Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 12 - 2 [END]

Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 12 - 2 [END]


Tahun 2015, semua Sindikat Alfabet berkumpul bersama di depan kantornya Si Bai di Kota Jiang dan menunggu di sana sepanjang hari.

"T, apa kau yakin dia baik-baik saja setelah dia terbangun?" Tanya K

"Iya."

Si Bai akhirnya keluar dari kantor malam harinya dan mereka semua langsung memperhatikan setiap gerak-geriknya lalu pergi membuntutinya. A berkomentar kalau kebiasaan Si Bai tidak pernah berubah meski dia hilang ingatan.

"Bagaimana kau bisa yakin kalau dia benar-benar hilang ingatan?"


Mereka berhenti agak jauh dari rumahnya yang tampak terpencil dari area perkotaan. Mereka terus memperhatikannya saat Si Bai mengambil barang-barangnya dari bagasi, lalu tiba-tiba saja dia berpaling ke arah mereka.

Apa dia mengenali mereka? Hmm... entahlah. Tapi tiba-tiba saja dia merasakan sakit di kepalanya. Begitu pulih dia langsung mengabaikan mereka dan masuk rumah.


L tanya apakah mereka mengatur semua ini. R berkata kalau orang tua S yang dari Amerika meninggalkan rumah ini untuknya. T berkata bahwa Xiao Yao lah yang mengatur semua ini, dia yang paling ahli dalam hal-hal seperti ini, sangat setia dan berhati-hati.

E mengomentari cara S mengatur segalanya dengan sangat rapi. Demi menutupi identitasnya, dia menyamarkan amnesianya terjadi karena kecelakaan dan bukannya karena obat. Dia bahkan sudah meminta transfer pada ketua tempat kerjanya.

"Akhirnya dia mendapatkan apa yang dia inginkan untuk ditransfer ke Kota Jiang dan mereka bertemu kembali."

K terdengar kecewa. Hidupnya S berjalan sesuai rencananya. Dia sekarang memulai segalanya dari awal bersama Su Mian. Kehidupan barunya sekarang ini tidak berhubungan dengan mereka ataupun masa lalu.

"Jika kau melihatnya dari sudut pandang lain, dia sebenarnya membebaskan kita." Ujar R

Mereka lalu membahas hidup mereka masing-masing. E sekarang pindah ke Kota Lan demi mengikuti Han Chen. L bosan, jadi dia mengambil ujian lagi agar bisa kerja.

K berencana tinggal di kota Jiang untuk sementara waktu. Dia tertarik pada semua promosi sirkus. Dan begitulah bagaimana kemudian dia bertemu dengan Chen Li Jiang.

Flashback end.


Su Mian dan Han Chen mengunjungi makam Bai Jin Xi dengan membawakan sertifikat yang membuktikan bahwa Jin Xi benar-benar mengorbankan nyawanya dalam sebuah misi.

"Seorang polisi baik yang meninggal dalam melaksanakan tugasnya. Kau bisa istirahat dengan tenang sekarang. Semua ini salahku. Dulu aku tidak tahu menahu, aku tidak tahu kau berkorban begitu besar untukku. Terima kasih."

Flashback.


Saat Su Mian kecil masih termenung seorang diri di depan makam ayahnya, Jin Xi kecil datang menghampirinya dan memintanya jangan bersedih terus.

"Paman adalah polisi terbaik di dunia. Saat aku tumbuh besar nanti, aku akan menjadi polisi seperti paman. Kakak, jangan takut. Aku akan membantumu menemukan orang jahat yang membunuh paman."

"Kita akan menangkapnya bersama."

Flashback end.


Su Mian tak kuasa menahan tangisnya saat kenangan masa kecil mereka itu. Han Chen mengusulkan agar mereka memberi hormat pada Jin Xi dan mengunjunginya setiap tahun. Mereka berdua pun memberikan penghormatan mereka kepada mendiang sebelum kemudian pergi.


Su Mian masih terus melamun sepanjang jalan, memikirkan segala hal yang terjadi selama ini. Rasanya seperti sebuah mimpi. Untuk apa sebenarnya mereka hidup?

"Kau sungguh ingin mendiskusikan pertanyaan sedalam itu?"

"Aku tidak mau membicarakannya, aku hanya tidak mengerti. Semua orang terlahir sama. Tapi kenapa, sepanjang hidup kita, kita harus mengalami begitu banyak perubahan?"

"Sebenarnya dunia ini sangat rumit, bukan cuma hitam dan putih. Terkadang kita sulit memahaminya."

Dalam banyak kasus, harus ada perbandingan antar kehidupan. Misalnya, harus ada orang jahat agar ada orang baik. Harus ada penjahat agar ada polisi. Karena itulah mereka harus hidup dengan baik dan berusaha yang terbaik dan membuat orang-orang di sekitar kita berusaha yang terbaik juga.

"Hidup kita hanya selama ini, selama kita tahu apa yang kita inginkan, tidak masalah menjadi diri sendiri."


"Lalu, apa kau sudah memikirkan apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin sebisa mungkin melindungi banyak orang, dan kau. Aku ingin menggunakan hidupku untuk melindungimu. Bagaimana? Simple, kan?"

"Gampang diucapkan. Tapi melakukannya tidak akan semudah itu. Tidak semua orang bisa melakukannya."

"Aku bisa."

"Aku percaya padamu."


Lao Dao tengah jalan-jalan sendirian sambil menggigiti tusuk giginya saat tiba-tiba dia melihat beberapa orang bapak-bapak yang sedang berkumpul main catur dan membicarakan seekor burung peliharaan salah satu diantara mereka.

Si Bapak pemilik burung itu nyerocos bangga tentang burungnya dan bapak itulah yang menarik perhatian Lao Dao... karena ternyata, Bapak itulah sang polisi yang dulu menyelamatkannya dari pembulian dan menyarankannya untuk menusuk lidahnya dengan tusuk gigi setiap kali dia tergagap.

Putri kecil Bapak Polisi itu melihat tangan Lao Dao terluka dan langsung membantu meniupnya. Ayahnya bilang, kalau luka ditiup maka itu bisa membantunya tidak sakit lagi.


Para bapak itu menyadari kehadirannya karena Lao Dao terus menatap bapak pensiunan polisi itu. Lao Dao buru-buru mengalihkan tatapannya, tapi Bapak itu langsung mengenali Lao Dao dan mendekatinya. Lao Dao memberi hormat dengan canggung. Gagapnya sampai kumat saking gugupnya.

"Kenapa? Kau mau aku menusuk lidahmu lagi?"

"Anda mengenali saya?"

"Pahlawan sepertimu selalu muncul di televisi setiap saat. Sulit untuk tidak mengingatmu."

"Terima kasih. Jika bukan karena anda, saya mungkin takkan menjadi diri saya yang sekarang."

"Bagus. Seorang polisi itu harus seperti kau."


Putri sang bapak datang tak lama kemudian setelah selesai belanja dan Lao Dao langsung kesengsem. Heee. Bapak lalu mengundang Lao Dao makan malam di rumah mereka. Lao Dao tak enak dan hendak menolak, tapi gadis itu juga ikut mengundangnya. Lao Dao pun tak bisa menolak lalu membantu membawakan belanjaannya.


Di rumah sakit, Cold Face sedang sibuk melakukan persiapan lamaran sambil menggerutui Xiao Zhuan dan Lao Dao yang malah menghilang saat dia butuh bantuan mereka.

Saat para satpam RS melihat itu, jelas saja langsung berusaha mengusir mereka. Rekan-rekannya Cold Face buru-buru menyeret kedua satpam menjauh dan mengakui kalau mereka sebenarnya polisi, mereka minta waktu sedikit saja. Polisi itu banyak yang jomblo, jadi bantulah mereka.


Para suster akhirnya datang sambil menyeret Suster Xia tepat saat Cold Face belum menyelesaikan persiapannya dan masih sibuk meniup-niup tatanan bunga-bunganya di lantai.

Cold Face sontak canggung dan buru-buru berlutut sambil nyodorin bunga. "Xiao Zi Qi, menikahlah denganku."

Semua penonton langsung bersorak menyemangati Suster Xia untuk menerimanya. Suster Xia malah memprotes lamarannya yang kuno banget ini. Cold Face kecewa, dia tidak suka yah? Kalau begitu, dia akan mengulanginya lain hari saja.

"Kau ini bodoh, yah? Bagaimanapun caramu melamar itu tidak penting selama kaulah yang melamar."


Suster Xia pun mengambil buket bunganya. Cold Face langsung sumringah. Tapi saking bahagianya, dia malah lupa ngasih cincinnya bahkan sampai harus ditagih dulu. Dia langsung panik mencari-cari ke dalam jaketnya. Dan saat dia menemukannya, bukannya menyelipkannya ke jari Suster Xia, dia malah cuma nyodorin kotak cincinnya.

"Pakaikan!" Bisik Suster Xia

Cold Face pun menyelipkan cincin ke jari manis Suster Xia lalu menariknya ke dalam pelukannya dan semua orang pun bersorak menyemangatinya untuk mencium tunangannya.


Xiao Zhuan lagi jalan di lorong kantor saat dia melihat update-an Cold Face yang sukses melamar. Xiao Zhuan langsung menggerutu cemburu. Parahnya lagi, Lao Dao juga pamer gebetan barunya di medsos.

"Rasanya menyebalkan sekali jadi jomblo satu-satunya!"


Dia hendak belok bersamaan dengan seorang polwan yang sedang membawa tumpukan barang dan jadilah mereka bertubrukan. Xiao Zhuan meminta maaf, tapi saat dia kontak mata dengan si polwan, dia langsung jatuh cinta. Dia bahkan langsung tanya-tanya namanya dan dia dari departemen apa?

"Kau Detektif Zhou, kan?"

"Betul. Aku Zhou Xiao Zhuan, dari tim Black Shield."

"Kalau kau mau tahu maka ikutlah denganku untuk mengantarkan dokumen-dokumen ini, nanti kuberitahu."


Xiao Zhuan langsung sigap mengambil alih semua dokumen-dokumen, dan mereka pun pergi sambil ngobrol sepanjang jalan.

 

Han Chen dan Su Mian kencan di cafe saat ketiga rekan mereka datang tak lama kemudian sambil bergaya bak model catwalk lengkap pakai kacamata hitam. Su Mian jelas geli melihatnya, mereka lagi main apa sih?


"Kau tidak tahu, yah? Sejak kita menghancurkan Sindikat Alfabet, semua orang di seluruh kota menganggap kita sebagai idola, pahlawan. Jadi kami harus terlihat keren. Pakai kacamata dan baju baru."

"Keren? Kurasa kalian lebih mirip orang idiot."


Cold Face lama-lama jadi tidak pede dan langsung melepaskan kacamatanya. Su Mian memperhatikan, sepertinya Cold Face gemukan sekarang.

Xiao Zhuan merasa wajar saja kalau Cold Face gemukan, sekarang ini dia selalu membuatkan sup untuk si suster, dia jadi gemuk karena keseringan minum supnya. Bahkan mereka saja tak pernah makan sup lagi belangan ini.

Lao Dao tak pernah menyangka kalau ternyata Cold Face lebih peduli dengan kekasihnya daripada teman-temannya. Pokoknya Cold Face rela melakukan banyak hal demi si suster. Su Mian jadi penasaran, kapan mereka akan menikah?


Tapi Cold Face malah mengalihkan topik membahas penemuan mayatnya S. 2 hari yang lalu, mayatnya ditemukan saat laut surut di pelabuhan. Mayatya rusak parah dan tak bisa dikenali, tapi hasil tes DNA-nya cocok dengan Si Bai. Mereka juga belum bisa menemukan Xiao Yao sampai sekarang, tapi sudah ada surat perintah penangakapannya.

Lao Dao buru-buru mencairkan suasana dengan tanya kapan mereka berdua akan kembali ke kepolisian, Wen Long selalu menanyakan mereka setiap hari.

"Tergantung dia," jawab Han Chen dan Su Mian serempak.

"Lihatlah. Beda dari sebelumnya, sekarang istri sudah mulai mengikuti suami." Goda Lao Dao

"Kalian berdua... harus kembali," ujar Cold Face serius.


Tak jauh dari mereka seseorang beranjak pergi dengan hanya meninggalkan sebuah gambar sketsa Su Mian. (S masih hidup?)

Tak sengaja Su Mian menoleh dan melihat orang itu berjalan pergi. Sekilas orang itu terlihat sebelah wajahnya yang  membuat Su Mian tercengang melihatnya.


Tapi tak ada siapa-siapa saat Han Chen mengikuti arah pandangnya. Saat dia menanyakan apa yang dilihatnya, Su Mian hanya berkata kalau dia mungkin salah lihat.

-THE END-

Post a Comment

0 Comments