Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 15

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 15

Tahun 2007.

Yan Mo tiba di Cambridge bersama temannya, Zhou Zhao. Tapi dia benar-benar tidak tampak bahagia. Bahkan saat Zhou Zhao menyuruhnya pose di depan gedung, Yan Mo berpose V dengan muka datar.

Tahun 2010.


Qiao Yi akhirnya pergi ke Inggris. Tapi alih-alih langsung pergi ke Nottingham, dia sengaja mampir dulu ke Cambridge. Dia berbohong pada dosennya kalau dia lagi sakit biar bisa tinggal satu hari di Cambridge.

Dia benar-benar cemas sebenarnya, apa yang harus dia katakan jika bertemu Yan Mo. Maka dia datang ke sana hanya dengan niatan untuk melihat tempat Yan Mo tinggal saja.

Berkat bantuan teman asramanya yang punya teman yang kuliah di Cambridge, Qiao Yi menginap di penginapan temannya teman asramanya itu. Kebetulan kamarnya kosong karena orangnya mau balik ke Cina.


Setelah meletakkan barang-barangnya di penginapan, Qiao Yi pergi jalan-jalan, bahkan meminta bantuan salah satu bule untuk memotretnya di depan gedung, sama persis seperti yang dilakukan Yan Mo saat pertama kali datang ke Inggris dulu. Cuma bedanya, Qiao Yi lebih ekspresif.


Melanjutkan jalan-jalannya, Qiao Yi tak sadar kalau dia berpapasan dengan Zhou Zhao yang hendak menemui Yan Mo. Hari ini ternyata ultahnya Yan Mo, makanya Zhou Zhao datang membawakan kue buat Yan Mo. Dia bahkan mencoba mengajak Yan Mo untuk makan malam bersamanya, soalnya malam ini Zhou Zhao mau balik ke Cina.

Tapi Yan Mo menolak dengan alasan mau ke perpus. Zhou Zhao sampai gregetan mendengarnya, mereka tinggal serumah selama dua tahun, tidak bisakah Yan Mo tidak bersikap sedingin ini? Maka Yan Mo mencoba menampilkan keramahannya dengan memaksakan seulas senyum tipis.

"Kau akan berakhir jadi pria tua yang kesepian loh. Sampai jumpa."


Mereka pun berpisah arah. Yan Mo pergi tanpa menyadari kalau Qiao Yi ada di belakangnya. Mereka sebenarnya sangat dekat dan beberapa kali berada di satu tempat yang sama, tapi tetap saja mereka selalu berselisih jalan dan akhirnya tidak bertemu.

Demi merayakan ultahnya Yan Mo hari ini, Qiao Yi membeli sebuah kue tart di sebuah cafe. Lalu tepat setelah dia pergi, Yan Mo memacu sepedanya melewati cafe itu.


Qiao Yi tiba kembali di penginapannya dan asal saja menaruh syalnya di tangga dan membiarkan pintunya tetap terbuka. Tak ada siapapun di rumah itu. Tapi saat dia kembali ke kamarnya, Qiao Yi melihat ada pesan dari penghuni lama tempat ini.

Dalam pesannya, orang itu menjelaskan bahwa dia punya teman serumah yang tinggal di lantai atas. Tapi teman serumahnya itu tidak suka orang asing, jadi Qiao Yi tidak perlu menyapanya. Dia juga mengingatkan Qiao Yi untuk menutup pintu dan jangan menaruh barang di sembarang tempat karena teman serumahnya itu OCD.


Yan Mo tiba di rumahnya tak lama kemudian... yang ternyata rumah yang sama dengan yang ditinggali Qiao Yi.

Yan Mo heran melihat pintu terbuka lebar dan syal yang tergeletak asal di tangga itu. Tak suka dengan semua itu, Yan Mo langsung mengambil syal itu lalu mengetuk pintu kamarnya Qiao Yi.


Tapi saat Qiao Yi membuka pintu, dia malah bingung karena tak ada siapa-siapa di luar dan hanya syalnya yang tergantung di knop pintu.


Di kamarnya, Yan Mo menelepon Zhou Zhao untuk menanyakan si penghuni kamarnya Zhou Zhao itu. Zhou Zhao meyakinkan kalau orang itu hanya akan tinggal sehari, dia akan pergi besok pagi. Jadi Yan Mo abaikan saja orang itu. Jadilah mereka tinggal serumah tanpa saling mengetahui satu sama lain.


Wu Yi bingung sepanjang malam, sama sekali tidak punya inspirasi untuk menulis novelnya. Tepat saat itu juga, dia malah kedatangan tamu yang tak lain adalah editornya yang menanyakan perkembangan novelnya Wu Yi.

Wu Yi canggung kalau dia sedang merevisi bab terakhir, besok akan dia kirim lewat email. Editor memberitahu bahwa alasan kedatangannya kemari adalah untuk membahas acara book signing-nya Wu Yi besok. Wu Yi cemas mendengarnya, apa bakalan ada orang yang datang? Mending dibatalin aja.

"Dibatalin? Kau tidak tahu seberapa laris manisnya buku-bukumu?"

"Aku sibuk menyelesaikan buku-buku baru setiap hari. Jadi aku tidak terlalu memperhatikan."

"Buku-bukumu benar-benar laris manis. Kami harus selalu mencetak lebih banyak setiap beberapa hari sekali. Hao Wu Yi, kau sangat terkenal!"

Penasaran, Wu Yi langsung mengecek internet dan mendapati bukunya jadi nomor satu. Wah! Dia benar-benar terkenal ternyata.


Malam harinya, Qiao Yi menyalakan lilin ultah untuk Yan Mo tanpa mengetahui Yan Mo sebenarnya sedang galau di kamar atas.

Dia masih menyimpan ponsel Nokia lamanya, mungkin karena masih berharap Qiao Yi akan menghubungi nomor lamanya. Bahkan saat itu dia mengetik sms untuk Qiao Yi, memberitahu Qiao Yi kalau hari ini dia bertemu dengan gadis yang sifatnya mirip Qiao Yi di rumahnya. Tapi pada akhirnya dia terlalu ragu untuk mengirimnya.


Secara bersamaan, mereka sama-sama menatap keluar jendela, saling berucap seolah mereka ada di hadapan satu sama lain.

"Selamat ulang tahun," ucap Qiao Yi.

"Bahagia untuk apa?"

"Aku makan kue untukmu."

"Aku tidak suka kue. Lagipula kau tidak ada di sini." (Dia ada di bawah!)

"Aku pergi ke kampusmu hari ini, bagus untukmu."

"Hari ini aku bertemu seorang gadis yang mirip denganmu."

"Aku sudah memikirkannya. Jika aku bertemu denganmu, apa yang apa harus kukatakan?"

"Seandainya kau ada di sini, kau pasti akan datang menyapaku."

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku menunggu teleponmu."

"Aku merindukanmu."


Sebelum pergi keesokan harinya, Qiao Yi mencoba mengetuk kamarnya Yan Mo, berniat mau mengembalikan kuncinya. Tapi Yan Mo tidak bangun-bangun. Qiao Yi akhirnya meletakkan kunci itu di atas piano dengan disertai sebuah pesan lalu pergi.

Yan Mo baru bangun tak lama kemudian dan menemukan pesan yang hanya berisi satu kalimat: Thank You. Yan Mo shock, dia mengenali tulisan itu sama persis seperti tulisannya Qiao Yi.

Yan Mo langsung lari ke kamar bawah, tapi kamar itu sudah kosong. Yan Mo langsung menghubungi Zhou Zhao dan menanyakan nama orang yang menginap di sini kemarin.

Tapi Zhou Zhao sendiri mengaku tak tahu, tapi temannya Zhou Zhao bilang kalau orang itu adalah sepupunya. Yan Mo jadi mengira kalau orang itu bukan Qiao Yi karena bukan berasal dari kota Nanchuan.

"Walaupun Tuhan membuat candaan besar bagi kita. Tapi aku tahu, tidak mungkin kita tidak akan bertemu lagi suatu hari nanti. Aku hanya tidak menyangka bahwa butuh waktu 6 tahun bagiku untuk menunggumu."


Beberapa tahun pun berlalu. Pada tahun 2013, Qiao Yi sekarang bekerja di stasiun TV dan kita kembali menyaksikan semua adegan di episode satu, mulai dari saat Qiao Yi berakting jadi wanita hamil di acara TV-nya... hingga dia minta ikut ditransfer ke program acara baru.

Sebuah program acara yang pada akhirnya mempertemukannya kembali dengan Yan Mo saat Yan Mo diundang sebagai bintang tamu acara itu dan Qiao Yi jadi MC pengganti.

Berusaha tetap profesional, Qiao Yi berusaha mengajaknya ngobrol, tapi Yan Mo menanggapi semua pertanyaannya dengan dingin. Qiao Yi memberanikan diri berkata bahwa dia pernah menelepon Yan Mo tapi yang mengangkatnya seorang wanita (You Mei). Karena itulah, dia menduga kalau Yan Mo pasti sudah punya pacar.


Yan Mo tidak menyangkal tapi juga tidak mengiyakannya, lalu balas tanya kenapa dulu Qiao Yi menolak cintanya. Dan saat Qiao Yi tak bisa memberinya jawaban, Yan Mo kesal dan langsung beranjak pergi meninggalkan acara itu.

Qiao Yi berusaha mengejarnya, tapi tiba-tiba dia keseleo. Yan Mo sebenarnya khawatir, tapi pada akhirnya dia tetap memilih pergi.


Dan jelas saja kegagalan acara kemarin membuat Qiao Yi harus dimarahi oleh Direktur Hu dan dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya, akhirnya dia hanya menyatakan kalau dia akan menulis surat permintaan maaf.

"Percuma menulis itu! Bintang tamunya sudah pergi sekarang! Yan Mo sudah pergi! Harus bagaimana?! Aku memintamu untuk mencarinya!"

"Ta-tapi..."

"Nggak ada tapi!"

"Bagaimana kalau dia tidak mau bertemu denganku?"

"Gampang. Kau ngemper aja di depan pintu rumahnya! Jika tidak, akan kucek!k kau!"

"Hu... Pak Direktur, kenapa anda tidak minta orang lain saja yang pergi?"

"Aku tidak sedang berkonsultasi denganmu! Ini tugasmu! Pergi!"


Terpaksalah Qiao Yi pergi ke rumah lama Yan Mo sambil berusaha menyuap Yan Mo dengan sarapan, kopi, dan DVD Tom and Jerry... tapi semuanya ditolak sama Yan Mo.

Dia bahkan melarang Qiao Yi masuk ke dalam rumahnya tak peduli biarpun Qiao Yi mengklaim kalau dia ingin mengatakan hal penting padanya, katakan saja apapun yang ingin Qiao Yi sampaikan di sini.

"Aku akan dibunuh sama atasanku kalau aku kembali dengan tangan kosong, jadi sekalian aja aku ngemper di depan pintumu."

"Begitu?"

Yan Mo tiba-tiba saja menampilkan senyum lebarnya yang manis sekaligus menakutnya... mencondongkan dirinya ke Qiao Yi seolah hendak menci~m Qiao Yi hingga Qiao Yi terpaksa harus mundur... dan Yan Mo seketika menutup pintunya. Wkwkwk!
 

Stres, Qiao Yi akhirnya menghabiskan waktunya dengan leyeh-leyeh di rumah. Guan Chao sampai heran melihatnya ada di sini, kenapa dia nggak kerja.

"Aku hampir jadi pengangguran."

"Secepat itu? Kenapa kau pasang muka sedih banget? Apa kau benar-benar mau berhenti kerja?"

Qiao Yi tiba-tiba tanya, bagaimana caranya memberanikan diri sendiri? Guan Chao punya ide bagus sekaligus gila, dengan cara mabuk. Qiao Yi kaget, yang bener?

"Iya, aku biasanya harus minum dua gelas sebelum aku mengoperasi pasien."

"Kenapa belum ada seorangpun yang menuntutmu?!"

Tapi Qiao Yi jadi tertarik juga untuk mencoba ide gilanya Guan Chao itu lalu mengambil botol minumannya Ayah.


Malam harinya, Yan Mo tengah tertidur nyenyak saat tiba-tiba saja dia mendengar suara seperti ketukan yang membuatnya terbangun. Dia menolehkan kepalanya mencari asal suara... dan langsung kaget melihat Qiao Yi mendadak sudah duduk di mejanya dalam keadaan mabuk. Pfft!

"Bagaimana kau bisa masuk kemari?"

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments