hanya ingin  hidup sederhana seperti menghitung 5 sampai 6."


Kalimat terakhirnya sontak membuat Jeong Hoon membeku seketika, karena kalimat itu sama persis yang pernah diucapkan Seo Yeon semasa dia masih hidup dulu. Dan jelas saja dia mendadak melamun saat mereka masih on-air membuat semua staf kebingungan dan panik.

Dia bahkan tidak mendengarkan teriakan PD Kim... sampai saat Ha Jin bergerak mendekatinya dan menyentuhnya. Jeong Hoon seketika bereaksi menggenggam tangan Ha Jin dan menatapnya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments