Sinopsis Lucky's First Love Episode 3 - 3
Xing Yun panik meyakinkan Xia Ke kalau dia sungguh tidak sengaja, dia ngetik di ruang chat yang salah. Tidak seharusnya pula dia mengetik kata-kata itu di mana-mana, otaknya kayaknya lagi rusak.
Tapi Xia Ke diam saja tak menanggapinya, Xing Yun jadi serba salah. Tapi dia tetap berusaha menebus kesalahannya. Saat Xia Ke kehabisan kopi, Xing Yun langsung saja menawarkan diri untuk mengisi ulang kopinya.
Dengan tertatih-tatih dia keluar ke dapur dan kembali tak lama kemudian dengan membawa secangkir kopi panas, tapi malah tak sengaja ceroboh hingga membuat kopinya mengotori mejanya Xia Ke.
Xing Yun jadi makin panik dan berusaha membersihkan kekacauan itu. Prihatin melihat kakinya, Xia Ke menyuruhnya pulang saja. Tapi Xing Yun salah paham dengan maksudnya dan dengan panik menolak pulang.
Dia tahu kalau dia membuat kesalahan besar kali ini, tapi kan dia sudah sangat lama bekerja pada Xia Ke. Setidaknya hargailah kerja kerasnya. Lagipula, ini kan bukan salahnya, dia tidak mengerti situasi keluarganya Xia Ke.
Xia Ke berusaha menjelaskan siapa Shen Qing yang sebenarnya, tapi Xing Yun langsung saja menyelanya dan bersikeras menegaskan kalau dia tidak mau tahu lagi tentang gosip seputar Xia Ke. Takutnya semakin banyak yang dia ketahui, akan semakin cepat dia keluar dari perusahaan ini.
Tepat saat itu juga, Amy datang untuk mengingatkan Xia Ke tentang acara negosiasinya. Xia Ke langsung pergi. Tapi Xing Yun mengira Xia Ke ketinggalan laptopnya dan barang-barang lainnya.
Maka dia buru-buru mengambil semua itu dan berusaha mengejar Xia Ke, tapi terlambat, Xia Ke sudah masuk lift. Tak menyerah begitu saja, Xing Yun memutuskan turun pakai tangga. Dia bahkan membuang tongkatnya biar bisa melompat-lompat lebih cepat.
Xia Ke sudah masuk mobil saat tiba-tiba teringat sesuatu dan langsung menghubungi Xing Yun, tapi yang mengangkatnya malah Yi Yi. Tadi Yi Yi melihat Xing Yun keluar sambil bawa laptopnya Xia Ke.
Xia Ke sengaja menunggu Xing Yun di pintu depan sampai akhirnya Xing Yun keluar tak lama kemudian. Tapi yang tidak Xing Yun sangka, acara negosiasi yang Xia Ke maksud itu bukan acara meeting formal, melainkan dengan main tennis makanya dia tidak bawa laptop. Apa Xing Yun mau ikut untuk memeriahkan suasana?
"Sebaiknya tidak. Takutnya saya hanya akan mengganggu anda."
"Kalau begitu, pulangalah dengan kaki pincangmu itu."
Xing Yun sontak panik mengira Xia Ke mau memecatnya. Tapi yang tak disangkanya, Xia Ke menegaskana bahwa perencanaan proyek ini harus diselesaikan sesuai jadwal dan Xing Yun wajib melaporkan padanya setiap hari lewat video call.
"Anda... anda tidak akan memecat saya?" Xing Yun senang.
"Kapan kau bisa jadi pintar? Dan kirimi aku foto-foto perkembangan kaki terlukamu setiap hari. Jangan coba-coba bodohi aku biar kau bisa dapat cuti lebih lama."
"Baik, saya janji. Saya pasti akan kembali setelah sembuh. Hati-hati di jalan, Pak. Semoga anda sukses! Dadah, Pak Xia!"
Fiuh! Syukurlah. Xing Yun selamat. Saat dia masuk lobi, Yi Yi dan Amy tiba-tiba datang membawakan sekotak baran-barangnya. Yi Yi khawatir banget, tadi Pak Xia menelepon dan menyuruhnya untuk mengemasi barang-barangnya Xing Yun. Apa Xing Yun dipecat?
Xing Yun senyam-senyum gaje, dia tidak dipecat kok. Xia Ke cuma menyuruhnya untuk kerja dari rumah selama beberapa hari. Yi Yi dan Amy lega, dan mereka juga sudah menentukan tempat outing mereka. Yaitu di vila pedesaan mewah, makanya Xing Yun harus cepat sembuh dan bawa Chu Nan sekalian ke sana.
Tapi Xing Yun ragu, mereka kan mau menginap, kayaknya kurang pantas kalau dia juga mengajak Chu Nan ke sana. Yi Yi stres mendengarnya, dia umur berapa sih? Mereka sudah sama-sama dewasa, sah-sah saja untuk melakukan apa saja asalkan mereka saling setuju. Lagian kan dia sudah pernah tidur di rumahnya Chu Nan.
"Kalau aku tidur di rumahnya Chu Nan, mana mungkin aku mengetahui rahasianya bos kita?"
OMG! Keceplosan. Jadi Xing Yun menginap di rumah bos semalam? Terus ke mana Chu Nan semalam? Kenapa dia menginap di rumah bos? Apa bos merusak acara kencannya? Tapi kan dia sudah punya kekasih dan anak haram pula. Ayo, ayo, katakan!
Xing Yun menolak, dia sudah janji untuk tidak menggosipkan bos lagi dan buru-buru menghindar dengan alasan mau mencari tongkatnya.
Malam harinya, Xing Yun dan Ibu ribut berdebat karena Ibu mengira kalau Xing Yun beneran menginap di rumahnya Chu Nan. Orang tuanya ada di sana lagi, Xing Yun pasti merepotkan mereka.
Mungkin karena tak ingin membuat orang tuanya cemas, Xing Yun sengaja tidak memberitahukan insiden malam itu, dan berbalik protes menyalahkan mereka yang malah keluar tanpa bilang-bilang dulu padanya. Ibu tidak terima disalahin, Xing Yun sendiri yang kehilangan kunci rumah kok malah nyalahin ayah dan ibu.
Dan bagaimana ceritanya kakinya bisa terluka seperti ini? Xing Yun meyakinkan kalau cuma keseleo lalu cepat-cepat mengusir Ibu dengan alasan mau meneruskan pekerjaannya.
Biarpun kerja dari rumah, Xing Yun sama sekali tidak bisa bebas gara-gara Xia Ke ngotot video call selama berjam-jam hanya demi mengawasi setiap perubaran editan laporannya.
Tiba-tiba terdengar suara Ibu yang menyambut kedatangan Chu Nan. Kaget, Xing Yun sontak beranjak bangkit tanpa menyadari kalau dia masih memegang headphone-nya hingga membuat ponselnya ikut tergeser dari tempatnya tapi tetap terhubung ke Xia Ke dan Xing Yun tidak menyadari itu.
Xia Ke jadi bisa mendengar pembicaraan Xing Yun dan ibunya. Ibu mengaku kalau dia mengundang Chu Nan kemari. Soalnya kan Xing Yun sudah merepotkan Chu Nan waktu Xing Yun menginap di rumahnya waktu itu. Makanya Ibu mengundang Chu Nan sebagai ungkapan terima kasih.
"Kenapa Ibu tidak bilang-bilang padaku dulu?!"
"Sudah, tadi sore. Tadi kan ibu mengetuk pintumu dan tanya bagaimana kalau kita mengundang Chu Nan makan malam, dan kau bilang 'oke, oke'."
"Aduh, aku kan nggak ngomong sama ibu waktu itu, aku sedang video call dengan bosku."
"Kau menutup pintumu, mana ibu tahu kalau kau sedang video call? Pokoknya dia sudah datang kemari, ini kan cuma makan malam biasa. Cepetan pakai bajumu dan keluar."
Ibu menyambut Chu Nan dengan ramah, tapi Ayah memperlakukannya dengan ketus. Ia bahkan tidak mau membalas sapaan Chu Nan. Xing Yun keluar tak lama kemudian dan kaget melihat kaki Xing Yun terluka. Apa dia terluka parah.
"Tidak apa-apa. Tidak serius kok."
"Itu cedera serius, apanya yang tidak apa-apa?!" Kesal Ayah. "Apa kau pikir ini bukan masalah besar sampai kaki putriku patah?"
Xing Yun berusaha membela Chu Nan dan menegaskan kalau cederanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan Chu Nan. Tapi Ayah tak percaya, Chu Nan membawa Xing Yun ke rumahnya malam itu. Dia pergi dalam keadaan baik-baik saja, tapi waktu pulang kakinya malah cedera seperti ini. Kalau tidak ada urusannya sama Chu Nan, terus sama siapa?
Ibu tak setuju dengan sikap Ayah dan sontak menegurnya. Lagipula ini salah Xing Yun sendiri. Waktu dia pulang dengan kaki terluka begini, dia menolak mengatakan apapun dan langsung masuk kamar untuk meneruskan kerja lemburnya.
Xing Yun dengan ragu-ragu ingin mengakui apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Tapi Chu Nan memahaminya dan tiba-tiba saja dia menyatakan maaf pada Ayah dan Ibu dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga Xing Yun dengan baik.
Ayah malah jadi semakin penasaran, memangnya apa yang Chu Nan lakukan sampai membuat Xing Yun terluka seperti ini?
"... panjat tebing." Bohong Chu Nan.
Ayah dan Ibu kaget, sama sekali tak menyangka kalau putri mereka ternyata bisa panjat tebing padahal selama ini putri mereka itu sukanya berdiam diri di rumah dan di tempat kerja sampai-sampai kemampuan motoriknya berkurang drastis.
Makanya Ibu senang banget mendengar Chu Nan membawa Xing Yun panjat tebing, biar Xing Yun ini mau olahraga dan tidak berdiam diri di rumah terus. Tapi lain kali mereka harus lebih berhati-hati biar tidak kejadian seperti ini lagi.
Tapi Ayah masih kesal sama Chu Nan dan memperingatkan mereka untuk bilang-bilang dulu sama orang tua jika lain kali mereka mau melakukan olahraga berbahaya seperti ini lagi.
Xia Ke sendiri cuma makan mie instan tanpa memutus sambungan video callnya. Tiba-tiba dia mendengar suara Chu Nan dan Xing Yun berduaan di kamarnya Xing Yun. Chu Nan kagum melihat hasil gambarnya Xing Yun, ini pertama kalinya dia melihat gambarnya Xing Yun, dia hebat juga.
Tapi Xing Yun penasaran, apa Chu Nan tidak mau tanya tentang kenapa dia bisa cedera. Sebenarnya malam itu dia menelepon dan mengirim pesan ke Chu Nan.
Chu Nan mengaku kalau dia sudah membaca pesannya, Xing Yun bilang kalau dia mengalami kecelakaan. Jadi ini yang dia maksud?
Iya. Xing Yun mengaku bahwa malam itu saat dia dalam perjalanan menemui bosnya, dia bertemu dengan seorang penculik. Tapi dia baik-baik saja kok, hanya saja tasnya dicuri sama si penculik itu. Hampir semua barangnya ada di dalam tas itu.
Chu Nan jadi merasa bersalah. "Seharusnya akua mengantarkanmu ke sana."
"Tidak! Tidak! Ini bukan salahmu kok. Akunya saja yang tidak hati-hati. Tapi, apa kau tidak mau tahu di mana aku tidur malam itu?"
Bersambung ke episode 4
1 Comments
Lanjut......
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam