Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 19 - 2

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 19 - 2

Para pegawai pergi makan siang, Qiao Yi tidak ikut soalnya kerjaannya masih banyak. Setelah semua orang pergi, Yan Mo memanggil Qiao Yi ke ruangannya dan menanyai apa saja kerjanya seharian ini. Qiao Yi jujur mengakui berbagai tugas yang dilakukannya untuak You Mei seharian ini.


"Apa aku mempekerjakanmua untuk mengasuh You Mei?"

"Dia bosku."

"Aku juga bosmu. Apa kau akan melompat dari gedung kalau kusuruh?"

"Iya, bersamamu."


Dengan sengaja Yan Mo menyuruh Qiao Yi untuk membaca sebuah buku yang boring banget dan sukses membuat Qiao Yi cepat ngantuk hingga kepalanya oleng.

Yan Mo sigap menangkapnya lalu membiarkan Qiao Yi tidur di sofa. Dia bahkan memberikan jaketnya untuk menyelimuti Qiao Yi dan duduk di sampingnya, menjaga Qiao Yi tidur.


Qiao Yi bangun tak lama kemudian dan langsung beranjak bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya. Tapi sepertinya dia masih ngantuk sampai dia tidak lihat ada pintu kaca di hadapannya dan DUK! Nabrak kaca. Wkwkwk!


Wu Yi sedang senang memikirkan novel barunya, tapi malah kaget mendapati web novel terbarunya dikunci oleh editornya. Jelas saja Qiao Yi jadi kesal dan langsung menuntut penjelasan si editor. Tapi si editor menolak menjelaskan lewat telepon.

Mereka akhirnya ketemuan di restoran. Tapi si editor malah bersikeras menyuruhnya untuk menulis cerita lain yang dia inginkan. Wu Yi menolak.

Seketika itu pula si editor mulai berubah sinis. Dia mengingatkan Wu Yi bahwa dia bisa membuat siapapun menjadi terkenal menggantikan Wu Yi. Popularitas yang Wu Yi miliki sekarang ini adalah berkat dirinya.

Wu Yi sinis mendengarnya. "Kau mendukungku karena bukuku menguntungkan. Aku penulis, bukan bonekamu. Orang-orang sepertimu mengacaukan industri ini."


Kesal, si editor menyatakan kalau riwayat Wu Yi sudah tamat di industri ini karena Wu Yi sudah membuatnya kesal. Para penggemarnya Wu Yi yang bodoh itu pasti akan segera melupakannya.

"Para pembacaku tidak bodoh!"

"Cuma orang-orang bodoh yang membaca bukumu!"

Emosi, Wu Yi hampir saja menghajar si editor. Tapi untunglah dia berhasil menahan diri, apalagi mereka jadi tontonan orang-orang. Akhirnya dia pergi dengan kesal.


Guan Chao lagi ngepel lantai saat Wu Yi pulang dengan langkah kesal dan tiba-tiba saja dia terpleset dn membuat tangannya lecet. Guan Chao malah ngakak menertawainya dan mengatainya bodoh yang jelas saja membuat Wu Yi tambah kesal.

Tapi tak lama kemudian, Guan Chao kembali dengan membawa kotak P3K untuk mengobati luka tangannya. Dia benar-benar lembut dan perhatian hingga membuat Wu Yi terpesona.


Qiao Yi datang malam harinya dan mendapati Wu Yi beli kue banyak banget. Kalau dipikir-pikir, belakangan ini Wu Yi memang makannya jadi banyak. Tiba-tiba Qiao Yi merasakan sesuatu yang mengganjal di sofa. Dan alangkah kagetnya dia saat mendapati benda itu ternyata testpack.

Canggung, Qiao Yi beralasan kalau itu untuk keperluan cerita novelnya. Dia kan sangat berhati-hati dalam membuat cerita. Sungguh! Qiao Yi agak ragu, tapi akhirnya dia tidak mempermasalahkannya lagi.


Melihat tangannya yang diperban sama Guan Chao tadi, Wu Yi tiba-tiba tanya. "Qiao Yi, akankah kau mencintai teman yang kau kenal selama bertahun-tahun?"

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Aku hanya berpikir bahwa seseorang yang selalu muncul saat kau sedang susah, walaupun orang itu tidak bisa diandalkan, kau akan merasa aman."

Qiao Yi heran mendengarnya. "Kau jatuh cinta pada Zhao Guan Chao?"

Wu Yi menyangkal dan beralasan kalau itu cuma plot cerita novel terbarunya, tokoh utamanya tidak bisa diandalkan. Qiao Yi merasa tokoh itu pasti berdasarkan Guan Chao, iya kan? Ngomong-ngomong, pernahkah Qiao Yi memikirkan wanita macam apa yang akan Guan Chao nikahi nantinya?

Tapi Qiao Yi memberitahunya bahwa Guan Chao tidak akan pernah menikah. Sejak kecil Guan Chao adalah tipe orang yang memiliki doktrin tidak menikah. Wanita yang jatuh cinta padanya hanya akan sial. Wu Yi jadi galau.


Qiao Yi mendapat kiriman beberapa toples acar dari Ibu. Berkat semua koran tentang Beijing yang mereka baca, Ayah dan Ibu jadi tahu banyak hal tentang Beijing dan rajin menelepon Qiao Yi untuk memperingatinya tentang segala hal yang mereka baca tentang Beijing. Qiao Yi sendiri malah tidak tahu apa-apa tentang semua itu.

Mereka juga selalu menyarankan Qiao Yi untuk selalu bawa payung karena Beijing belakangan ini hujan. Qiao Yi nurut aja walaupun cuaca di tempat tinggalnya sebenarnya selalu cerah.


Di kantor, You Mei mengajak Yan Mo makan siang bersamanya di restoran baru. Yan Mo setuju, maka You Mei pun langsung mengajak semua orang untuk ikut juga. Tapi Qiao Yi canggung menolak, soalnya dia bawa makan siang sendiri.

Jadilah Qiao Yi makan siang sendirian sambil nge-game. Da Chuan datang tak lama kemudian dengan membawa makan siangnya sendiri juga karena dia menolak makan bersama mereka.

Dia santai saja memakan acarnya Qiao Yi dan langsung suka dengan rasanya, enak banget. Qiao Yi mengaku kalau itu buatan ibunya, Da Chuan bawa saja satu toples kalau mau.

Ngomong-ngomong, katanya You Mei dan Yan Mo tumbuh bersama. Da Chuan membenarkan, kakaknya Da Chuan adalah ibu baptisnya You Mei. Dan dia juga kuliah di Cambridge dengan Yan Mo, cuma beda jurusan.

Qiao Yi jadi semakin merasa rendah diri mendengar semua kelebihan You Mei itu. Melihat itu, Da Chuan dengan manisnya meyakinkan Qiao Yi bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Jadi tidak perlu merasa iri dengan orang lain.


Di restoran, Yan Mo tiba-tiba mendapat telepon. Saat dia keluar, para pegawai sontak memuji-muji betapa serasinya Yan Mo dengan You Mei yang jelas saja membuat You Mei senang.

Tapi saat Yan Mo kembali tak lama kemudian, Yan Mo langsung memerintahkan semua orang untuk balik ke kantor sekarang juga, kecuali You Mei.

You Mei sudah senang saja, tapi yang tak disangkanya, Yan Mo ternyata mengonfrontasinya tentang Qiao Yi dan menegaskan kalau Qiao Yi BUKAN asisten pribadinya You Mei. You Mei kesal, kalau begitu suruh saja Qiao Yi tinggal di rumah, ngapain kerja?

"Berpikirlah dengan benar, jangan gunakan emosi."

"Kaulah yang tidak pernah berpikir dengan benar jika menyangkut dia. Akulah yang paling tahu apa yang kau alami di Inggris!"

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments