Sinopsis The Sand Princess Episode 2 - 1

Sinopsis The Sand Princess Episode 2 - 1

Bibi memarahi Ji karena dia hobi banget pulang larut malam. Ingat, Ji punya tunangan. Aff mungkin tidak mengatakan apapun, tapi ayahnya Aff tidak mungkin tinggal diam.


Ji beruntung punya warisan dari orang tuanya. Tapi kalau Ji menghambur-hamburkannya terus, lama-lama dia bakalan bangkrut. Ji santai, kan ada Ki yang mengurus perusahaan. (Ki? Ki itu kakaknya?)

Buru-buru mengalihkan topik, Ji mengganti channel TV ke acara berita. Tapi berita di TV malah tentang banyaknya bayi yang dibuang yang kebanyakan karena hamil di luar nikah.


Ji jadi gelisah karenanya. Apalagi Bibi malah merutuki orang-orang itu dan para pria yang tidak bertanggung jawab di luar sana. Mereka tidak tahu betapa sulitnya menjadi ibu tunggal. (Pfft! Keponakan Bibi tuh salah satunya)

Untung saja Ji cuma clubbing dan tidak asal meniduri wanita dan menghamili mereka. (Wkwkwk! Udah kejadian, Bi!) Ji cuma nyengir canggung mendengarnya. Tapi dia penasaran. Seandainya dia menghamili seorang wanita, apa yang akan Bibi lakukan?

"Memangnya apa yang bisa Bibi lakukan? Kau pria dewasa."

Ji hampir saja senang. Tapi kemudian Bibi menambahkan. "Tapi kakakmu, Aff, dan ayahnya pasti akan membunuhmu."

Tapi Bibi yakin pria pintar dan licik seperti Ji tidak akan mungkin melakukan kesalahan itu, kan? Ji mengiyakannya saja, padahal dia galau banget.

Gelisah memikirkan ucapan Bibi tadi dan curhatan mabuk Kot semalam, Ji tampaknya mulai merasa bersalah hingga akhirnya memutuskan untuk menelepon Kot, tapi tidak dijawab. Dia akhirnya mengirim pesan menanyakan di mana Kot dan kapan dia akan kembali. Dia akan menjemput Kot nanti.


Tapi pesannya juga tidak dibalas. Soalnya Kot baru bangun dari mabuknya saat itu dan langsung panik. Jangan-jangan dia menggila semalam. Maew membenarkan. Dia, Ki dan Beauty yang membawanya kemari semalam.

Saat itulah Kot baru ingat kalau dia muntah di bajunya Ki semalam. Astaga! Maew santai saja menyuruh Kot untuk membawa jasnya Ki ini ke laundry nanti. Sekarang sebaiknya dia bersiap untuk menemui Bu Guru... dan jangan lupa untuk menyiapkan alasan tentang masalah absennya suaminya Kot.

"Di mana aku bisa mendapatkan suami palsu?"


Tiba-tiba sebuah telepon berbunyi. Bukan ponselnya Maew ataupun ponselnya Kot, melainkan ponselnya Ki yang ketinggalan di dalam jasnya. Dan seketika itu pula Kot mendadak punya ide bagus sekaligus gila.

Ki menelepon dari telepon umum untuk menanyakan ponselnya dan meminta Kot untuk meninggalkan ponselnya di bar saja, nanti dia akana mengambilnya. Tapi Kot dengan sengaja menyuruh Ki untuk mengambilnya di rumah sakit saja, soalnya Kot mau ke sana. Tanpa curiga apapun, Ki langsung setuju.

"Kau pikir dia akan mau membantumu?" Maew ragu.

"Entahlah. Aku harus mencobanya."


Ki datang ke rumah sakit pada jam yang ditentukan. Tapi yang tak disangkanya, Kot tiba-tiba meminta bantuannya. Ki agak ragu, bantuan apa?

"Maukah kau... berakting jadi suamiku?"

"APA?! Kau masih mabuk yah?"

Tidak. Begini masalahnya, gurunya sejak dia kecil sekarang ini sedang sakit. Gurunya itu tahu dia punya seorang putri, makanya beliau ingin melihat suaminya.

"Kalau begitu, telepon saja suamimu. Kenapa aku?"


Kot langsung berkaca-kaca dengan gaya dramatis. Pacarnya tak pernah peduli padanya, dia cuma seorang wanita simpanan dan pacarnya itu sudah punya tunangan. Dia harus membesarkan Moji seorang diri. Dia cuma tidak ingin gurunya berpikir kalau dia single mother.

Ki heran mendengarnya. "Kau? Wanita simpanan?"

"Aku tahu kalau aku tidak cukup cantik atau s~~si untuk jadi wanita simpanan, tapi aku beneran wanita simpanan. Khun, aku tahu ini kedengarannya aneh. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak ingin membuat guruku khawatir."

Ki kan cukup dekat dengan Moji, gurunya pasti akan percaya. "Kumohon, lakukan ini demi Moji, kumohon. Aku akan selamanya berterima kasih padamu. Kumohon~~~"

Ki tampak masih ragu, tapi dia tidak tega juga melihat wajah melas Kot, apalagi saat dia teringat pertengkaran Kot dengan pacarnya di telepon waktu itu.


Dan akhirnya dia mau juga berdiri di depan Bu Guru dengan pura-pura jadi suaminya Kot. Bu Guru senang, sungguh tak disangka kalau Kot punya suami setampan ini, pantas saja Moji sangat cute.

Pura-pura sok mesra, Kot langsung menggandeng tangan Ki dan meyakinkan Bu Guru untuk tidak khawatir, suaminya ini menjaga mereka dengan sangat baik.

"Aku tidak membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan ibuku. Iya kan, sayang~~~"

"Hahaha! Iya."

Bu Guru memberitahu Ki bawa Kot sangat tidak beruntung karena dia tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya. Sejak kecil dia harus bekerja tapi dia tidak pernah mengeluh.

"Sekarang karena dia menemukan seorang suami yang baik, aku bahagia untuknya."


Ki tercengang mendengar kisah hidup Kot yang menyedihkan itu. Tapi dia jadi canggung juga saat Bu Guru memintanya untuk menjaga Kot dengan baik. Ki akhirnya mengiyakannya saja.

"Jangan khawatir, Bu Guru. Ki adalah pria yang sangat baik dan budiman. Dia sangat mencintaiku."

Mereka bahkan langsung berpelukan untuk membuktikan cinta mereka yang sedalam samudera pada satu sama lain. Bu Guru senang.


Setelah pamitan pada Maew, Kot langsung meminta maaf pada Ki sekaligus berterima kasih atas bantuannya. Tidak masalah, Ki hanya berpesan pada Kot untuk mengubah hidupnya agar jadi lebih baik. Jangan biarkan pria mana pun mengambil keuntungan darinya.

"Terima kasih. Terima kasih karena kau tidak mempermasalahkan wanita sepertiku."

"Asalkan kau jauh-jauh dari keluargaku."

Jangan khawatir, Kot tidak ingin merusak keluarga siapapun. Tapi kisah hidupnya terlalu rumit untuk dijelaskan. Tak ada seorang pun yang ingin menjadi single mother. Kot sedih teringat berbagai kesulitannya menjadi ibu tunggal selama ini.

"Aku mengerti," ujar Ki. Terus Kot mau ke mana lagi setelah ini?


Kot mengaku mau mengambil barang-barangnya lalu langsung ke bandara. Ki dengan senang hati menawarkan tumpangan, lagian kan penerbangan mereka sama dan tujuan mereka juga sama. Dia tidak ada maksud lain kok.

Oke! Kot setuju. "Kau sangat baik. Terima kasih."

"Jangan sungkan. Kita kan tetangga. Aku juga ingin Moji merasa nyaman."

Tapi karena mereka masih ada, Kot usul agar mereka jalan-jalan dulu, bagaimana? Ki setuju. Mereka lalu jalan-jalan ke peternakan bak sebuah keluarga lengkap yang harmonis. Ki bahkan tampak sangat akrab dengan Moji.

"Kalian sepertinya sangat dekat." Komentar Kot.

"Iya. Kami beberapa kali bertemu di taman bermain condo. Begitulah bagaimana kami jadi teman."

"Terima kasih sudah mengajaknya jalan-jalan."

"Tidak masalah. Aku merasa punya hubungan dengannya."


Ji menelepon lagi saat itu. Sudah tidak sabaran menanti Kot dan Moji pulang, dia membelikan banyak hadiah untuk mereka loh. Kot kesal mendengarnya, Ji mau apa lagi kali ini?

Yang tak disangkanya, Ji tiba-tiba meminta maaf karena tidak mengurus mereka dengan baik selama ini. Kot heran, ada apa dengannya? Kenapa dia mendadak merasa bersalah?

"Tidak ada yang terjadi. Jangan makan dulu. Sampai ketemu di condo."


Kot memberitahu Ki kalau ayahnya Moji barusan menelepon, sepertinya dia merasa bersalah karena mengabaikannya dan Moji. Mungkin tak ingin Ki salah paham, Kot buru-buru menjelaskan kalau dia masih bicara dengan ayahnya Moji karena ayahnya Moji sesekali datang mengunjungi Moji.

"Kau pasti merasa sangat canggung dalam situasi ini."

"Sangat."

"Aku mengerti. Aku tahu betapa sulitnya tetap berada di dekat orang yang pernah kau cintai." Ujar Ki. Hmm, sepertinya dia pernah terluka sebelumnya.

 

Mereka akhirnya atiba kembali di condo dan Ji sudah menunggu di lobi. Niatnya mau membantu membawakan barang-barangnya Kot, tapi di mana barang-barangnya Kot?

"Di sana." Santai Kot sambil menunjuk Ki yang berjalan di belakangnya sambil membawakan kedua koper mereka.

Kot lalu memperkenalkan kedua pria itu. "Khun Ki, ini Ji. Ayahnya Moji. Ji, ini tetanggaku, Ki."

Ki kaget mendengarnya. "Kau ayahnya Moji?!"


Terang saja Ki kesal sama adiknya itu. Bagaimana bisa Ji merahasiakan hal sebesar ini dari keluarganya sendiri? Egois sekali dia. Apa dia tidak tahu Kot sangat menderita? Dan apa yang akan dikatakan Aff nanti? Kenapa Ji selalu saja bikin onar?!

Kot cepat-cepat menyela dan berniat jujur untuk mengakui kalau dia sebenarnya bukan kekasihnya Ji. Tapi Ki mengira kalau Kot cuma sedang melindungi Ji, kenapa dia malah membela Ji padahal Ji sudah mengambil keuntungan Kot? Kot pasti sangat mencintai Ji, yah?

Kot berusaha menyangkal, tapi Ji dengan cepat mencegahnya dan dengan sengaja mengklaim kalau Kot adalah pacarnya dan ibu dari anaknya. Terus kenapa?

"Apa kau tahu apa yang akan terjadi kalau keluarganya Aff sampai mengetahuinya?"

"Karena itulah aku melakukan ini. Karena itulah aku mengurus Kot dengan cara seperti ini."

"Terus apa kau berniat untuk menikahi Aff dan menyembunyikan Kot seperti ini sepanjang hidupmu?"


"Terus apa kau menyuruhku untuk meninggalkan Kot dan Moji? Kot pacarku!"

"Tapi Aff adalah tunanganmu."

"P'Ki. Kau marah karena aku punya anak dengan wanita lain atau kau marah demi mantanmu?" (Hah? Jadi Ki ngerebut pacarnya Ki? Hadeh! Hubungan mereka mbulet sekali?)

BUK! Ki sontak menonjok muka Ji dengan kesal dan memperingatkan Ji bahwa dia melepaaskan Aff demi Ji bukan supaya Aff diperlakukan seperti ini sama Ji. Dia rela Ji merebut Aff darinya. Tapi dia tidak akan membiarkan Ji menghancurkan bisnisnya juga.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam