Sinopsis Find Yourself Episode 1 - 2

Sinopsis Find Yourself Episode 1 - 2

Saat Yuan Song baru tiba di lokasi tak lama kemudian, dia mendapati Fan Xing sudah tiba duluan dan sedang berdebat dengan Nona Zhao - si pemilik rumah, karena rumah itu malah ditempeli banyak sekali stiker dan jimat keberuntungan padahal mau dibuat pemotretan.


Fan Xing berusaha bicara dengan penuh kesabaran menghadapi Nona Zhao yang marah-marah dengan heboh dan tidak mau mengalah, tapi tiba-tiba saja Yuan Song menarik lepas dekorasi tempat itu dengan tampang tanpa dosa.

Jelas saja Nona Zhao jadi marah. Fan Xing sontak panik berusaha membujuknya dan membungkukkan permintaan maaf. Tapi Nona Zhao tak mau tahu dan terus marah-marah, bahkan mengancam akan melaporkan mereka pada bos mereka.
 
Tapi bahkan setelah Nona Zhao pergi, Fan Xing masih saja terus membungkuk. Yuan Song heran, apa Fan Xing sedang mengutukinya secara diam-diam? Tapi yang tak disangkanya, Fan Xing tiba-tiba berkata...

"Kerja bagus. Pinggangku terkilir." (Pfft!)

Yuan Song langsung saja membantu memperbaiki posturnya dan kontan membuat Fan Xing menjerit kesakitan.


Tak lama kemudian, si fotografer mulai melaksanakan tugasnya sementara Yuan Song memijat pinggangnya Fan Xing. Yuan Song benar-benar heran dengannya, kenapa juga dia harus membungkuk 90 derajat?

"Kalau kau tidak tampan, aku akan menghajarmu sampai mati." Rutuk Fan Xing dalam hati.

Dia mengingatkan Yuan Song bahwa dia melakukan itu untuk menaklukkan hati Nona Zhao, Nenek moyang mereka pernah berkata bahwa menaklukkan hati seseorang harus meminta maaf dengan cara yang tulus.

"Kuno sekali." Gumam Yuan Song.

"Kau bilang apa?"

"Aku bilang hari ini kau sangat cantik."

Senyum Fan Xing merekah mendengar pujiannya. Tapi tiba-tiba Yuan Song berhenti, sepertinya dia jadi canggung karena memegangi tubuh Fan Xing dan buru-buru melepaskan diri sambil protes mengingatkan Fan Xing bahwa dia bukan tukang pijat.


Tepat saat itu juga, Nona Zhao kembali dengan membawa tunangannya... yang ternyata Li Hao Miao. OMG! Hao Miao senang banget bertemu dengannya lagi dan santai saja memeluknya bak memeluk teman lama yang baru bertemu kembali setelah sekian lama tanpa menyadari wajah sedih Fan Xing.

"Dibanding melihatnya bersama tunangannya, aku lebih suka bertemu pria gendut 90kg." Batin Fan Xing. "Setiap takdir dimulai dengan jatuhnya benda misterius."


Sementara Hao Miao terus memeluknya, Fan Xing mulai mengenang kembali akan pertemuan pertama mereka di perpustaan. Waktu itu Fan Xing duduk bersaandar di rak dan tiba-tiba saja dia kejatuhan buku gara-gara seseorang yang tak sengaja mendorongnya dari rak sebelah, dan orang itu adalah Hao Miao.

Fan Xing tidak mengenalnya, tapi Hao Miao mengenalnya karena Fan Xing adalah anak paling rajin di kelas, tidak pernah bolos
, dan tidak mengikuti perkumpulan apapun.

Dia langsung sok akrab sama Fan Xing mengambil komik Inuyasha yang dibaca Fan Xing dan berceloteh panjang lebar tentang dirinya yang sangat bertolak belakang dengan Fan Xing dan cita-citanya untuk menjadi penjelajah kutub selatan karena dia suka penguin... sebelum kemudian dia memperkenalkan dirinya dan mengajak Fan Xing untuk berteman dengannya.

Tapi Fan Xing tak menyambut uluran tangannya dan bergegas pergi. "Aku yakin saat itu aku tidak suka Li Hao Miao dan tidak ingin menjadi temannya."


Tapi sejak saat itu, Hao Miao gigih mengejarnya dengan berbagai cara tak peduli biarpun Fan Xing terus berusaha melarikan diri darinya... Hingga suatu hari, Hao Miao muncul di hadapannya pakai alis panjang ala Inuyasha yang sukses membuat Fan Xing ngakak.

Sejak saat itulah hubungan mereka mulai jadi semakin akrab. Bahkan kehadiran Hao Miao mulai semakin menggeser posisinya Can Yang yang selalu menemaninya bermain bersama. Bisa dibilang, Hao Miao adalah satu-satunya teman prianya di kampus.

"Itu adalah kenangan yang sangat berharga di masa mudaku... hingga aku tidak tahan untuk tidak jatuh cinta padanya."


Tapi suatu hari, Hao Miao mendadak menyela kelasnya Fan Xing dan mengumumkan berita mengejutkan, dia benar-benar akan pergi ke kutub selatan. Hao Miao menangis karena sebenarnya tidak ingin meninggalkan Fan Xing. Karena itulah dia menuntut Fan Xing untuk berjanji.

"Jika kita masih lajang setelah berusia 35 tahun, bisakah kita menikah?!"

Satu kelas sontak bersorak untuk mereka dan menyemangati Fan Xing untuk menerimanya, dan Fan Xing langsung saja mengiyakannya. Dia tidak pernah melupakan janji pada cinta pertamanya itu. Tapi sekarang, dia mulai menyadari betapa naifnya dirinya karena memercayai janji itu.


Sementara mereka duduk berdua di restoran, Yuan Song dan Nona Zhao mengawasi mereka dari meja seberang. Hao Miao memberitahu Fan Xing kalau tunangannya itu memang kurang dewasa. Tapi dia suka sama kepribadiannya yang keras kepala. Semakin jahat, dia justru semakin suka. Dia bahkan santai saja mengomentari Fan Xing sebagai satu-satunya di antara angkatan mereka yang masih melajang.

Dari Nona Zhao-lah, Yuan Song mengetahui pria itu adalah Hao Miao. Pria yang katanya Can Yang, akan menikahi Fan Xing jika mereka masih sama-sama lajang. Yuan Song seketika prihatin dan mencemaskan Fan Xing.

Gara-gara pertemuan tak disangka-sangka ini, Fan Xing jadi lupa dengan tugasnya untuk mengirimkan rekaman baru iklan mereka ke perusahaannya Lu Ming.


Saking kesalnya, Lu Ming bahkan memerintahkan Su Li untuk mencetak majalah mereka sesuai konten yang sudah ada saja jika Amazing Decoration belum mengirim konten baru mereka setelah jam 13.30. Cong Xiao jelas cemas saat mendengar kabar itu dari Su Li. Parahnya lagi, Fan Xing juga tidak mengangkat teleponnya.


Hao Miao santai saja nyerocos panjang lebar tentang segala sesuatu di kutub selatan... sebelum kemudian beralih topik dan memberikan surat undangan pernikahannya pada Fan Xing.

Sedih, tapi Fan Xing tetap berusaha menormalkan wajahnya dan setulus hati mengucap selamat untuknya. Siapa sangka setelah lama tidak bertemu, dia akan mendapat undangan pernikahannya Hao Miao.

Berusaha menyemangatinya, Hao Miao santai saja menggenggam tangan Fan Xing menyemangatinya untuk terus berjuang untuk menemukan orang yang cocok untuknya. Jangan jual mahal hanya karena dia cantik.

Fan Xing merasa miris mendengarnya. "Aku sering mendengar kata-kata itu dari orang lain. Tak kusangka aku akan mendengarkan kata-kata itu darimu."

Dulu Hao Miao adalah seseorang yang selalu bicara tentang impian, tempat yang jauh dan langit penuh bintang. Dia paling benci kata cocok.


Masa muda memang indah. Tapi menurut Hao Miao, sekarang mereka harus realistis mengingat usia mereka sudah lewat usia 30 tahun. Apa yang dia katakan waktu di kelas dulu, cuma anak-anak muda lugu yang akan memercayainya.

Fan Xing miris mendengarnya, padahal selama ini dia selalu memercayainya. Dia bahkan berpikir tidak masalah jika dia tidak bertemu seseorang yang dia suka karena dia masih memiliki janji itu di usia 35 tahun nanti.

"Kupikir aku akan memiliki kisah cinta pertma yang paing indah. Aku menantikannya. Tapi sekarang, aku ditinggalkan di pinggir jalan seperti orang bodoh."

Parahnya lagi, Hao Miao malah meminta Fan Xing untuk membantunya jadi pengiring pengantin wanita. Berusaha bersabar, Fan Xing menyetujuinya demi persahabatan mereka.

Senang akhirnya punya pengiring pengantin, Nona Zhao memutuskan untuk memaafkan Yuan Song. Tapi Yuan Song bahkan tidak mendengarkannya saking fokusnya memperhatikan Fan Xing.


Saat Fan Xing hendak naik taksi tak lama kemudian, Yuan Song menyusulnya saking cemasnya. Apa Fan Xing baik-baik saja? Tapi Fan Xing masih sama seperti tadi, pura-pura tegar dan baik-baik saja seolah tak punya masalah apapun. Padahal begitu pergi, wajahnya langsung berubah sedih.

Apalagi setibanya di tempat tujuan, tiba-tiba dia melihat sepasang pengantin yang sedang melakukan pemotretan. Fan Xing benar-benar sedih dan iri melihat pemandangan itu.

"Aku sudah 32 tahun, tapi masih menginginkan cinta sejati dan bukannya menikahi yang cocok. Apa aku salah?"


Tapi kemudian dia berusaha menyemangati dirinya sendiri dengan mengingatkan dirinya bahwa dia tidak salah. Tidak ada yang namanya benar dan salah dalam hidup. Lebih baik memulai dari awal, merasakan cinta yang bisa membuatnya senang dengan hanya bergandengan, begadang semalaman sambil bicara di telepon, cinta yang bisa membuat hatinya berdebar, cinta yang membuatnya bersinar di antara kerumunan.

"Seperti cinta tak terlupakan yang dirasakan saat berusia 17 tahun!"

Dengan semangat baru itu, Fan Xing pun berhenti di tengah jalan sambil menengadah... saat tiba-tiba saja seember air terguyur ke mukanya. Hadeh! Sial banget sih Fan Xing.

Epilog:


Saat Fan Xing dalam perjalanan di bis setelah kencan butanya, dua orang anak SMA tiba-tiba seenak jidat memanggilnya sebagai Bibi dan tanya apakah yang di kakinya Fan Xing itu puppy-nya?

Bingung, Fan Xing melihat ke bawah kakinya dan kaget mendapati ada anjing pudel di bawah kakinya. Kedua remaja itu tanya siapa nama anjingnya itu. Tapi Fan Xing mengaku tak tahu, dia tidak kenal anjing ini. (Err... jangan-jangan itu anjingnya Lu Ming yang hilang?)

Mereka terus saja memanggilnya Bibi sampai Fan Xing kesal dan dengan nada sedikit geram memperingatkan mereka untuk memanggilnya Kakak. Tapi mereka seolah tak peduli, malah terus menggosipkannya sambil berdebat apakah harus memanggilnya sebagai Bibi, Ibu atau Nyonya?

Mereka bahkan membanding-bandingkannya dengan kakak mereka yang usianya sudah 30 tahun lebih tapi masih mengidolakan Lu Han. Sudah tua tapi tidak tahu malu. Fan Xing kesal banget mendengarnya, tapi dia berusaha bersabar.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments