Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 7 - 2

Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 7 - 2


Tak lama setelah Han Chen pergi meninggalkan L, seseorang muncul di hadapan L yang sontak membuat L shock melihatnya. "Kau masih hidup?"


Sistem kemudi kapal akhirnya kembali normal. mereka bahkan melihat ada helikopter datang. Kapten pun langsung menyuruh anak-anak buahnya untuk membantu para penumpang dulu.

Helikopter dan kapal penyelamat datang. Para penumpang pun langsung mengenakan lifejacket dulu sebelum kemudian berpindah ke kapal penyelamat.


Pada saat yang bersamaan, Xiao Zhuan bersama tim penyelamat lain tengah mengelilingi bagian lain sungai untuk mencari Cold Face dan Lao Dao. Para penyelam pun diterjunkan ke sungai, tapi tetap saja mereka tidak menemukan siapapun dan membuat Xiao Zhuan semakin frustasi.

Kedua orang tua Lao Dao dan Suster Xi berada di dermaga dengan cemas. Tapi kemudian, seorang petugas melapor bahwa mereka menemukan badan kereta dan tampak ada lubang besar, tapi tak ada siapapun di dalamnya.

Xiao Zhuan kontan antusias. "Mereka mungkin masih hidup. Lanjutkan pencarian! Lanjutkan pencarian! Lanjutkan pencarian!"


Di ujung lorong, Han Chen melihat ada A berjalan ke arahnya. Tapi tiba-tiba dia ditodong S. Karena Han Chen belum tahu tentang dirinya, dia pura-pura berada di pihak Han Chen dan tanya di mana Su Mian.

A mengklaim tak tahu, mungkin dia sudah kawin lari dengan S. S lalu menggeledah A dan menyita remote control bomnya. Han Chen mendekat saat itu dan tanya kenapa Si Bai bisa ada di sini.

S mengklaim kalau orang-orang yang tadi mereka selamatkan, berniat mau membunuhnya. Kita melihatnya dalam flashback (yang entah benar atau tidak soalnya ini katanya S), bagaimana S menyelamatkan para sandera, tapi mereka malah menodongkan pistol dan pisau padanya. Tapi tentu saja S berhasil mengalahkan mereka dengan mudah dan menembak salah seorang diantaranya.


Dia mengklaim kalau setelah itu, dia langsung mencari mereka. Tapi kemudian dia melihat seorang pria membopong Jin Xi, tapi kemudian dia kehilangan jejak mereka dan tiba di sini.

"Kalau begitu A pasti tahu di mana dia. Bawa kami padanya," tuntut Han Chen.

"Mana kutahu di mana Su Mian. Biarkan dokter ini melihat sendiri kalau S sudah bersama Su Mian. Tapi siapapun yang membuat S marah, akan berakhir di satu tempat. Kalau kalian mau mati, akan kubawa kalian ke sana."


Han Chen langsung menatap Si Bai dengan curiga. Hmm... apa dia sadar kalau A sedang memberinya petunjuk?

Dia langsung menuntut Si Bai untuk menyerahkan remote controlnya, tapi S menolak dengan alasan kalau dia hanya mencemaskan keselamatan Su Mian. Jika dia memegang remote itu, dia bisa menggunakannya untuk menukarnya dengan Su Mian

Entah apa yang Han Chen pikirkan. Dia menatap S beberapa saat, sebelum kemudian memutuskan untuk menyetujuinya. Mereka berdua pun menodongkan senjata ke A saat A menuntun jalan untuk menemui S.


Saat Su Mian membuka matanya kembali, dia mendapati dirinya terikat di kursi dan R lagi-lagi ada di hadapannya, sedang duduk di depan sebuah laptop yang memperlihatkan rekaman Han Chen bersama S dan A.

"Kau sudah bangun? Tepat saat kau bisa melihat S menyingkirkan Han Chen."

"Kau meremehkan Han Chen. Dia tidak akan kalah."

"Begitukah? Pertarungan ini adalah kelanjutan 5 tahun yang lalu. 5 tahun yang lalu, dia berhasil merebutmu. 5 tahun kemudian, dia akan melakukan hal yang sama."

"Kukatakan sekali lagi. Han Chen tidak akan kalah."

"Kalau begitu kita lihat saja."


Jin Xi sontak melompat dan menumbuk R yang jelas saja membuat R kesal sampai dia menampar Su Mian dan menodongkan senjata padanya. "Jangan kira kalau aku tidak berani membunuhmu!"

"Bunuh saja aku! Kalau kau berani, tembak aku."


Tim maritim melapor ke Wen Long bahwa mereka sudah berhasil menyelamatkan para penumpang. Sekarang hanya tinggal Han Chen dan para tersangka yang masih berada di kapal. Kapal akan bisa kembali ke pelabuhan dalam waktu 15 menit.

Tapi Wen Long memerintahkan mereka untuk membiarkan kapal di tempatnya berada sekarang, jangan sampai kapal itu mendekati daratan.


A membawa mereka ke tempat dia memasang bomnya yang akan meledak dalam waktu 9 detik. "Matilah kalian semua!" Teriak A dan bom terdekat kontan meledak.

Han Chen refleks melepas dua tembakan ke dada A lalu mengarahkannya ke S, tepat saat S juga menodongkan senjatanya ke Han Chen.

"Barusan, A bahkan tidak bilang di mana bomnya berada. Dia sudah tidak sabar melihatku mati. Jadi dia melakukannya karenamu, untuk memperingatkanmu, Xu Si Bai." Tapi kemudian Han Chen meralat ucapannya sendiri. "Aku harus aku memanggilmu S, bukan?"

"S akhirnya aku bisa melihatmu bereaksi. Aku bisa mati tanpa penyesalan," desah A yang sudah hampir sekarat. "Bunuh dia. Ledakkan kapal ini, dan kita akan menang."

"Apa remote control itu digunakan untuk meledakkan bom di sini?"

"Betul."

"Lalu apa kau akan menekannya?"

Tentu saja, tapi tidak sekarang. Serahkan A dan L padanya dulu, baru dia akan memberikan remote control ini. Han Chen setuju dengan mudah. Dia memborgol L di koridor lantai 3.


Su Mian memberitahu R bahwa mereka berdua sama, sama-sama memiliki seseorang yang ingin mereka selamatkan. Dia tidak akan membiarkan Han Chen mati. "Jika Han Chen mati, aku akan mati bersamanya. Apa kau mengerti?!"

"Aku tidak akan membiarkan kalian mati bersama!"

S mengontak R saat itu untuk memberitahukan lokasinya L. Han Chen tanya di mana Su Mian, tapi tentu saja S menolak memberitahu.


Tapi saat R mengecek CCTV, dia tidak mendapati L di sana dan hanya ada borgol yang tampaknya terputus oleh peluru. Mendengar itu, Han Chen menduga pasti ada salah satu anggota geng mereka yang belum muncul.

"Kapan kau mulai merencanakan semua ini?"

"3 bulan yang lalu!"

Han Chen sinis. "Keluarlah! Xu Nan Bo!"


Di rekaman CCTV, R mendapati orang yang melepaskan L memang Xu Nan Bo yang masih hidup. Su Mian terus berusaha memohon agar R melepaskannya. Tapi tentu saja R menolak. Jika S kembali, maka dia akan membukakan pintu untuk Su Mian. Jika tidak, maka Su Mian bisa menemani S di sini.


Xu Nan Bo akhirnya muncul. Awalnya dia mengarahkan senjatanya ke Han Chen... sebelum kemudian mengarahkannya ke S. Pfft! R ikut bergabung dalam aksi todong-todongan itu dan mengarah senjatanya ke Nan Bo.

Nan Bo kecewa pada S. Dulu dia begitu mengagumi S, tapi sekarang dia berubah. Dia juga sama seperti mereka, dia sudah tidak sabar menanti kembalinya S.

"Tapi tidak seharusnya kau memiliki kelemahan. Baik kami atau Su Mian, tidak seharusnya kami yang menjadi kelemahanmu agar kau bisa mendalangi kejahatan yang sempurna untuk membuat para orang-orang naif dan sombong itu ketakutan."


Itulah yang seharusnya dilakukan S. Tapi dia malah mencampakkan mereka semua hanya demi seorang wanita dan bekerja di kota kecil. Mereka menghormati keputusan S. Dia juga mengakui kalau Su Mian adalah target yang pantas diperjuangkan.

"Tapi setelah itu? Kau malah bermimpi untuk menjalani hidup normal bersama wanita itu selamanya! Kau melupakan kami! Kau berbohong padaku! Kau tidak pernah berencana untuk kembali ke dunia kita!"

"K! Omong kosong apa yang kau ucap itu? Kenapa juga S..."

"Sudah kujelaskan! Dia bukan lagi S yang dulu. Saat T dan E mati, ingatannya sebenarnya sudah pulih!"

Dalam flashback, S menelepon dan memerintahkan K untuk mengekspos dirinya sendiri. K tentu sajaragu dan kecewa dengan perintah S, tapi dia terpaksa menyetujuinya. Dan itu terjadi sebelum dia menghipnotis Cold Face untuk menembak dirinya sendiri.


"Dia mengingat semua masa lalunya dan dia tahu kalau kita semua menunggunya kembali, tapi dia memilih untuk tidak melakukan apapun dan menyuruhku untuk menyembunyikannya darimu kalau ingatannya sudah kembali."

Dia sungguh tak mengerti sihir apa yang digunakan wanita itu pada S sampai S mencampakkan masa lalunya dan mencampakkan mereka semua hanya demi wanita itu. S bahkan mencampakkan kerajaan kriminal yang dibangun oleh ayahnya sendiri.

"Kau membujukku untuk tidak memberitahu siapapun. Kau bilang kalau kau sudah mengatur segalanya. Tapi apa hasil dari penantianku? Kau menyuruhku untuk mati!"

Nan Bo meyakinkan R kalau S bukannya mau kembali pada mereka. Yang dia inginkan sebenarnya hanyalah menyingkirkan Sindikat Alfabet agar dia bisa menjadi orang normal dan menjalani hidup normal bersama Su Mian.

Mendengar semua itu, R mulai ragu pada S. Apa semua yang dikatakan K itu benar? S hanya diam tak menjawabnya.

"S, aku sungguh kecewa padamu. Demi kau dan kerajaan kriminal kita, beberapa di antara kita berkorban sangat banyak. Aku mendorong ayahku dari tangga, L membunuh Xin Jia yang sangat dia cintai. Tapi kau?"

Seharusnya Nan Bo bisa menyadarinya sejak 5 tahun yang lalu, tapi waktu itu dia masih sangat naif. Waktu itu, dia pikir bahwa begitu S mengingat segalanya kembali dan kembali pada mereka, dia akan kembali menjadi S yang mereka kenal dulu. Tapi lagi-lagi, dia lebih memilih Su Mian.

"Kau bukan cuma mencampakkan kami, kau bahkan memanfaatkan kami sebagai pengorbanan untuk cintamu yang gagal. S yang seperti ini, tidak pantas menjadi S kami."


R mulai menurunkan senjatanya mendengar semua itu. Tapi sedetik kemudian, dia menodongkannya kembali ke Nan Bo. Bahkan sekalipun semua itu benar, dia tetap lebih membela S dan tidak akan membiarkan Nan Bo menyentuhnya.

"Bahkan di saat seperti ini, kau masih membelanya? Dia mengkhianati kita duluan!"


"Apa maksudmu menodongkan senjata padaku? Kau mau membunuhku? Bahkan sekalipun aku harus mati, aku tidak akan mati di tanganmu. Jangan lupa bahwa ada 2 pistol di sini. Kalau kau menembakku, R akan menembakmu. Kau tidak akan bisa lepas."

"Kau benar. Tapi bagaimana jika... aku juga punya pistol?"

K menjentikkan jarinya dan seketika itu pula L muncul dari lantai atas dan mengarahkan pistol ke S.

 

Jin Xi semakin panik melihat itu dan akhirnya berinisiatif melepaskan diri dengan menabrakkan dirinya sendiri ke tembok dengan begitu keras sampai lengannya kesakitan. Tapi akhirnya dia mulai berhasil melepaskan dirinya.


S yakin kalau K pasti menghipnotis L. K mengakuinya, sekarang dia punya 2 senjata, jadi sebaiknya mereka menurunkan senjata mereka dan serahkan remote controlnya. (Jadi ini ceritanya saling konfrontasi antar anggota geng dan Han Chen cuma jadi penonton. :v)

"Pertunjukkan absurd, pembunuhan di kapal, kereta keluar jalur, pengrusakan jembatan, puluhan orang mati dan terluka. Nama kita pasti akan tertulis dalam sejarah. Kejahatan yang sempurna. Turunkan senjata kalian!"

R tiba-tiba berpaling memihak Nan Bo dan ikut mengarahkan senjatanya ke S. K sudah senang, saat tiba-tiba saja R mengkhianatinya dan menampik tangannya. L sontak menembak R, lalu R menembak Han Chen, S menembak L, K menembak S dan Han Chen menembak L. Dan mereka pun roboh secara bersamaan.


Cuma S dan Han Chen yang masih sanggup bangkit dan saling mengarahkan senjata pada satu sama lain. Su Mian panik melihat video itu dan berusaha menyemangati Han Chen dari kejauhan, meminta Han Chen untuk bertahan dan jangan sampai kalah. (Btw, kenapa nggak ada tim penyelamat yang datang yah?)

"Kita harus tetap bersama, bahkan dalam kematian. Sekalipun aku harus mati, aku harus bersamamu."

Su Mian pun bertekad keluar dari sana dengan menabrakkan dirinya ke pintu berulang kali tanpa hasil.


S menyalahkan Han Chen. Jika Han Chen tak pernah ada, maka dia pasti akan bisa bersama Su Mian.

"Jangan mimpi. Bahkan sekalipun aku tidak ada, dia adalah polisi dan kau adalah kriminal yang dia buru."

"Aku memang melakukan kejahatan. Tapi aku menggunakan cara berbeda untuk menyingkirkan iblis. Aku dan Su Mian sebenarnya sama dalam beberapa hal."

"Jangan sombong. Polisi ada untuk melawan sampah semacam kau yang menggunakan banyak alasan untuk melakukan kejahatan. Tak peduli sebanyak apapun kalian, tak peduli seberapa kuat kalian, akan ada ribuan polisi yang akan menghalangimu, menemukanmu diantara keramaian dan mengadilimu. Ingatlah, kejahatan tidak akan pernah menang."


Kedua orang itu sontak saling menembak satu sama lain secara bersamaan. Tapi dalam kondisi sekaratnya, S masih sempat menekan remote control.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments