Sinopsis MARS: But I Love You Episode 2

Sinopsis MARS: But I Love You Episode 2


Rei baru saja tiba di sekolah saat mantannya tiba-tiba marah-marah padanya karena cemburu setelah mendengar rumor tentang kedekatan Rei dengan cewek lain dan makanya sekarang Rei sering pergi ke studio seni. Rei bingung kenapa dia marah-marah, kan dia sendiri yang minta putus?

"Aku kan cuma mengetesmu. Dasar tak punya perasaan! *PLAK*"

 

Rei masuk kelas sambil memegangi pipinya yang kesakitan, Harumi mencemaskannya dan terus menggandengnya sampai Rei duduk di mejanya. Menurutnya, Rei membuat keputusan yang tepat dengan putus dari cewek itu karena cewek itu tidak cocok untuk Rei.

"Lalu wanita seperti apa yang cocok untukku?" tanya Rei.

Dan Harumi langsung menjawabnya dengan menunjuk dirinya sendiri dengan antusias. Dia serius tapi Rei malah menanggapinya sebagai candaan.

Harumi berusaha membujuk Rei untuk memboncengnya dengan motornya tapi Rei menolak dengan alasan motornya bisa cemburu nanti kalau dinaiki cewek, dan kalau sudah cemburu biasanya motornya suka mencakar.

Kira yang saat itu sedang meruncingkan pensil dengan cutter, mendengus geli mendengar percakapan mereka. Kesal, Harumi langsung menendang mejanya Kira dan membuat cutter yang Kira pegang melukai jarinya.


Harumi pura-pura merasa bersalah... tapi tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuat satu kelas, termasuk Harumi dan Kira sendiri, shock... Rei tiba-tiba menghisap jarinya Kira yang terluka.

Sensei datang tak lama kemudian lalu memperkenalkan si siswa baru Makio Kirishima. Rei kaget melihat Makio, Tampak jelas dia mengenal Makio dan tidak terlalu senang dengannya.


Saat Makio disuruh duduk di belakangnya Kira, Makio menyapa Rei dengan panggilan formal 'Kashino-kun'. Tapi Rei tidak suka, panggilan itu terasa menjijikkan, panggil saja dia Rei. Makio menurutinya lalu gantian menyapa Kira.

Kida penasaran dengan hubungan mereka, dia temannya Rei, yah? Makio menjelaskan bahwa dia dan Rei dulu satu SMP.


Saat jam makan siang, Kida mengomeli Rei gara-gara perbuatan buruknya pada Kira tadi pagi. Rei bingung kenapa perbuatannya itu malah buruk?

Ya ampun, masa dia tidak mengerti? Ada banyak sekali gadis-gadis di sekolah ini yang ingin jadi ceweknya Rei. Apa yang dilakukannya pada Kira tadi, bisa memancing kecemburuan pada gadis-gadis itu pada Kira dan mungkin saja akan terjadi sesuatu yang buruk pada Kira.


Dugaan Kida tepat, malah saat itu juga Kira diseret ke tempat sepi dimana Harumi cs mulai membulinya, menamparnya dan memberitahunya kalau Rei tidak mungkin serius pada gadis bodoh dan pemurung sepertinya jadi sebaiknya Kira tinggal saja di dunianya yang suram itu.

Untunglah pembulian mereka terhenti dengan cepat karena tepat saat itu juga Makio muncul. Tapi dia pura-pura tidak tahu apa yang mereka lakukan dan beralasan kalau dia hanya mencari Kira karena dia ingin bergabung di klub seni. Sebelum pergi, Harumi memperingatkan Kira untuk menjauh dari Rei.


Kira dan Makio lalu pergi ke studio seni dimana Kira memperlihatkan sketsa wajah Rei yang hendak dia lukis. Makio bertanya-tanya apakah gadis-gadis tadi membully Kira gara-gara Rei? Kira tidak menjawab tapi dia memohon pada Makio untuk merahasiakan masalah ini dari Rei.


Tak lama kemudian, Rei datang untuk melakukan tugasnya jadi modelnya Kira, tapi malah kaget melihat Makio ada di sana.

"Aku mau bergabung di klub seni."

"Oh, seingatku kalau kau dulu memang pernah bergabung di klub seni."

"Aku terkejut kau jadi model."

"Itu terjadi begitu saja."

Makio memuji bakat menggambar Kira lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Pujian Makio membuat Rei jadi penasaran ingin melihat hasil gambarnya Kira. Tapi Kira bersikeras melarangnya melihat.

"Ngintip sedikit kan tidak apa-apa."

"Pokoknya tidak boleh."

"Kau keras kepala juga, yah."


Rei lalu duduk dan Kira mulai menggambarnya sambil ngobrol. Kira tidak menyangka ternyata Rei dan Makio itu teman.

Tapi Rei menyangkalnya. Walaupun dia dan Makio dulu satu sekolah tapi mereka tidak bisa dibilang teman juga karena mereka tidak pernah ngobrol bersama.

Rei jadi penasaran apakah Makio mengatakan sesuatu tentangnya? Kira bingung, memangnya apa yang harus Makio katakan?

"Kalau dia tidak mengatakan apapun, yah sudah. Kira... kau tidak dibenci siapapun karena aku, kan?" tanya Rei cemas.

Kira tegang mendengarnya. Tapi teringat ancaman Harumi, dia memutuskan untuk berbohong. "Iya, tidak ada."

"Begitu yah. Kalau terjadi apapun, kau harus segera memberitahuku"


Tapi sejak itu, Kira terus menerus dibuli. Sebelum pelajaran olahraga, sepatu sneaker-nya dicuri oleh siapa lagi kalau bukan Harumi cs.

Kira terpaksa hanya bisa memakai kos kaki dan terjatuh berkali-kali karena lantai lapangan basketnya licin tanpa sepatu sneaker. Parahnya lagi, sepatu sekolahnya juga dicuri hingga dia jadi telat kembali ke kelas.


Melihat kakinya yang tak bersepatu, Makio langsung bertanya kemana sepatunya Kira. Kira berbohong mengatakan kalau dia sudah membuang semua sepatunya karena tidak pas dengan kakinya.

Tentu saja Makio tidak percaya dan langsung menoleh curiga ke Harumi yang sedang senyam-senyum geli menatap Kira. Rei mendengar pencakapan mereka. Dia diam saja tapi tampaknya dia mulai mencurigai pembulian yang dialami Kira.

 

Setelah kelas selesai, Rei langsung menuntut jawaban Kira, siapa orang yang sudah membuli-nya? Kira menolak menjawab dan bersikeras kalau masalah ini tidak ada hubungannya dengan Rei.

Karena tidak bisa mendapatkan jawaban dari Kira, Rei langsung berpaling ke Makio. Tapi Makio juga menolak memberitahunya karena dia sudah berjanji untuk tidak mengatakan apapun.


Rei mengejar Kira dan terus berusaha meminta penjelasan Kira, apa benar semua ini tidak ada hubungannya dengannya? Kira bersikeras kalau semua ini adalah salahnya sendiri, dia bodoh, pantas saja para wanita itu marah.

"Kenapa kau tidak marah?" Heran Rei

"Marah-marah hanya akan menimbulkan dendam"

"Memangnya kenapa dengan balas dendam?"

"Kalau kau saling dendam maka kau akan berakhir saling membunuh satu sama lain"

"Apa salahnya dengan hal itu?"

"Kashino-kun, kau tidak takut pada apapun, kan? Tapi aku takut pada banyak hal. Kurasa kau tidak akan mengerti perasaanku"


Kira lalu berjalan pulang dengan hanya memakai kaos kaki dan berusaha menahan malu saat semua orang menontonnya. Tiba-tiba Rei menyusulnya lalu menyeretnya pergi dan berkata kalau dia mau mengantarkan Kira pulang dengan motornya.

Kira bingung, katanya motornya Rei tidak boleh dikendarai wanita. Rei dengan santainya berkata kalau perasaan motornya sudah berubah.

"Tapi aku tidak pernah naik motor sebelumnya."

"Tidak masalah. Pegangan saja padaku."

Rei lalu menyerahkan salah satu helm untuk Kira tapi Kira tidak mau mengambilnya. Rei bingung, apa Kira tidak mau naik motornya?

Memperhatikan kegugupan Kira, Rei baru ingat kalau Kira kan tidak suka disentuh cowok dan kalau naik motor pastinya mereka akan menempel sangat dekat.


Kira galau, masih takut dengan ancaman Harumi... Tapi saat dia teringat janji Rei yang akan selalu melindunginya, akhirnya dia memberanikan diri untuk mempercayai Rei dan mengulurkan tangannya untuk menerima helm itu.


Mereka pun akhirnya pergi bersama dan Kira mendekap Rei erat... tepat saat Harumi lewat dan jelas saja pemandangan itu membuat Harumi semakin marah.

Makio melihat segalanya dari kejauhan. Dia lalu pergi ke belakang sekolah tempat Kira dibuli waktu itu dan disanalah dia menemukan kedua pasang sepatunya Kira.


Sesampainya di depan rumah, Rei tanya apakah Kira ketakutan. Kira menyangkal, hanya saja jantungnya masih berdegung kencang. Rei mengaku kalau dia juga lumayan gugup karena ini pertama kalinya seorang gadis naik motornya.

Kira berterima kasih padanya, sekarang dia menyadari bahwa saat Rei berjanji akan selalu melindunginya dan saat Rei bilang mau mengantarkannya juga, itu membuatnya merasa sangat bahagia dan memberinya keberanian.

Jika Rei tidak mengantarkannya pulang, mungkin dia akan menangis sedih sesampainya di rumah. Kira lalu cepat-cepat masuk rumahnya, meninggalkan Rei yang masih tercengang mendengar semua pengakuan Kira barusan.


Malam harinya, Rei sampai rumahnya dan mendapati Harumi ternyata sudah menunggunya sedari tadi dan langsung melabraknya karena membiarkan Kira naik motornya padahal tadi dia bilang tidak boleh ada wanita yang naik motornya.

Kenapa harus Kira? Dia mengira sekarang setelah Rei putus dari pacarnya, Rei akan bebas dan dia bisa dekat dengan Rei lagi.

Rei bingung, kenapa juga Harumi harus semarah ini... tiba-tiba dia sadar, pasti Harumi pelakunya, orang yang mencuri sepatu-sepatunya Kira. Harumi sama sekali tidak menyangkalnya dan berkata kalau semua ini gara-gara Rei mengabaikannya dan lebih perhatian pada Kira.

"Kenapa kau bicara sampai sejauh itu?"

"Karena... kenapa sebenarnya kau mau tidur denganku?"

"Karena kau yang mau dan aku juga mau. Yah karena itu saja."

"Tapi aku serius. Karena aku mencintaimu sejak tahun pertama. Aku tidak akan tinggal diam kalau kau diambil Kira!"


Keesokan harinya, Kira membuka lokernya dan mendapati kedua sepatunya sudah kembali ke lokernya. Makio muncul tak lama kemudian, tapi tidak memberitahukan tentang dirinya yang menemukan sepatu itu dan hanya berkata kalau dia bersyukur sepatunya Kira sudah kembali.


Saat Rei sedang dilukis Kira, tiba-tiba dia ngantuk berat sampai menguap berkali-kali. Dia mengaku kurang tidur karena banyak pekerjaan paruh waktu yang harus dijalaninya sampai tengah malam.

Kira heran kenapa Rei bekerja sekeras itu? Rei mengaku kalau dia tinggal sendirian dan tidak punya uang tunjangan. Dia dan ayahnya berbeda pendapat, dan karena dia sendiri tidak mau mengalah, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan rumah.

Ngomong-ngomong, apa Kira sudah menyelesaikan lukisan ibu dan anak itu? Saat Kira mengaku belum, Rei meminta Kira untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Dia tidak keberatan jadi obyek lukisannya Kira tapi lebih ingin Kira bergegas menyelesaikan lukisan ibu dan anak itu.


Tidak tahan lagi dengan ngantuknya, Rei akhirnya tidur. Tapi tepat saat dia sudah lelap, para anak buahnya Harumi muncul dan langsung menyeret Kira keluar ke belakang gedung sekolah dimana Harumi langsung menyambutnya dengan segala bulian kejam dan memperingatkannya untuk tidak dekat-dekat dengan Rei lagi.

Kira tidak mengerti kenapa Harumi semarah ini padanya, bukankah Harumi sendiri yang bilang kalau Rei tidak akan pernah serius dengan gadis sepertinya.

Tentu saja kata-katanya itu membuat Harumi semakin emosi. "Kehadiranmu saja sudah membuatku marah!"

Dia terus menampari Kira dan memaksa Kira berjanji untuk tidak akan pernah menemui Rei lagi. Jika tidak, dia akan terus menampari Kira sampai wajahnya akan butuh seminggu untuk sembuh.


Makio tak sengaja mendengar beberapa gadis bergosip tentang Kira yang dibawa pergi oleh antek-anteknya Harumi dan betapa menakutkannya Harumi saat dia sedang marah. Cemas, Makio langsung berlari mencari Kira.


Pada saat yang bersamaan, Rei akhirnya terbangun, tapi malah mendapati Kira tidak ada. Awalnya tidak berpikir buruk... sampai saat dia melihat buku gambarnya Kira tergeletak di lantai (yang tak sengaja terjatuh saat Kira diseret pergi). Cemas, dia langsung berlari secepat mungkin mencari Kira.


Kira menolak menuruti Harumi. Malah dengan penuh keberanian dia menyatakan rasa sukanya pada Rei dan bersedia menerima semua tamparan Harumi tak peduli biarpun itu akan membuat wajahnya kesakitan selama seminggu.

Kesal, Harumi langsung mengambil batu bata dan mengancam Kira untuk menjauh dari Rei atau dia akan mematahkan tangan Kira dengan batu bata itu sampai Kira tidak akan bisa melukis lagi.

Antek-anteknya Harumi memegangi tangan Kira dan Harumi mulai mengarahkan bata itu ke tangannya. Tapi Kira tidak peduli, jika dia tidak bisa melukis dengan tangan kanan maka dia akan melukis dengan tangan kiri. Jika dia tidak bisa menggunakan tangannya maka dia akan melukis dengan kakinya. Jika dia tidak bisa melukis dengan kakinya maka dia akan melukis dengan mulutnya.

Kesal, Harumi langsung mengayunkan batanya ke tangan Kira dan Kira sontak meneriakkan maaf pada Rei, karen dia tidak akan bisa menyelesaikan lukisannya.


Rei lah yang menemukan Kira lebih dulu dan mendapatinys duduk menangis seorang diri. Rei langsung mengecek tangannya. Tapi syukurlah tangannya Kira baik-baik saja. Entah apa yang membuat Harumi menyerah dan melepaskan Kira.

Kira menangis tapi dia berulang kali meyakinkan Rei kalau dia baik-baik saja. Tersentuh, Rei langsung memeluknya erat-erat, meminta maaf dan menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab masalah ini. Makio akhirnya tiba tak lama kemudian dan melihat mereka berpelukan.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments