Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 18 - 1

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 18 - 1

Hari itu, Yan Mo dari dalam kantornya, melihat Qiao Yi datang bersama Da Chuan sambil bercanda tawa. Dia jadi cemburu dan tepat saat itu juga, seorang pegawai nyelonong masuk lalu memperkenalkan namanya adalah Wang Wei.


Dengan antusias dia memberitahu Yan Mo bahwa dia pernah membaca artikelnya Yan Mo, makanya dia bekerja di sini demi Yan Mo.

Tapi Yan Mo yang lagi nggak mood, cuma menanggapinya dengan ketus. "Kau tidak bisa ketuk pintu dulu?!"

Ketakutan, Wang Wei akhirnya meminta maaf dan buru-buru keluar. Tak lama kemudian, Da Chuan datang. Dan sama seperti Wang Wei, dia main nyelonong masuk aja dan Yan Mo jadi tambah kesal. Orang-orang di sini tidak ada yang pernah belajar mengetuk pintu apa?!


Mengacuhkan protesnya Yan Mo, Da Chuan memberitahu bahwa pihak pabrik memang meremehkan mereka dan berniat memutuskan kontrak dengan mereka... dan semua ini gara-gara si cowok pakai jaket bulu buluk itu, dia memberi investasi besar untuk pabrik itu.

Da Chuan sudah mencari pabrik lain, tapi bosnya sudah tua, sekitar 50 tahunan dan hanya mau bekerja sama dengan perusahaan yang sudah mapan. Tidak masalah, Yan Mo sendiri yang akan pergi menemuinya.

"Oke. Oh yah, Qiao Yi mau interview. Apa kau mau melihatnya."

"Aku sibuk." Gayanya doang sok cuek, padahal begitu Da Chuan, dia mendadak galau.


Da Chuan lalu menemani Qiao Yi untuk wawancara dengan Vivian yang menangani departemen HR. Qiao Yi sedang memperkenalkan dirinya saat tiba-tiba saja Yan Mo masuk lalu mulai mengambil alih sesi wawancara ini sehingga membuat Qiao Yi jadi tegang.

Yan Mo to the point tanya apa alasan Qiao Yi meninggalkan pekerjaannya demi datang ke Beijing dan bekerja di perusahaan baru?

"Saya... punya target baru."

"Target apa?"

Qiao Yi langsung terdiam gugup. Da Chuan buru-buru menyela dan mengingatkan Yan Mo bahwa tidak ada aturan yang mengatakan mereka harus bekerja di bidang yang sesuai jurusan mereka. Mengacuhkan omelan Da Chuan, Yan Mo tanya kenapa Qiao Yi tidak menulis alamatnya.

"Saya baru tiba di kota ini... jadi saya belum menemukan tempat tinggal."

"Tidak masalah. Ada kamar kosong di rumahku. Dia bisa tinggal di rumahku, gratis" usul Da Chuan... yang sontak mendapat tatapan aneh dari Yan Mo dan Vivian. Da Chuan bingung, dia dan Qiao Yi kan teman, tidak masalah dong kalau mereka tinggal bersama.

Yan Mo langsung berpaling ke Vivian dan meminta pendapatnya. Menurut Vivian, masalah ini memang bukan urusan mereka, tapi bisa menyebabkan skandal. Tak enak, Qiao Yi meyakinkan mereka kalau dia bisa mencari rumah sendiri.


Yan Mo setuju, tapi dia kurang setuju dengan pilihan posisi yang Qiao Yi target (asistennya Da Chuan). Karena itulah, agar pengalaman Qiao Yi di bidang media tidak tersia-sia, Yan Mo mengusulkan Qiao Yi untuk posisi pemasaran.

Qiao Yi setuju. Kalau begitu, dia menyuruh Qiao Yi datang lagi hari senin nanti untuk melakukan tes tertulis. Hah? Da Chuan sontak protes, sejak kapan mereka ada tes tertulis?

"Sejak sekarang!"


Qiao Yi senang banget. Tak lama kemudian, dia menemukan sebuah rumah sewa. Tempatnya cukup bagus dan teman sekamarnya menyambutnya dengan ramah.

Ibunya menelepon tak lama kemudian dan menanyakan pekerjaannya. Ayah juga ingin bicara. Tapi belum juga ia sempat mengatakan apapun, Qiao Yi mendadak ditelepon Guan Chao.

Awalnya dia dia bersikap bak kakak yang baik dengan mengajak Qiao Yi makan bareng dia, tapi kemudian dia berbohong kalau dia lagi sakit parah, demam tiga hari, bahkan sekarang lagi diinfus. (Mungkin dia bohong biar dia tidak perlu menjelaskan pada Qiao Yi tentang alasan kepalanya diperban)

Mempercayai kebohongannya, Qiao Yi jadi cemas dan usul untuk membatalkan pertemuan mereka saja. Oke! Guan Chao setuju dengan cepat lalu menutup teleponnya.


Berniat menghindari Guan Chao, Wu Yi mengendap-endap keluar... tapi malah dicegat sama Guan Chao yang mendadak muncul dari belakang dan langsung menguncinya lalu menuntut pertanggungjawabannya.

Qiao Yi sedang ada di Beijing sekarang dan Guan Chao terpaksa harus menyembunyikan diri biar Qiao Yi tidak menanyainya tentang luka di kepalanya. Qiao Yi juga pasti penasaran kenapa belakangan ini sahabatnya jadi super sibuk.

Jika itu sampai terjadi, haruskah Guan Chao memberitahunya bahwa Wu Yi tidak muncul karena dia menghantam kepala kakak sahabatnya pakai lampu?

"Maaf. Aku hanya malu."

"Kalau begitu seharusnya kau memukul dirimu sendiri. Kita tetanggaan, apa kau mau menghindariku seumur hidupmu?"

"Bolehkah?" Tanya Wu Yi antusias.


Guan Chao tak percaya mendengarnya. Apa itu maksudnya, Wu Yi mau putus hubungan dengan Qiao Yi? Atau Wu Yi ingin dia yang berpisah dengan Qiao Yi?

"Tidak keduanya!"

"Terus apa yang akan kau lakukan?"

Wu Yi heran, Guan Chao kan lebih berpengalaman dalam hal seperti ini. Guan Chao mendadak canggung, ya memang, tapi dia tetap menuntut Wu Yi bertanggung jawab.

Jelas dia mengharapkan hubungan mereka bisa lebih dari ini jika Wu Yi mau menyatakan akan bertanggung jawab, tapi Wu Yi nggak ngeh maksudnya. Malah dengan santainya dia meremehkan situasi ini, lagian kan mereka sudah sama-sama dewasa.

Guan Chao kecewa. Baiklah kalau begitu, biar dia pindah saja dari sini. Kalau dia tidak pindah, mungkin Wu Yi akan mati kelaparan. Dia langsung memberikan makanan yang dibawanya untuk Wu Yi lalu pergi.


Demi membantu tes tertulisnya Qiao Yi, Da Chuan menyelinap masuk ke kantornya Yan Mo lalu meng-copy datanya untuk Qiao Yi pelajari. Tapi Qiao Yi agak ragu melihat Da Chuan mendapatkan data ini dengan mudah, Yan Mo itu kan licik.

Da Chuan langsung membuka file itu dan mendapati materinya ada banyak banget. Qiao Yi sampai shock dan hampir saja mau menyerah.


Yan Mo pergi menemui Direktur Wang. Tapi Direktur Wang tetap ngotot menolak permintaannya karena jumlah yang dia pesan tidak cukup banyak tapi menginginkan kualitas tinggi. Lagian dia tidak mengenal perusahaannya Yan Mo, dia tidak suka bekerja sama dengan perusahaan yang tidak dia kenal dengan baik.


Yan Mo akhirnya kembali ke kantor dengan kecewa. Tapi saat dia masuk ke ruangannya Da Chuan, dia malah mendapati Qiao Yi sedang sibuk belajar di sana. Di mana Da Chuan?

"Membantu furniture rumahku."

"Dia sangat peduli padamu," nyinyir Yan Mo cemburu.

"Makanya aku berusaha tinggal di sini."

"Berusahalah yang terbaik. Jika tidak, bagaimana kau tahu kalau kau akan gagal?" Sinis Yan Mo lalu pergi.


Guan Chao benar-benar memutuskan mau pindah apartemen dan Wu Yi mendengarkan percakapannya dengan si agen real estate saat mereka lewat depan kamarnya.

Dia sontak keluar lalu dengan gaya premannya melarang Guan Chao pindah. Mereka kan cuma tidur bersama, pokoknya dia tidak boleh pindah! Dia bahkan membentak-bentak si agen real estate sampai membuatnya ketakutan dan buru-buru kabur.

"Hao Wu Yi. Kau benar-benar bukan cewek biasa."


Saat Yan Mo kembali ke ruangannya Da Chuan, dia mendapati Qiao Yi ketiduran. Kepalanya hampir saja oleng kalau saja Yan Mo tidak sigap menangkapnya. Dia membiarkan Qiao Yi bersandar padanya, bahkan menggunakan bukunya Qiao Yi untuk melindungi Qiao Yi dari teriknya sinar mentari.

Tapi kemudian dia melihat ada tulisan tentang dirinya di buku itu. Yan Mo mendadak jadi ngambek dan langsung pergi dan otomatis membuat kepala Qiao Yi terjatuh.


Saat Qiao Yi hendak pulang malam harinya, dia malah mendapati Yan Mo masih ada di kantornya. (Ow, sengaja nungguin Qiao Yi yah? Hehe)

"Kenapa kau masih di sini?"

"Lembur. Kukira kau tidak akan bangun sampai besok pagi."

"Musim semi membuat orang ngantuk." Qiao Yi melihat ada sebungkus makanan di meja. "Apa Da Chuan yang beli?"

Hmm, Yan Mo sendiri yang beli. Tapi dengan ketus dia berkata kalau dia tidak mungkin membeli itu. Dia memberitahu Qiao Yi bahwa mereka meminta sebuah pabrik untuk membuatkan kerangka gelang pintar mereka, tapi mereka ditolak. Makanya sekarang dia sedang memikirkan cara bagaimana membujuk mereka.

"Kau juga bisa ditolak?"

"Bagaimana persiapan ujianmu?"

"Sejujurnya, aku bingung."

"Kalau begitu kembalilah ke Nanchuan."

"Yan Mo, sebelum kau mulai melakukan sesuatu, kau akan berusaha yang terbaik dulu atau yang terburuk dulu?"

"Terbaik."

"Apa kau tidak takut gagal?"

Tentu saja takut. Tapi Yan Mo lebih takut untuk berhenti melakukan yang terbaik saat dia tahu bagaimana harus mengalah. Sebelum pergi, Qiao Yi meminta sesuatu dari Yan Mo.

Dia menunjuk meja yang paling dekat kantornya Yan Mo dan minta duduk di sini jika dia lulus ujian dan diterima bekerja di sini. Dia mengklaim kalau dia suka saja sama meja yang itu.

Padahal diam-diam dalam hatinya dia berkata. "Karena aku bisa melihatmu dengan mudah seperti dulu."


Keesokan harinya, Yan Mo mencoba lagi menemui Direktur Wang. Kali ini dia bertekad mau memperkenalkan perusahaannya biar Direktur Wang mengenal perusahaannya.

Lagi-lagi Direktur Wang mencoba menolaknya dengan alasan mau ke bandara. Tapi Yan Mo menolak menyerah, perjalanan dari sini ke bandara butuh waktu setengah jam.

Direktur Wang akhirnya membiarkan Yan Mo ikut dengannya ke bandara dan sepanjang perjalanan itulah Yan Mo mempresentasikan segala sesuatu tentang perusahaannya. Awalnya Direktur Wang cuek, tapi lama-kelamaan, dia mulai semakin tertarik. Bahkan setuju untuk bekerja sama dengan Yan Mo.


Sementara itu, Qiao Yi memulai ujian tertulisnya tapi pertanyaan dari tes itu sungguh tak sangka sangat berbeda dari apa yang dipelajarinya.

Ujian tertulis itu cuma berupa satu buah pertanyaan esai: Bagaimana pintar itu mengubah hidupmu dan bagaimana kau akan merekomendasikannya pada orang lain?

Da Chuan jadi yakin kalau Yan Mo pasti sengaja. Tapi dipikir-pikir, ada bagusnya Qiao Yi mempelajari sesuatu yang profesional. Karena beberapa pegawai di sini menggosipkannya memanfaatkan hubungan mereka untuk bekerja di sini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments