Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 16 - 3

 Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 16 - 3

Xiao Qi bergegas masuk ke kamar mandi dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau dia tidak marah, dia tidak marah sama sekali, dia senang. Dia datang cuma untuk memberikan restunya.


Tapi tetap saja pada akhirnya dia merasa sedih dan marah, dia tidak terima ditinggal begitu saja setelah dicium dan dipeluk sama Leng.

"Jangan menangis, jangan. Hiks! Kau akan kalah kalau kau menangis, Chai Xiao Qi. Jangan menangis, tahan, tahan!"

Dia berniat mau memakai kekuatannya pada air matanya, tapi entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja lampu berkedip-kedip dan tangan Xiao Qi bergetar hebat diselubungi oleh kekuatan listrik tak terkendali.


Terang saja membuat para wanita lain yang ada di toilet itu langsung jejeritan ketakutan mengira tengah terjadi aktivitas paranormal. Xiao Qi bingung sendiri, di mana hantunya. Sepertinya tidak ada apa-apa, tapi tangannya masih terus bergetar tak terkendali. Aneh! Apa yang terjadi?

Saat Xiao Qi mengibaskan tangannya, seketika itu pula lampu kembali berkedap-kedip heboh lalu wuusss~~~ padam. Terang saja Xiao Qi sontak menjerit, "HANTUUUUUU!!!!"


Tuan Fang sangat senang dengan berita hubungan Leng dan Jiang Xue dan menyuruh Leng untuk segera mengkahiri hubungannya dengan si gadis kurir itu. Dia itu pasien, biar Tuan Fang sendiri yang mengurusinya.

Tak senang dengan hal itu, Leng menegaskan pada Tuan Fang kalau dia dan Xiao Qi sudah putus, dia sudah memperjelas segalanya dengan Xiao Qi. Tuan Fang senang mendengarnya. Leng sudah terlalu lama bersenang-senang, sudah saatnya dia berumah tangga. Kapan dia akan menikahi Jiang Xue.

Tapi Leng dengan tegas mengingatkan Tuan Fang bahwa itu adalah urusan pribadinya. Tuan Fang mengingatkan bahwa Jiang Xue bukan cewek sembarangan seperti mantan-mantannya Leng selama ini. Dan karena Jiang Xue sendiri sudah mengakui pada media, jadi Leng harus segera menikahinya secepat mungkin. Leng sontak menegur Tuan Fang, sama sekali tak nyaman dengan pembicaraan ini.


Setelah memastikan Leng pergi, Ibu Tiri yang sedari tadi mendengarkan percakapan ayah dan anak itu, langsung menghubungi Manajer Kang. Ibu Tiri rasa tebakan Manajer Kang yang sebelumnya benar. Untuk membongkar kebohongan Leng, mereka harus menggunakan Xiao Qi.


Keesokan harinya, Leng bertemu Jiang Xue untuk mengembalikan foto kenangan mereka itu. Dia sudah memikirkannya, masa lalu sudah berlalu, yang penting adalah masa kini.

Dia menyesal karena kehilangan ingatan akan Jiang Xue, tapi dia tidak mungkin kehilangan perasaan. Dia hanya menghargai Jiang Xue, dan tidak ingin menyakitinya lagi.

Tapi Jiang Xue ngotot tak peduli. Dia sama sekali tidak takut tersakiti. Biarpun Leng tidak punya perasaan padanya, tapi Leng bilang Leng menghargainya yang itu artinya Jiang Xue masih punya kesempatan.

"Sebenarnya kau sudah menebaknya, bukan?"

"Menebak apa?"

"Kau tahu kalau aku seorang pebisnis. Apapun yang kulakukan, akal sehatku selalu lebih besar daripada emosiku. Kau tahu kalau aku membutuhkan wanita yang setara denganku, makanya kau mengekspos hubungan kita. Kau pikir aku tidak akan mendorongmu demi keuntunganku."

"Memangnya aku salah?"

"Tidak. Tapi aku benar-benar tidak ingin memanfaatkanmu."


Leng mau pergi, tapi Jiang Xue dengan cepat mencegahnya dan mengaku bahwa selama bertahun-tahun ini, dia tidak pernah merasa dia putus dengan Leng. Karena Leng kehilangan ingatannya, jadi Leng berhutang penjelasan padanya. Jadi, apa Leng bersedia mencoba sekali lagi dengannya?

"Jiang Xue, kenapa kau sangat keras kepala?"

"Aku janji kalau kau merasa tidak cocok setelah kita mencobanya, aku akan melepaskanmu. Oke?" Jiang Xue langsung memeluknya erat, tak peduli biarpun Leng tak membalas pelukannya.


Nona Chai sedang cemas menunggu Xiao Qi yang belum pulang-pulang. Tapi saat dia berbalik, dia sontak kaget melihat Xiao Qi mendadak muncul di hadapannya. Kapan Xiao Qi masuk? Dia sudah menunggunya di pintu sedari tadi.

Tapi Xiao Qi sendiri bingung kenapa dia mendadak ada di rumah. Nona Chai jadi tambah cemas melihatnya, mengira Xiao Qi sedang dilanda penyakit malarindu. Xiao Qi tidak boleh begini, dia harus tetap ceria.

"Katakan apa kau bertemu Fang Leng hari ini?"

Tapi begitu mendengar nama Leng, kekuatan tangan Xiao Qi sontak mulai bergetar tak terkendali lagi. Parahnya lagi, tak sengaja dia mengayunkan tangannya dan kekuatan listriknya langsung terlempar ke dapur. Nona Chai sontak heboh melihat ada api mendadak muncul dari dalam dapur.


Panik, Xiao Qi bergegas kembali ke kamar dan memberitahukan keanehannya ini pada Xiao Bu. Tapi Xiao Bu malah tak percaya, kayaknya itu normal-normal saja deh.

"Nggak normal! Lantai bawah hampir terbakar gara-gara aku."

"Tenang dulu. Kasih tahu tentang gejala spesifiknya."

"Aku berlarian kesana-kemari dan mengeluarkan listrik di mana-mana."

"Apa ada polanya?"

"Aku tidak tahu. Yang pasti itu akan segera muncul."

"Xiao Qi, apa ini cuma ilusimu?"

"Apa yang harus kulakukan biar kau percaya?!"


Tepat saat itu juga, Xiao Qi ditelepon Lie yang masih di kantor dan mengaku kalau dia sudah dikasih tahu Nona Chai tentang apa yang terjadi pada Xiao Qi kemari. Karena itulah Lie memberitahu Xiao Qi bahwa dia ada di sini untuk membimbing Xiao Qi.

"Xiao Qi, apa kau tahu bahwa manusia harus bekerja selain cinta? Apa kau tahu apa bedanya yang dialami orang kaya dengan orang miskin?"

Sontak tangan Xiao Qi mengeluarkan getaran listrik tak terkendali lagi hanya dengan mendengar omongan Lie itu. Lie santai saja meneruskan cerocosannya, memberitahu Xiao Qi bahwa orang miskin yang dimabuk cinta bahkan tidak mampu membeli makeup anti air.

"Aku tidak dimabuk cinta! Yang dimabuk cinta tuh Fang Leng!"

Wuussss~~~ Xiao Qi mendadak menghilang begitu menyebut nama Leng... hingga berteleportasi ke kantor. Xiao Qi benar-benar bingung, apa mungkin dia tidak boleh menyebut nama Leng.


Tepat saat itu juga, Lie menemukannya dan bingung sendiri melihatnya di sini, katanya dia di rumah? Canggung, Xiao Qi mengklaim kalau dia ada di sini kok sedari tadi.

Oh, Lie mengerti, Xiao Qi pasti meneleponnya dari belakang tembok yah tadi. Lain kali jangan seromantis ini loh. Xiao Qi mengiyakannya dengan canggung.

"Aku mengkhawatirkanmu. Kudengar kau dan kakakku..."

"Jangan sebut kakakmu!" Bentak Xiao Qi... dan seketika itu pula lampu di seluruh ruangan itu berkedip-kedip tak terkendali. "Gawat! Gawat! Kakakmu sekarang jadi kutukanku. Kuberitahu kau, kau tidak boleh menyebutnya."

Lie jelas heran mendengarnya. Xiao Qi panik banget menyuruh Lie untuk mencari tali untuk mengikat dirinya sebelum terjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Tapi tentu saja Lie tidak mengerti maksudnya dan mengira Xiao Qi cuma ngomong ngawur.


Dia tahu kok kalau Xiao Qi hanya sedang merasa buruk. Jangan khawatir, dia akan selalu menemani Xiao Qi untuk melewatinya tak peduli seberapa buruknya hal itu.

"Kaulah yang tidak bisa melewatinya."

"Kenapa? Apa hanya kakakku yang bisa?"

"Jangan sebut kakakmu!" Semua lampu di sana jadi semakin tak karuan dan getaran listrik di tangan Xiao Qi jadi semakin menghebat.

Xiao Qi sontak mewek sembari berusaha meniup-niup tangannya tanpa hasil. "Aku takut!"


Prihatin, Lie dengan lembut menggenggam kedua bahu Xiao Qi dan meyakinkannya untuk tidak takut. Bahkan sekalipun ada monster mengerikan keluar, dia akan melindungi Xiao Qi.

"Jika suatu hari, kau mengetahui kalau aku adalah monster, apa kau akan takut?" Tanya Xiao Qi.

"Bahkan sekalipun kau adalah monster yang mengerikan, kau adalah monster yang imut. Aku tidak sabar untuk melindungimu." Ujar Lie. (Aww, so sweet)

Ucapannya itu benar-benar membuat Xiao Qi terpesona. Lie bahkan langsung menggenggam tangannya dan menuntunnya pergi dengan lembut. Ketulusan Lie itu sepertinya berhasil menenangkan Xiao Qi sehingga kekuatan supernya pun mulai terkendali lagi dan lampu-lampu di sekitar mereka kembali normal.


Sesampainya kembali ke kamarnya, Xiao Qi langsung terbaring lemas. Nona Chai dan Lie khawatir melihatnya. Nona Chai memberitahu Leng kalau dia sudah berusaha menenangkan dan menghibur Xiao Qi waktu dia mencoba menenggelamkan dirinya di bak mandi. Tapi dia tidak bisa mengawasi Xiao Qi di tempat kerja, jadi dia meminta Lie untuk menjaga Xiao Qi.

"Saya mengerti. Lain kali jika dia melakukan hal-hal bodoh, tolong kabari saya secepatnya."

Tapi saat dia mau mendekat, Xiao Qi sontak menamengi dirinya pakai bantal, Lie mau ngapain?

"Bukankah kau sangat hebat? Kau bahkan mencoba membunuh dirimu sendiri di bathtub. Kenapa kau menyembunyikan dirimu sendiri sekarang?"

"Aku takut aku akan menakutimu kalau aku berubah menjadi sesuatu yang aneh."

"Jangan bermain Siluman Ular Putih denganku. Siapa yang tidak pernah dimabuk cinta, segalanya akan baik-baik saja setelah kau menangis. Meninggalkan kakakku, berarti keluar dari kesengsaraan."

"Jangan sebut kakakmu lagi! Begitu kau menyebutnya, aku langsung mati rasa. Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri."

"Baiklah, aku tidak akan menyebutnya. Jika aku tidak menyebutnya, bisakah kau tidak memikirkannya?"

"Tentu saja!"

"Baiklah. Aku khawatir kau merasa buruk jika kau tidak bicara. Tidurlah yang nyenyak. Tak peduli seberapa seriusnya hal itu, lupakan dulu sampai kau bangun nanti. Aku pergi sekarang."


Xiao Qi akhirnya bisa tidur, tapi dia memimpikan Leng dan tanpa dia sadari, tubuhnya bergetar gara-gara itu. Dan keesokan harinya, Xiao Qi mendadak menghilang dari tempat tidurnya... dan secara tak sadar berteleportasi ke ranjangnya Leng. Pfft!

Dia membuka mata dan langsung bahagia melihat Leng. Tapi sepertinya dia masih belum sadar sepenuhnya, dan mungkin mengira kalau dia cuma mimpi, Xiao Qi santai saja menyodok-nyodok pipi Leng dan membelai bulu matanya.


Sentuhannya itu otomatis membuat Leng bergerak dalam tidurnya. Bahagia, Xiao Qi langsung saja memeluk Leng sambil meremas-remas d~~anya. Tapi Leng merasa tak nyaman dan langsung mendorong Xiao Qi... hingga dia terguling ke lantai bersamaan dengan selimutnya.

Leng terbangun gara-gara itu dan langsung kebingungan mendapati selimutnya menghilang. Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena tepat saat itu juga, bel pintunya berbunyi.
 

Jiang Xue datang membawakan sarapan untuknya. Leng tampak jelas tak nyaman dengan kedatangannya dan berusaha menolaknya dengan sopan, Jiang Xue tidak perlu melakukan itu. Jiang Xue langsung protes sok manja, memangnya pacar gosip bukan pacar?

Xiao Qi akhirnya benar-benar terbangun saat itu dan langsung keheranan mendapati Xiao Bu ada di pojokan ranjang. Dia langsung saja meraih Xiao Bu, tapi malah tak sengaja menyenggol pot bunga sampai benda itu terjatuh dengan suara cukup keras yang pastinya didengar oleh Leng dan Jiang Xue.

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam