Sinopsis Lucky's First Love Episode 3 - 2

Sinopsis Lucky's First Love Episode 3 - 2

Xia Ke menegaskan kalau ini tidak seperti yang Shen Qing pikirkan, tapi Shen Qing menolak melepaskan mereka. Xing Yun buru-buru menjelaskan bahwa dia semalam mengalami kecelakaan dan hampir diculik, kakinya keseleo, tasnya dicuri, dia tidak bisa masuk rumah karena kunci rumahnya ada di tasnya itu, dan kebetulan banget orang tuanya lagi liburan di luar rumah.


Makanya dia tak punya pilihan lain selain menginap di sini, sungguh tidak terjadi apapun antara dia dan Xia Ke. Xia Ke setia hanya pada Shen Qing seorang kok.

"Kau tidak berhak memberitahuku tentang bagaimana dia memperlakukanku." Sinis Xing Yun sambil berakting seolah dia pacar Xia Ke yang cemburu pada Xing Yun.

Dia bahkan semakin keasyikan dengan aktingnya, menuduh Xing Yun pelakor yang berniat mau menghancurkan hubungan orang lain. Bukankah Xing Yun punya pacar? Bukankah semalam dia datang ke rumah pacarnya? Lalu bagaimana bisa dia malah mengalami kecelakaan? Bukannya minta bantuan pacarnya, Xing Yun malam menginap di rumah pria lain.

Xing Yun jelas bingung mendengar Shen Qing tahu tentang pacarnya. Tapi dia tak sempat mempertanyakan apapun karena Xia Ke langsung memprotes Shen Qing dan menyuruh Shen Qing untuk menyiapkan sarapan saja.


Tak lama kemudian, Xing Yun sudah mengganti bajunya dan mendapati Shen Qing sedang menyiapkan sarapan di dapur. Dia mau langsung pamit saja, dia biasanya tidak makan sarapan kok. Tapi tepat saat itu juga perutnya tiba-tiba mengkhianatinya dengan berbunyi nyaring. Pfft!

Shen Qing menyuruhnya untuk makan sarapan saja dulu bersama mereka. Xia Ke juga menyuruhnya menuruti Shen Qing saja. Jika tidak, Shen Qing tidak akan berhenti merecokinya.

Shen Qing memberitahu Xia Ke bahwa pengasuhnya Xiao Xi hari ini libur, makanya dia datang untuk menitipkan Xiao Xi di sini. Mendengar itu, Xing Yun jadi berpikir kalau Xiao Xi ini anak haramnya Xia Ke. Cakep juga dia dan agak mirip Xia Ke.

"Mbak, ngapain kau menatapku?" Tanya Xiao Xi dengan gaya sok dewasanya.

"Oh... mataku gatal."

"Mbak, apa pekerjaanmu?"

"Aku seorang animator, sekarang bertugas membuat perencanaan game."

"Maksudnya apa?"

"Aku menggambar."


Xiao Xi langsung antusias meminta Xing Yun untuk menggambarkan kartun babi untuknya. Xing Yun menurutinya dan Xiao Xi jadi tambah semangat minta digambar ini dan itu, dan Xing Yun menuruti semua permintaannya dengan senang hati... sama sekali tanpa menyadari Xing Yun yang semakin cemburu padanya.

Xiao Xi jadi tambah suka padanya dan langsung mengajaknya kenalan. "Namaku Xiao Xi, nama mbak siapa?"

"Aku Xing Yun."

"Kau sangat hebat, Mbak Xing."

Xing Yun akhirnya punya kesempatan untuk memakan sarapannya dan langsung antusias memuji rasanya yang enak... saat tiba-tiba saja dia kontak mata dengan Shen Qing yang menatapnya dengan tajam. Xing Yun jadi canggung dibuatnya dan buru-buru menghabiskan sarapannya lalu pamit dan keluar secepat mungkin.


"Kau tidak akan mengantarkannya?" Tanya Shen Qing.

"Aku bisa saja. Tapi apa menurutmu dia akan berani naik mobilku?"

"Kedengarannya kau menyalahkanku."

"Kalau sekarang kau tidak peduli lagi dengan Chu Nan, kenapa kau sangat kasar pada pacarnya?"

"Bukan urusanmu!"

Xiao Xi mengaku kalau dia menyukai Xing Yun, apa Xing Yun itu pacarnya Xia Ke? Xia Ke menolak menjawab, Xiao Xi makan saja sarapannya.


Berjalan terpincang-pincang di trotoar, Xing Yun menyesal karena tidak mendengarkan nasehat Yi Yi bayangan semalam. Pertemuan dengan Shen Qing barusan jauh lebih buruk daripada perang berdarah. Rasanya seolah Shen Qing menghisap seluruh tulangnya.

Baru dipikirin, tiba-tiba Shen Qing menyusulnya dan menyuruh Xing Yun naik mobilnya. Xing Yun berusaha menolak, tapi Shen Qing mengingatkan kalau Xia Ke tidak akan datang karena harus menjaga Xiao Xi di rumah, jadi mending Xing Yun naik saja ke mobilnya.

Masih mengira kalau Shen Qing cemburu padanya gara-gara Xia Ke, Xing Yun berusaha menegaskan Xia Ke baginya hanya atasan, dia punya pacar kok.

"Cepetan! Di sini tidak boleh parkir. Akan kuantarkan kau ke rumah sakit."

 

Xing Yun akhirnya menurutinya. Shen Qing penasaran, apa pacarnya Xing Yun tahu kalau dia menginap di rumah bos prianya semalam? Tidak, malah pacarnya tidak mengangkat teleponnya semalam.

"Jadi kau benar-benar hampir diculik orang?"

"Tentu saja! Aku berani bersumpah demi Tuhan. Kalau kau masih tidak percaya, tanya saja sama polisi."

"Apa kau menyalahkan pacarmu?"

Tidak. Xing Yun mengerti kok, dia pasti sudah tidur semalam. Shen Qing kagum juga dengan pemikiran Xing Yun. Kebanyakan gadis berpikir bahwa pacar mereka harus selalu menuruti keinginan mereka sepanjang hari, apalagi kalau sampai terjadi insiden seburuk itu.


Xing Yun mengaku kalau pacarnya itu sebenarnya adalah pacar pertamanya, makanya dia tidak tahu harus mengharapkan apa atau tanggung jawab apa yang harus dia terima. Dia hanya berpikir bahwa asalkan dia bisa mengatasinya sendiri, maka lebih baik tidak mengganggu pacarnya. Lagipula semalam, pacarnya sedang bersama orang tuanya.

Informasi terakhir itu membuat Shen Qing jadi semakin penasaran, orang tua pacarnya pasti sangat menyukainya yah? Xing Yun mengiyakan, ibunya pacarnya bahkan memberinya gelang giok ini.

Shen Qing iri melihat itu. "Pusaka warisan keluarga?"

"Maksudku, hubungan kami stabil dan orang tuanya menyukaiku. Jadi sama sekali tidak ada hubungan apapun antara aku dan Pak Xia. Sungguh!"


Menemani Xiao Xi main game, Xia Ke dengan sengaja membiarkan Xiao Xi menang. Xiao Xi penasaran, kenapa Mbak Xing menginap semalam di sini?

"Tidak kenapa-kenapa."

Xiao Xi sebal. "Om Chu Nan selalu berbagi rahasia denganku. Aku lebih suka Om Chu Nan."

Xia Ke heran, Xiao Xi pernah bertemu dengannya? Xiao Xi dengan polosnya mengaku kalau Om Chu Nan kemarin membawanya makan pizza.

Flashback.


Xiao Xi yang sama sekali tidak mengerti tentang hubungan ibunya dan Chu Nan, dengan polosnya tanya kenapa belakangan ini Chu Nan tidak pernah berkunjung ke rumah mereka lagi.

Asal Chu Nan tahu saja, dia dan ibunya mungkin akan pindah ke rumah Nina. Soalnya rumahnya Nina besar dan punya banyak mainan.

"Kenapa kalian mau pindah ke rumah Nina?" Tanya Chu Nan.

"Nina bilang kalau ayahnya mencintai ibuku, dan ingin menikahinya." Ujar Xiao Xi. Dan informasi itu kontan membuat senyum Chu Nan menghilang.

Flashback end.

 

Xiao Xi mengaku bahwa Chu Nan berjanji akan mengajaknya makan pizza tiap hari kamis, tapi Xia Ke jangan bilang-bilang ke ibunya loh yah. Tapi, dia memperhatikan Chu Nan sepertinya tidak senang. Apa karena dia tidak menyukai Nina?

"Kurasa dia tidak menyukai ayahnya Nina."

"Sebenarnya aku juga nggak suka sama dia."


Dokter memberitahu bahwa cedera kakinya Xing Yun tidak parah, cukup diberi obat salep saja dan banyak istirahat selama beberapa hari. Kemungkinan dia bisa sembuh total selama 1 atau 2 minggu.

Kalau begitu, Shen Qing meminta dokter untuk membuatkan surat izin sakit selama satu minggu untuk Xing Yun. Tapi Xing Yun menolak, saat ini adalah masa-masa pentingnya, jadi dia tidak boleh cuti. Dia bahkan sudah berjanji pada Xia Ke kalau dia tidak akan cuti selama 3 bulan ke depan.

Terserah Xing Yun saja deh. "Tapi kalau kau jadi cacat, kurasa ibunya Chu Nan tidak akan mau lagi menerimamu."

Xing Yun heran, dari mana Shen Qing tahu nama pacarnya adalah Chu Nan? Canggung, Shen Qing beralasan kalau Xia Ke yang memberitahunya.

"Pak Xia benar-benar memberitahumu tentang segalanya."


Dari rumah sakit, Shen Qing mengantarkan Xing Yun pulang. Xing Yun berterima kasih padanya dan berkomentar kalau Shen Qing dan Xia Ke tuh sangat mirip. Dingin di luar, hangat di dalam.

"Jangan menganggap apa yang kau lihat sebagai fakta," sinis Shen Qing.

Xing Yun jelas canggung mendengarnya. Dia benear-benar bingung apakah kesalahpahaman ini sudah jernih atau tidak?


Xiao Xi sudah tidur saat Shen Qing pulang. Xia Ke pun memberitahunya tentang Chu Nan yang mengajak Xiao Xi makan pizza dan menasehati Shen Qing untuk lebih perhatian pada Xiao Xi tak peduli bagaimanapun hubungan Shen Qing dengan Chu Nan sekarang.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkannya berhubungan dengan Xiao Xi lagi."

Xia Ke ragu. "Bisakah kau melepaskannya?"

Tapi Shen Qing menghindari pertanyaan itu dengan meminta Xia Ke untuk membantunya memindahkan Xiao Xi ke mobilnya.


Keesokan harinya, Yi Yi mengumumkan di ruang chat publik tentang poling untuk menentukan tempat outing mereka. Di vila pedesaan mewah bintang lima atau di kabin hutan. Xing Yun jelas memilih vila pedesaan mewah bintang lima karena segala kegiatan yang berhubungan dengan alam sama sekali tidak cocok untuknya. Dia penasaran apakah Xia Ke akan membawa pacar rahasianya.

Tiba-tiba Yi Yi menghubungi secara pribadi dan menuntutnya untuk menceritakan apa yang terjadi semalam. Xia Ke tidak merusak acara kencannya, kan?

Tiba-tiba dia teringat kejadian memalukan saat dia menolak Xia Ke semalam. Xing Yun sontak heboh memukulkan kepalanya ke meja hingga perbuatannya itu membuat mouse-nya tergeser dan membuka chat room publik.

Parahnya lagi, Xing Yun tidak menyadari perubahan chat room itu dan santai saja mengetik tentang pacarnya Xia Ke yang mereka temui di toko daleman waktu itu, wanita itu ternyata beneran pacarnya Xia Ke, mereka bahkan punya anak haram, tapi nggak nikah. Dia sungguh tak menyangka kalau Xia Ke ternyata pria semacam itu.

Jelas saja para pegawai langsung menatap Xing Yun dengan heboh. Masih belum sadar juga, Xing Yun bingung sendiri dengan tatapan semua orang... sampai saat dia mendapat balasan chat langsung dari Xia Ke. Pfft! Saat itulah Xing Yun baru sadar dan langsung panik menemui Xia Ke untuk meminta maaf.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments