Sinopsis The Sand Princess Episode 7 - 3

 Sinopsis The Sand Princess Episode 7 - 3

Mengalihkan topik, Kot penasaran kenapa Ki memilih kantor sebagai lokasi syuting? Tentu saja untuk mengiklankan perusahaannya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

"Khun Ki, Khun Kot, apakah kalian sudah siap?" Tanya Sekretaris.


Tentu saja, lalu apa semua staf sudah datang? Sekretaris melapor bahwa segalanya sempurna, semuanya sudah berkumpul di ruang tamu. Kot cemas, apa yang harus dia lakukan?

"Mereka bilang bahwa mereka akan merekam kalian berdua membuat dessert dulu, lalu setelah itu wawancara."


Syuting pun dimulai, Kot dan Ki benar-benar berusaha tampil seromantis dan senatural mungkin, berdebat sambil masak, suap-suapan, dll. Tapi setelah syuting selesai, Chot mendadak maju dan bersikap romantis pada Kot dengan mengelap bibir Kot dan membersihkan tangannya.

Ki cemburu tapi dia cuma diam. Aff malah dengan sengaja mengompori situasi dengan mengomentari betapa manisnya Chot pada Kot. Seandainya dia tidak tahu kalau mereka dulu tetanggaan, mungkin dia akan mengira kalau mereka adalah sejoli.

"Sebaiknya kita bersiap untuk wawancara." Kesal Ki lalu menyeret paksa Kot menjauh dari Chot.


Wawancara dimulai dengan tanya-jawab seputar pekerjaannya Ki. Ki berkata bahwa dia selalu bilang pada para pegawainya untuk membangun rumah pelanggan seperti membangun rumah mereka sendiri.

"Aku selalu memperhatikan setiap detil, bahkan elemen terkecil seperti pasir."

"Anda bekerja keras dan mengurus rumah orang lain dengan baik. Lalu bagaimana anda merawat istri dan keluarga anda?" Tanya Aff.

"Aku... merawatnya seperti merawat pasir. Istriku berkata kalau dia tidak berharga seperti pasir. tapi pasir adalah satu elemen terpenting untuk membangun rumah. Dan rumahku... menjadi sempurna karena dia."

Kata-katanya itu benar-benar tulus hingga membuat Kot tercengang dan terharu. Aff lalu beralih ke Kot dan tanya apakah ada sesuatu yang ingin Kot ucapkan pada suaminya.

"Aku seorang yatim piatu. Tapi dia... memberiku kehangatan dan keluarga lain. Terima kasih telah melengkapi hidupku. Kau membuat pasir sepertiku merasa berharga."

Tersentuh, Ki langsung menggenggam erat tangan Kot. Mereka benar-benar tenggelam dalam dunia mereka sendiri sampai membuat Aff dan Ji yang menonton dari belakang jadi cemburu.


Setelah wawancara usai, Kot penasaran siapa yang memberikan skrip tadi. Ucapannya tadi sangat halus dan manis.

"Aku hanya... mengatakannya dari hatiku." Aku Ki. Kot tercengang. Canggung, Ki buru-buru memuji Kot yang melakukan bagiannya dengan sangat baik juga.

"Yah... soalnya... kau membayarku untuk membuat pertunjukkan besar, jadi aku melakukannya."

"Ayo ganti baju dan pulang. Moji sudah menunggu."


Kot pun mau membuka resletingnya. Ki ingin membantu, tapi tiba-tiba saja Chot muncul dan langsung nyerobot duluan. Ki diam saja, malah Ji yang langsung ngamuk menyingkirkan tangan Chot dari Kot dan ngamuk-ngamuk melabraknya, menuduh Chot cari keuntungan dari Kot.

Kot langsung membela Chot dan menjelaskan kalau Chot cuma membantunya membuka resletingnya. Chot sama sekali tidak mengerti apa salahnya, dia kan cuma membantu Kot.

"Masalah itu seharusnya kau serahkan pada suaminya. Ini bukan tugasmu. Benar, kan, P'Ki?"


Tapi Ki malah meminta Chot untuk menjaga Kot sementara dia sendiri langsung pergi dengan alasan mau bicara dengan sekretarisnya. Jelas saja Ki kesal dan langsung mengejarnya.

Ji heran sama dia, suami macam apa dia sampai membiarkan istrinya terlalu dekat dengan orang lain? Apa Ki tidak tahu seberapa besar Kot mengagumi pri itu?

"Aku suaminya dan aku tidak mempermasalahkan itu. Kau siapa sampai bersikap sefrustrasi ini?"

"Aku juga suaminya."

"Dulu."

"Benar. Aku cuma mantan, tapi aku ayahnya Moji."

Ki kesal mendengarnya. Mending Ji urusin aja tunangannya alih-alih mengurusi istri orang lain. Tuh! Tunangannya Ji datang. Aff penasaran, mereka sedang membicarakan apa? Sepertinya menyenangkan sekali.


Ki berbohong kalau Ji cuma sedang meminta rekomendasi restoran yang bagus untu makan malam bersama Aff nanti malam. Selamat bersenang-senang dengan Aff. Ji kesal, tapi dengan cepat dia berubah sok perhatian pada Aff. Ayo makan malam.

"Kebetulan, Ayah baru saja menelepon. Ia ingin makan malam bersama kita berdua."


Ji agak cemas dengan pertemuan ini. Apalagi saat dia berusaha berbasa-basi memuji masakan di rumah ini, Ayah langsung menyindirnya karena jarang datang kemari. Aff meyakinkan Ayah kalau Ji dan dia sama-sama sibuk dan tidak punya waktu.

"Benar. Sebelumnya saya sibuk mempersiapkan pernikahannya P'Ki."

"Kenapa Ayah ingin bertemu kami berdua?"

"Tentu saja aku ingin membicarakan pernikahan kalian! Ki sudah menikah, lalu bagaimana dengan kalian?"


Ji dan Aff sontak tegang mendengarnya. Aff ngotot kalau dia masih menikmati karirnya sekarang ini. Ji bingung harus ngomong apa. Maka Ayah menyuruh mereka ingin membicarakan masalah ini berdua.


Aff penasaran apakah Ji mengkhawatirkan pernikahan mereka? Jangan khawatir, Aff ngerti kok. Dia sendiri juga belum siap untuk itu.

Ji penasaran, apa Aff benar-benar ingin menikah dengannya? Mereka kan bertunangan cuma karena dipaksa. Jika mereka menikah, maka mereka harus hidup bersama seumur hidup mereka.

"Kenapa? Kau tidak mau lagi menikah denganku?"

"Iya. Sebaiknya kita batalkan pertunangan ini. Aku tidak mau membohongi diriku sendiri lagi. Kau bahkan tidak menyukaiku sejak awal. Maafkan aku, Aff."

Aff diam-diam tersenyum tipis. Dengan pura-pura kecewa, dia menerima keputusan Ji. Tapi, dia ingin Ji merahasiakan masalah ini dulu. Pura-pura saja seolah mereka masih bersama, Aff tidak mau masuk berita. Baiklah, Ji akan membantu Aff untuk itu.

"Terima kasih sudah jujur padaku. Jangan khawatir tentang ayahku, aku akan bicara dengannya."


Begitu Ji pergi, Aff langsung protes keras ke Ayah karena menekan Ji. Seharusnya Ayah membicarakannya dulu dengannya atau biarkan dia membicarakan masalah ini dengan Ji.

"Sampai kapan Ayah harus menunggu? Aku takut pada akhirnya kalian malah tidak akan pernah menikah. Apa kau pikir Ayah tidak tahu kalau kau ingin kembali bersama Ki?"

"Terus kenapa? Memangnya apa yang akan Ayah lakukan?"

Ayah jelas tak suka. Waktu mutusin Ki, dia sangat kejam pada Ki. Sekarang dia malah bersikap seperti anjing di dalam palung. Jangan menyalahkan siapapun atas perbuatannya sendiri. Salah dia sendiri karena membuat keputusan yang salah. Dulu dia memiliki pria yang baik tapi malah melepaskannya. Kesal, Aff bersumpah tidak akan menyerahkan Ki pada Kot.


Setibanya di lobi apartemen, Kot benar-benar mencemaskan Moji karena dia meninggalkan Moji di tangan orang lain. Entah bagaimana keadaannya sekarang. Mungkin saja Moji menangis.

Ki geli mendengarnya, "Duniamu berotasi di sekitar Moji dan uang. Kau lebih terobsesi pada Moji dibandingkan Moji terobsesi padamu."

"Aku cuma punya Moji. Kami tidak pernah terpisah."

"Kau tidak hanya memiliki Moji sekarang. Kau... juga punya aku sekarang. Apapun yang kau lakukan sekarng, kau harus memikirkanku juga. Kita sekarang keluarga."

Kot tersentuh mendengar ucapan manis itu. Tapi tiba-tiba Ki mendapat telepon dari Aff dan Ki langsung setuju untuk pergi menemui Aff sekarang juga. Kot kesal.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam