Sinopsis Lucky's First Love Episode 2 - 2

Sinopsis Lucky's First Love Episode 2 - 2

Untung saja Xing Yun terselamatkan saat teleponnya mendadak berbunyi dari Xia Ke. Xia Ke berbohong kalau sekarang dia sedang bersama manajer proyek perusahaan iklan untuk membahas masalah promosi game. Dan sekarang dia perlu melihat salinan desain karakter terbaru game mereka
.

Dia sebenarnya minta dikirim email doang. Tapi Xing Yun malah memanfaatkan saat itu seolah dia disuruh bosnya untuk mengantarkannya sendiri ke sana. Oke, dia akan segera datang. Kirimkan alamatnya.


Bingung, Xia Ke akhirnya menghubungi He Yu dan memintanya untuk segera datang. Karena Xing Yun bilang mau datang, jadi Xia Ke meminta He Yu untuk berakting seolah mereka sedang membahas proyek tengah malam begini.

Tapi He Yu punya ide. Kebetulan dia lagi di lapangan golf. Suruh saja Xing Yun ke lapangan golf. He Yu mau lihat gadis seperti apa si Xing Yun itu.


Xing Yun langsung pamit pada kedua orang tua Chu Nan. Tapi tiba-tiba Ayah dan Ibunya Chu Nan memberinya hadiah berupa gelang giok. Ibu bahkan langsung memakaikan gelang itu ke tangan Xing Yun tak peduli biarpun Xing Yun berusaha menolaknya.

Chu Nan sepertinya juga tak senang dengan hal itu, tapi berhubung Xing Yun sekarang ada urusan penting, jadi dia menyuruh Xing Yun untuk menerimanya saja.

Dia lalu mengantarkannya sampai keluar gedung saja karena Xing Yun sudah memanggil taksi. Tepat setelah Xing Yun pergi, Chu Nan melihat Shen Qing sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.


Mereka akhirnya duduk bersama di sebuah cafe, untuk apa Shen Qing datang mencarinya. Shen Qing terus terang mengakui kalau dia penasaran ingin melihat pacar barunya Chu Nan, wanita seperti apa yang bisa membuat Chu Nan cepat berubah.

"Kau sudah melihatnya?"

"Iya. Sangat sederhana, sangat polos, sangat cocok denganmu."


Taksi yang membawa Xing Yun malah membawanya ke tempat antah berantah gara-gara GPS taksi itu tidak ada sinyal dan pak supir tidak bisa menemukan lokasinya.

Pak supir sebenarnya tak enak meninggalkannya sendirian di tempat sepi begini dan mencoba mengajaknya pulang bersamanya sekalian dia mengembalikan taksinya ini.

Tapi Xing Yun menolak, mungkin tempat tujuannya di sekitar sini, jadi dia akan cari sendiri. Pak supir mewanti-wantinya untuk berhati-hati lalu pergi meninggalkannya.

Tapi tak lama setelah pak supir pergi, muncul sebuah mobil van yang menawarkan bantuan untuknya. Waktu Xing Yun menanyakan di mana lokasi lapangan golfnya, si supir mengklaim ada di depan dan menawarkan tumpangan untuknya.

Perasaan Xing Yun tak enak, apalagi mereka dua cowok dan cewek sendirian. Parahnya lagi, di mobil itu ada banyak tali. Dia berusaha menolak. Tapi pria itu malah ngotot, bahkan berusaha mendorong Xing Yun ke dalam mobilnya.

Berpikir cepat, Xing Yun sontak mengklaim kalau gelangnya terjatuh. Gelangnya mahal, harganya lebih dari 10 ribu yuan, seluruhnya terbuat dari berlian. Kebohongannya sukses menarik perhatian pria itu, dia langsung ikutan menunduk mencoba mencari gelang itu. Xing Yun sontak memanfaatkan kesempatan menendang pria itu lalu kaburrrr.


Xia Ke mulai kesal gara-gara Xing Yun belum datang-datang juga, ponselnya juga tidak bisa dihubungi. He Yu jadi curiga, apa mungkin Xing Yun mempermainkan Xia Ke. Biarpun tempat ini jauh, tapi ini sudah dua jam. Xia Ke kesal, mana beraniaXing Yun mempermainkannya.

"Apa yang tidak bisa dilakukan wanita yang sedang pacaran?"

He Yu heran, Xia Ke melindungi pegawai wanitanya dari seorang pria brengsek seperti ini, memangnya perusahaannya Xia Ke bakalan dapat untung apa? Xia Ke bersikeras mengklaim kalau dia melakukan ini hanya demi Shen Qing.

He Yu tak percaya. Mereka sudah lama putus. Dia yakin Xia Ke punya motif lain. Tapi sudahlah, asal Xia Ke tahu saja, saat dia sedang berusaha menghalangi jodoh orang di sini, mereka mungkin sudah mengingkar janji untuk menikah tanpa perlu restu orang tua. Dan lagi, jika seorang pria menginginkan seorang wanita bermalam bersamanya, pria itu akan punya segudang cara.

Baru dibicarakan, akhirnya Xing Yun nelpon juga. Xia Ke langsung mengangkatnya sambil marah-marah dan ngotot memaksa Xing Yun untuk segera datang sekarang juga. Tapi yang tak disangkanya, Xing Yun mengaku kalau sekarang dia sedang berada di kantor polisi.


Cemas, kedua pria itu langsung bergegas ke kantor polisi. Mengira kalau Xia Ke itu pacarnya Xing Yun, Pak Polisi langsung mengomelinya habis-habisan. Bagaimana bisa dia membiarkan pacarnya datang ke tempat terpencil begitu seorang diri. Kalau begini caranya, orang tuanya Xing Yun tidak akan bisa menyerahkan putri mereka pada Xia Ke dengan tenang.

Saking cemasnya, Xia Ke sontak ngomel-ngomel memarahi Xing Yun. Mendengarnya marah, sontak membuat Xing Yun menangis penuh haru. Dia benar-benar bahagia bisa mendengar Xia Ke memarahinya lagi.

"Dengan begini aku jadi yakin kalau aku belum mati dan masih hidup."

Pak Polisi memberitahu Xia Ke kalau Xing Yun tadi bertemu dengan penculik yang mengaku-aku sebagai suaminya. Dia hampir saja diculik. Xia Ke harus benar-benar lebih memperhatikan pacarnya mulai sekarang. Jangan membiarkannya berjalan sendirian malam-malam. Itu sangat berbahaya. Dan sebaiknya dia menghibur pacarnya itu sekarang, dia sangat ketakutan.


Cepat-cepat menguasai diri, Xing Yun buru-buru menjelaskan kalau Xia Ke ini bukan pacarnya melainkan bosnya. Bosnya ini ganteng banget, jadi mana mungkin bosnya ini memandangnya.

"Kurasa kalian serasi," komentar Pak Polisi.

"Jangan bicara sembarangan, Pak."

"Siapa tahu suatu hari nanti di masa depan, kalian akan benar-benar bersama. Dia tampak sangat cemas waktu datang kemari."

Cepat-cepat mengalihkan topik, Xia Ke minta izin membawa Xing Yun pulang sekarang. Tapi Pak Polisi masih belum selesai dan meminta mereka untuk mengecek rekaman CCTV dulu.


Xing Yun beranjak bangkit tapi kakinya yang keseleo hampir saja membuatnya terjatuh kalau saja Xia Ke tidak sigap menangkapnya, lalu dengan manisnya dia merangkul dan memapah Xing Yun.

Xia Ke cemas jika Xing Yun harus melihat rekaman yang mungkin saja membuatnya masih trauma itu. Tapi Pak Polisi bersikeras karena ini prosedurnya, Xing Yun saksi utama, jadi dia harus mengonfirmasinya sendiri agar jika para penjahat itu tertangkap nantinya, ini bisa menjadi bukti kuat

.

Di rekaman itu, Xing Yun tampak berlari ke sebuah pos satpam di sebuah pabrik dan meminta pertolongan mereka. Si penjahat itu mengklaim kalau Xing Yun adalah istrinya yang berusaha melarikan diri.

Pak Satpam awalnya hampir terpedaya, dan mengira mereka cuma pasutri yang sedang bertengkar dan mengusir mereka. Tapi untung saja Xing Yun cerdik memberitahu Pak Satpam kalau pria ini bahkan tidak tahu namanya.

Seketika itu pula Pak Satpam mulai curiga dan langsung menanyai si penjahat nama wanita yang dia klaim sebagai istrinya itu. Tak bisa menjawab, si penculik akhirnya menggondol tasnya Xing Yun lalu melarikan diri.


Pak Polisi kagum juga melihat kecerdasan Xing Yun yang bisa menemukan cara untuk melarikan diri dan meminta pertolongan saat menghadapi situasi seperti itu.

"Kenapa kau tidak naik taksi saja?" Omel Xia Ke.

"Aku sudah naik taksi, tapi supirnya tidak tahu jalan. Sama sekali tidak ada sinyal GPS maupun ponsel. Dan dia juga sedang terburu-buru untuk mengembalikan mobilnya. Jadi aku turun saja."

"Siapa nama supirnya? Apa pelat nomor mobilnya? Aku akan mengkomplainnya sekarang juga!" Xia Ke emosi.

"Jangan! Jangan! Jangan! Jangan impulsif. Supirnya tidak melakukannya secara sengaja kok dan dia terus menerus meminta maaf padaku."

"Dia tidak sengaja melakukannya? Apa dia bisa membayar dengan nyawanya jika sampai terjadi sesuatu?!"


Pak Polisi dengan cepat menegurnya dan menyuruh mereka untuk melanjutkan perdebatan mereka di rumah saja. Saat mengantarkan mereka keluar, Pak Polisi menasehati Xia Ke bahwa yang dibutuhkan Xing Yun saat ini adalah dihibur dan bukannya dimarahi dan diomeli.

Xing Yun penasaran, Xia Ke datang kemari mencarinya, apa meetingnya dengan manajer proyek sudah selesai? Mengabaikan pertanyaan tidak penting itu, Xia Ke langsung menawarkan punggungnya untuk menggendong Xing Yun.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments