Sinopsis The Sand Princess Episode 12 - 1

Sinopsis The Sand Princess Episode 12 - 1

Ternyata Sekretaris tahu tentang mereka saat dia sedang menjaga Moji di kantor waktu itu dan tak sengaja menguping perdebatan Ki dan Ji.
 

"Maaf, saya tidak sengaja menguping."

Tidak masalah, baguslah Sekretaris mengetahuinya. Jadi Sekretaris bisa jadi penasihat kepercayaannya. Ki benar-benar tak tahu harus bagaimana.

"Aku ingin tahu bagaimana perasaan Kot padaku. Bagaimana aku menguji perasaannya?"

Sekretaris antusias, Ki bertanya pada orang yang tepat. Gampang banget. Langkah pertama, Ki harus bersikap mencurigakan seolah dia lagi selingkuh. Kalau Kot cemburu, berarti dia punya perasaan pada Ki.

"Buat dia cemburu? Bagaimana caranya?"

"Pertama-tama, anda harus pulang lebih lambat daripada biasanya."


Maka malam harinya, Ki dengan sengaja menelepon Kot sambil memutar lagu keras-keras seolah dia lagi di diskotik padahal sebenarnya dia sedang mendekam di toilet umum dan berkata pada Kot kalau dia akan pulang terlambat dengan alasan ada meeting dengan klien.


Ki bahkan sampai ketiduran di sana. Dia baru terbangun tengah malam, saat yang tepat untuk pulang. Sesuai nasehat Sekretaris, setelah bersikap mencurigakan, Ki pulang dengan sikap manis dengan membawa hadiah dan buket bunga untuk Kot. Menurut Sekretaris, Ki harus bersikap mencurigakan sekaligus bersikap sebagai suami yang manis, biar Kot bingung dan penasaran.

Kot sebenarnya gelisah banget menunggu Ki sedari tadi. Tapi begitu pintu terbuka, dia langsung melompat ke sofa, pura-pura seolah dia cuma sedang nonton tv sedari tadi.

Bahkan saat Ki mencoba menawarkan makanan yang dia beli untuk Kot, Kot sok jaim menolaknya. Pantang menyerah, Ki ganti menyodorkan buket bunga untuknya.

Sekretaris juga menyarankan bahwa wanita biasanya menyukai pria yang humoris, maka kemudian Ki berusaha ngelucu dengan mengklaim kalau dia sakit, dia batuk terus seharian ini. 

"Batuknya kayak *uhuk* I Love You *uhuk*!" 

Kot nggak nyambung,apa Ki salah makan atau alergi makanan sampai dia jadi gila begini?

"Aku tidak gila karena alergi! Aku gila jatuh cinta padamu."

Tapi kejayusannya membuat Kot males menanggapinya lagi dan langsung pergi. Ki kecewa. Tapi jangan khawatir, Sekretaris masih punya rencana B.


Kali Ini Ki pura-pura teleponan sama Aff dengan suara sengaja dilantangkan biar Kot dengar, pura-pura seolah Aff mau menginap lagi di sana dan Ki setuju dengan senang hati.

Dan kali ini dia sukses membuat Kot kesal. Bahkan saat Ki memintanya untuk tidur lagi di kamarnya, Kot dengan sinisnya menolak, mending dia tidur di apartemennya Ji saja. Siapa tahu Ki ingin bersenang-senang berdua dengan Aff, dia tidak akan mengganggu.


Ki senang, usahanya akhirnya hampir berhasil. Sekretaris sekarang punya rencana yang lebih baik untuk Ki, yaitu menyatakan cintanya pada Kot pada hari valentine nanti. Dia jamin Kot pasti akan membuka hatinya untuk Ki nanti.

"Tapi itu masih beberapa hari lagi." Protes Ki tak sabaran.

"Sekarang ini anda harus tenang dulu, dan bersikap baik padanya."


Pada saat yang bersamaan, Bom ditelepon Ji yang mengaku kalau dia mau menyatakan cinta lagi pada Kot... tepat pada hari valentine nanti. Ini terakhir kalinya, kalau kali ini gagal juga, dia akan menyerah saja.

Sebagai teman yamg baik, Bom menyemangatinya untuk pantang menyerah. Tapi apa Ji yakin kalau Kot bakalan mau menerimanya. Saingannya Ji kan bukan cuma kakaknya, ada Wanchot juga. 

Ji yakin Wanchot bukan saingan terberatnya, Wanchot kan sudah tahu kalau Kot sudah menikah. Jangan khawatir. seberapa banyak pun saingan Ji, Bom akan selalu mendukungnya, pergilah dan dapatkan Kot.


Di tempat lain, Wanchot bertemu dengan ibunya yang sedang berkunjung ke Bangkok. Chot langsung memberitahu tentang Kot padanya, bahwa sekarang Kot sudah menikah dan punya anak.

"Kalau ibunya tahu, dia pasti senang." Komentar Ibu.

"Ibu mengenal ibunya Kot?"

Ibu mengaku bahwa seberapa bulan yang lalu, ibunya Kot kembali ke rumahnya dan mencari Kot. Kalau tahu Chot bertemu Kot, Ibu pasti memberitahu ibunya Kot. Tapi sekarang Ibu bahkan tak punya nomor telepon atau alamat ibunya Kot. 

Lalu di mana Kot sekarang? Ayo pergi mengunjungi Kot. Chot setuju, Kot pasti akan senang bertemu Ibu.


Kot sedang menemani Moji main saat Bibi tetangga datang membawakan hadiah mainan untuk Moji. Ji datang tak lama kemudian dan terus terang mengaku kalau dia datang karena kangen Kot.

Tak enak mengganggu mereka, Bibi tetangga pun pamit. Tapi, Bibi dengan senang hati menawarkan bantuannya untuk mengurus Moji kapan saja kalau Kot sibuk. Bibi sendirian dan kesepian soalnya.

Tapi tiba-tiba saja Bibi pusing dan hampir saja oleng kalau saja Kot dan Ji tidak sigap menangkapnya. Kot cemas. Bibi meyakinkan Kot kalau dia baik-baik saja, mungkin cuma kurang tidur. Tapi sepertinya kondisinya cukup serius dan mendadak pingsan.

Cemas, bersama-sama mereka memapah Bibi kembali ke apartemennya sementara Kot menelepon Ki untuk menjemput Moji.
 

Sesampainya di sana, mereka melihat Bibi ternyata benar-benar hidup seorang diri karena suaminya Bibi sudah meninggal dunia dan sepertinya ia memang sakit-sakitan karena di mejanya tampak ada beberapa botol obat. Kot benar-benar cemas, Bibi yakin tidak mau pergi ke dokter?

Bibi meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Malah ia memberikan kunci rumahnya ini pada Kot biar Kot bisa langsung datang kemari jika terjadi sesuatu. Kot pun dengan senang hati memberitahu Bibi untuk datang ke rumahnya kapan saja Bibi membutuhkan bantuan apapun.


Ji lalu mengajak Kot pergi biar Bibi bisa istirahat. Tapi errr... entah mengapa Bibi menangis begitu Kot pergi.


Ji dan Ki memperhatikan Kot masih sangat mencemaskan Bibi tetangga. Ji berusaha meyakinkannya bahwa Bibi tetangga baik-baik saja, tapi tetap saja Kot tidak bisa tenang. Bagaimana dia tidak khawatir, apa Ji tidak lihat ada banyak botol obat di rumah Bibi tadi.

"Aku bisa merasakan kesedihan begitu aku masuk. Dia pasti punya banyak masalah dalam hidupnya."

Ji memberitahu kalau Bibi tetangga dulu punya suami bule yang mewariskan kekayaan besar pada Bibi setelah beliau meninggal dunia. Ji tahu dari orang-orang yang membicarakannya.


Menurut Ki, sebaiknya Kot berhenti ikut campur dalam urusan Bibi tetangga, hidup Kot sendiri saja sudah cukup rumit. Ji setuju, sudah berapa kali Kot mendapat masalah gara-gara membantu orang lain.

"80% masalah dalam hidupku adalah karenamu." Sinis Kot.

"Aku merasa bersalah sekarang."

Kot menegaskan bahwa dia tidak ikut campur dalam urusan orang lain, dia hanya membantu. Sebaiknya Ji juga mencobanya kadnag-kadang.

Ki setuju, seharusnya Ji berusaha untuk melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain setidaknya sekali saja. Dia sudah jutaan kali menasehati Ji tentang ini. Males mendengarkan kritikan mereka terus, Ji langsung minggat.


Keesokan paginya, Ki mendapati Kot memasak bubur untuk Bibi tetangga. Ki tak percaya mendengarnya, Kot masih ingin melibatkan diri dengan Bibi tetangga?

"Aku ingin membantunya dengan cara apa saja yang bisa kulakukan. Dia sering membantu mengasuh Moji untuk kita."

Dia lalu menyuapi Ki, meminta Ki untuk mencicipinya... tapi pada akhirnya malah membuat jarak di antara mereka jadi semakin sempit. Terpesona, Ki bergerak semakin mendekat untuk mencium Kot,... saat tiba-tiba saja teleponnya Kot berbunyi. Pfft! Ki kesal.


Parahnya lagi, Wanchot yang menelepon dan Kot langsung mengangkatnya dengan antusias. Wanchot mengaku kalau ibunya ada di sini sekarang dan mereka ingin mengunjungi Kot, apa Kot ada waktu nanti sore.

Kot setuju banget. Dia kangen banget sama ibunya Wanchot. Wanchot usul agar mereka ketemuan saja di apartemennya Kot, biar Kot tidak perlu repot-repot membawa Moji keluar.

"Oke, biar aku minta izin sama Khun Ki dulu. Dia sangaaaaat baik hati, pasti takkan ada masalah. Nanti kutelepon lagi."


Kot langsung berusaha membujuk Ki untuk mengizinkannya mengundang Wanchot dan ibunya makan malam di rumah ini nanti.

Ki awalnya tampak keberatan, tapi kemudian Kot memberitahu tentang kebaikan orang tua Wanchot yang selalu baik padanya dan menyayanginya seperti anak mereka sendiri. Mengundang mereka kemari akan membuat Ibunya Wanchot merasa tenang melihatnya hidup nyaman sekarang.

"Baiklah." Ki akhirnya mengalah.

Kot senang, apa dia boleh mengundang Bibi tetangga juga? Sekalian mereka menjadikan acara ini sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan Bibi yang sudah banyak berjasa mengasuh Moji. 

Ki ngalah deh, terserah Kot sajalah. Silahkan Kot melakukan apapun yang dia suka asalkan dia harus menjaga rumah ini tetap bersih dan rapi.

"Siap! Akan kupastikan semuanya rapi."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments