Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 7 - 2

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 7 - 2

Qiao Yi dan Wu Yi saling curhat satu sama lain tentang keanehan masalah masing-masing. Qiao Yi curhat tentang sikap Zhao Lei yang mendadak jadi baik. Sedangkan Wu Yi merasa aneh dengan pacarnya belakangan ini.


Da Xiong belakangan tidak mengangkat teleponnya. Dia mengirim 10 pesan, tapi cuma dijawab satu kali. Katanya dia lagi sibuk belajar, padahal nilai-nilai Da Xiong selalu buruk. (Erm, itu tandanya dia udah bosen atau punya selingkuhan)

"Aku merasa dia sedang menghindariku. Tapi kenapa dia menghindariku?"

Qiao Yi menyarankannya untuk menemui Da Xiong dan tanya langsung padanya. Tentu saja Qiao Yi pasti akan melakukan itu, dia benci dengan perasaan nggak jelas ini.


Mengalihkan topik ke masalahnya Qiao Yi, Wu Yi sebenarnya bisa memahami perasaan Guan Chao. Wajar saja kalau Guan Chao dendam pada Zhao Lei setelah apa yang pernah diperbuat Zhao Lei pada Qiao Yi dulu.

Tapi, dia harus memikirkan baik-baik apakah dia harus menemuinya atau tidak. Karena mungkin saja itu benar-benar akan menjadi pertemuan terakhir... seperti mendiang ayahnya Wu Yi dulu.

"Beliau meninggalkan kami terlalu cepat. Aku bahkan sudah tidak ingat wajahnya lagi."

 

Da Chuan datang ke rumah Yan Mo tepat saat Ibu baru selesai membuat kue. Da Chuan santai saja meletakkan tasnya di meja... tanpa sengaja menutupi sebuah dokumen yang tergeletak di atasnya lalu memakan kue buatan Ibu dengan lahap. Enak banget rasanya! Tapi dia dengar katanya mereka sedang ada tamu yah? Siapa?

"Oh, Xiao Mei, dia putrinya Bibi Ji. Yang suka berkelahi dengan kalian waktu kalian masih kecil dulu."

"Nggak inget. Aku berkelahi dengan banyak orang." Da Chuan lalu buru-buru pulang dengan membawa baju-bajunya dan tasnya... dan bersamaan dengan itu, dia tak sengaja membawa dokumen misterius itu.

Ibu menyuruhnya bawa kuenya sekalian buat ayahnya Da Chuan, tapi Da Chuan dengan entengnya bilang kalau ayahnya tidak suka rasa yang gurih. Ibu bingung mendengarnya, rasa kuenya gurih? Ibu mencoba mencicipi kue buatannya itu... dan hampir saja muntah. Pfft! Berarti lidahnya Da Chuan tuh aneh yah. Wkwkwk!
 

Malam harinya, Qiao Yi mencoba bicara dengan Guan Chao tentang Zhao Lei. Guan Chao yakin tak mau pergi menemui Zhao Lei? Bagaimanapun, dia akan pergi ke luar negeri dan mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya mereka melihatnya.

"Aku tidak akan pernah memaafkannya atas apa yang pernah dia lakukan padamu. Saat terakhir kali aku akan melihatnya adalah saat dia terbaring di peti mati."

Qiao Yi tercengang mendengarnya. "Aku tahu kalau Guan Chao sangat membenci Zhao Lei, tapi aku tak pernah menyangka kalau dia sangat membenci Zhao Lei adalah karena aku."


Suatu hari, Da Chuan menyelamatkan seorang wanita yang sedang diganggu dua orang preman di pinggir jalan. Dia mau menyeberang jalan setelah itu. Tapi tiba-tiba saja dia diteriaki Ayahnya Qiao Yi gara-gara dia mau menyeberang saat lampu masih hijau.

Jadilah dia diceramahi panjang lebar lalu dihukum jadi pengawas lalu lintas. Pokoknya Ke Huan harus datang setiap hari dan berdiri di depan lampu lalin. Dia bahkan langsung diberi peliut dan disuruh melaksanakan tugasnya saat itu juga.

Dan Da Chuan benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik. Saat ada sebuah mobil hendak menerobos lampu merah, dia langsung meniup peliutnya dan memaksa mobil itu mundur ke belakang zebra cross.


Di rumah, Yan Mo melihat Ayah menerima pesan entah dari siapa. Tapi itu langsung membuatnya beranjak pergi. Dia beralasan kalau dia mau ketemu teman lama, jadi dia tidak akan makan malam di rumah. Dia dan Ibu tampak benar-benar canggung, seperti dua orang asing yang terpaksa tinggal dalam satu rumah.

Jelas saja semua keanehan itu membuat Yan Mo makin lama makin curiga. Saking curiganya, dia bahkan berpikir untuk  meminta bantuan Da Chuan untuk membuntuti seseorang untuknya. Tapi pada akhirnya dia mengurungkan niatannya itu.


Ibu memberitahu Qiao Yi kalau Zhao Lei menelepon lagi tadi, masih bersikeras ingin bertemu mereka berdua, Zhao Lei bahkan memintanya untuk membujuk mereka. Tapi bagaimanapun, mereka sudah besar, jadi Ibu serahkan keputusan pada mereka sendiri.

"Aku hanya ingin kalian bahagia. Jangan terlalu banyak memendam kebencian di dalam hatimu. Itu tidak baik untukmu."

"Apa Ibu masih membencinya?"

"Sudah sangat lama. Aku lupa."


Keesokan harinya, Qiao Yi menemani Wu Yi ke toko buku. Diam-diam mereka memindahkan beberapa novel yang menurut Wu Yi bagus banget, ke bagian depan. Wu Yi ini ternyata suka banget baca novel. Qiao Yi menyarankannya untuk mencoba menulis novel sendiri saja. Dia janji akan jadi pembaca pertamanya Wu Yi.

Tepat setelah mereka keluar dari toko, Wu Yi melihat Da Xiong. Dia langsung pergi meninggalkan Qiao Yi lalu lari mengejar Da Xiong.


Yan Mo akhirnya memutuskan membuntuti Ayah pakai samaran yang nggak banget. Cuma pakai topi, kacamata dan kumis tipis yang sama sekali tidak menyamarkan penampilannya.

Kebetulan banget Qiao Yi lewat saat itu dan langsung bisa mengenalinya dengan mudah. Dia bahkan santai saja menyapa lantang. "Yan Mo!"

Ayah sontak berpaling mendengar nama itu, untung saja Yan Mo sigap menutupi dirinya pakai koran. Syukurlah Ayah tak curiga apapun. Setelah pesanan kue blueberry-nya datang, Ayah pun langsung pergi.


Yan Mo semakin curiga mendengar Ayah pesan kue blueberry karena ibunya justru alergi blueberry. Dia mengaku ke Qiao Yi kalau pria itu adalah ayahnya. Dia curiga ayahnya selingkuh, tapi sejauh ini belum ada bukti.

Tapi karena penyamarannya Yan Mo nggak banget, Qiao Yi menawarkan diri untuk membantu Yan Mo menyelidiki masalah ini.

Tapi sebagai gantinya, dia ingin Yan Mo bicara dengan Guan Chao dan meyakinkan Guan Chao untuk mau makan bersama ayah kandung mereka hari sabtu nanti.


Mereka akhirnya sepakat, tapi Qiao Yi terus saja menggodai samarannya Yan Mo yang nggak banget itu. Tanpa mereka sadari, Yu Mei sebenarnya melihat mereka dan jadi sedih karenanya.


Hari itu, Ayah lagi-lagi berkutat dengan ponselnya sebelum kemudian memutuskan pergi. Yan Mo pun langsung melaporkan hal itu ke Qiao Yi.

Qiao Yi sendiri sudah bersiap di dalam taksi. Begitu Ayah naik taksi, Qiao Yi pun langsung membuntutinya. Tapi dia tidak sadar kalau dia sendiri sedang dibuntuti oleh Yu Mei. Pfft!

Sayangnya, mobilnya Yu Mei mendadak dihentikan paksa oleh Guan Chao yang sedang bertugas karena tepat saat itu juga, lampu sudah berubah merah. Yu Mei kesal banget sama dia, dan jadilah kedua orang itu saling adu mulut dengan sengit.


Yu Mei mengancam akan menuntutnya, tapi kemudian dia mendapat telepon dari ayahnya. Dari percakapan mereka, Da Chuan bisa menyimpulkan kalau Yu Mei menyembunyikan keberadaannya dari ayahnya.

Maka Da Chuan dengan sengaja teriak-teriak tentang lokasi mereka yang jelas saja membuat Yu Mei jadi omeli ayahnya dan terpaksa dia harus berjanji kalau dia akan kembali ke Inggris. Kesal, Yu Mei langsung menendang kaki Da Chuan.


Qiao Yi membuntuti Ayah sampai ke sebuah restoran dan melihatnya menemui seorang wanita. Dan jelas dari interaksi mereka, Ayah dan wanita itu punya hubungan spesial.

Saat Ayah memanggil pelayan, Qiao Yia langsung saja menyamar jadi pelayan agar bisa mendengar percakapan mereka lebih jelas. Wanita itu tanya apakah Ayah tidak berencana memberitahu Yan Mo. Tapi Ayah masih ragu dan berniat menunggu lebih lama.

"Sudah sangat lama, masa dia tidak bisa menerimanya?" Protes wanita itu.

Tapi Ayah mengacuhkannya dan beralih topik memesan makanannya. Parahnya lagi, tak lama setelah itu, Qiao Yi melihat seorang anak kecil datang... dan memanggil ayahnya Yan Mo sebagai 'Ayah'. OMG! Dia punya keluarga lain.

Qiao Yi jadi galau sekarang, bingung apakah harus memberitahukan segalanya pada Yan Mo atau tidak.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments