Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 2 - 3

Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 2 - 3

Leng minta dilepasin, dia janji tidak akan mempermasalahkan hal ini dan akan menganggap Xiao Qi sebagai orang sakit jiwa saja. Sebaiknya Xiao Qi balik ke pekerjaannya.


Tidak mau, masih ada yang perlu Xiao Qi katakan padanya. Tapi apa yah yang mau dia bilang tadi? Tidak tahan lagi, Leng dengan santainya melepaskan ikatan sabuknya Xiao Qi dengan mudah... lalu menyudutkan Xiao Qi ke tembok.


Tiba-tiba terdengar suara Manajer Kang datang. Leng langsung panik mendorong Xiao Qi ke bawah meja dan mengunci gerakan Xiao Qi pakai kakinya. Manajer Kang datang untuk memberitahu Leng tentang kedatangan Jiang Xue.

Leng menolak bertemu dan minta Manajer Kang untuk bilang saja ke Jiang Xue kalau dia sedang tidak enak badan. apan-kapan dia akan pergi sendiri ke rumah keluarga Jiang.

Setelah Manajer Kang pergi, Xiao Qi buru-buru melepaskan diri. Leng tiba-tiba ingat tentang batu permata biru itu. Berpikir mungkin permata itu yang Xiao Qi maksud, Leng mencoba menyebutkan tentang permata itu, tapi Xiao Qi sepertinya tidak menahu kalau benda miliknya itu bisa berubah jadi permata itu dan nggak nyambung dengan maksud Leng. Dia bahkan menegaskan kalau dia akan mencari benda itu sendiri.

Keluar dari ruangan Leng, Xiao Qi langsung saja berteleportasi tanpa menyadari ada kamera CCTV di sekitarnya.


Saat Manajer Kang menyampaikan pesan Leng itu, Jiang Xue tampak santai-santai saja. Padahal sebenarnya dia tidak terima dicuekin seperti ini dan langsung menggunakan caranya sendiri untuk membuat Leng datang padanya... dengan cara menghancurkan kaca mobilnya Leng. Buset!


Leng sendiri pergi ke departemen penelitian untuk menanyakan tentang batu permata biru itu. Apa ada sebuah chip di dalamnya. Tapi si peneliti berkata tak ada hal yang aneh dari permata itu, tidak pula ada chip.

Saat Leng menanyakan asal-usul permata ini, si peneliti ingin memberitahunya tentang sebuah batu safir yang pernah dilelang di afrika. Tapi tepat saat itu juga, Leng mendapat telepon dari asistennya tentang mobilnya.


Leng terpaksa pergi ke parkiran di mana Jiang Xue sudah menunggunya dan dengan santainya mengaku kalau dia melakukan ini biar bisa bertemu Leng. Dia bahkan dengan arogannya mengeluarkan selembar cek sebagai ganti rugi.

Leng cuma menatapnya dengan dingin, "apa aku... mengenalmu?"

"Tidak. Tapai sekarang kau tahu. Biarkan aku memperkenalkan diriku. Aku Jiang Xue. Kencan buta hari ini diatur oleh ayahku dan ibumu."

"Maaf, hari ini aku tidak bisa."

"Tidak masalah. Aku juga cuma melakukan tugasku." Jiang Xue santai saja mengambil foto merek berdua biar mereka sudah melakukan kencan buta. "Misi selesai."

"Kau orang yang mengerikan. Ini pertama kalinya aku kencan buta seperti ini."

"Kencan butanya tidak penting. Yang penting adalah apakah kita bisa saling memberi kesan... biarpun kesan buruk."


Lie akhirnya sukses menyelesaikan satu lukisan dan baru saat itu para bodyguard-nya mau mengembalikan ponselnya dan saat itulah dia baru melihat pesan dari Jiang Xue yang kontan membuatnya sedih.

Dalam flashback, Lie ternyata menyukai Jiang Xue. Tapi Jiang Xue pernah menolaknya. Kesal, dia langsung menendang lukisannya lalu melawan para bodyguard-nya dan melarikan diri.

 

Leng baru tiba di rumah orang tuanya dan langsung disambut sinis oleh ayahnya gara-gara Leng tidak menyapanya. Ibu Tiri pura-pura mengeluh kalau Leng dan Lie sekarang begitu fokus untuk pameran seni itu sampai melupakan keluarga mereka.

Ayah mengingatkan kalau pameran seni ini harus sukses karena ini adalah kebebasan terakhir yang dia berikan pada Leng dan Lie. Jika sampai pameran ini gagal, maka dia harus menjalankan perusahaan sesuai perintah Ayah.


Tapi begitu Ayah pergi, sikap Ibu Tiri seketika berubah sinis. "Baik sekali kau membantu Fang Lie mengurus pameran seni ini sebagai kakak. Tapi aku tahu apa maumu. Kau hanya ingin menjauhkannya dari perusahaan, jauh dari kekuasaan."

Dari ucapan Ibu Tiri, Leng sepertinya ada bersama ibunya saat ibunya meninggal dunia. Ibu Tiri sinis mengingatkan Leng bahwa selama bertahun-tahun ini, Ayah masih belum memaafkan Leng karena telah membunuh ibunya.

"Dibanding anak sial sepertimu, Lie jauh lebih baik untuk menjadi presdir."

Leng tak gentar sedikitpun dengan ejekannya. "Karena Bibi Zhou sudah memperjelas segalanya, maka biarkan aku memberitahumu. Fang Lie masuk perusahaan atau tidak, dia sama sekali tidak berarti bagiku. Tidak sekarang, tidak pula di masa depan. Sama sepertimu. Kau takkan pernah bisa menggantikan ibuku di hati ayahku. Tidak sekarang dan tidak akan pernah bisa di masa depan."

"Baiklah, kita lihat saja nanti." Geram Ibu Tiri.

 

Di restoran, Nyonya Chai malah mendapati Xiao Qi melamun tanpa semangat. Parahnya lagi, dia malah minta izin balik ke kamar. Jelas Nyonya Chai tidak mengizinkan. Tadi Xiao Qi sudah janji padanya untuk mendapatkan Leng, tapi apa nyatanya, gagal.

"Aku tidak bisa menemukan alat komunikasiku. Temanku satua-satunya teler. Aku merasa tak ada apapun yang bisa membuatku tetap hidup."

Nyonya Chai sinis mendengarnya, mengira dia cuma anak muda yang suka mengeluhkan hal sepele. Itu kan cuma kunci rumahnya, cari saja tukang kunci atau tunggu keluarganya menjemputnya. Yang paling penting dalam hidup ini adalah kebahagiaan.

"Pikirkan apa yang bisa membuatmu bahagia."

"Membuatku bahagia?"


Qiao Yi mencoba memikirkannya dan seketika itu pula bayangan wajah Lie muncul dalam benaknya yang kontan membuatnya sumringah. Tapi... kenapa segala sesuatu yang dia sukai terasa seperti sebuah gelembung. Dia bisa melihatnya, tapi dia tidak bisa menyentuhnya apalagi memilikinya.

"Kami tidak berasal dari dunia yang sama."

Nyonya Chai bingung. "Apa yang kau sukai itu hantu?"


Baru juga dibicarakan, Lie mendadak muncul di sana. Xiao Qi tak percaya melihatnya ada di hadapannya, dia tidak mimpi kan? Mereka akhirnya duduk dan makan bersama. Lie memang tampak ceria seperti biasanya, tapi jelas keberadaan Lie di sana adalah untuk melampiaskan kesedihannya dengan menenggak berbotol-botol alkohol.

Qiao Yi bingung melihatnya. Kalau menurut buku yang dia baca, orang-orang di sini tersenyum karena senang dan menangis karena mereka sedih. Tapi kok Lie beda. Dia tersenyum, tapi Qiao Yi merasa dia sedang sedih.

"Terlalu rumit untuk kau pikirkan yah? Nih, makan aja." Ujar Lie sambil nyodorin makanan untuk Qiao Yi. "Rasanya menyenangkan melihatmu makan."

"Aku bisa makan untukmu tiap hari."

"Tapi tidak semuanya menyenangkan. Jika sesuatu itu bukan milikmu, rasanya menyakitkan."


Lie mabuk dengan cepat. Tapi saat Xiao Qi mencoba membangunkannya, Lie malah melihat Xiao Qi sebagai Jiang Xue dan langsung mencengkeram tangannya tanpa menyadari kalau perbuatannya itu membuat perlindungan kulit Xiao Qi terlepas dan otomatis membuat kulit mereka bersentuhan secara langsung.

Kekuatan Xiao Qi jadi melemah gara-gara itu, suhu tubunya menurun drastis hingga dia jadi sangat kedinginan. Dia buru-buru menyembunyikan dirinya di gudang, tapi dia benar-benar lemah sampai dia tak sengaja menubruk dan menjatuhkan berbagai benda di sana.


Kebetulan Leng sedang mencari keberadaan Lie yang menghilang dan asistennya berhasil melacak keberadaan ponselnya Lie dengan cepat. Dan tak lama kemudian, Leng pun tiba kembali ke restoran itu dan menemukan Lie tergeletak mabuk di lantai.

Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah pintu gudang yang terbuka. Dia langsung menelepon asistennya untuk mengurus Lie lalu masuk ke gudang itu dan menemukan Xiao Qi tampak meringkuk kedinginan.

Xiao Qi kontan ketakutan, takut manusia bumi akan mengetahui kebenaran tentang dirinya. Apalagi Leng berniat mau menelepon ambulance saat itu. Xiao Qi langsung panik menghentikannya.

 

Cemas, Leng berniat mau membopongnya ke rumah sakit. Tapi tiba-tiba saja Qiao Yi memeluknya erat, mencari kehangatan dalam diri Leng. Dia benar-benar heran, kenapa Leng begitu hangat, sangat berbeda dari yang lain. Leng pun merasa bingung karena tiba-tiba saja dia merasa dirinya jadi hangat.

Xiao Qi memeluknya makin erat sambil memohon-mohon agar Leng terus memeluknya seperti ini... bahkan tiba-tiba saja dia menengadah dan otomatis membuat bibir mereka bertemu.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam