Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 6 - 2

Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 6 - 2

Xiao Qi kembali ke restoran sambil ngedumel kesal. Nyonya Chai heran, ada apa dengannya? Kenapa dia sangat marah?
 

"Fang Leng. Cowok itu membuatku marah. Bagaimana bisa dia menyatakan cinta padaku?!"

Semua orang jelas kaget mendengar teriakannya. Xiao Qi kesal, dia dan Leng kan teman. Bagaimana bisa Leng melakukan ini padanya? Ini tidak bermoral.

Malah Nyonya Chai yang senang banget mendengar Leng nyatain cinta. Bagaimana bisa itu disebut sebagai tidak bermoral? Perbuatan Leng itu justru berani. Eh, bentar! Xiao Qi tidak menolaknya, kan?

Belum. Segalanya terjadi begitu cepat sampai Xiao Qi lupa untuk menolaknya. Syukurlah, Nyonya Chai lega. Bagus sekali. Dia meyakinkan Xiao Qi bahwa Leng ini bukan cuma kaya, tapi juga tampan dan mapan. Dan yang paling penting, Leng memperlakukan Xiao Qi dengan baik. Kalau Xiao Qi tidak suka cowok model seperti ini, terus dia sukanya cowok yang model gimana?

"Dengarkan aku baik-baik. Jangan sampai aka melewatkan pria yang seperti ini."


Xiao Qi heran, memangnya di bumi memilih pasangan tuh segampang ini yah? Nyonya Chai bingung, memangnya harus bagaimana?

"Mencocokkan data. Taruh semua data kita ke dalam database. Lalu cocokkan berdasarkan tinggi, berat, kepribadian. Semua data ini menentukan tingkat kecocokan kita."

Nyonya Chai tambah bingung. Ah, sudahlah. Intinya pasangannya Xiao Qi akan ditentukan oleh organisasi. Fang Leng mah nggak level.
 
Nyonya penasaran, "lalu bagaimana dengan Fang Lie?"

Xiao Qi malah mendadak antusias. Lie tuh ganteng, tinggi lagi. Ooooh, Nyonya Chai mengerti. Xiao Qi menolak Leng gara-gara Lie. Dengar yah, Leng tuh beda dari Lie. Leng sudah banyak membantu mereka. Xiao Qi nggak boleh membalas kebaikan Leng dengan cara seperti ini.


"Aku tidak boleh menolaknya cuma karena dia membantuku?"

"Bukan itu maksudku. Hanya saja... pria itu harga dirinya tinggi. Kalau kau menolaknya secara terang-terangan, dia bisa malu. Bagaimana kalau kau mengacuhkannya selama beberapa hari, dia pasti akan memahami perasaanmu."

Hmm, entah Xiao Qi paham atau nggak. Kayaknya sih nggak, tapi dia iyain aja.


Leng gelisah memikirkan pernyataan cintanya. Dia bahkan menelepon asistennya, berharap mungkin Xiao Qi menghubungi Asisten Han, tapi Asisten Han malah bingung sendiri.

Robot di rumahnya mengingatkannya untuk tidur, tapi Leng terlalu gelisah sampai dia sulit memejamkan mata. Si robot jadi heran dan mendadak nyerocos tentang berbagai alasan tidak bisa tidur... termasuk masalah pria yang sedang dimabuk cinta. Pfft! Leng jadi kesal dan menyuruh si robot untuk diam saja.
 

Bakan sesampainya di kantor keesokan harinya, Leng sulit melepaskan pandangannya dari ponselnya sampai Asisten Han harus menegurnya.

Asisten Han juga melaporkan sebuah laporan dari Direktur Alan dari departemen penelitian, ini tentang batu safir yang Leng suruh selidiki dulu. Butuh waktu cukup lama untuk menyelidikinya karena menurut Alan, batu safir yang ini cukup spesial.

Batu safir itu mengandung zat yang tak pernah ditemukan sebelumnya. Batu itu mengandung medan magnet yang aneh. Sepertinya, perusahaan mereka telah menemukan suatu zat baru yang belum pernah ditemukan.


Leng jadi antusias. Kalau begitu, selidiki terus. Cari cara untuk membuat batu perhiasan semacam ini. Di lab penelitiannya, Alan pun mulai meneliti batu safir aneh itu. Dan seketika itu pula batu safir itu tampak bercahaya.

 

Pada saat yang bersamaan, Nyonya Chai dan Xiao Qi lagi gabut karena restoran mereka sepi. Nyonya Chai yakin kalau restoran mereka pasti bakalan ramai seandainya Xiao Qi dan Leng masuk berita lagi.

Xiao Qi sontak menatapnya kesal... saat tiba-tiba saja dia bisa merasakan keberadaan alat komunikasi yang selama ini dicari-carinya itu. Xiao Qi sontak keluar ke jalanan dengan antusias, mengikuti instingnya menuju ke arah alat komunikasi itu.


Tapi saking antusiasnya, dia tidak sadar kalau dia sudah semakin jauh ke jalan raya yang padat kendaraan berlalu lalang. Dan saat akhirnya dia sadar, seketika itu pula dia jadi ketakutan terduduk di tengah jalan, tak tahu harus bagaimana.


Leng dan Asisten Han sedang dalam perjalanan saat Leng menyadari kalau ini adalah arah menuju restorannya Xiao Qi. Asisten Han jadi penasaran, kayaknya belakangan ini Leng selalu memikirkan Xiao Qi, apa ada masalah?

Lenga menyangkal dengan canggung. Dia cuma merasa lapar, jadi ayo ke restoran dan makan. Hah? Bukannya Leng barusan sarapan? Leng menegaskan kalau sekarang sudah jam 10, saatnya makan siang. Iya deh.


Tapi saat mereka tengah melaju di perempatan, Leng malah melihat Xiao Qi terduduk ketakutan di tengah jalan. Cemas, Leng langsung lari melintasi jalan yang penuh kendaraan itu untuk menyelamatkan Xiao Qi, mengomelinya saking cemasnya, lalu membawanya ke trotoar.

Tapi Xiao Qi begitu tercengang oleh kemunculannya sehingga dia hanya bisa diam menatap Leng dengan terpesona... sampai saat Leng membentaknya untuk menyadarkannya dari lamunan. Leng ngomong apa?

"Aku bilang, lihat-lihat lampu lalin sebelum menyeberang. Jangan menyeberang sembarangan, dan jangan takut. Dan kalau kau tidak mengerti, tanya dan minta bantuan pada seseorang. mengerti?"

"Baik. Aku mengerti."

"Apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"

Xiao Qi bingung, "nggak ada. Kenapa kau ada di sini?"

Leng kecewa. Dia cuma kebetulan lewat sini saja, ada urusan. Oh, kalau begitu, Xiao Qi pamit. Dia juga ada urusan yang harus dilakukannya.


Xiao Qi heran, kenapa dia selalu saja bertemu Leng? Seharusnya dia menyembunyikan diri tadi. Ah, sudahlah. Sebaiknya dia mencari alat komunikasinya dulu. Dia langsung melakukan berbagai gerakan aneh di tengah jalan yang jelas saja jadi tontonan orang banyak... hingga akhirnya dia mendapat sinyal kuat dari sebuah gedung di seberang.

Dia langsung tanya ke seorang pejalan kaki tentang lantai tiga gedung itu. Si pejalan kaki menduga kalau itu mungkin pusat penelitian.


Xiao Qi langsung antusias memasuki gedung itu hingga dia mendapatkan sinyal kuat dari sebuah ruangan tertutup pintu kaca tebal. Xiao Qi dengan sengaja merusak kamera CCTV dulu lalu bersiap untuk menembus ruangan tertutup itu.

Xiao Qi pun berlari mau menembus pintu kaca itu... dan DUK! Gagal, malah dahinya jadi kesakitan. Wkwkwk! Apa-apaan ini? Dia mencoba lagi dan gagal lagi. Aneh! Kenapa dia tidak bisa menembus pintu kaca ini?

 

Maka Xiao Qi memutuskan untuk bergegas pulang dan mengabarkan kabar baik ini pada Xiao Bu. Tapi amasalahnya, dia tidak terlalu yakin juga sih. Dia cuma merasakan energi yang sama, tapi alat komunikasi itu sendiri belum nampak.

Lebih anehnya lagi, setiap kali dia mendekati ruangan tempat alat komunikasinya itu berada, kekuatan supernya hilang. Dahinya sampai mau pecah rasanya, tapi tetap saja dia tidak bisa menembus tempat itu.

"Terus harus bagaimana sekarang? Harus bagaimana? Harus bagaimana?" Xiao Bu sedih.

"Kecuali... aku masuk ke sana dengan cara benar."

Tapi masalahnya, tempat itu penjagaannya ketat, mana itu perusahaannya Leng lagi. Xiao Qi kan ingin menyembunyikan diri dari Leng. Jadi dia tidak bisa minta bantuan Leng lagi.

"Dasar bodoh. Apa kau tidak tahu bahwa di Group F bukan cuma ada Leng?"

Ah! Benar juga! Xiao Qi bisa minta bantuan Lie.


Lie sedang dihukum berlutut sama ibunya gara-gara nekat mau meneruskan rencana pamerannya itu padahal dia sudah berusaha menghentikan pameran itu dan Lie juga sudah berjanji tidak akan mengadakan pameran itu.

Lie ngotot kalau dia benar-benar ingin menyelenggarakan pameran seni itu, dia tidak mau diremehkan terus.

"Siapa yang akan meremehkanmu? Apa Fang Leng mengatakan sesuatu?"

"Tidak ada hubungannya dengan kakak. Aku hanya tidak ingin tidak memiliki pencapaian apapun dalam hidupku."

Dia meyakinkan Ibu Tiri bahwa jika pameran seninya ini sukses dan dia menjadi seniman hebat, maka jalannya untuk masuk ke perusahaan akan lebih mudah. Dan saat iu tiba, Ibu Tiri boleh mengatur pekerjaannya sesuka hatinya.

Tiba-tiba teleponnya berbunyi dari Xiao Qi yang mengajaknya ketemuan. Lie sontak beranjak pergi dengan antusias. Tapi dia tidak tahu kalau Ibu Tiri menelepon supir yang dia suruh untuk mengawasinya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam