Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 12 - 2

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 12 - 2

Malam harinya, Qiao Yi meminta Ibu untuk menyeterika bajunya buat besok, lagi-lagi dia beralasan kalau dia mau pergi ke toko buku bersama Wu Yi.


Keesokan harinya, Qiao Yi bangun lebih pagi padahal dia masih ngantuk berat. Dan karena jadwal janjiannya jam 10, Ibu akhirnya menyuruhnya untuk balik tidur lagi saja, Ibu janji akan membangunkannya nanti.

Tapi pada akhirnya Qiao Yi malah bangun tepat jam 10 dan jelas saja dia jadi heboh sendiri sambil memprotes Ibu, menuduh Ibu tidak membangunkannya.

"Sudah kubangunkan, kau sendiri yang tidak bangun-bangun."

Jadilah Qiao Yi heboh mondar-mandir keluar masuk kamar buat nyocokin baju sampai membuat semua orang keheranan melihat tingkahnya.


Setibanya di bioskop, dia melihat Yan Mo sudah menunggu di depan dan sudah membeli tiket juga... dia pilih film Cars. Ayo masuk! Qiao Yi sampai heran, kok Yan Mo bisa tahu kalau dia mau nonton film itu?

Mereka pun masuk, tapi ujung-ujungnya Qiao Yi malah jadi bingung sendiri karena Yan Mo malah membeli dua tiket yang letaknya saling berjauhan. Wkwkwk! Kenapa Yan Mo nggak beli tiket yang letaknya bersebelahan?

"Kau bilang kau ingin nonton film, aku mungkin mengganggu kalau aku duduk di dekatmu."


Parahnya lagi ada sepasang kekasih yang mengklaim tempat duduk di sebelahnya Yan Mo. Qiao Yi langsung mengajak Yan Mo pindah ke kursi belakang yang kosong biar mereka bisa duduk bersebelahan.

Tapi sepanjang film berlangsung, Yan Mo benar-benar fokus menonton filmnya dan tidak melirik Qiao Yi sedikitpun. Mukanya lempeng terus biarpun ada adegan lucu. Qiao Yi malah jadi kayak babysitter-nya yang menawarinya makanan dan minuman dan tidak berani mengganggu konsentrasinya.


Bahkan saat film selesai, Yan Mo langsung membahas filmnya dengan serius dan jadi kesal saat Qiao Yi tidak bisa menjawab pertanyaannya, dan memutuskan sebaiknya mereka menontonnya lagi.

"Duduknya harus sebelahan atau aku akan menolak."

Keluar dari bioskop, Yan Mo tanya apakah Qiao Yi lapar? Di dekat sini ada restoran Italia yang sangat terkenal. Tapi saat Qiao Yi berkata kalau kali ini dia yang akan mentraktir Yan Mo, Yan Mo langsung berubah pikiran dengan alasan restorannya lagi tutup. Cari restoran lain aja, terserah Qiao Yi mau restoran yang mana.

"Aku tidak begitu mengenal daerah ini."

"Kalau begitu, jalan-jalan saja dulu."
 

Tapi saat mereka melewati kedai kaki lima, Qiao Yi malah tak sengaja melihat Sang Dewi... yang menurut gosip kaya raya, tapi sekarang malah sedang bekerja jadi pelayan di kedai itu.

Kaget, Qiao Yi buru-buru menyembunyikan wajahnya dan mengajak Yan Mo pergi dari sana. Dia bahkan meminta Yan Mo untuk merahasiakan apa yang mereka lihat tadi dari semua orang. Jangan pula beritahu Da Chuan. Yan Mo nggak nyambung maksudnya, apanya yang harus dirahasiakan?

"Tentang Sang Dewi. Banyak orang yang mengaguminya di sekolah. Orang-orang bilang kalau keluarganya sangat kaya. Tapi kau lihat sendiri kan tadi?"

"Terus?" Yan Mo tidak mengerti apa masalahnya.

"Kurasa kau satu-satunya orang di sekolah yang tidak mempermasalahkannya."


Begitu kembali ke rumah sakit, Yan Mo akhirnya mengembalikan buku alumninya Qiao Yi. Tapi Qiao Yi bingung, kok buku ini kayaknya tambah tipis? Yan Mo dengan muka tanpa dosanya mengklaim kalau itu cuma perasaannya Qiao Yi saja. Qiao Yi percaya-percaya saja lalu pamit.

Dia baru membaca tulisannya Yan Mo sesampainya di rumah, tapi malah mendapati Yan Mo cuma menulis peringatan: Belajar yang tekun, jangan malas-malasan. Qiao Yi sebal.


Tapi di sekolah keesokan harinya, anak-anak berkumpul dengan heboh menggosipkan Sang Dewi dengan sinis. Ternyata Zhen Qi sudah mengetahui jati diri Sang Dewi yang sebenarnya dan sekarang dia sengaja mau mempermalukan Yu Ran dengan memampang foto Yu Ran saat dia jadi pelayan di kedai kaki lima yang merupakan milik ayahnya sendiri.

Kesal, Qiao Yi berniat mau melepas foto itu, tapi Zhen Qi melarangnya. Yu Ran datang tak lama kemudian. Dan walaupun kesal, tapi dia tetap dingin dan cuek seperti biasanya.

Qiao Yi benar-benar tak suka dengan sikap teman-teman mereka itu, mereka sudah kelewatan. Tapi menurut Wu Yi, Yu Ran juga salah, tidak seharusnya dia bilang kalau dirinya kaya.

"Mungkin dia tidak pernah mengatakannya."

"Tapi dia tidak pernah menyangkalnya juga."


Yu Ran pulang belakangan setelah menyelesikan semua catatannya. Namun yang tak disangkanya, di laci mejanya ada buku alumni-nya Qiao Yi yang entah kapan dia masukkan ke dalam sana.


Keesokan harinya, Zhen Qi benar-benar tambah kelewatan. Dia sengaja memesan makanan di kedai ayahnya Yu Ran tanpa sepengetahuan Yu Ran sehingga ayahnya Yu Ran harus mengantarkan pesanan itu ke kelas.

Parahnya lagi, dia seenaknya menyuruh ayahnya Yu Ran membagi-bagikan makanan lalu menghina masakannya dan menuduh masakannya sudah basi. Dia bahkan mengancam Ayah untuk membawa semua ini kembali atau dia akan melaporkan Ayah ke badan perlindungan konsumen.

Tak punya pilihan lain, terpaksa Ayah mengambil kembali semua makanannya. Qiao Yi tak bisa berbuat apapun selain berusaha membantu Ayah sambil melempar tatapan benci pada Zhen Qi.

 

Tepat saat itu juga, Yu Ran kembali ke kelas dan jelas tidak terima melihat ayahnya dipermalukan. Dengan dinginnya dia memaksa Zhen Qi untuk memakan makanannya, tapi Zhen Qi tak gentar.

Ayah panik berusaha menarik putrinya, tapi Yu Ran terus berusaha memaksa Zhen Qi. Untung saja Guru Gao datang saat itu dan membentak kelakukan kurang ajarnya Zhen Qi.

"Apa kalian semua duduk di sini hanya untuk menonton?! Dengar baik-baik, jika kualitas diri kalian rendah, tak peduli sebagus apapun universitas kalian, kalian hanya akan lulus jadi pecundang!"

Ayah terus berusaha menarik Yua Ran, tapi Yu Ran benar-benar marah dengan semua ini dan menyatakan kalau dia akan berhenti dari sekolah ini.


Malam harinya, Ayah memberikan segelas susu hangat untuk Qiao Yi. Tapi ia memperhatikan Qiao Yi sepertinya sedang sedih. Ada apa? Qiao Yi bercerita ada seorang gadis di kelasnya yang dibuli semua oranga. Karena sifatnya yang dingin dan penyendiri, jadi para cewek juga tidak menyukainya.

Qiao Yi sebenarnya suka sama gadis itu dan dia tidak suka dengan bulian semua orang padanya. Parahnya lagi, dia malah cuma diam saja dan tak melakukan apapun untuknya.

Pagi tadi, terjadi hal yang paling buruk dan Qiao Yi juga cuma diam saja. Dia jadi merasa seperti komplotannya para pembuli. Parahnya lagi, tak ada seorangpun yang merasa kalau mereka salah. Qiao Yi bingung, apa dia cuma berpikir berlebihan?

Ayah tiba-tiba menyentil keningnya, Qiao Yi memang berpikir terlalu berlebihan dan rumit. Di dunia ini, ada orang-orang yang baik, ada pula orang-orang yang jahat.

Semua orang tahu kalau mereka tidak boleh jadi orang jahat. Tapi ada satu hal yang tidak mereka pahami. Jika kita cuma jadi orang baik yang diam saja, itu malah menyenangkan orang jahat.

Jadi, jika dia masa depan nanti dia menemui hal seperti itu lagi, dia tidak boleh diam saja karena dunia ini butuh orang yang bisa menentang.


Keesokan harinya di sekolah, Qiao Yi diberitahu Wu Yi kalau orang tuanya Zhen Qi protes, jadi Sang Dewi dipaksa untuk berhenti dari sekolah ini. Dia sudah mengurus administrasinya dan pergi.


Tiba-tiba Qiao Yi melihat buku alumninya sudah kembali ke mejanya. Qiao Yi sontak melesat keluar mengejar Yu Ran, tapi dia benar-benar sudah pergi. Dalam buku itu, Yu Ran hanya menulis sebuah pesan manis untuk Qiao Yi: Semoga kau selalu menjadi orang yang baik, lugu, dan optimis.

"Walaupun kau mengenal seseorang sebentar saja, tapi dia meninggalkan kesan yang mendalam. Entah apakah aku akan bertemu dengannya lagi di masa depan. Aku hanya berharap dia melupakan kebenciannya dan selalu baik, lugu, dan optimis."

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments