Sinopsis Well Intended Love Season 2 episode 3 - 2

Sinopsis Well Intended Love Season 2 episode 3 - 2

Tak mau kalah, Chu Yan langsung mengambil shampoo kesukaan Xia Lin, berniat pamer tentang segala hal yang dia ketahui tentang Xia Lin. Yi Zhou sontak cemburu dan menatap Chu Yan dengan sengit.


Canggung menghadapi tatapan Yi Zhou yang menakutkan, Xia Lin buru-buru menghindar dan jadilah kedua pria itu berdebat sengit lagi.

"Apa sebenarnya tujuanmu?" Curiga Chu Yan.

"Tujuanku adalah mencintai Mumu."

"Cinta dari Hongkong?"

Yi Zhou sontak mendekat dengan kesal dan Chu Yan langsung berjinjit untuk membuat matanya sejajar dengan Yi Zhou dan balas memelototinya dengan sengit... sampai saat mereka menyadari kalau mereka sedang direkam sama kameramen.


Selesai belanja, sekarang saatnya kedua pria mulai memasak. Terlepas dari status mereka, yang satu bos besar dan yang satunya bintang ternama, kedua pria itu ternyata sama-sama berbakat masak juga. Si MC heboh mengomentari Xia Lin yang sangat beruntungan memiliki tunangan yang sangat hebat. Tapi masakan siapa yang paling Xia Lin sukai nanti?

Tak lama kemudian, kedua masakan pun matang. Tibalah saatnya Xia Lin mencicipi kedua masakan. Tapi tentu saja dia galau, mana dia tahu yang mana masakannya siapa.

Dia mencoba mencicipi hidangan pertama yang berupa sup telur tomat. Tapi saat dia mencicipi hidangan kedua yang berupa sup jamur, seketika itu pula Xia Lin teringat dengan sup jamur yang dia makan di restoran saat kencan bersama Yi Zhou waktu itu.

Dia langsung tahu masakannya Yi Zhou adalah sup jamur itu, dan dia benar. Yi Zhou senang dan langsung melempar senyum penuh kemenangan pada Chu Yan yang kecewa.

"Rasanya sama persis dengan yang kumakan di restoran waktu itu."

"Apa rasanya enak?"

"Lumayan enak. Yang sebelumnya juga kau yang masak?"

"Apa kau suka? Kalau kau suka... aku bisa memasakkannya untukmu setiap hari setelah pulang kerja."

"Oke."


Chu Yan heran melihatnya. Bagaimana bisa dia tersihir oleh Yi Zhou? Berikutnya, Xia Lin diminta syuting ilan sponsor. Sutradara juga meminta mereka untuk foto berpasangan nanti. Yi Zhou langsung setuju dengan senang hati.

Xia Lin mulai mempromosikan iklan produk skin care lalu pemotretan bersama Yi Zhou, sementara Chu Yan cuma bisa menatap mereka dengan cemburu.

Tapi kemudian Chu Yan punya ide untuk memisahkan mereka dengan sok sibuk jadi penata gayanya Xia Lin sehingga Yi Zhou terpaksa harus mundur dan cemburu berat melihat Chu Yan menyentuh-nyentuh ceweknya. Hingga akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung mendorong Xia Lin keluar dan minta pindah pemotretan di luar.


Jia Fei sedang pesan latte saat Wen Li mendadak muncul dari belakang dan memesan menu yang sama dengan Jia Fei lalu menunjukkan sebuah cincin mungil dan tanya apakah ini cincinnya Jia Fei.

Jia Fei menyangkal dengan canggung dan berniat menghindar, tapi Wen Li dengan cepat menangkapnya. Ada ukiran JF di dalam cincin ini, bukankah itu singkatan dari Jia Fei?

"Memangnya JF itu artinya Jia Fei? Siapa tahu itu singkatan dari Jianfei (diet)."

Jia Fei bahkan berusaha membuktikannya dengan mencoba memasukkan cincin itu ke jari manisnya yang terlalu besar untuk cincin mungil itu. Jelas ini bukan miliknya. Biarpun dia sangat ingin menemukan pemilik cincin ini, tapi jangan asal bertanya pada sembarang orang dong.

Tapi Wen Li dengan cepat membungkam cerocosannya dengan memakaikan cincin itu ke jari kelingkingnya Jia Fei dan pas banget. Tak bisa berkutik lagi sekarang, Jia Fei akhirnya cuma bisa cengengesan canggung sambil pura-pura senang cincinnya ketemu.

"Aku sudah lama banget mencarinya, makasih yah sekretaris Wen. Kau baik banget."

Dia mau kabur setelah itu itu, tapi Wen Li tiba-tiba memancing rasa penasarannya dengan mengungkit kejadian malam itu. "Apa kau tidak ingin tahu kejadian malam itu?"

Jia Fei dan Wen Li akhirnya duduk bersama sembari mengenang kejadian malam itu.

Flashback.


Malam itu di sebuah bar, Jia Fei minum-minum sampai mabuk dengan ditemani Xia Lin. Wen Li kebetulan ada di sana juga untuk memata-matai Xia Lin.

Jia Fei sedang frustaasi waktu itu gara-gara program acaranya dibatalkan. Makanya dia terus minum-minum, bahkan nekat memesan minuman yang paling mahal.
Gara-gara itulah Wen Li mulai mengalihkan perhatiannya dari Xia Lin ke Jia Fei.

Tepat saat itu juga, Xia Lin mendapat telepon dari Nona Jiang yang memintanya datang sekarangnya sehingga dia tidak bisa menemani Jia Fei lebih lama dan langsung beranjak pergi.


Saat Wen li terburu-buru mau Xia Lin, Jia Fei tiba-tiba beranjak bangkit dari duduknya dan hampir saja terjatuh kalau saja Wen Li tidak sigap menangkapnya.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" Cemas Wen Li.

"Jangan panggil aku begitu! Panggil aku kakak!"

Wen Li berniat mau memanggilkan mobil jemputan untuknya. Tapi Jia Fei tiba-tiba pingsan dalam pelukannya dan muntah.

Karena tiba tahu di mana rumahnya Jia Fei, Wen Li terpaksa membawanya ke hotel terdekat. Tapi saat dia berusaha menyeret Jia Fei ke kasur, Jia Fei tiba-tiba roboh menimpanya.

Dalam mabuknya, Jia Fei tiba-tiba membelai wajah Wen Li sambil berbisik mesra. "Sayang, jangan bergerak. Ada yang ingin kuberikan padamu."

Flashback end.


Jia Fei malu dan canggung banget mendengar cerita Wen Li. Sungguh tak disangka kalau ternyata dia seliar itu. Tapi, apa Wen Li sudah melihat catatan pesannya?

"Sudah, dan ada permen di atasnya."

Pagi itu saat Wen Li bangun dan mendapati Jia Fei sudah pergi, dia melihat  sebutir permen dan sebuah pesan singkat yang bernada ketus: Aku pergi kerja. Tidak usah saling bertemu lagi. Dan saat Wen Li hendak pergi, dia menemukan cincin berinisial JF itu.

Canggung, Jia Fei cepat-cepat menjelaskan bahwa pagi itu setelah dia menulis pesan, dia bingung harus memberi apa. Karena tidak sopan ngasih duit, jadi dia memberi permen.

"Sekretaris Wen, sebaiknya kita pura-pura seolah semua ini tak pernah terjadi."

Tapi Wen Li kurang setuju. "Kurasa... kita bisa saling mengenal."

Jia Fei tidak mau dan buru-buru pamit. Tapi sebelum pergi, terlebih dulu dia mengancam Wen Li untuk merahasiakan masalah ini dari siapapun. Jika tidak, dia akan meneror Wen Li. Wen Li cuma merasa geli mendengar ancamannya.


Xia Lin dan Yi Zhou hendak menuju lokasi pemotretan berikutnya sambil bergandengan tangan saat Chu Yan muncul lagi dan langsung nyinyir. Sepertinya mereka berdua tidak begitu saling memahami satu sama lain, apa yang mereka lakukan di sini?

"Kami tidak memahami satu sama lain?" Yi Zhou sinis. "Oh, aku tahu. Mungkin karena ini pertama kalinya kami bertunangan. Makasih atas kepedulianmu. Kami pasti akan semakin saling memahami satu sama lain. Sudahlah, teman, jangan ganggu acara pemotretan kami."


Tapi sesampainya di sana, Sutradara melah memberitahu mereka bahwa sesi berikutnya adalah foto keluarga bersama Pidan. Yi Zhou tak nyaman, tapi dia sudah tidak seheboh sebelumnya dan menerima tali anjing itu dengan ketakutan.

Berusaha menenangkannya, Xia Lin pun mengambil alih Pidan dan mereka akhirnya bisa kencan sekaligus pemotretan dengan lebih nyaman. Chu Yan cuma bisa melongo sinis.


Seusai pemotretan Yi Zhou mengantarkan Chu Yan ke mobil. Chu Yan penasaran apakah Yi Zhou benar-benar menyukai Xia Lin?

"Iya."

"Aku tidak percaya."

"Terserah kau mau percaya atau tidak." Sinis Yi Zhou lalu mendorongnya ke dalam mobil.


Xia Lin kaget mendengar PD memberitahu bahwa Chu Yan sudah pergi tadi sore. Aneh sekali, kenapa dia tiba-tiba pergi? Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari Chu Yan yang memperingatkannya untuk berhati-hati terhadap Yi Zhou si licik itu.

"Biarpun aku tidak tahu bagaimana ceritanya kalian bisa bertunangan, tapi aku yakin kau punya alasanmu sendiri. aku akan mendukung keputusanmu sepenuhnya." Ujar Chu Yan dalam pesannya.

"Bisa-bisanya dia pergi tanpa pamit. Dia tidak memperlakukanku sebagai teman. dasar Chu Yan jahat!" Kesal Xiao Lin.

Yi Zhou penasaran kenapa dia kesal banget sampai membanting ponselnya. Kalau sampai rusak, dia tidak akan bisa menelepon Xia Lin. Dan bagaimana kalau dia bukan cuma merusak ponselnya, tapi juga merusak mejanya? Kru film pasti akan menuntutnya untuk ganti rugi karena dia tunangannya Xia Lin.

"Ling Yi Zhou apa kau merahasiakan sesuatu dari teman baikmu?"

"Aku tidak punya teman."

Xia Lin tak percaya. "Omong kosong. Semua orang punya teman."

 

Mendengar itu, Yi Zhou langsung mengajaknya keluar ke perkemahan yang diatur dengan indah. Apa Yi Zhou yang menyiapkannya? Sayangnya, biarpun tempat ini indah, besok mereka sudah harus pergi.

"Kalau kau suka tempat ini, kita bisa tetap tinggal di sini."

"Apa kau bercanda? Kau bos besr Lingshi Group. Apa kau bisa seenaknya liburan bersamaku di sini?"

"Kalau kau ada di sini, aku juga akan ada di sini."

Canggung, Xia Lin buru-buru mengalihkan perhatiannya ke langit berbintang dan memberitahu Yi Zhou bahwa itu adalah rasi bintang gemini. Itu adalah rasi bintang pertama di berbentuk buru Vermilion. Yi Zhou kagum juga mendengarnya, ternyata dia bukan artis yang bodoh.

"Kapan aku bodoh?"

"Mumu, kenapa kau ingin menjadi seorang aktris?"

Xia Lin bercerita bahwa waktu kecil, nilai-nilainya jelek, temannya juga sedikit. Dia pikir dia tidak punya kelebihan apapun. Tapi kemudian dia berakting jadi Cinderella di pertunjukan seni dan semua penonton bertepuk tangan untuknya.

Sejak saat itu, perasaan percaya diri dan mendapat pengakuan itu selalu menemaninya... hingga akhirnya selangkah demi selangkah, dia menjadi seorang aktris.

"Saat aku berakting, aku merasakan kebahagiaan, luka, kelahiran, sakit dan kematian, seolah aku punya banyak kehidupan. Perasaan itu benar-benar luar biasa."

"Biarpun kau diminta untuk memainkan peran kecil, kau tidak akan merasa tidak bahagia, kan?"

"Tentua saja. Bahkan sekalipun memainkan peran kecil, aku akan tetap memerankannya dengan serius."

"Kau pasti akan jadi aktris terbaik di dunia ini."

"Ling Yi Zhou, terima kasih."

"Untuk apa?"

"Terima karena karena kau bersedia ikut program ini bersamaku." Ujar Xia Lin setulus hati. Yi Zhou tersentuh mendengarnya.


Di parkiran, Direktur Jin menemui seorang pengacara muda. Entah apa niatan Direktur Jin menemuinya. Dari percakapan mereka, sepertinya si pengacara itu dulu teman sekampusnya Yi Zhou.

Epilog:

Xia Lin dan Yi Zhou basah kuyup setelah puas main perang air. Yi Zhou penasaran kenapa Xia Lin menamai anjing itu Pidan?

"Aku pernah bermimpi aku memelihara seekor anjing yang mirip banget sama dia dan namanya Pidan." (Pfft! Jadi Pidan di season satu tuh cuma mimpi?)

~~~~~~~~

Sebenarnya aku kurang semangat sama season 2 ini, mungkin karena ceritanya yang sebenarnya cuma diulang dengan sedikit perubahan versi, jadinya rada boring.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

5 Comments

  1. pleaseee
    lnjut dong...
    walaupun ceritanya mirip yg pertama sih..
    tapi tetap pengen lnjut...
    í ½Ã­¹Ã­ ½Ã­¹Ã­ ½Ã­¹Ã­ ½Ã­¹Ã­ ½Ã­¹

    ReplyDelete
  2. Please lanjut eps 4, tiap hari ngecek sinopaia di tamura meluli, mana tau udah dilanjutin sinopsisnya.. hehe

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam