Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 18 - 2
Mendengar itu, Qiao Yi lalu mendatangi Yan Mo untuk menanyakan hasil tesnya. Yan Mo menyatakannya lulus. Qiao Yi berterima kasih padanya, dia tahu kalau Yan Mo membantunya dengan cara membiarkan Da Chuan melihat daftar itu biar dia menghapal buku-buku itu.
Yan Mo menyangkal dan mengklaim kalau dia melakukan itu justru untuk menyulitkan Qiao Yi. Lagipula... dia kan licik. Pfft!
Canggung, Qiao Yi balas memprotes sikap dingin Yan Mo pada pegawai baru. Dulu di stasiun TV-nya, pegawai baru biasanya disambut dengan ramah dengan hadiah dan berbagai nasehat profesional. Lagiana kan mereka sudah berteman selama bertahun-tahun.
"Aku sekarang bosmu. Kalau kau membuat kesalahan, aku pasti akan memecatmu. Jadi bersiaplah dan lakukan yang terbaik." Dingin Yan Mo.
Tapi ujung-ujungnya dia tak enak juga menyakiti hati Qiao Yi. Dia meyakinkan Qiao Yi bahwa bekerja di sini tidak mementingkan senioritas, yang penting kemampuan. Dan demi pertemanan mereka, Yan Mo mengulurkan tangannya dan menyambutnya bekerja di sini.
Tapi Qiao Yi mendadak ingin balas dendam. Yan Mo tidak ingat bagaimana reaksi Yan Mo dulu saat dia mengajak Yan Mo berteman? Qiao Yi langsung pergi tanpa menyambut uluran tangan Yan Mo.
Keesokan hariya saat Qiao Yi tengah menunggu bis untuk berangkat ke kantor, Yan Mo mendadak muncul di sana... mengklaim kalau dia ada di situ karena kemarin dia ada meeting di sekitar situ. (Pfft! Ah, masa?)
Bis datang tak lama kemudian. Di tengah jalan, bis tiba-tiba ngerem mendadak sehingga membuat Qiao Yi menabrak pria yang berdiri di belakangnya. Parahnya lagi, pria itu sepertinya me~~m. Kesal, Yan Mo langsung nyerobot di antara mereka berdua sambil melempar tatapan membunuh pada pria itu.
Sesampainya di halte tujuan mereka, tujuan Yan Mo tampak mulai kentara. Jelas-jelas dia sedang membantu Qiao Yi menunjukkan jalan ke kantor mereka. Dia nyerocos tentang bis mana yang harus Qiao Yi naiki, dia harus turun di halte mana, jalan apa yang harus dia lewati, dll.
Qiao Yi senang, "kau datang untuk mengantarkanku ke kantor, yah?"
Yan Mo sok menyangkal. "Kau berpikir berlebihan. Aku justru ingin kau terlambat tiap hari biar aku bisa memecatmu."
Da Chuan mengumpulkan 3 orang pegawai mereka dan meminta salah satu dari mereka untuk menemani Yan Mo ke acara pernikahan klien mereka. Tapi tak ada seorangpun yang mau dengan berbagai macam alasan. Da Chuan heran, kenapa mereka sangat membenci Yan Mo? Li Li menyangkal, mereka bukan benci Yan Mo, tapi takut.
"Di wajahnya tertulis 4 kata:
Tolong tinggalkan aku sendiri."
"Aku kerja di sini demi dia. Tapi bahkan sampai sekarang, dia tidak ingat namaku."
Li Li punya usul bagus. "Bagaimana kalau Qiao Yi saja, si pegawai baru itu?"
"Tadi pagi aku lihat dia datang bersama Yan Mo."
Maka tak lama kemudian, Vivian memberikan berbagai rincian informasi tentang semua tamu yang akan hadir di pernikahan itu dan mengingatkan Qiao Yi untuk bersosialisasi dengan para tamu.
Dan baru setelah semuanya sudah fix, Da Chuan memberitahu Yan Mo tentang dua hal penting. Pertama, sebentar lagi ada eksekutif tinggi yang akan datang ke perusahaan mereka ini, ini perintah langsung dari Bos Cheng, jadi Da Cuan tidak bisa menolaknya.
Kedua, Bos Cheng mau menikah lagi hari minggu ini. Da Chuan mengerti kalau Yan Mo tidak suka dengan tempat yang banyak orangnya. Makanya dia sudah mencarikan partner buat Yan Mo.
"Siapa?" Tanya Yan Mo. Dan Qiao Yi mendadak muncul seolah menjawab pertanyaan Yan Mo. Pfft! Yan Mo sontak melirik Da Chuan dengan kejam.
Wu Yi sedang berada di toko baju saat pramuniaga tempat itu mengenalinya dan langsung minta tanda tangannya buat adiknya yang nge-fans Wu Yi.
Qiao Yi datang tak lama kemudian dan kedua sahabat itu langsung berpelukan dengan heboh. Qiao Yi heran kenapa dia dan Guan Chao bisa sakit secara bersamaan kemarin?
Canggung, Wu Yi beralasan kalau dia sakit gara-gara sering begadang aja dan buru-buru mengalihkan topik menyuruh Qiao Yi memilih sepatunya.
Si pramuniaga datang membawakan sepasang sepatu model baru buat Qiao Yi coba. Sangat cocok dan ukurannya juga pas, maka Wu Yi pun berniat membelikan itu buat Qiao Yi.
Tapi begitu melihat label harganya, Qiao Yi mendadak membuat-buat alasan kalau warnanya tidak cocok untuknya. Wu Yi sama sekali tajk terpedaya bualannya, Qiao Yi cuma ingin membuatnya hemat uang kan? Dia kan sudah bilang kalau dia mau membelikan Qiao Yi sepatu.
Tetap saja Qiao Yi keberatan. Harganya mahal banget. Kalau Wu Yi membelikannya, maka suatu hari nanti dia bakalan harus membalasnya dengan hadiah yang harganya setara. Dapat duit dari mana dia? Wu Yi tega melakukan ini padanya? Lagian gajinya sebulan sebagai pegawai magangnya Yan Mo, jauh lebih rendah daripada harga sepasang sepatu itu.
Da Chuan sekarang menginap di rumahnya Yan Mo karena rumahnya lagi renovasi, mungkin dia harus tinggal di rumah Yan Mo selama seminggu. Sambil belanja bersma, Da Chuan menasehati Yan Mo untuk mencoba bergaul dengan banyak orang.
Yan Mo mengklaiam kalau dia punya aktivitas sosial kok. Tapi saat Da Chuan tanya siapa nama resepsionis mereka, Yan Mo langsung speechless. Asal Yan Mo tahu saja, orang-orang sampai menyebutnya 'Utusan dari Neraka'.
Panggilan itu memang cocok banget buat Yan Mo. Gaya pakaiannya sangat monoton dan tidak pernah senyum juga, rasanya kayak ada angin dingin yang mengikuti Yan Mo setiap hari.
"Terus apa aku harus jadi kayak kupu-kupu sepertimu?"
"Apa salahnya dengan itu? Pasti ada seseorang yang menyukai gayaku."
"Pasti akan ada seseorang yang menyukai gayaku juga."
Saat sedang antri di kasir, Da Chuan menyapa seorang anak kecil dengan ramah dan anak kecil itu langsung menyukainya. Yan Mo pun dengan pedenya menampilkan senyum lebarnya, mencoba menampilkan keramahannya, tapi si anak kecil itu malah langsung menutup mata ketakutan. Pfft!
Memikirkan masalah ini, Yan Mo termenung menatap deretan pakaiannya yang rata-rata cuma berwarna hitam dan putih.
Maka keesokan paginya mendadak muncul menjemput Qiao Yi. Dia bahkan membawakan sarapan untuk Qiao Yi. Yah, walaupun dia masih bersikap sok dingin memperingatkan Qiao Yi untuk tidak mengotori mobilnya dan menolak permen lolipop yang disodorkan Qiao Yi padanya.
Tapi alih-alih membawa Qiao Yi ke kantor, dia malah membawa Qiao Yi ke sebuah mall. Saat Yan Mo sedang ditelepon seseorang, Qiao Yi memanfaatkan kesempatan untuk menelepon Wu Yi dan mengabarkan masalah ini.
Wah! Wu Yi mendadak antusias bin lebay. Di yakin sekali ini saatnya sang Cinderella berubah menjadi putri. Sang Pangeran mengajaknya shopping, beliin dia baju bagus. Sang Pangeran kelihatannya acuh tak acuh, padahal sebenarnya dia perhatian. Dia bahkan menasehati Qiao Yi untuk tidak menghemat uangnya Yan Mo. Dia kan kaya raya.
Qiao Yi jadi senang dan kepedean banget mengira Yan Mo mau beliin dia baju. Tapi Yan Mo terus jalan lurus melewati berbagai toko pakaian wanita hingga mereka berakhir di toko pakaian pria.
Dan baru saat itulah Yan Mo bicara. "Pilihkan baju untukku."
"Hah? Apa?"
"Sama seperti saat kau memilihkan dasi untukku dulu."
Qiao Yi kecewa. "Kau membawaku ke sini bukan untuk membelikan baju untukku?"
"Apa yang kau pikirkan?" Sinis Yan Mo.
Akhirnya Qiao Yi cuma jadi juri saat Yan Mo mencoba berbagai macam setelan jas, tapi tak ada satupun yang cocok. Qiao Yi jadi bosan sendiri, bahkan sampai ketiduran.
Tak lama kemudian, mereka berjalan pergi sambil menenteng beberapa belanjaan. Tapi langkah Qiao Yi mendadak terhenti di tengah jalan gara-gara tertarik melihat sebuah gaun cantik yang terpajang di manekin.
Yan Mo menyarankannya untuk mencobanya saja kalau Qiao Yi suka... dan bayar sendiri kalau beli. Pfft! Dasar Yan Mo.
Guan Chao baru mau pulang kerja saat dia bertemu dengan mantannya. Si mantan mengaku kalau dia mau menikah dan meminta maaf karena dia tidak menepati janji mereka. Apa Guan Chao masih ingat janji mereka?
Pfft! Guan Chao iyain aja padahal jelas nggak dan dengan cerdiknya meminta si mantan untuk mengulang janji mereka dulu. Si mantan dengan polosnya mempercayai Guan Chao dan mengulang kembali janji mereka bahwa jika salah satu dari mereka menikah, maka yang satunya harus menghadiri pernikahannya.
Dia akan menikah hari minggu nanti, Guan Chao akan datang kan? Tentu saja, Guan Chao janji akan menghadirinya. Si mantan senang, nanti akan dia kirimi alamatnya, sampai jumpa minggu depan.
Guan Chao langsung menemui Wu Yi dan meminta bantuan Wu Yi untuk menemaninya ke pesta pernikahan mantannya hari minggu nanti di Hotel Paris. Apa boleh buat, tuh cewek bukan cuma mantannya tapi juga adik tingkatnya.
Mereka pernah saling berjanji akan menghadiri pernikahan masing-masing saat mereka putus dulu. Duh, Guan Chao nyesel pernah membuat janji itu. Ngapain juga dia membuat janji itu dulu.
Wu Yi maklum sih. Guan Chao bisa mengucapkan segala macam hal biar bisa putus dari para pacarnya. Dan yang selalu jadi korban adalah Qiao Yi karena Guan Chao hobi banget bilang ke para pacarnya bahwa Qiao Yi menderita sakit ini dan itu.
"Itu tidak penting. Yang penting adalah hari ini aku bertemu dengannya dan dia bilang kalau suaminya 30 tahun lebih tua. Kurasa dia masih ada rasa sama aku. Cintanya padaku hampir melompat keluar dari matanya saat dia melihatku tadi."
"Hentikan omong kosongmu. Dia tuh mau menikah. Wanita yang lagi jatuh cinta, pasti akan memandang siapapun dengan perasaan cinta."
"Makanya ini sungguh merepotkan. Yah, walaupun aku mengalami banyak hal dalam cinta, tapi aku tidak pernah merusak keluarga siapapun. Pernikahannya tidak boleh berakhir dengan buruk gara-gara aku. Iya kan? Ayolah, pergilah bersamaku."
"Nggak! Aku harus kerja."
"Kita kan partner terbaik. Apa kau tidak ingat?"
"Enggak."
"Bagaimana bisa kau lupa? Aku membutuhkan seorang wanita sempurna untuk menemaniku biar dia tidak mengharapkanku lagi. Tak ada wanita lain yang memenuhi syarat lebih daripada dirimu."
Wu Yi tersenyum manis padanya... lalu menampik uluran tangan Guan Chao dengan sebal. Tidak perlu menggombalinya. Guan Chao selalu menggunakan Qiao Yi sebagai alasan biar bisa putus, dan sekarang Guan Chao mau memanfaatkannya sebagai tameng untuk menghadiri pernikahan mantannya? Nggak gratis!
"Tidak masalah. Akan kutraktir hotpot 10 kali."
"Nggak!" Wu Yi sontak membanting pintunya.
Yan Mo baru selesai lembur saat dia melihat Qiao Yi masih giat kerja lembur, mengerjakan tugas-tugas remeh, mengatur data-data orang-orang yang akan menghadiri pesta pernikahan itu.
Maklum, dia masih magang, jadi dia harus melaksanakan segala perintah para seniornya. Ditambah lagi, tadi siang waktunya tersita untuk menemani Yan Mo belanja.
Dia mengenali salah satunya, seorang ahli gizi yang sangat terkenal di Cina. Dulu Qiao Yi ingin mewawancarai orang ini, tapi gagal.
"Kalau begitu, kau bisa menemuinya kali ini."
Qiao Yi senang. Tapi Yan Mo penasaran dengan ucapan Qiao Yi waktu wawancara dulu. Dia bilang kalau dia datang ke Beijing karena punya target baru, target apa?
Bersambung ke episode 19
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam