Sinopsis Likit Ruk (The Crown Princess) Episode 1 - 4
November 07, 2019
Sinopsis Likit Ruk (The Crown Princess) Episode 1 - 4
Tak nyaman dengan tatapan Davin, Alice berbalik membelakanginya, tapi malah melihat para penjahat itu ada di sana dan sedang berusaha mencarinya. Alice sontak membawa Davin bersembunyi di pohon.
"Ada apa?" Heran Davin.
"Mereka orang-orang yang menyerangku. Bagaimana bisa mereka mengikuti kemari?"
"Apa kau yakin kau tidak salah orang?"
"Aku yakin, aku ingat dengan baik."
"Mereka punya senjata. Tidak aman berada di sini." Maka Davin pun sengaja melempar ranting ke suatu arah untuk mengecoh para penjahat itu lalu membawa Alice melarikan diri ke arah lain.
Tapi di tengah jalan, Alice tiba-tiba tersandung dan terjatuh tepat dalam dekapan Davin. Davin jadi cemas, apa dia akan bisa melarikan diri kalau begini.
Kesal, Alice ketus mengingatkan Davin bahwa dia sendirilah yang diburu para penjahat itu. Ini tidak akan hubungannya dengan Davin, jadi Davin pergi saja. Dia akan menangani masalah ini sendiri.
"Jangan bersikap sok kuat. Kau cuma makan sedikit. Bagaimana bisa kau menanganinya?! Apa yang kau butuhkan sekarang ini adalah lari!"
Davin pun langsung menyeretnya masuk semakin dalam ke hutan hingga mereka tiba di sebuah pohon besar yang di atasnya sudah dibangun sebuah tempat persembunyian.
Dia menyuruh Alice untuk naik dan bersembunyi di sana dan memperingatkannya untuk tidak turun sampai dia yakin kalau Alice sudah aman.
Dan setelah memastikan Alice sudah aman di atas pohon, Davin langsung lari ke arah lain untuk mengecoh para penjahat itu.
Salah satu dari mereka melihatnya dan langsung melepaskan tembakan. Tapi untunglah Davin berhasil menghindarinya dengan cepat lalu melompat ke balik semak.
Si penjahat jadi kebingungan karenanya. Saat itulah, Davin melompat keluar dan menyerang si penjahat. Sementara itu di atas pohon, Alice tak sengaja menemukan sebuah pisau lipat yang disembunyikan di sana.
Davin berhasil mengalahkan si penjahat dengan cepat. Tapi kemudian muncul penjahat dua yang langsung menodongkan pistol ke Davin. Tapi untunglah Alice menyelamatkannya dengan melempar pisau itu dan sukses mengenai tangan si penjahat.
Tiba-tiba muncul penjahat tiga yang langsung menembaki Davin. Untunglah Davin berhasil mengelak dengan mudah dan secepat kilat merebut srnjata si penjahat satu lalu dengan cekatan menembak tepat sasaran mengenai tangan si penjahat tiga.
Tapi tiba-tiba dia merasakan sepucuk pistol terarah dari belakang kepalanya dan si bule memerintahkannya untuk menurunkan senjatanya.
Begitu Davin melepaskan pistolnya, si bule sontak menghajarnya dan jadilah para penjahat itu mengeroyoknya.
Si bule marah-marah menuntut Davin untuk memberitahukan keberadaan gadis itu. Tetap tenang menghadapinya, Davin berbohong kalau dia tidak tahu dan menuntut apa alasan mereka mencarinya. Memangnya siapa gadis itu dan apa yang mereka inginkan darinya?
"Itu bukan urusanmu!" Sentak si bule.
Maka Davin pun langsung balik menyerangnya, mengambil alih senjatanya secepat kilat, dan mengusir mereka semua dari pulau ini.
Terpaksalah mereka harus pergi. Tapi di pantai, si bule menemukan sobekan gaunnya Alice yang tadinya dibuang Davin ke laut. Si bule jadi yakin kalau Alice ada di pulau ini. Alice berniat mau turun, tapi Davin melarangnya karena keadaan masih belum aman sepenuhnya.
Di Thailand, Danika dan Hin dari tim bodyguard, menyelinap masuk ke kamar hotel Alice dengan menyamar sebagai petugas hotel. Pada saat yang bersamaan, Letnan Lin menyelidiki rekaman CCTV di sekitar hotel.
Petra tengah menanyai seorang pemilik kapal tentang si penjahat bule yang terekam dalam rekaman CCTV. Dia ingin tahu kapan si bule menyewa kapal dan bagaimana menghubunginya.
"Dia tidak bisa membantumu, tapi kami bisa." Sapa Letnan Kan tiba-tiba.
Dan tak lama kemudian, Petra pun duduk bersama para bodyguard itu, Chatchai menunjukkan segala bukti hasil penyelidikan mereka dan menuntut Petra tentang siapa orang-orang itu dan di mana Alice berada sekarang.
Di pulau, Davin terus berusaha menginterogasi siapa Alice dan para penjahat itu. Tapi Alice terus ngotot mengklaim tidak tahu siapa mereka.
Davin tak percaya. Bagaimana bisa Alice tidak tahu padahal mereka jelas-jelas mengejar Alice. Dia yakin Alice tahu, tapi tidak mau bilang padanya.
"Berhentilah bersikap sok misterius. Aku melihatmu bersikap sangat misterius sejak di Hyrsos. Aku bertemu denganmu saat kau dikejar-kejar di stasiun kereta."
Alice kaget mendengarnya, saat itulah dia baru sadar kalau pria ini adalah penyelamatnya yang waktu itu. Davin terus menuntut dia siapa dan apa yang dilakukannya sampai dia dikejar-kejar orang-orang itu.
"Apa kau mata-mata, penjahat, atau pembunuh? Kenapa mereka mengejarmu?"
Tapi Alice juga ngotot menolak memberitahukan siapa dirinya yang sebenarnya. Lagian juga dia tidak pernah tanya-tanya siapa Davin dan kenapa dia berada di pulau ini karena dia pikir itu adalah urusan pribadi masing-masing.
"Aku juga tidak mau siapa dirimu, tapi hanya ada kita berdua di pulau ini! Dan sekarang mereka pikir kalau aku adalah orangmu. Kalau mereka kembali, maka aku juga akan berada dalam masalah."
"Kan sudah kubilang jangan membantuku."
"Kalau aku tidak membantumu, kau pasti sudah mati sekarang!"
"Mati yah mati. Aku tidak takut mati!"
"Kalau kau mati, maka aku akan bermasalah. Karena di pulau ini cuma ada kau dan aku, aku tidak mau jadi pembunuh. Kalau tidak perlu, jangan mati!"
Davin lalu pergi dengan membawa semua perbekalannya. Alice kan sangat tangguh, jadi dia urus saja dirinya sendiri. Besok saat mereka kembali ke darat, dia tidak akan peduli siapa Alice dan dari mana dia berasal.
Tapi di tengah jalan, dia mendadak tak tega pergi meninggalkan Alice dan akhirnya kembali untuk memberitahu Alice bahwa besok temannya akan datang untuk menjemput Alice... lalu mengundang Alice untuk ikut bersamanya.
Tak lupa dia melempar obat ke Alice untuk mengobati luka punggungnya. "Cepatlah obati lukamu sebelum kena infeksi!"
Di Thailand, tim bodyguard secara bergantian menjabarkan hasil penyelidikan mereka masing-masing. Saat Danika dan Hin menyelinap masuk ke kamar Alice, mereka menemukan sebuah gas mask dan bukti menguarnya gas di kamar itu melalui lubang udara.
Dari rekaman CCTV, Lin mendapati ada orang mencurigakan yang mendorong gerobak laundry setelah pemadaman itu terjadi. Gerobak laundry itu cukup besar untuk menampung orang dan mereka keluar lewat jalur belakang.
Dia juga menemukan rekaman saat Petra menelusuri jejak penjahat itu dan sejak itulah Petra pisah jalan dengan tim-nya dengan alasan pulang duluan.
Awal rombongan mereka ada 6 orang yang datang. Tapi saat pesta berlangsung, mereka cuma ber-4. Mereka mengetahui bahwa Petra dan seseorang bernama Deecha (Alice palsu) yang tidak ada dalam pesta itu.
Dan begitulah bagaimana kemudian Kan menemukan Petra di toko rental kapal yang sedang menyelidiki si pria misterius yang tertangkap kamera CCTV. Dia pasti sudah mengetahui kalau pria itu menyewa kapal dengan passport.
"Jika orang-orang tidak penting, tidak mungkin kau akan menyelidikinya sendiri, bukan?" Tanya Chatchai.
"Benar, Putri diculik." Aku Petra. "Dan aku tidak memberitahu anda karena itu adalah perintah Yang Mulia untuk menggunakan rencana ini. Karena kalian mengetahuinya sendiri, berarti aku tidak melanggar perintah. Tolong bantu aku menemukan Putri."
Tentu saja, ini juga tugas mereka. Chatchai meyakinkan Petra bahwa mereka semua akan membantunya menemukan tuan putri.
Ia lalu memerintahkan Hin dan Danika untuk mengawal si putri palsu. Jika para penjahat itu melihat putri masih di sini, maka mereka pasti akan kembali untuk menyerangnya.
Ia lalu memerintahkan Lin untuk menelusuri jejak tersangka. Sementara Kan diperintahkan untuk mencari Davin dan suruh dia kembali secepatnya karena ini misi penting.
Di pulau, Davin membangun tenda untuk Alice di pinggir sungai, dia sendiri akan tidur di luar. Tapi Alice menolak, dia akan tidur di luar saja. Kenapa juga Davin menyuruhnya tidur di dalam tenda?
Apa karena dia wanita? Menjadi wanita bukan berarti dia lemah. Itu kan tendanya Davin, dan dia cuma orang lewat saja. Jadi Davin saja yang tidur di tenda itu.
Davin benar-benar melongo melihat wanita satu itu. "Wanita aneh."
Tapi kemudian dengan manisnya dia melempar satu setel bajunya ke Alice. Silahkan kalau Alice mau mandi. Ukuran bajunya mungkin agak kebesaran, tapi Alice boleh memakainya.
Alice berterima kasih. Tapi dia malah melihat Davin tak mau beranjak pergi. Terpaksalah dia sendiri yang akhirnya pergi ke hulu sungai. Perlahan dia turun melewati bebatuan sebelum kemudian menceburkan dirinya ke dalam sungai.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam