Sinopsis Fairyland Lovers Episode 3 - 2
Keesokan harinya, A Li datang membawakan sarapan untuk bosnya dan langsung kaget mendapati bunga persiknya mekar padahal selama ini bunga itu tidak pernah mekar.
"Apa mungkin karena Lin Xia?" Duga A Li.
"Tidak mungkin."
"Tapi aneh sekali. Selama bertahun-tahun, bunga itu tidak pernah mekar. Dia merawatnya satu hari..."
Bai Qi ngotot tak mempercayainya dan menyuruh A Li untuk mengurus baju kotornya. A Li gregetan sama bosnya ini, dia itu cuma malu dan keras kepala.
"Kau bilang apa? Aku bilang sarapan hari ini adalah daging bebek goreng. Makanlah selagi hangat."
Bai Qi lalu mencoba menyirami bunga persik itu, tapi sama seperti dulu, dia malah membuat bunganya lenyap. Saat itulah Bai Qi akhirnya mulai bisa menerima kenyataan dan bertanya pada A Li.
"Apa semalam aku benar-benar keterlaluan?"
Tak lama kemudian, Lin Xia terbangun gara-gara bunyi bel pintu. Mengira yang datang cuma kurir, dia santai saja menyuruh si kurir untuk meletakkan paketnya di luar.
Dia lalu mengambil sikat gigi dan mulai menyikat giginya, tapi bel pintunya berbunyi terus-menerus. Kesal, Lin Xia akhirnya keluar sambil tetap sikat gigi dan mendapati Bai Qi-lah yang datang bersama A Li.
Lin Xia langsung kesal gara-gara semalam dan mau menghantamnya dengan sandal, tapi Bai Qi tiba-tiba saja menyodorkan sarapan untuknya.
"Kau makan saja sendiri, aku tidak akan memakan makanan darimu seumur hidupku! Entah apa yang kau pikirkan!"
Tersinggung dan sakit hati, Bai Qi sontak mau pergi, dia tidak mau menyia-nyiakan waktunya dengan orang barbar semacam itu. A Li cepat-cepat menghentikannya dan mengingatkannya untuk memikirkan bunga persiknya.
Terpaksalah akhirnya dia kembali, dia mau tanya, dia akan segera pergi setelah itu. Lin Xia sontak kesal melabraknya, dia masih berani datang kemari mencarinya setelah apa yang dilakukannya semalam? Tega-teganya Bai Qi meninggalkannya di tempat antah berantah, apa Bai Qi tidak tahu betapa takutnya dia semalam?! Mana ponselnya mati, tidak bisa mendapatkan taksi lagi.
"Dan lihatlah sikapmu. Tidak minta maaf lagi, apa aku punya hutang padamu?!"
Bai Qi masih saja diam, maka A Li berusaha membujuk Bai Qi untuk cepat-cepat meminta maaf.
"Lihatlah, bahkan bocah ini jauh lebih sopan daripada kau. Baiklah, baiklah. Sepertinya susah membuatmu minta maaf. Katakan saja apa yang mau kau tanyakan lalu pergilah?"
Tapi saat Bai Qi hendak mengutarakan pertanyaannya, Lin Xia mendadak meninggalkannya demi mengangkat telepon. Bai Qi kesal, A Li sampai harus berusaha untuk menenangkan bosnya itu.
Sepertinya itu telepon dari rentenir yang meminta pembayaran hutang. Lin Xia yang sudah cukup berpengalaman menghadapi situasi ini, meminta penangguhan waktu sama si rentenir sebelum kemudian kembali ke Bai Qi untuk mendengarkan pertanyaannya.
"Apa yang kau lakukan pada bungaku?!"
"Ini kan baik-baik saja. Eh, bunganya mekar!"
"Makanya apa yang kau lakukan padanya?!"
"Kutaruh di panci dan menyiraminya."
"Menyirami? Dengan air apa dan bagaimana?"
Bingung, Lin Xia langsung saja kumur-kumur lalu PFFFFT! Menyemprotkannya ke bunga itu. Wkwkwk!
"Kayak begitu. Aduh maaf, aku menarget bunganya, tapi kau bergerak, jadi kena deh."
Habis sudah kesabaran Bai Qi. "Bagaimana bisa aku memercayai orang sepertimu!" Bai Qi langsung pergi dengan penuh emosi.
Lin Xia pergi menemui managernya untuk meminta pekerjaan. Tapi begitu melihat Lin Xia, si bos malah ketakutan dan langsung berusaha melarikan diri. Lin Xia sontak menggelandoti kakinya erat-erat sambil mewek memohon padanya untuk diberi pekerjaan.
Si bos akhirnya menyerah dan setuju untuk mencarikan pekerjaan untuk Lin Xia. Tapi pekerjaan yang dimaksudnya malah menyuruh Lin Xia untuk mengganti galon air di semua dispenser kantor ini. Hadeh! Terpaksalah Lin Xia harus susah payah mengangkati galon-galon air yang berat itu seorang diri.
Kebetulan saat dia sedang mengangkat galon, seorang sutradara baru keluar dan langsung kagum melihat kekuatan hebat Lin Xia.
Di perusahaan agensi itu pula ada seorang artis cantik bernama Xiao Xiao yang sepertinya sangat tenar. Bahkan begitu dia datang, semua pegawai langsung keluar untuk menyambutnya.
Tepat saat dia baru masuk, galonnya Lin Xia tak sengaja terlepas dari genggamannya dan langsung menggelinding tepat ke arah Lin Xia.
Berusaha mengejarnya, Lin Xia sontak melemparkan dirinya untuk menangkap galon itu hingga dia berakhir di bawah kaki Xiao Xiao. Canggung, Lin Xia cuma bisa cengengesan sambil menyapa ramah Xiao Xiao dengan sebutan '
Kak Xiao Xiao'.
Berbeda dengan Lin Xia, si manajer hormat banget sama Xiao Xiao si artis besar. Sepertinya Xiao Xiao ada masalah dengan partner kerjanya dan langsung protes pada si manaher, dia paling tidak suka bekerja dengan artis lain yang tidak profesional.
Ngomong-ngomong, apa gadis yang tadi itu artis perusahaan ini juga? Gadis yang memanggilnya 'Kak Xiao Xiao' itu? Duh! Emangnya dia tua apa sampai dipanggil kakak? Dia kurang pintar, makanya dia hanya bisa melakukan pekerjaan kasar.
Si manager berkata bahwa kontraknya Lin Xia akan segera berakhir. Setelah itu, mereka tidak akan ada urusan lagi dengannya. Xiao Xiao tak suka mendengarnya, dibandingkan partner yang tidak profesional, dia lebih tidak suka dengan orang yang membuli wanita. Dia mendadak menyuruh manager untuk menyerahkan peran ini pada Lin Xia saja.
Kebetulan Lin Xia sedang menggotong galon di dekat sana, si manajer pun langsung memanggilnya dan memberitahu Lin Xia tentang masalah ini. Terang saja Lin Xia langsung antusias... sampai saat dia mendengar perannya adalah jadi hantu. (Pfft!)
Tapi tidak apa-apa deh. Itu peran yang bagus, dia sangat berpengalaman jadi hantu kok. Dulu waktu kecil, dia hobi banget menakut-nakuti orang. Dia bahkan mencoba menunjukkan kemampuan aktingnya dengan menakut-nakuti mereka.
"Tunjukkan kemampuanmu, jangan mengecewakanku." Ujar Xiao Xiao.
"Terima kasih, Kak Xiao Xiao. Aku akan berusaha keras."
"Jangan lagi panggil aku kakak atau kau akan tetap angkat-angkat galon!"
Tapi berhubung Lin Xia sedang sangat butuh uang, dia langsung mencoba membujuk si manajer untuk membayar gajinya di muka.
Bahkan sampai dia tiba di hotel, Bai Qi masih saja emosi. Tapi kemudian dia melihat bunga persiknya sekarang mekar lagi. Teringat sikat gigi dan gelas yang dibawa Lin Xia tadi, Bai Qi tiba-tiba kepikiran sebuah ide lalu menyuruh A Li untuk membeli banyaaaaaak sekali odol, sikat gigi dan gelas kumur.
Setelah itu dia memilih salah satu odol, sikat gigi dan gelas kumur lalu menggunakannya untuk menyikat giginya dan berkumur sama persis seperti caranya Lin Xia, lalu menyemburkan airnya ke bunga persik... dan sukses merontokkan semua bunganya. Wkwkwk! Bai Qi tambah panik dan langsung memerintahkan A Li untuk menyiapkan mobil.
Pada saat yang bersamaan, Yang Jian mengayuh sepeda ontelnya ke hotelnya Bai Qi. Berkat Wang Jia yang membantu menyelidiki pelat nomor mobilnya Bai Qi, dia jadi mengetahui tempat tinggalnya Bai Qi.
Yang Jian yakin kalau Bai Qi adalah roh yang membunuh Xiao Zhou (kekasihnya Bai Qi) karena Bai Qi memiliki gelangnya Xiao Zhou.
Dia dicegat satpam di pintu masuk, tapi dengan mudahnya dia menghipnotis si satpam. Yang Jian pun berhasil masuk dengan mudah.
Bai Qi sendiri sedang turun dengan lift saat gelangnya berkedip-kedip yang menandakan ada Prajurit Langit yang datang. Tepat saat itu juga, dia Tepat saat itu juga, lift terbuka dan Yang Jian ada di hadapan mereka.
Bai Qi santai menyuruh A Li keluar duluan. Yang Jian langsung masuk dan berdiri di samping Bai Qi sembari bersiap mengeluarkan senjatanya.
Bersambung ke episode 4
1 Comments
Lanjut...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam