Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 16 - 2

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 16 - 2

Saat Ibunya Wu Yi mendengar kabar itu, jelas dia jadi marah dan langsung mengonfrontasi Wu Yi. Wu Yi santai beralasan kalau dia tadi sibuk dengan acara fan signing-nya.


Ibu tambah kesal mendengarnya. Dari percakapan mereka, Wu Yi ternyata DO gara-gara kesibukannya menulis dan membuat Ibu sangat kecewa. Karena itulah, Ibu sekarang memaksa Wu Yi untuk bekerja di perusahaannya dan memutuskan kontraknya dengan perusahaan penerbit. Wu Yi tidak terima, kenapa Ibu tidak mengizinkannya menulis?

"Menulis buku? Yang benar saja. Memangnya seberapa banyak pengalaman hidupmu? Beberapa penulis hanya menyelesaikan satu buku seumur hidup mereka. Sedangkan kau, kau menulis 10 buku hanya dalam waktu 3 tahun!"

"Itu artinya aku lebiha baik daripada mereka!"

"Lebih baik apanya?! Hao Wu Yi, apa kau tidak merasa dirimu itu konyol?"

"Ibu bahkan tidak membaca bukuku, bagaimana bisa Ibu berkata begitu?!"

Itu tidak perlu. Pada akhirnya Ibu juga yang harus menyelesai masalah yang Wu Yi sebabkan. Apapun yang Wu Yi lakukan, tidak ada satupun yang benar. Kesal, Wu Yi langsung keluar dan menyatakan kalau dia akan melakukan apapun yang dia inginkan.

 

Da Chuan mendatangi Yan Mo dengan membawa proposal rencana pengembangan produk perusahaannya. Sepertinya perusahaannya berencana memproduksi gelang monitor kesehatan yang sedang dikembangkan Yan Mo. Karena itulah mereka menginginkan Yan Mo untuk bekerja sama dengan mereka.

Tapi Yan Mo kurang setuju dengan proposalnya Da Chuan dan menolak kerja sama karena dalam proposal itu, mereka berencana memproduksinya secara massal yang itu artinya kualitas produknya pasti menurun.

Dia juga tidak mau membuat dua versi, versi murah dan versi high-end, karena dia ingin semua konsumen diperlakukan sama rata. Jika produk ini diproduksi perusahaan lain, maka mereka tidak akan punya kontrol penuh atas produksi dan distribusinya. Da Chuan galau.


Yan Mo mulai syuting lagi dan si MC terus berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan Yan Mo, padahal Yan Mo sendiri cuek aja. Sedangkan Qiao Yi hanya bisa melihat dari kejauhan dengan muram.

Si MC bahkan mengetahui jadwal keberangatan Yan Mo kembali ke Inggris yang ternyata malam ini, dan terang-terangan mengumumkan kalau dia akan mengantarkan Yan Mo pulang untuk mengambil barang-barangnya dulu lalu mengantarkannya ke bandara.

Direktur Hu berkata kalau sebenarnya dia sudah menyuru Qiao Yi untuk mengundang Yan Mo makan malam, tapi sepertinya tidak bisa yah. Tapi ngomong-ngomong, di mana Qiao Yi?

"Dia tidak enak badan, jadi dia pulang." Ujar salah satu kru. Padahal Qiao Yi sedang bersembunyi di dalam.


Yan Mo tampak gelisah mendengar kabar itu. Si MC buru-buru mengajak Yan Mo pergi sekarang. Dia bahkan terus mengoceh sepanjang jalan. Tapi seperti biasanya, Yan Mo dingin dan menjawab semua pertanyaannya dengan singkat, padat, dan jelas.

Saat Si MC meminta maaf atas insiden syutingnya bersama Qiao Yi waktu itu, Yan Mo langsung penasaran menanyakan tentang Qiao Yi.

Maka si MC pun memberitahu Yan Mo bahwa Qiao Yi benar-benar seorang pekerja keras demi karirnya. Pernah suatu hari saat mereka melakukan syuting di gunung, Qiao Yi terjatuh dan terluka cukup parah.

Lukanya akhirnya dijahit tanpa obat bius karena waktu itu kliniknya kehabisan obat bius. Pun begitu, Qiao Yi tidak sedikitpun bersuara ataupun menangis. Yan Mo benar-benar gelisah mendengar kisah itu, tapi dia pura-pura cuek saat si MC meliriknya.

"Sepertinya kau sangat sensitif mendengar namanya," komentar si MC.


Da Chuan dirawat di rumah sakit, lagi-lagi gara-gara kebiasaannya yang suka jajan sembarangan. Badannya doang gede, tapi sama jarum infus aja takut dan heboh sendiri.

Baru juga dirawat, tiba-tiba dia dihubungi anaknya bosnya yang arogan, manja, dan hobi pesta pora... yang menuntutnya untuk segera mendapatkan Yan Mo atau dia akan dipecat. Kesal dan stres, penyakitnya Da Chuan jadi tambah kumat.


Qiao Yi hendak pulang kerja saat Da Chuan menghubunginya dan menanyakan keberadaan Yan Mo, soalnya dia tidak bisa menghubungi Yan Mo sama sekali.

"Kurasa dia ada di bandara."

"Dengarkan aku baik-baik, Qiao Yi. Kumohon padamu , apapun yang terjadi, tolong tahan dia di sana. Jangan biarkan dia naik pesawat."

"Kenapa?"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Pokoknya tolong tahan dia demi aku."

Tepat saat itu juga, Qiao Yi melihat si MC sudah kembali. Loh, bukannya dia nganterin Yan Mo ke bandara? Si MC kesal memberitahu Qiao Yi bahwa begitu dia mengantarkan Yan Mo sampai rumahnya tadi, dia malah diusir. Tuh orang nggak sopan banget!

"Da Chuan, kurasa aku tahu di mana dia."


Yan Mo baru saja keluar rumah saat Da Chuan terburu-buru datang dan sekali lagi berusaha membujuk Yan Mo untuk menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaannya.

"Kalau kau pergi, bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan Qiao Yi? Masa kau mau meninggalkannya?"

Tapi Yan Mo tak terpedaya sedikitpun biarpun Da Chuan menyebut-nyebut nama Qiao Yi dan langsung berjalan pergi. Da Chuan sontak mencegahnya pergi dengan memegangi kaki Yan Mo sekuat tenaga. Mereka tidak sadar kalau Qiao Yi tengah melihat mereka dari kejauhan.


Kedua paman dan keponakan itu akhirnya memutuskan mendatangi bar-nya Guru Gao untuk membahas masalah ini lebih lanjut. Yan Mo menjelaskan bahwa gelang pintar buatannya itu berguna untuk memonitor status kesehatan pemiliknya.

Gelang itu bahkan bisa secara otomatis memanggil ambulance saat pemiliknya tengah mengalami keadaan darurat. Intinya gelang itu berguna untuk menyelamatkan pemiliknya secepat mungkin.

Gelang itu tidak bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit tertentu, dan hanya berguna untuk merekam data medis pemiliknya sehingga si pemilik gelang pintar itu bisa segera ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Itu bagus sekali. Kenapa kau tidak mempromosikannya?"

"Aku tidak mempercayai orang lain untuk tugas itu."


Kesal, Da Chuan langsung minta bantuan Guru Gao untuk membujuk Yan Mo. Guru Gao berusaha meyakinkan Yan Mo bahwa jika produk itu dipasarkan dengan harga yang rasional, dia pasti akan membelinya.

Da Chuan tiba-tiba ide bagus. Bagaimana kalau mereka memproduksinya sendiri? Yan Mo yang menangani masalah teknologinya. Tugas-tugas lainnya, biar Da Chuan yang menanganinya. Guru Gao juga setuju dengan ide itu, apa yang membuat Yan Mo ragu?

Yan Mo mengaku bahwa baginya, itu adalah hadiah. Dia tidak mau melihat produk itu dipajang di toko dan dikasih label harga.


Wu Yi mendatangi kantor editornya. Dia hampir menyelesaikan beberapa buku yang harus dia tanda tangani, tapi si editor dengan santainya berkata bahwa Wu Yi masih harus menandatangani 200 buku lagi.

Wu Yi langsung protes tak senang. Tangannya sudah capek tanda-tangan, dia bahkan kurang istirahat sejak dia pindah ke Beijing. Padahal waktunya itu bisa dia gunakan untuk menulis artikel.

Bailah, editor setuju-setuju saja. Oh yah, karena kontraknya Wu Yi hampir berakhir, mereka harus segera memperbaruinya. Tapi Wu Yi lebih penasaran apakah si editor sudah membaca outline buku barunya? Cerita di buku barunya sangat beda loh. Dia tidak mau bikin cerita cinta terus.

Tapi si editor tampak jelas kurang setuju dengan cerita buku barunya Wu Yi dan menyarankannya untuk tetap mempertahankan style-nya. Cerita sci-fi bakalan sulit terjual, apalagi Wu Yi tidak punya pengalaman di cerita semacam itu. Para penggemarnya Wu Yi mungkin tidak akan bisa menerimanya.

"Aku bahkan belum memulainya, bagaimana kau bisa yakin?"

"Penggemarmu benci cerita sci-fi! Mereka lebih suka cerita cinta tentang CEO atau kaisar. Begitulah bagaimana kau jadi terkenal."


Wu Yi nggak peduli, lagian dia sudah meng-upload-nya di internet. Baiklah, Editor setuju, tapi Wu Yi harus membuat sedikit modifikasi... yang intinya, dia tetap harus memasukkan unsur cinta ke dalam ceritanya.

Tapi kisah modifikasi yang dijabarkan si Editor gaje banget sampai Wu Yi ngeri sendiri mendengarnya. Wu Yi tidak setuju, tapi si Editor maksa Wu Yi untuk menulis kisah modifikasinya yang super duper gaje itu. Dia jamin buku barunya Wu Yi nanti bakalan meledak luar biasa. Wu Yi ngotot menolak dan langsung pergi.


Qiao Yi mendatangi restoran untuk bertemu Da Chuan, tapi malah kaget melihat orang yang tengah menunggunya ternyata Yan Mo. Yan Mo juga sama kagetnya melihatnya dan seketika paham kalau ini ulahnya Da Chuan. Dia langsung menelepon Da Chuan untuk minta penjelasan.

"Qiao Yi sudah membantuku, makanya sekarang giliranku membantunya. Aku tahu kau marah atas kejadian dulu, nikmatilah makanan kalian. Bicarakan segalanya, aku balik ke Beijing. Mo, aku serius tentang memulai perusahaan baru. Pikirkanlah." Ujar Da Chuan lalu menutup teleponnya.

Mereka akhirnya duduk bersama, tapi Yan Mo bahkan tidak mau menatapnya apalagi bicara dengannya. Berusaha memecahkan keheningan di antara mereka, Qiao Yi mengomentari ide Da Chuan untuk membangun perusahaan baru itu. Tapi Yan Mo tetap diam mengacuhkannya sampai Qiao Yi jadi semakin canggung.

"Ayo makanlah. Susah loh booking tempat di restoran ini. Kau pasti tidak tahu, kan?"

Dan saat itulah Yan Mo akhirnya buka suara. "Tentu saja aku tahu. 6 tahun yang lalu, aku menunggumu di restoran ini."

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments