Sinopsis The Sand Princess Episode 9 - 1
Kot lega, syukurlah Ki cuma keracunan makanan dan gangguan pencernaan. Cowok macam apa yang gampang sakit sampai pingsan di lantai. Dia makan apa sih sampai sakit kayak begini?
Jadi ceritanya, saking kesalnya karena Kot tidak pulang-pulang kemarin, Ki akhirnya nekat memakan semua makanan itu sampai akhirnya dia sakit perut. Dan mungkin dia keracunan makanan karena dia memakan ikan bojor panggang. Dia membelinya karena warnanya perak kayak uang, Kot kan suka uang. Pfft!
"Hei, kenapa kau tidak menggoreng biawak air aja sekalian buat aku kalau kau pikir aku sangat menyukai uang." (Biawak air dipercaya sebagai hewan yang membawa kekayaan)
"Kalau kau ingin makan itu, aku akan mencarinya untukmu."
"Hentikan. Ini bukan tentang makanan, tapi tentang kau makan terlalu banyak. Dan pria kaya sepertimu pasti memiliki perut yang sangat sensitif."
"Aku tidak sepertimu, lari begitu cepat sambil menggendongku."
Kot kaget, jadi Ki sadar waktu dia membawa Ki ke rumah sakit. Kot jadi malu. Maklum lah, Ki pasti pernah dengar bahwa saat sebuah rumah terbakar, seseorang akan jadi sangat ketakutan dan lari dengan memanggul kulkas mereka. Cowok macam apa dia membiarkan seorang gadis menggendongnya?
"Apa kau membandingkanku dengan kulkas?"
"Terus apa kau mau jadi gentong air besar?" Canda Kot.
Bahagia, Ki tiba-tiba menggenggam tangan Kot dan berterima kasih. Segalanya mungkin bisa jadi lebih buruk jika bukan karena Kot. Kot tersipu malu mendengarnya, tidak masalah kok, cukup bayar saja
"Cuma itu? Lalu bagaimana kalau aku ingin kau menjadi istriku sepanjang hidupku. Berapa yang harus kubayar?"
Kot tercengang mendengarnya. Kot hampir saja bahagia, tapi Ki sepertinya salah paham dengan diamnya lalu buru-buru mengklaim kalau dia cuma bercanda. Kot jelas kecewa tapi dia cepat-cepat menutupinya.
"Sudah kuduga, kau kan kemarin ingin sekali mengusirku."
"Aku minta maaf atas kejadian kemarin. Aku marah karena kau meninggalkanku sendirian dengan Moji."
Astaga! Kot baru ingat Moji. Dia menitipkan Moji sama tetangga mereka. Ki sontak ngomel-ngomel memarahinya, bagaimana bisa Kot meninggalkan Moji pada orang asing biarpun dia tetangga mereka.
Yah apa boleh buat, Kot kan cuma punya dua tangan, dia tidak bisa membawa Ki dan Moji sekaligus. Lagian mereka sudah sering bertemu tetangga mereka itu kok. Makanya Kot pikir tidak masalah.
Kot akhirnya menelepon Ji dan memintanya untuk menjemput Moji dan bawa ke rumah sakit. Dia masih harus menjaga Ki soalnya. Tapi Ki sendiri sudah tidak sabaran ingin pulang, dia masih punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan soalnya.
"Kita bisa pulang kalau infusnya sudah habis. Kau peduli dengan pekerjaanmu tapi tidak peduli dengan kesehatanmu. Kau sekarang punya kesempatan untuk istirahat, jadi istirahatlah." Omel Kot.
"Tapi... aku tidak suka rumah sakit."
Pfft! Apa Ki takut? Ki malu-malu mengakuinya. Geli, Kot meyakinkan kalau dia akan selalu ada di sini mengawasinya sampai dia tidur.
Dengan penuh perhatian dia membantu membenarkan letak selimutnya... yang pada akhirnya mempersempit jarak di antara mereka dan membuat mereka berdua terpesona pada satu sama lain. Berusaha menguasai diri, Kot cepat-cepat menjauh dan menyuruh Ki untuk tidur.
Ji menjemput Moji dari Bibi tetangga. Sepertinya Bibi tetangga sangat menyukai Moji. Ia sama sekali tidak keberatan jika mereka menitipkan Moji padanya kalau mereka sibuk. Moji sangat manis, semua orang di kondominium ini mengenalnya.
Ki terbangun dan mendapati Kot tertidur di sisinya. Ki memandanginya dengan bahagia, "katanya kau mau menjagaku tapi malah tidur. Terus siapa yang menjaga siapa sekarang?"
Dia tidak sadar kalau Ji baru saja datang dan jadi sedih melihatnya mengusap lembut rambut Kot.
Ji akhirnya membawa Moji ke rumah Bom dan memberitahu Bom kalau Ki menyukai Kot. Dia tidak begitu yakin sih, tapi dia bisa merasakannya dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.
"Kau bilang kau akan berjuang dan mendapatkan Kot kembali. Kenapa kau tidak berjuang dan membuka pintunya saja?"
"Entahlah, aku sangat terkejut. Aku takut kalau P'Ki benar-benar menyukai Kot. Aku mundur untuk berpikir."
"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Berjuang atau mundur?"
"Aku tidak tahu. Aku sangat bingung."
Jika Ji benar-benar menyukai Kot, maka Bom menyarankannya untuk maju dan memberitahu Kot yang sebenarnya. Jika tidak, Ji pasti akan menyesalinya nanti. Ikuti saja kata hatinya. Mendengar itu, Ji memutuskan menitipkan Moji pada Bom lalu keluar.
Ki masih memandangi Kot yang tertidur saat tiba-tiba saja mereka kedatangan Aff yang datang untuk menjenguk Ki, dan langsung menyindir Kot yang malah tidur dan bukannya menjaga Ki. Kesal, Kot berusaha untuk tetap bersikap ramah.
Aff mengaku tahu dari sekretarisnya Ki. Dia bahkan langsung menyentuh-nyentuh Ki dengan alasan mengecek suhu tubuhnya yang jelas saja membuat Kot cemburu.
Tiba-tiba dia mendapat telepon dari Ji yang mengklaim kalau dia mau membawa Moji ke rumah sakit dengan alasan banyak kuman berkeliaran di rumah sakit. Tidak baik untuk anak kecil. Jadi dia mengajak Moji keluar, Kot tinggal saja di sana dan jaga Ki.
Kebetulan, Kot langsung memanfaatkan itu sebagai alasan untuk keluar dan meninggalkan Ki dan Aff berduaan. Ki sontak protes, lalu bagaimana dengannya kalau Kot pergi.
Aff dengan senang hati menawarkan diri untuk membawa Ki pulang, jangan khawatir. Jelas bukan itu yang Ki inginkan, tapi tak ada yang bisa dilakukannya.
Ji pamit sama Bom, dia sudah memutuskan kalau dia akan menyatakan perasaannya pada Kot. Tak lama kemudian, mereka duduk bersama di sebuah restoran bak satu keluarga bahagia.
Ji bahkan langsung memotret mereka dan mengunggahnya ke IG. Kot senang melihat Moji tampak sangat bahagia hari ini. Tapi ada apa dengan Ji hari ini, mengajak Moji bermain di luar segala.
"Nggak ada, aku cuma ingin jadi ayah yang baik."
Aff mengantarkan Ki pulang dan berusaha bersikap manis dengan menawarinya makanan, tapi Ki menolak dan berusaha mengusirnya. Aff ngotot mau tetap menemaninya dengan alasan takut terjadi sesuatu pada Ki.
Tapi Ki langsung geser menjauh darinya dan tegas mengusirnya. Lagipula sebentar lagi Kot akan kembali. Kalau istrinya pulang dan melihat Aff masih ada di sini, Kot pasti akan marah. Kesal, terpaksalah Kot akhirnya pergi.
Tapai kenapa Kot belum balik-balik? Dia menjemput Moji di mana sih? Ki akhirnya ngecek IG, tapi malah mendapati foto keluarga bahagia yang barusan diunggah Ji. Ki kesal.
Ji memberanikan diri untuk mulai menyatakan perasaannya. Dia mengaku sudah putus dengan Aff, dan sekarang dia sudah siap.
"Aku siap menjadi ayah yang menjagamu dan Moji."
Tapi tepat saat itu juga, pernyataan cintanya mendadak tersela saat Ki menelepon Kot yang menyuruh Kot untuk pulang dana makan bersamanya sekarang juga.
Ji kesal mendengarnya, memangnya Ki tidak bisa makan malam sendirian apa. Terpaksa dia harus menunda pernyataan cintanya.
Ki sudah menunggu dengan gelisah saat akhirnya pintu mulai terbuka. Dia langsung berakting berbaring di sofa seolah dia masih sangat lemah.
"Kau sudah pulang, kenapa Ji tidak ikut?" Ki cuma berbasa-basi, tapi tiba-tiba saja terdengar suara Ji menyapanya.
"Tentu saja aku datang, P'. Aku harus mengantarkan istriku pulang dengan selamat."
Kot sontak menabok tangan nakalnya, "siapa yang istrimu?"
Ji beralasan kalau dia datang untuk merawat Ki, katanya dia lagi sakit. Kesal, Ki berusaha mengusirnya, tapi Ji ngotot tidak mau pergi, lagian dia nggak ada kerjaan di rumah.
"Kalau begitu, carilah pekerjaan! Jadikan dirimu sendiri berguna. Apa yang sebenarnya kau lakukan setiap hari?! Yang kau lakukan cuma bikin kekacauan dan menjadi orang tidak berguna!"
Wah! Ji tersinggung... dan jadilah kedua kakak-adik itu ribut bukan main. Kot sampai kesal menegur mereka untuk tidak bertengkar di depan Moji. Dia bahkan langsung menyeret paksa Ji keluar dari rumah mereka tak peduli biarpun Ji protes keras dan berusaha mengancam akan tidur di luar rumah mereka.
Bersambung ke part 2
1 Comments
Lanjut.....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam