Sinopsis You're My Destiny Episode 1- 2

 Sinopsis You're My Destiny Episode 1- 2

Pawut sendiri memiliki seorang pacar yang berprofesi sebagai ballerina bernama Kaekai. Saat ini dia tengah berada di New York. Dia sedang latihan saat Pawut menghubunginya dan memberitahu kalau dia barusan makan malam dengan saudara-saudaranya.


Dia mengklaim kalau saudara-saudaranya itu menanyakan Kaekai. Kaekai jadi tak enak mendengarnya, maaf karena dia tidak bisa kembali dan menemani Pawut menemui neneknya dan para tetua.

Tapi dengan cepat dia mengalihkan topik memberitahu Pawut bahwa dia akan pergi ke Hong Kong dalam rangka ballet tour-nya. Akan ada audisi di New York Royal Ballet, mereka tengah merekrut orang dari Asia untuk tour mendatang. Makanya selama beberapa hari ini, Kaekai sibuk latihan.

Dan dia mungkin bisa libur selama 2 minggu. Senang, Pawut ingin mengatakan sesuatu. Tapi Kaekai bahkan tak memberinya kesempatan bicara dan terus nyerocos sendiri, dia tidak mau melakukan apapun biarpun libur dan hanya berharap tournya akan segera selesai.


"Baiklah. Aku mengerti. Aku akan selalu mendukungmu."

"Terima kasih, Pawut. Aku sungguh mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

"Kalau begitu, aku mau kembali latihan. Kutelepon lagi nanti."

Tapi Pawut tak ingin berpisah begitu saja. Bolehkan dia melihat Kaekai latihan. Kaekai dengan senang hati menyetujuinya. Perhatikan dia dengan baik yah, biar dia bisa merasa Pawut ada di sisinya dan memberinya kekuatan.

Kaekai pun mulai menari dengan indahnya dan membuat Pawut begitu terpesona.

"Impian Kaekai adalah menjadi pemimpin tari di Lincoln Center. Aku tahu dia bisa melakukannya. Setiap kali melihatnya menari, aku menyadari betapa indahnya dunia ini. Tidak seperti duniaku yang penub dengan persaingan bisnis saja. Setiap detik begitu berharga, Kaekai sangat spesial. Rasanya, dia memberi arti yang berbeda bagi hidupku."


Itulah yang dikatakan Pawut pada Apichat.Apichat penasaran, apa Pawut sudah melamar Kaekai. Pawut mengaku belum.

Loh kenapa? Apa yang Pawut tunggu? Pawut sukses dalam segala hal. Itu kan cuma lamaran, apa susahnya?

Pawut menegaskan bahwa masalahnya, Kaekai harus fokus pada penampilannya. Dia tidak ingin mengganggu Kaekai.

"Pak Presiden, jika anda tidak bisa membuat Nona Kaekai menikahi anda, maka Nyonya Besar akan memaksa anda untuk menikah dan punya anak dengan wanita lain."

"Tidak mungkin! Aku tidak akan menikah dengan wanita lain selain Kaekai!"


Di tempat lain, seorang wanita berkacamata yang tampak culun dan lugu, tengah terburu-buru melewati para pejalan kaki dengam membawa beberapa bungkus makanan dan beberapa gelas kopi untuk para rekannya di kantor.

Wanita itu adalah Wanida, seorang pegawai di sebuah firma hukum. Setibanya di lobi, dia bertemu dengan Fan. Dari percakapan mereka, Wanida sepertinya selalu jadi babu bagi para rekannya. Membelikan makanan untuk para rekannya, mengerjakan pekerjaan apapun yang dibebankan padanya, dia bahkan sering lembur gara-gara itu.

Fan berusaha menasehati Wanida untuk berhenti mengerjakan hal-hal tidak penting semacam ini. Mereka tuh cuma rekan kerja, bukan bosnya Wanida. Berhentilah melayani mereka bagai babu.

Tapi Wanida terlalu baik hati dan tak pernah sanggup untuk menolak apapun perintah atau permintaan para rekannya. Dia bahkan bersikeras memberitahu Fan bahwa dia tidak melayani, melainkan membantu para rekannya membeli makan siang mumpung dia juga keluar untuk membeli makan siangnya sendiri.

"Jangan bodoh. Mereka jelas-jelas memanfaatkanmu. Aku bahkan yakin sekarang ini di mejamu pasti penuh dengan post-it notes. Alasanmu selalu lembur adalah karena kau mengerjakan segalanya untuk semua orang."

"Tidak seserius itu kok, aku cuma membantu sebisaku. Mereka mungkin sibuk mengerjakan hal lain. Lagipula aku tidak punya pekerjaan lain seusai kerja. Aku pergi yah." Wanida pamit dengan gaya imutnya.


Tampak jelas dia sangat diremehkan oleh para rekannya, mereka bahkan tak mau repot-repot menahan pintu untuknya biarpun mereka tahu kedua tangan Wanida penuh dengan makanan dan minuman. Wanida hampir saja kejedot pintu kaca itu... saat tiba-tiba saja muncul seorang pria tampan yang berbaik hati menahan pintu itu untuknya. 

Wanida terpesona. Errr... kayaknya tuh cowok playboy deh, dia bahkan sudah tahu nama Wanida entah sejak kapan dan langsung berusaha merayu Wanida dengan membantu membawakan barang-barangnya dan bicara padanya dengan sangat manis, semanis madu campur gula.

Dia memperkenalkan namanya adalah Thonwat, seorang pengacara di firma hukum ini. Wanida yang lugu langsung kesengsem oleh pesona Thonwat.


Setelah Thonwat pergi, semua orang sontak menuntut pesanan masing-masing. Wanida pun langsung sibuk membagi-bagikan semua makanan itu. Fan benar, para rekannya Wanida dengan seenaknya memberinya berbagai macam tugas dan menempelkan berbagai post-it baik di meja dan di tubuh Wanida, dan Wanida menerima semua perlakuan semena-mena itu begitu saja.

"Sebenarnya, aku merasa aku ini seperti post-it note. Sangat berguna saat dibutuhkan dan bisa dibuang begitu saja setelah selesai. Tak ada seorang pun yang mempermasalahkannya dan aku pun tak keberatan sama sekali. Walaupun tak ada seorang pun yang menghargai apapun yang kulakukan, aku tetap ingin membantu. Karena aku takut jika aku menolak mereka, mereka akan sedih. Aku hanya tidak ingin mereka membuatku merasa sedih, makanya aku tidak ingin membuat mereka sedih."


Segala pekerjaan yang dilimpahkan padanya benar-benar membuat Wanida sibuk sepanjang hari... hingga tak terasa, malam pun tiba dan Wanida mendapati dirinya lembur seorang diri.

"Kau sangat manis," sapa Thonwat yng tiba-tiba muncul lagi.

Nih cowok jelas playboy, baru kenal sebentar dia langsung mengajak Wanida makan malam bersama, menyuapinya, menggenggam tangannya dan dengan manisnya meminta Wanida untuk membuka dirinya untuk sesuatu yang baru dan bertemu orang baru. Dan begitu bagaimana akhirnya hubungan mereka berkembang dengan pesat dalam waktu yang sangat singkat.

Wanida bahagia banget. "Selama lebih dari 20 tahun hidupku, dia pria pertama yang peduli padaku. Dia memperlakukanku seolah aku orang paling penting dalam hidupnya. Dan dia reka menghabiskan waktu bersamaku. Apakah dia ditakdirkan untuk menjadi belahan jiwaku?"


Hari itu, Pawut tengah menikmati kehidupan super mewahnya di sebuah hotel dan berbagai hidangannya yang tak kalah mewah. Setelah itu, dia bersiap menghadiri sebuah pesta.

Kehadirannya benar-benar menarik perhatian semua tamu, terutama para wanita yang benar-benar terpesona oleh ketampanannya, pintar dalam bisnis lagi.


Di antara para wanita itu, ada seseorang di antara mereka yang nekat berusaha mendekati dan menggoda Pawut. Dengan pura-pura tak sengaja dia berpapasan terlau dekat dengan Pawut sehingga kedua d~~a mereka saling bergesekan.

Wanita itu langsung memperkenalkan dirinya dan mengingatkan Pawut akan pertemuan mereka yang sebelumnya. Dia ingin membicarakan tentang bisnis dengan Pawut, apa Pawut ada waktu?

"Tentu saja, katakan saja."

"Kurasa sekarang bukan saat yang tepat untuk mendiskusikannya. Aku bertanya-tanya apakah Tuan Pawut punya waktu luang untuk bergabung denganku dalam.Mariner of The Seas? Kita bisa bersenang-senang sembari mendiskusikannya. Bukankah itu lebih baik?"

Sadar betul apa yang diinginkan wanita itu, Pawut langsung menolak dengan sopan lalu pergi. Tapi kemudian dia mulai memikirkan sesuatu tentang nama kapal pesiar itu dan langsung pergi ke rumahnya Apichat untuk memberitahu Apichat tentang ide briliannya.


"Aku tahu bagaimana caranya untuk membuat Kaekai mau menikahiku."

"Duh, Pak Presiden! Sekarang tuh jam 5 subuh hari minggu!" Gerutu Apichat kesal. "Katakan saja apa yang bisa kubantu."

"Aku akan cuti selama 3-4 hari minggu depan. Kau aturlah untukku."

"3-4 hari? Pak Presiden, kalau anda serius, anda bisa saja langsung cuti. Apa rencana anda?"

Tour ballet-nya Kaekai akan berakhir minggu depan dan dia akan libur selama 2 minggu. Pawut mau membuat kejutan spesial untuk Kaekai di Mariner of The Seas.

"Saya juga mau ikut." Pinta Apichat.

"Nggak boleh!"


Pada saat yang bersamaan, Wanida berhasil memenangkan hadiah voucher tiket VIP Mariner of The Seas. Awalnya dia ingin mengajak temannya. 

Tapi temannya menyuruhnya untuk mengajak Thonwat saja. Lagian momen ini bisa Wanida manfaatkan untuk menyerahkan dirinya untuk pertama kalinya pada Thonwat.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam