Di pesta topeng, M sibuk ceramah tentang hidup dan mati dan bahwa manusia tidak seharusnya takut mati bla-bla-bla.
Puas ceramah, dia lalu memperkenalkan Su Mian pada semua anggota. Tapi E langsung pergi dengan kesal. M beralasan kalau E itu membenci siapapun yang bisa jadi ancaman baginya.
"Jadi aku ancaman baginya?"
"Tak tahukah kau kalau kau sangat cantik?"
"Terima kasih."
R tiba-tiba mendekatinya dan langsung memperhatikan jam tangannya Su Mian dan meminta Su Mian untuk memberikan jam itu padanya sebagai hadiah. Mungkin biar dia dipercaya oleh mereka, Su Mian langsung saja menyetujuinya lalu berkutat cukup lama untuk melepaskan jam itu.
Tapi R tiba-tiba berubah pikiran dan mengklaim kalau dia cuma bercanda, sementara K buru-buru menghindarinya biar Su Mian tidak mengenalinya.
Su Mian pun mendekati A dan memperkenalkan dirinya. A memperkenalkan dirinya dan menunjukkan keahliannya dengan menampilkan kembang api buatannya. Su Mian langsung paham kalau anak inilah si ahli ledakan.
Dia lalu menawarkan sesuatu untuk A. Terlalu sering berhubungan dengan bahan kimia, bisa mengganggu sistem pernapasannya, ini bisa membantu membuatnya merasa lebih baik. A cukup tercengang pada kebaikan Su Mian padanya. Tapi kenapa Su Mian ingin bergabung bersama mereka?
"Mungkin karena aku seperti kalian. Kita semua gila."
"Aku tidak gila. Kurasa kau juga tidak. Di masa mendatang kau boleh memanggilku Xiao Ai."
"Baiklah, Xiao Ai. Di masa mendatang kau boleh memanggilku Kak Su Mian."
A tercengang mendengarnya, tapi dia cepat-cepat menguasai dirinya dan kembali menyalakan kembang apinya sambil terus merapalkan 'kak Su Mian'.
L gantian mendekatinya dan mengajaknya berdansa, sementara S duduk terus di kursinya bak raja. R lewat di depannya sambil diam-diam membisikinya kalau Su Mian membawa GPS tracker. S santai, toh polisi tidak akan bergerak sekarang.
Karena sekarang dia sudah bergabung dalam tim mereka, M meminta Su Mian untuk menamai dirinya sendiri dengan sebuah huruf. Su Mian memutuskan nama aliasnya sekarang adalah H.
Semua orang pun menyambutnya dengan tepuk tangan dan A heboh menari-nari mengelilinginya. Su Mian mengedarkan pandangannya pada semua orang, tapi hanya S yang masih misterius baginya.
Di markas Unit Falcon, petugas melapor kalau mereka sudah menyiapkan korban dan Han Chen pun memerintahkan semua orang untuk bekerja sama membantu Su Mian. Su Mian sendiri tengah sibuk mengatur mayat dan TKP sedemikian rupa.
Media pun heboh memberitakan mayat-mayat yang diatur polisi itu sebagai pembunuhan berantai agar semakin meyakinkan sindikat itu kalau Su Mian benar-benar pembunuh profesional.
Dalam acara pesta topeng selanjutnya, A memberitahu Su Mian kalau S sedang memperhatikannya dan menyarankannya untuk mendekati S.
Su Mian agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia menghampiri S dan memperkenalkan dirinya. Tapi S tiba-tiba menariknya dan berbisik di telinganya. "Apa ada seseorang yang sangat ingin kau bunuh? Jika ada, kau harus membunuhnya secepatnya. Jika tidak, kau akan kehilangan kesempatan."
S lalu pergi, meninggalkan Su Mian yang gemetar ketakutan.
Saat M menjemputnya lagi, Su Mian tanya apakah dia masih harus pakai penutup mata? M bilang tidak, karena Su Mian sekarang sudah menjadi bagian dari mereka. Begitu mereka menjadi bagian dalam tim, maka mereka harus mengungkap diri mereka pada seluruh tim.
Di markas, A antusias untuk mengungkapkan identitasnya pada Su Mian. R santai menyebut Su Mian sebagai H seolah dia benar-benar sudah menganggap Su Mian sebagai bagian dari mereka. E langsung nyinyir mendengarnya.
T merasa permainan ini sama sekali tidak berarti, tapi dia tetap menyukainya. S begitu menginginkan Su Mian dan sengaja menjebaknya datang kemari dengan sendirinya alih-alih membiarkan mereka menculik Su Mian.
M dan Su Mian tiba tak lama kemudian. M mengajaknya masuk lalu memintanya untuk istirahat dulu di kamar atas dengan alasan mereka semua harus mendiskusikan sesuatu dulu.
Su Mian mengiyakannya saja tanpa curiga. Tapi kemudian dia melihat Xin Jia. Jelas saja dia langsung curiga menyadari dirinya mungkin sudah ketahuan. Tapi menyadari dirinya berada di sarang musuh, Su Mian berusaha tetap tenang dan kembali berjalan.
Dia berpapasan dengan R yang lagi-lagi menyinggung jam tangannya dan dengan penuh arti mengingatkannya bahwa jika jam itu rusak, Su Mian serahkan saja padanya untuk diperbaiki.
Saat melewati lorong, perhatiannya tertarik pada sebuah kamar yang pintunya agak terbuka. Saat dia membukanya, dia malah jauh lebih shock mendapati layar memutar berbagai rekaman candid dirinya saat shopping, di kampus, dll.
Panik, Su Mian pun buru-buru keluar... tapi malah berhadapan dengan S yang baru datang. Berusaha tetap tenang, Su Mian beralasan kalau dia salah kamar dan bergegas keluar.
"Kau tampak pucat, apa kau baik-baik saja?" Tanya S
"Sedikit."
S langsung mendekatinya dan menyuruhnya istirahat di kamar sebentar. "Begitu kau bangun, segalanya akan lebih baik. Kamarmu di ujung koridor."
Su Mian bergegas masuk ke kamar yang dimaksud dan mencoba menggunakan jamnya tapi jam itu malah tidak berfungsi. Su Mian langsung panik menyadari maksud tersembunyi dari ucapan R tadi.
"Apa yang harus kulakukan?"
E masih kembang kempis menahan kesal karena keberadaan Su Mian di sini. S datang tak lama kemudian dan memberitahu kalau Su Mian sudah mengetahuinya. L senang, berarti mereka harus melaksanakan rencana mereka lebih cepat.
S mengingatkan kalau Su Mian harus menelepon polisi dulu, baru setelah itu mereka bisa melaksanakan rencana mereka. E dan L pun pergi untuk melaksanakan tugas mereka.
Su Mian benar-benar panik tak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba dia ingat dengan kotak makeup-nya. Itu bukan kotak makeup biasa. Prof Xu lah yang memberikan kotak makeup itu padanya.
Di dalamnya ada mesin yang bisa Su Mian gunakan untuk mengirim kode dan hanya mereka berdua yang bisa memecahkan kode itu. Kode itu lebih sederhana daripada kode morse, tapi orang awam tidak akan bisa memecahkan kodenya dengan mudah. Jika terjadi sesuatu yang darurat, Su Mian bisa mengontaknya dengan itu setiap saat.
Su Mian pun cepat-cepat mengirim kode pada Prof Xu sembari berdoa agar Prof Xu menerima pesan itu.
Pesan itu sampai ke komputernya polisi, tapi tak ada seorangpun yang bisa memahami pesan binari itu. Han Chen menyuruh mereka memanggil Prof Xu dan menanyakan kode ini padanya.
Prof Xu tengah berada di rumahnya saat dia menerima kode itu dan memberitahu polisi kalau dia sedang berusaha memecahkannya. Kode itu ternyata berbunyi: Identitas terbongkar, rencana ini jebakan, tolong aku.
Prof Xu pun cepat-cepat menulisnya di sebuah kertas (pesan sepenting itu kenapa nggak langsung mengirimkannya lewat sms ke polisi aja pak?).
Tepat saat itu juga, Nan Bo baru pulang dan dia melihat ayahnya memasukkan kertas ke saku bajunya dan mematikan laptopnya.
Saat Prof Xu mau pergi, Nan Bo cepat-cepat mencegahnya dan bersikeras mau mengantarkan Prof Xu dengan alasan biar lebih aman karena Prof Xu belakangan ini tampak kurang sehat.
"Aman? Kenapa aku merasa tinggal di rumah jauh lebih tidak aman."
"Apa maksud ayah?"
"Jangan paksa aku untuk mengatakan hal-hal yang lebih baik tidak dikatakan. Sejak kecil kau sudah kejam dan ekstrem. Aku tidak mengajarimu dengan baik. Itu salahku. Tapi jika kau terus seperti ini, maka jangan salahkan aku jika aku tak menganggapmu sebagai anakku lagi."
Nan Bo terus berusaha menghalanginya, tapi Prof Xu langsung mendorongnya dan pergi. Prof Xu berhenti di lampu merah sambil berusaha menghubungi polisi.
Teleponnya belum tersambung saat lampu berubah hijau dan Prof Xu pun langsung mengabaikan teleponnya untuk meneruskan perjalanan. Tapi tiba-tiba dari persimpangan jalan muncul sebuah truk yang melaju cepat ke arahnya dan menabraknya hingga mobil itu terbanting dan terbalik.
Dalam keadaan sekaratnya, Prof Xu cepat-cepat menyelipkan pesannya itu di bawah kursi dan menggantinya dengan sebuah foto sebelum kemudian pingsan.
Dan siapa lagi yang menabraknya kalau bukan putranya sendiri. Nan Bo langsung menggeledah baju ayahnya, tapi cuma mendapati foto masa kecilnya bersama Prof Xu. Nan Bo langsung menghubungi M untuk mengomelinya karena mereka terlalu ceroboh. Untung saja dia cepat-cepat menyadarinya, jika tidak maka mereka pasti akan berada dalam masalah.
Ayahnya mungkin akan berada di rumah sakit selama beberapa waktu, dia akan terus meng-update mereka dan suruh R untuk menghapus CCTV di sekitar jalan ini. Setelah itu, K menelepon polisi dengan mengubah suaranya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam