Tak lama kemudian, Kot membawakan makan malam untuk Moji dan Ki. Tapi Ki mendadak manja, mengklaim dirinya masih sakit dan lemah, dan minta disuapi.
Kot sinis melihatnya, "kau punya tenaga untuk berdebat dengan Ji, kenapa sekarang kau tiba-tiba tidak punya tenaga?"
"Aku ingin istriku memanjakanku."
"Aku akan memanggil Aff untuk itu. Dia akan mengurusmu dengan baik."
"Kenapa dia yang harus mengurusku? Tidak ada hubungan apapun di antara kami."
Kot jelas tidak percaya, dia melihat mereka berpelukan malam itu. Oh, Ki mengerti sekarang, jadi Kot kesal karena itu. Itu sih sama saja dengan pelukannya Kot sama Ji, sama sekali tidak berarti apapun. Itu seperti pelukan antar sesama teman.
"Dia bukan istriku sepertimu."
"Aku cuma istri palsu."
"Ah sebodo lah. Bisakah kau melakukan tugasmu sebagai istri sekarang. Aku membayarmu mahal loh. Ayolah, suapi aku."
Kesal, jadilah Kot menyuapi Ki sambil menggerutu panjang lebar. "Siapa yang bilang kalau jadi istri dan ibu itu gampang? Aku bekerja 7 hari 24 jam nonstop. Aku merasa jadi seperti budak!"
"Aku jadi merasa bersalah sekarang. Pelan-pelan dong!"
"Moji, cepat makan, Nak. Aku bisa merasakan pertalian dengan semua ibu, mereka memikirkan anak-anak mereka di atas diri mereka sendiri!" Gerutu Kot.
Ki tidak bisa tidur dan merasa bersalah memikirkan gerutuan Kot tadi. Dia ingin melakukan sesuatu untuk Kot, tapi apa.
Keesokan harinya, Kot terbangun gara-gara tendangan kaki mungil Moji. Tapi kemudian dia mendengar suara krasak-krusuk dari luar. Dan alangkah terkejutnya dia saat keluar kamar dan mendapati rumah mereka sudah dihias dengan berbagai pernak-pernik natal dan berbagai macam kado.
Lalu Ki keluar dari dapur dengan memakai topi santa. Kot bahagia banget... sampai saat Ki berkata kalau dia melakukan semua ini demi Moji. Hadeh! Kot kecewa deh.
Karena yang terakhir kali Ki memakan semua masakannya, jadi hari ini dia memasak lagi untuk lagi. Kot sontak cerita kembali, apalagi Ki kemudian mengaku bahwa dia punya hadiah untuknya.
"Terima kasih... karena telah membesarkan keponakanku dengan baik."
Kot bahagia banget menerima hadiah itu, sebuah lipstik. Kot langsung memakainya dengan antusias.
"Mereka bilang kalau ini adalah lipstik tahan lama... bahkan setelah berciuman. Apa kau ingin mencobanya?"
Ki langsung mendekat dan menciumnya mesra... sebelum kemudian Ki menyadarkan Kot dari khayalan indah itu. Pfft! Duh, malunya.
Tapi Ki masih punya hadiah lain untuk Kot, sebuah kartu kredit. Kot kan suka uang, dia bisa membeli baju sendiri dengan kartu itu. Jika tidak, dia takut biinya akan komplen kalau dia tidak mengurus Kot dengan baik.
Kot senang. "Terima kasih banyak. Ayo kita ajak Moji jalan-jalan."
Ki lalu membawa mereka shopping di mall. Kot tampak jelas ingin sekali masuk ke toko daleman wanita. Tapi dia malu sama Ki dan langsung bergegas masuk ke toko pakaian.
Tak lama kemudian, mereka pulang dengan menenteng banyak sekali belanjaan. Kot senang, sudah lama banget mereka tidak shopping.
"Terima kasih, Santa."
Tapi langkah mereka mendadak terhenti saat tiba-tiba saja mereka melihat Ji yang sudah menunggu mereka. Dia datang menemui Kot.
"Khun Ki mengajak kami shopping natal. Oh, aku beli sesuatu juga untukmu."
Tapi ngapain Ji menatapnya terus sedari tadi? Ji penasaran, Kot tidak jatuh cinta pada Ki, kan? Apa Kot tidak ingat kalau Ki cuma menyewanya untuk menikah dengan Ki.
"Suatu hari nanti kalian akan berpisah dan kau harus menyerahkan Moji padanya."
Kebahagiaan Kot musnah seketika. Tapi dia berusaha tetap tegar saat dia mengklaim kalau dia masih ingat dan sadar betul akan posisinya.
"Baguslah kau ingat. Aku tidak ingin kau membangun kebahagiaan dari sesuatu yang tak nyata. Aku tidak ingin kau terluka."
Berusaha menenangkannya, Maew memberitahu Kot bahwa cinta adalah sesuatu yang indah. Kot adalah orang baik, wajar saja jika suatu hari Ki jatuh cinta padanya. Tapi Kot tak yakin kalau Ki akan jatuh cinta padanya. Dia tidak memiliki apapun untuk Ki cintai.
"Kau mungkin tidak cantik dan tidak kaya, tapi kau sangat berharga bagi banyak orang."
"Berharga? Sepanjang hidupku aku hanya punya harga-harga yang harus kubayar. Bayar listrik dan bayar air."
Kot sungguh bingung. Entah apakah dia bisa menyerahkan Moji jika saatnya tiba nanti. Apa yang harus dia lakukan. Haruskah dia melarikan diri bersama Moji?
Maew punya ide, ubahlah krisis ini menjadi kesempatan untuk menjadi istri sahnya Ki. Mereka kan sudah tinggal bersama, maka buatlah Ki jatuh cinta sama Kot. Goda dia.
Kot tercengang. "Apa kau menyuruh temanmu untuk mengejar pria?"
"Kau kan suka dia. Kau ingin bersama Moji selamanya. Hanya ini satu-satunya cara. Kau harus menjadi istri beneran maka segalanya akan berhasil. Happy ending."
Tapi Ki bukannya jatuh cinta, Ki malah bingung dan aneh sendiri melihat kelakuannya. Kot santai saja mencoba berpose seksi tanpa menyadari sumpelan d~~anya terjatuh. Wkwkwk! Malunya.
Begini saja. Maew usul, bagaimana kalau Kot balik ke Chiang Mai pada tahun baru nanti dengan alasan melakukan kerja amal untuk anak-anak dan melewatkan tahun baru di sana.
Karena itulah, dia minta izin libur selama 2-3 hari pada tahun baru nanti. Yang tak disangkanya, Ki langsung menyetujuinya dengan mudah. Tapi... Ki juga akan ikut dengannya.
"Hah? Nggak usah! Ngapain kau ikut?!" Kot panik. "Tempatnya jauh dan susah dijangkau. Aku tidak akan tinggal di hotel atau semacamnya."
Ki tidak mempermasalahkannya sama sekali. Dia juga akan mengumpulkan beberapa barangnya untuk didonasikan juga. Kot galau, terus siapa yang akan menjaga Moji?
"Bibiku," santai Ki. "Tidak masalah. Percayalah padaku."
Dia tidak peduli biarpun tempatnya jauh dan terpencil dan mereka harus menginap di tenda. Dia bisa bersiap-siap dengan sangat cepat kok. Kot dan Ki jelas kesal, tapi juga tak bisa menolaknya, terpaksalah akhirnya mereka mengalah.
Kot langsung curhat kesal sama Maew. Dia heran, kayaknya nggak mungkin cowok kota kayak Ji bakalan mau tinggal di daerah terpencil. Pasti ada udang di balik batu.
Memang iya, Ji mengaku ke Bom bahwa dia akan memanfaatkan saat ini untuk menyatakan perasaannya pada Kot. Dan karena Ki ikut juga, makanya dia meminta Bom ikut untuk membantunya menjauhkan Ki dari Kot.
Jadilah mereka semua pergi ke desa dan bagi-bagi mainan pada anak-anak di sekolahnya Bu Guru. Sesuai dugaannya, Ji tak suka kalau harus tidur di tenda dan berusaha membujuk Kot untuk balik ke kota. Kot menolak, dia ingin dekat dengan alam. Ji pergi sendiri aja kalau mau.
"Duh, dia membantu istrinya dan membawakan tenda yang berat itu." Goda Maew. Kot bahagia banget.
"Hei, apa kau baik-baik saja? Kakakmu menang satu poin tuh." Goda Bom.
Tak mau mengalah begitu saja, Ji mendadak menghadang Kot.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam