Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 7 - 1

 Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 7 - 1

Dalam mimpinya, Ming Yue melihat Li Qian sedang main ayunan bersama seseorang dan tampak begitu bahagia seperti sedang kencan dengan seorang kekasih. Tapi alangkah kagetnya dia saat dia memperhatikan orang itu lebih cermat... dan orang itu ternyata Zhen. Wkwkwk!



"Pangeran, tidaaaak!" Ming Yue sontak tersentak bangun dari mimpi buruk itu sambil menjerit heboh.

Saking cemasnya gara-gara mimpi itu, Ming Yue langsung mencoba peruntungannya dengan main fortune spinner pakai belati. Tapi tak peduli berapa kali dia memutar belatihnya, tetap saja belati itu berakhir menunjuk kata 'Cerai'. Ming Yue jadi cemas kalau-kalau mimpinya itu akan jadi kenyataan.

Tiba-tiba seorang pelayan datang membawakan sebuah surat dari Kang Le. Dalam surat itu, Kang Le mengajaknya pergi ke sebuah kuil di Gunung Baiyun jam 3 sore nanti.


Kebetulan banget! Ming Yue jadi antusias mau pergi ke kuil itu untuk meminta sebuah jimat yang bisa membantunya untuk menyingkirkan perceraian dari pikirannya Li Qian.

Tan Li kurang setuju. Pangeran kan sedang marah pada Ming Yue, jadi sebaiknya mereka tetap tinggal di rumah saja. Ming Yue ngotot menolak, kalau dia terus di rumah, maka dia akan jadi semakin kesal sama Li Qian. Dan kalau Tan Li tutup mulut, maka takkan ada seorang pun yang tahu.

Ming Yue langsung saja pergi, dan Tan Li tak kuasa mencegahnya. Parahnya lagi, saat Tan Li baru keluar kamar tak lama kemudian, dia malah melihat Li Qian datang.


Heran dia, kenapa Ming Yue hari ini tidak ada suaranya? Gugup, Tan Li mengklaim kalau Ming Yue sekarang sedang sakit karena masuk angin semalam. Tapi alasannya itu malah membuat Li Qian jadi semakin cemas dan penasaran.

Dia mau masuk, tapi Tan Li langsung menghalanginya dan beralasan kalau Ming Yue baru saja tidur. Untung saja Li Qian tidak mempermasalahkannya lebih lanjut dan hanya memerintahkannya untuk memanggilkan tabib untuk Ming Yue lalu pergi.


Sebuah kereta kuda datang tak lama kemudian, tapi yang keluar dari kereta kuda itu cuma Kang Le. Anehnya lagi, Kang Le malah menanyakan keberadaan Ming Yue. Tan Li jadi bingung, bukankah tadi Kang Le mengundang Ming Yue mengunjungi kuil di Gunung Baiyun?

Tapi Kang Le sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Bahkan saat Tan Li menyerahkan surat itu, Kang Le mengonfirmasi kalau itu bukan tulisan tangannya.

Cemas, Tan Li langsung berlutut di kaki Li Qian dan melaporkan apa yang terjadi pada Ming Yue. Mendengar itu, Cheng memberitahu Li Qian bahwa kabarnya hari ini kelompok pemberontak akan berkumpul di Gunung Baiyun. Li Qian jadi cemas dan langsung memerintahkan Cheng untuk menyiapkan kuda sekarang juga.


Para anak buahnya Li Xun dengan mudah mengalahkan para pengawal yang menjaga markas para pemberontak. Tapi saat Jenderal ingin menyerbu masuk, Pengawal-nya Li Xun melarang karena mereka masih ada rencana lain. Mereka cuma menyingkirkan para pengawal pemberontak itu lalu bersembunyi.

Tak lama setelah itu, Ming Yue tiba di sana sambil berdendang riang, sama sekali tanpa mencurigai apapun. Saat itulah Pengawalnya Li Xun memberitahukan rencananya Li Xun, mereka tunggu Ming Yue ditangkap para pemberontak itu lalu mereka akan menangkapnya bersama dengan para pemberontak agar mereka bisa memfitnahnya bersekutu dengan para pemberontak.

Ming Yue heran melihat tempat yang sangat terpencil ini, kenapa Kang Le mengundangnya datang ke tempat ini. Jangan-jangan Kang Le menyiapkan sebuah kejutan untuknya.

"Aku mau lihat trik apa yang sedang dia mainkan."


Ming Yue pun memakai sapu tangan merahnya sebagai cadar lalu mengendap-endap masuk. Para pemberontak sedang membicarakan proyek pengalihan sungai itu dan rencana mereka untuk membunuh Kaisar... saat tiba-tiba saja Ming Yue mendobrak masuk sambil mengagetkan mereka seolah mereka sedang main petak umpet. Wkwkwk!

Jelas saja para pemberontak itu langsung bersiaga dengan pedang-pedang mereka. Kaget menyadari para pria itu adalah kelompok bandit, Ming Yue dengan lucunya pura-pura buta lalu berusaha melarikan diri... tapi gagal, para bandit itu tak terpedaya aktingnya dan dengan cepat mengurungnya.


Dan saat itulah para bandit itu baru menyadari para penjaga pintu mereka menghilang dan langsung mencurigai Ming Yue. Mereka langsung mengikatnya ke tiang.

Salah satu bandit melepaskan tusuk rambut emasnya dan langsung sadar kalau Ming Yue adalah anggota keluarga kerajaan. Ketakutan, Ming Yue langsung teriak-teriak minta tolong, tapi mereka langsung membungkam mulutnya.

Tiba-tiba orang-orang di luar memalang semua pintu dan jendela dari luar lalu meniupkan asap obat penenang. Para bandit berusaha keras mendobrak pintu dan jendela, tapi gagal. Obat penenang itu bekerja dengan cepat dan semua orang pingsan, termasuk Ming Yue.


Saat Li Qian tiba di sana, dia melihat tempat itu terbakar. Api itu membuatnya trauma akan masa kecilnya. Tapi ketakutannya akan keselamatan Ming Yue jauh lebih besar sehingga Li Qian nekat menembus api demi menyelamatkan Ming Yue.

Dia hampir saja terkena balok api, untung saja dia dengan cepat menghindar tapi lengannya terluka gara-gara itu. Ming Yue tersadar karena mendengar Li Qian memanggillnya dan samar-samar melihatnya mendekat sebelum kemudian pingsan lagi. Li Qian dengan cepat melepaskan ikatannya lalu membopongnya pergi.
 

Setibanya di rumah, dia langsung membaringkan Ming Yue di kamarnya, melepaskan sepatunya, menyelimutinya rapat, menggenggam erat tangannya, dan mengoleskan obat ke dahinya yang terluka.

Mungkin merasa lukanya nyeri, Ming Yue refleks menghentikan tangan Li Qian. Li Qian dengan penuh perhatian meniup lukanya dan menggenggam erat tangannya dengan lega.

"Di saat seperti ini, aku akhirnya menyadari bahwa mencintai seseorang itu tanpa pamrih. Aku bisa menembus lautan api tanpa ragu."

Li Qian hendak bangkit dan baru saat itulah dia menyadari bahunya sendiri terluka, Li Qian pun segera mengobati lukanya sendiri.


Cheng melapor bahwa perintah yang Li Qian berikan sudah dilaksanakan, apa mereka harus terus melacak para pemberontak di gunung itu? Li Qian rasa itu tidak perlu. Karena waktu dia datang tadi, para pemberontak itu justru sudah dikalahkan.

Para kroninya Li Xun melapor bahwa para pemberontak sudah berhasil dikalahkan. Tapi tadi Li Qian tiba-tiba muncul dan menyelamatkan Li Xun. Dan mereka terpaksa tidak menghentikannya karena Li Qian akan mengenali mereka.

Tapi mereka menemukan tusuk rambut emasnya Ming Yue yang ketinggalan, ini saja bisa menjadi bukti tak terbantahkan untuk memfitnah Ming Yue di hadapan Kaisar.


Zhen datang setelah mendengar kabar itu, dia yakin ada seseorang yang sedang berusaha menjebak Ming Yue dan memfitnahnya bersekutu dengan para pemberontak.

Li Qian bisa menduga siapa pelakunya. Dia mau lihat bagaimana orang itu akan menjabarkan hal ini di hadapan Kaisar. Zhen ragu, Li Qian yakin kalau ini siasatnya Li Xun?

"Ming Yue bekerja sama dengan pemberontak, itu akan sangat menguntungkan baginya."

"Apa kau punya rencana pembalasan?"

"Kita ikuti permainannya... aduh!" Bahunya Li Qian sakit lagi.

Zhen geli melihat itu. "Selamat."

"Selamat buat apa?"

"Selamat karena kau telah menyembuhkan luka di dalam hatimu. Sepertinya Ming Yue benar-benar tabib yang hebat."

Malu dan canggung, Li Qian berkilah kalau yang dia hanya melakukan pertahanan diri, tidak ada hubungannya sama Ming Yue.

"Wanita itu seperti air. Tanpa air, bagaimana bisa kau menyingkirkan ketakutanmu api ketakutanmu?"


Baru dibicarakan, Ming Yue baru bangun saat itu dan keluar kamar. Zhen langsung pamit meninggalkan mereka berduaan. Tapi gara-gara Zhen menggodanya tadi, Li Qian jadi bersikap sok dingin dan sok ketus lagi pada Ming Yue, mengklaim kalau dia membawa Ming Yue ke kamarnya karena kamarnya Ming Yue kotor dan dia tidak mau masuk ke kamar kotor.

Ming Yue hampir saja emosi gara-gara itu, tapi dia berhasil menahan diri dan mengakui kesalahannya dan kecerobohannya atas insiden kali ini. Apa Li Qian tahu siapa orang yang berniat membunuhnya? Tapi Li Qian terus saja menyalahkannya dan dengan ketus berkata kalau ini terjadi gara-gara Ming Yue keluar tanpa pamit.

"Kau bukannya menyalahkan para bandit itu tapi malah menyalahkanku karena kabur dari rumah. Aku bahkan tidak punya kebebasan... terserah lah, salahkan saja aku. Bagaimanapun, terima kasih untuk hari ini. Kau sudah menyelamatkan nyawaku."

"Aku akan menyelamatkan siapapun yang tertindas," tukas Li Qian.



Ming Yue hampir saja kesal, tapi saat melihat bahu Li Qian, dia jadi cemas. Tapi Li Qian masih saja sok ketus menolak perhatiannya dan mengusirnya. Kecewa, Ming Yue pun hendak bangkit.

Tapi kepalanya masih pusing dan tiba-tiba saja dia oleng tepat ke dalam pangkuan Li Qian dan membuat mereka terpesona pada satu sama lain.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam