Sinopsis Likit Ruk (The Crown Princess) Episode 1 - 3

  Sinopsis Likit Ruk (The Crown Princess) Episode 1 - 3


Saat Alice siuman, dia malah mendapati dirinya sudah terikat di sebuah tempat gelap. Walaupun penglihatannya masih samar, tapi dia mendengar para penjahat itu bicara pada seseorang di telepon.

Mereka meyakinkan orang di seberang bahwa dia akan merekam saat mereka membunuh Alice agar si bos yakin kalau Alice benar-benar mati. Salah satu penjahat sontak mengarahkan pistolnya ke Alice dan bersiap membunuhnya, sementara yang lain bersiap dengan kameranya.

"Tunggu! Aku tahu kita bukan musuh. Kalian melakukan ini karena seseorang menyewa kalian, bukan?"

Si penjahat bule melarangnya bicara, lagipula mereka tidak akan memberinya jawaban. Tak gentar, Alice menawarkan bayaran dobel dari berapapun yang diberikan oleh orang yang menyewa mereka asalkan mereka melepaskannya.

Tapi si bule ngotot menolak. Berpikir cepat, Alice dengan sengaja berusaha merayu si bule dengan memperlihatkan kakinya yang mulus. Si bule pun mulai tergoda dan langsung mengelus kakinya.


Si bule semakin mendekat... dan Alice sontak menendang itunya sekuat tenaga dan menghantamkan kepalanya ke kepala si bule. Bahkan dengan keadaan tangan terikat di kursi, Alice mampu melawan para penjahat itu dengan ganas.

Saat salah satu dari mereka hendak menembaknya, Alice sontak melemparkan dirinya ke penjahat itu dan sukses membuat kursinya hancur berantakan hingga dia berhasil terlepas dari ikatannya. (Badass princess)


Para penjahat itu berusaha mengeroyoknya, tapi Alice mampu melawan mereka semua orang diri lalu terjun ke laut. Para penjahat itu langsung melepaskan tembakan ke dalam laut.

Alice berhasil menhindari beberapa peluru, tapi kemudian punggungnya terserempet satu peluru. Darah langsung menguar hingga membuat Alice pingsan.


Keesokan harinya, Davin lari-lari sebelum kemudian menceburkan dirinya ke luat dari tebing yang cukup tinggi. Dia santai saja berenang... saat tiba-tiba saja sesuatu muncul ke permukaan dan menghalangi jalannya.

Tapi yang tak disangkanya, sesuatu itu adalah seorang wanita yang tak lain tak bukan adalah Alice yang pingsan.


Cemas, Davin buru-buru membawanya ke pantai dan mencoba membangunkannya. Tapi begitu Alice sadar dan melihatnya, Alice sontak ketakutan. Mungkin mengira Davin itu penjahat juga, Alice langsung menampar mukanya dan berusaha melarikan diri darinya.

Davin jelas tidak terima dan langsung menangkapnya dengan cara memeluknya. Tapi tentu saja perbuatannya itu membuat Alice makin ketakutan. Dia langsung menyikut Davin hingga tangan Davin terlepas darinya.

Saat dia berusaha kabur lagi, Davin berusaha meraihnya, tapi malah tak sengaja menarik gaunnya Alice dan otomatis membuat gaunnya Kade robek separuh dan memperlihatkan kakinya.

Jelas saja Alice jadi tambah kesal dan BUK! Menendang muka Davin tanpa ampun lalu melarikan diri darinya. Dia berusaha lari secepat kakinya melangkah tanpa mempedulikan sakit di bahunya.

 

Dia baru berhenti setelah cukup jauh dan memastikan Davin sudah tidak kelihatan. Tapi saat dia berbalik, Davin mendadak sudah ada di hadapannya.

Jadilah kedua orang itu saling menendang dan mengjengkal satu sama lain dengan ganasnya, sampai akhirnya Davin berhasil memiting Alice lalu mengingat tangannya dengan kain sobekan gaunnya.

"Kenapa kau mengikatku?!"

"Apa kau tidak bisa bicara baik-baik?!"

Kesal, Alice sontak melayangkan tendangan. Tapi Davin malah menangkap kakinya dan menarik Alice mendekat padanya... lalu menggotongnya.


Di hotel, JC memperlihatkan koran yang menampilkan foto Alice palsu. Petra merasa Alice palsu sangat mirip dengan Alice asli di foto itu, jadi tidak masalah.

Dia memerintahkan JC untuk segera kembali ke Hyrsos dan melapor langsung pada Raja. Jangan pernah gunakan cara komunikasi lain, dia harus melapor sendiri pada Raja Henry.

"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya JC

"Aku akan mencari Yang Mulia Putri. Kalau aku tidak bisa menemukannya, maka aku tidak akan kembali." Ujar Petra lalu pergi.


Tapi di luar, dia malah mendapati Chatchai datang dan langsung menanyakan masalah pembatalan semua rencana Putri Alice. Memangnya apa yang terjadi?

"Tidak ada apa-apa." Sangkal Petra.

"Lalu kau mau ke mana? Tidak ikut pulang ke Hyrsos?"

"Aku harus kembali duluan. Permisi."

Tapi tentu saja jawaban Petra itu membuat Chatchai semakin keheranan. Dia pengawalnya Alice tapi malah mau pulang duluan, semalam juga dia tidak tampak berada di pesta.

"Aneh sekali. Sepertinya... terjadi sesuatu yang jauh lebih penting daripada Putri Mahkota. Apa itu?"

Petra terdiam tak tahu harus menjawab apa, tapi untunglah JC dan Alice palsu keluar. JC beralasan kalau ini adalah perintah Alice.


Chatchai akhirnya tak bisa berkutik lagi, tapi tetap saja dia merasa aneh saat menatap Alice palsu. Bahkan saat dia berusaha mendekati Alice palsu, JC sontak maju menghalanginya dan mengusirnya secara halus.


Di pantai, Davin menuntut Alice untuk memberitahukan identitasnya, apa yang terjadi padanya hingga dia mengambang sampai ke pantai ini, dan kenapa bahunya bisa terluka?

Tapi Alice menolak menjawab dan memerintahkan Davin untuk melepaskan ikatan tangannya. Davin menolak, bagaimana dia bisa yakin kalau Alice tidak akan menyerangnya jika dia melepaskan Alice?

"Aku tidak pernah menyerang seseorang lebih dulu."

"Oh, lalu kau sebut apa saat kau menampar mukaku begitu kau sadar bahkan sebelum aku melakukan apapun?"

"Aku ngantuk." (Pfft!)


"Ngantuk? Jadi saat kau ngantuk, kau bisa menyerangku?"

"Kau mau melepaskanku atau tidak?"

Tapi Davin terus ngotot menuntut siapa Alice yang sebenarnya. Terpaksalah Alice harus memberinya jawaban, tapi dia berbohong mengklaim dirinya hanyalah orang biasa.

Davin tak percaya. Kalau Alice bicara seperti itu, berarti kebalikannya. Kalau dia beneran orang biasa, dia pasti akan mengatakannya sejak awal. Tapi nyatanya tidak. Jadi, siapa dia sebenarnya?

Alice ngotot menolak menjawab dan terus menuntut Davin untuk melepaskannya. Tapi Davin masih saja diam. Baiklah, biarkan saja Alice seperti ini, silahkan Davin melakukan apapun yang dia inginkan. Dia sudah malas berdebat.

Heran menghadapi wanita satu ini, Davin akhirnya melepaskan Alice. Tapi dia memperingatkan Alice bahwa hanya ada mereka berdua di pulau ini. Kalau Alice tidak mau mengatakan kebenaran tentang dirinya, maka dia harus menjaga dirinya sendiri.


"Aku tidak akan merepotkanmu. Makasih." Ucap Alice lalu pergi... persis seperti bagaimana dia bilang makasih pada Davin di Hyrsos waktu itu dan kontan saja membuat Davin teringat akan kejadian itu.

"Kenapa dia terasa familier?" Heran Davin.


Kate sedang membrowsing berita tentang Alice saat Alan datang dan langsung menanyakan masalah kepergian ayah dan ibu mereka ke Thailand. Kenapa tidak ada seorang pun yang memberitahukan masalah itu padanya.

Kate sontak sebal pada adiknya itu. Bagaimana bisa dia memberitahu Alan kalau Alan sendiri yang suka keluyuran malam dan baru pulang pagi seperti ini. Masa bodo, pokoknya Alan mau terbang ke sana hari ini.


Mona benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa Alice datang ke acara itu semalam padahal sumber mereka sudah meyakinkan mereka bahwa Alice tidak akan bisa menghadiri acara itu. Apa ada yang salah?

"Mungkin. Tapi kalau ada kesalahan, maka orang-orang itu pasti akan kembali untuk menyelesaikan kekacauan itu."

Sesuai dugaan Andre, para penjahat itu masih belum menyerah, mereka malah sedang mengitari area laut itu hingga mereka melihat sebuah pulau tak jauh di sana. Waduh!


Chatchai ternyata benar-benar curiga bahwa Alice yang datang ke pesta semalam itu palsu dan langsung mendiskusikannya dengan timnya. Semua orang kaget mendengarnya, lalu di mana putri yang asli?


Alice sendiri tersesat di hutan. Parahnya lagi, Alice berjalan tanpa lihat-lihat jalan dan pakai high heels juga, jadilah dia terjatuh hingga mengenai lengannya yang terluka

Alice berusaha bertahan dan sengaja mencopot heel sepatunya agar dia bisa berjalan lebih mudah. Tapi lama kelamaan, dia mulai lemah dan pusing hingga pandangannya semakin mengabur. Tak tahan lagi, Alice pun pingsan.


Untunglah Davin datang saat itu, mungkin dia sudah membuntuti Alice sedari tadi. Dia menggotong Alice lagi, tapi Alice terbangun dan sontak memberontak dari gendongannya.

Davin berusaha menyuruhnya minum dan makan, tapi Alice malah menolak. Terpaksa Davin memaksanya untuk menelan air dan makanan itu seperti memaksa anak kecil minum obat.

"Kau bilang kau akan bisa sendirian. Tapi sekarang bahkan belum satu hari dan kau sudah kelelahan. Kau mau makan atau tidak?"

Saat Alice masih saja diam, Davin berniat mau memaksanya lagi. Tapi untunglah Alice tidak keras kepala lagi dan mau makan dengan cara baik-baik. Dia bahkan memakannya dengan sangat lahap.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam