Sinopsis Catch The Ghost Episode 1 - 3

Sinopsis Catch The Ghost Episode 1 - 3

Tak lama kemudian, mereka akhirnya berhenti di daerah pertokoan, dan Ji Seok langsung memberikan jasnya untuk menutupi Yoo Ryung. Tapi Yoo Ryung malah meminta kemejanya Ji Seok.


Jadilah Ji Seok pakai kaos daleman dan jas, sementara Yoo Ryung pakai kemeja kedodoran. Si pemilik restoran menatap mereka dengan aneh gara-gara penampilan mereka itu.

Berusaha tetap profesional, Ji Seok menanyakan para tersangka itu. Si pemilik restoran mengonfirmasi kalau orang-orang itu baru saja pergi. Mobil mereka bahkan masih bisa terlihat dari balkon.


Ji Seok berbalik mau keluar, tapi Yoo Ryung malah nekat terjun dari balkon. Kaget, Ji Seok bergegas turun pakai tangga dan melompat ke moped pink itu. Tak ingin kejadian kancing copot tadi terulang, Ji Seok dengan ragu-ragu melingkarkan tangannya ke pinggang Yoo Ryung, sementara Yoo Ryung semakin menambah kecepatan mengejari mobil para penjahat itu.

Tapi tiba-tiba mereka terhalang beberapa mobil saat berbelok dan para penjahat itu berhasil kabur. Tapi Yoo Ryung tak patah semangat, melihat mereka ada di depan stasiun subway Sehwa, Yoo Ryung nekat membawa moped itu meluncur turun ke dalam subway sembari menggunakan pengetahuannya untuk menentukan jalan pintas mana yang harus dia tempuh untuk mengejar mobil para penjahat itu.

Karena tidak bisa membawa mopednya menaiki tangga, Yoo Ryung menyuruh Ji Seok untuk membawanya moped ini keluar lalu pergi duluan.


Dia sukses menghadang mobil penjahat itu tepat waktu dan memerintahkan mereka keluar dari mobil. Tapi para penjahat itu langsung memundurkan mobil mereka hingga membuat Yoo Ryung terjatuh ke aspal lalu kabur.


Dengan susah payah sampai mandi keringat, Ji Seok akhirnya berhasil mengangkat moped itu keluar dari stasiun lalu menyeret Yoo Ryung ke trotoar sambil nyinyir mengejek segala kegilaan Yoo Ryung.

 

Para penjahat itu senang banget nyinyirin Yoo Ryung. Si sepatu berkata kalau dia akan membius korban di stasiun besok, sementara si pulpen dia suruh berjaga di pintu masuk stasiun dan memasukkan korban ke mobil.

Si pulpen heran, memangnya dia tahu di stasiun mana korban akan turun besok? Si sepatu memberitahu kalau dia punya anak-anak buah yang akan membantu mereka.


Para kroninya para penjahat itu dengan mudahnya mendapatkan medsos dan nomor telepon korban lalu mengirim pesan ancaman pada korban. Mereka bahkan mengancam akan mendatangi rumahnya kalau dia menelepon polisi yang jelas saja membuat korban ketakutan dan langsung mengunci rapat pintu rumahnya.


Ji Seok dan Yoo Ryung mendapati website ilegal itu sudah terhapus. Ji Seok yakin kalau sekarang para penjahat itu sudah membuka website yang baru. Dia lalu mengirim pesan pada kedua anak buahnya untuk bergerak.

Tapi saat dia bersiap mau naik motor lagi, dia malah mendapati Yoo Ryung menyalakan moped itu pakai kabel. Ji Seok kaget, di mana kuncinya?

"Ada pada pemiliknya," santai Yoo Ryung. Pfft!

Yoo Ryung beralasan bahwa karena tadi dia buru-buru dan kebetulan motor pink ini terparkir di dekat stasiun, jadi dia pinjam saja motor ini.

Ji Seok tak percaya mendengarnya. "Kau mencuri ini? Ini bukan caraku!"

Tapi protesnya terabaikan saat Yoo Ryung berhasil menyalakan motor itu dan terpaksalah dia harus ikut naik motor itu lagi untuk kembali ke kantor mereka.


Kang Soo Ho antusias banget dengan kasus ini, akhirnya mereka mendapatkan kasus kejahatan berat. Para penjahat itu akan menculik wanita yang hendak menuju ke taempat kerjanya, tapi masalahnya, mereka tidak tahu di stasiun mana korban akan naik atau turun.

Lee Man Jin usul agar mereka mulai mencari tahu dari rekaman CCTV. Soo Ho setuju, dari situ mereka bisa memeriksa detil kartu transitnya. Bertekad menaati aturan, Ji Seok menyuruh mereka untuk membangunkan pengawas kamera CCTV dan suruh orang itu untuk memprosesnya begitu permintaan masuk.

"Ada seorang petugas yang tugas malam, sebaiknya kita melakukannya sekarang. Kita terburu-buru." Usul Yoo Ryung.

Ji Seok menolak. "Kita harus mengikuti protokol. Kita butuh persetujuan dulu."

"Apa kita butuh persetujuan untuk menyelamatkan seseorang?"


Kesal, Yoo Ryung langsung membuka lacinya Ji Seok, mengambil pisau lipat, lalu melesat pergi mengabaikan protesnya Ji Seok. Ji Seok sontak mengejarnya dengan panik, mengira Yoo Ryung mau menggunakan pisau itu untuk mengancam si petugas CCTV.

Tapi ternyata Yoo Ryung menggunakan pisau itu untuk membobol pintu ruang CCTV. Ji Seok benar-benar kesal padanya, dia benar-benar lubang yang menenggelamkan kapal.

"Anda-lah lubangnya. Begitu juga dengan Divisi Kejahatan Berat dan Divisi Kejahatan Siber. Aku hanya berusaha menutup lubang itu." Ujar Yoo Ryung.


Ji Seok kontan membisu, kata-kata Yoo Ryung itu benar-benar menohok hatinya hingga akhirnya mau juga bekerja sama dan mulai meneliti beberapa rekaman bersama Man Jin, sementara Soo Ho menjaga pintu depan.

Mereka berhasil menemukan rekaman wanita itu dengan cepat. Tapi tiba-tiba saja pintu depan sedang berusaha dibuka oleh si petugas. Ji Seok pun cepat-cepat memerintahkan Man Jin dan Soo Ho untuk berjaga di stasiun tempat wanita itu naik, sementara dia dan Yoo Ryung akan berjaga di stasiun tempat wanita itu turun.

Ketiga polisi itu langsung pergi duluan, meninggalkan Soo Ho yang terpaksa harus bersembunyi di belakang pintu, dan hampir saja ketahuan. Untung saja si petugas cuma mengira pintunya macet gara-gara kenop pintunya.


Saat Ji Seok dan Yoo Ryung memperhatikan foto korban sekali lagi, mereka mengenali topi yang dipakainya dan langsung pergi ke sebuah grup pengumpul donasi untuk mencari tahu tentang wanita itu.

Tapi petugas di sana memberitahu mereka bahwa wanita ini seorang pekerja suka rela yang membantu mereka kemarin saja dan tidak bekerja di sini. Maka Ji Seok lalu menanyakan nomor kontak wanita itu dan berusaha menghubunginya.

Sayangnya dia tidak tahu kalau wanita itu sekarang ketakutan dengan nomor asing dan me-reject teleponnya. Parahnya lagi, saat wanita itu memasuki stasiun, Man Jin dan Soo Ho tidak melihatnya gara-gara mereka bersenggolan dengan orang lain.

Dari medsos-nya, diketahui wanita bernama Nona Lee itu bekerja jam 7.30, yang itu artinya mereka hanya punya waktu 20 menit untuk menemukannya. Dari salah satu foto, tampak Nona Lee berpose di suatu tempat di stasiun yang ada kedai kopinya, angka delapan, dan sebuah cermin.

Maka Yoo Ryung langsung menggunakan pengetahuannya untuk memperkirakan tempat mana di stasiun itu yang paling sesuai berdasarkan foto itu... dan dengan cepat dia berhasil mengetahui bahwa stasiun tujuan wanita itu adalah Stasiun Hanli dan terang saja Ji Seok keheranan mendengar semua itu. Mereka pun bergegas ke sana dengan moped pink.


Dugaan Yoo Ryung tepat, Nona Lee sudah tiba di stasiun Hanlim tanpa menyadari si sepatu membuntutinya dari belakang. Dan begitu ada kesempatan, si sepatu dengan cepat menusukkan obat biusnya ke tangan Nona Lee dan bergegas pergi sebelum Nona Lee melihatnya.

Obat itu bereaksi dengan cepat. Saat Nona Lee naik eskalator, dia mulai merasa kepalanya melayang dan pandangannya semakin mengabur. Dan begitu dia sampai di pintu keluar, dia langsung disambut oleh si pulpen yang langsung memapahnya ke dalam mobil. Ramai orang di sekitar mereka, tapi tak ada seorang pun yang memperhatikan ataupun mencurigai mereka.

Tapi walau dalam keadaan setengah sadar dan lemah, Nona Lee tetap berusaha memberontak dari si pulpen.

Tepat saat itu juga, Yoo Ryung dan Ji Seok tiba di sana dan memutuskan berpencar. Dan saat itulah Yoo Ryung melihat mobil di depan, tampak bergoyang-goyang mencurigakan.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments