Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 7 - 1

Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 7 - 1

Rim aget melihatnya, sedang apa dia di sini? Tapi kemudian dia memperhatikan seragamnya Hae Ryung dan langsung paham, jadi Hae Ryung sekarang jadi sejarawan wanita?


"Lalu kau sendiri? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Kau tidak berhak menanyakan pertanyaan itu padaku. Petugas pemerintah biasa berkeliaran di dalam istana. Dari semua tempat, kau malah berkeliaran di Nokseodang yang dilarang oleh Baginda Raja. Kau berani juga."

"Apa maksudmu? Aku tidak berkeliaran. Aku cuma lewat. Apa itu kejahatan juga?"

"Itu tergantung pada pendapat Kantor Penyidikan."


Rim dengan sengaja teriak-teriak yang kontan membuat Hae Ryung panik menutup mulut Rim. Rim mau apa sih sebenarnya?! Katakan! Rim kaget banget mendadak disentuh seperti ini. Tapi dia tidak bisa ngomong bukan karena kaget, tapi karena Hae Ryung masih menutup mulutnya. Menyadari itu, Hae Ryung pun langsung melepaskan tangannya.

Rim jadi canggung dibuatnya, "lancang sekali kau menyentuhku."

Tapi dia tidak akan membiarkan Hae Ryung begitu saja. He Ryung kan sudah sering berbuat salah padanya. Hae Ryung pura-pura jadi dia di acara pembacaan buku, lalu dia jadi ditangkap gara-gara Hae Ryung juga, Hae Ryung juga mengabaikannya semalam dan membuatnya menunggu lama.


Hah? Hae Ryung bingung dengan maksud ucapannya yang terakhir, dia mengabaikan Rim semalam? Rim sinis, Hae Ryung mau cari alasan lagi? Apa karena terjadi sesuatu?

"Tidak, bukan alasan. Aku sungguh tidak mengerti apa maksudmu? Apa maksudmu kita harus bertemu semalam? Aku bahkan tak melihatmu hari itu."

"aku sudah kirim surat. Di jembatan Gwangtong pukul 17.00, hari pertama bulan ini."

"Aku tidak pernah menerima surat itu."

"Kau tidak pernah menerimanya?"

Sebentar, jadi Rim kesal padanya karena Rim menunggu lama dan mengira dia mengabaikan Rim? Astaga, apa Rim tidak tahu apa itu janji temu? Jika dia menyarankan tanggal dan waktu, maka pihak kedua harus menyetujuinya. Janji temu tidak bisa dibuat tanpa persetujuan bersama.

"Kau hidup seperti apa selama ini sampai tidak tahu tentang pengetahuan dasar ini?" Sinis Hae Ryung.


Kasim Heo tiba-tiba datang dan langsung marah menuntut identitasnya, berani-beraninya dia masuk kemari. Rim yang menjawab, namanya Goo Hae Ryung, sejarawan wanita dari Kantor Titah Kerajaan... yang itu tuh, Maehwa palsu.

Para pelayan juga mendadak muncul mencari Rim. Tapi Kasim Heo tiba-tiba saja nyeletuk bahwa Pangeran Dowon lagi tidur siang i sana. Hah? Para pelayan bingung, Pangeran kan ada di sini, Kasim Heo sudah pikun, yah?

"Pangeran tadi jalan-jalan! Tapi baru saja masuk untuk tidur siang!" Kasim Heo ngotot.

Semua orang jadi bingung dibuatnya. Kasim Heo cepat-cepat menyeret Hae Ryung keluar dan menegaskan pada semua orang untuk menunggu di sini saja. Rim mau protes, tapi Kasim Heo malah membentaknya.

"Kau! Terutama kau! Tutup mulutmu!"
 

Rim terperangah saking kagetnya, Kasim Heo barusan ngomong banmal sama dia? Jelas saja saat Kasim Heo kembali, Rim langsung kesal menyindirnya. Tapi Kasim Heo menjelaskan kalau dia baru saja menyelamatkan Rim dari situasi berbahaya.

Apa Rim lupa apa yang pernah dilakukan wanita itu padanya? Begitu bertemu Rim di acara pembacaan buku, dia memberitahu semua orang bahwa Rim adalah Maehwa. Dia orang yang sangat sembrono.

Kalau sampai wanita itu tahu kalau Rim adalah pangeran, semua orang di Joseon atau bahkan sampai ke negeri Qing akan tahu kalau Maehwa adalah Pangeran Dowon.

"Tapi Ayahanda saja sudah tahu kalau aku adalah Maehwa."

Ada perbedaan besar antara Raja mengetahuinya dengan seluruh dunia mengetahuinya. Harga diri dan reputasi sangat penting bagi Raja. Jika Raja tahu bahwa orang-orang membicarakan tentang Rim lagi... maka riwayat Rim akan tamat.

"Jadi, menurutmu aku hanya berdiam diri saja walaupun aku tahu musuhku ada di sini? Dia bahkan belum meminta maaf padaku."

"Anda sebagai Pangeran Dowon tidak bisa berbuat apapun. Namun, Maehwa bisa melakukan banyak hal."

Oh! Rim mengerti maksudnya dan langsung tersenyum lebar.

 

Para sejarawan masih pengar gara-gara kebanyakan minum semalam, terutama Petugas Yang. Tapi di mana wanita yang membuatnya pengar itu? Belum datang? Petugas An yakin kalau Hae Ryung pasti masih teler berat sekarang.

Petugas Yang tak yakin. Apa mereka tidak melihat mata Hae Ryung yang penuh dendam semalam? Kalaupun sekarang dia tidak sanggup berjalan, dia pasti akan tetap datang bekerja dengan merangkak.

Petugas Hyeon santai memberitahu mereka bahwa Hae Ryung tidak akan bisa masuk istana hari ini... karena dia sudah menyuruh penjaga gerbang untuk tidak mengizinkan Hae Ryung masuk istana hari ini.


"Aku yakin dia pasti sedang merengek di depan gerbang, memohon..."

"Selamat pagi!" Hae Ryung mendadak muncul mengagetkan semua orang. Wkwkwk!

"Juru Tulis Goo, bagaimana kau bisa masuk?"

"Saya jalan melewati gerbang. Apa ada masalah?"

Petugas Yang langsung ngomel-ngomel memarahinya karena masuk kerja kesiangan, bersihkan perpustakaan! Hae Ryung langsung pergi dan membuat Petugas Hyeon kebingungan, dia yakin kok kalau dia sudah menyuruh penjaga gerbang untuk tidak mengizinkan Hae Ryung masuk, terus bagaimana dia bisa masuk?

Bukannya mendapat dukungan, Petugas Yang malah balas mengomelinya. Bisa-bisanya Petugas Hyeon merencanakan hal licik terhadap wanita. Karena itulah mereka masih memanggilnya orang bodoh!


Rekan-rekannya sudah mulai bekerja saat Hae Ryung datang. Magang Heo dan Magang Oh sudah cemas saja, mereka kira kalau Hae Ryung tidak akan masuk kerja hari ini, apa dia baik-baik saja? Iya, tidak apa-apa, cuma pusing sedikit.

Karena kemarin Hae Ryung sudah mengorbankan diri demi menyelamatkan mereka, maka hari ini mereka akan membantu Hae Ryung, dia santai saja hari ini. Hae Ryung tersanjung mendengarnya, kalau begitu, dia mau rehat sejenak yah.


Tapi Sa Hui tiba-tiba memanggilnya dan mengajaknya bicara di luar. Tapi dia tidak seperti kedua rekan mereka, alih-alih merasa berterima kasih atas bantuan Hae Ryung semalam, Sa Hui justru tidak senang sedikitpun.

Dia sama sekali tidak butuh bantuan Hae Ryung, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Dia tidak mau menerima atau memberi bantuan yang tidak dibutuhkan. sebaiknya Hae Ryung memikirkan orang lain dulu sebelum bertindak.


Saat keempat wanita itu keluar, tiba-tiba saja mereka dihadang oleh sekawanan dayang istana yang memaksanya keempat sejarawan wanita itu untuk mengikuti mereka. Mereka jelas penasaran mau dibawa ke mana, tapi si dayang istana dengan kasarnya menyuruh mereka ikut saja tanpa tanya-tanya.

Mereka ternyata dibawa menemui Ibu Suri. Beliau menyambut mereka dengan ramah dan menanyakan bagaimana pekerjaan mereka, tapi mereka terlalu gugup berhadapan dengannya sampai tidak bisa menjawab dengan benar.

Ibu Suri sampai geli mendengarnya. "Maaf. Aku memojokkanmu dengan menanyakan itu. Aku tinggal di istana selama hampir 50 tahun, aku paham perasaan kalian saat ini."

Pasti tidak mudah bagi mereka dan diintimidasi oleh semua orang. Dia dengar kalau para petugas di Kantor Titah Kerajaan suka merundung petugas baru? Hae Ryung dan Magang Oh menyangkal, tapi Magang Heo malah keceplosan bilang iya.


Ibu Suri meyakinkan mereka untuk jujur saja padanya. "Joseon adalah tempat yang kejam bagi mereka yang memilih jalan berbeda. Aku yakin akan makin berat bagi kalian yang mendapatkan posisi di pemerintahan sebagai wanita."

Tapi apapun kata orang, mereka adalah sejarawan negeri ini. Mereka di sini bukan untuk membantu Raja. Anggap saja mereka di sini untuk menjaga rakyat dan lakukanlah yang terbaik. Ibu Suri akan dengan senang hati membantu mereka sebisanya.

"Terima kasih, Yang Mulia."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

3 Comments

  1. Terima kasih atas sinopsisnya
    Ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  2. Makasih sinopsisnya.. Di tunggu kelanjutannya kka.. Semangat!!

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam