Sinopsis Love is Deep Episode 2 - 1

Sinopsis Love is Deep Episode 2 - 1

Ding Ding hendak menandatangani formulir persetujuan operasinya saat tiba-tiba terdengar sara seseorang memanggilnya. Ding Ding hampir saja senang mengharapkan kedatangan Chen Xun, tapi tidak, yang datang ternyata Xiao Feng.


Chen Xun malah cuma mengirim pesan, memberitahu Ding Ding kalau dia tidak bisa meninggalkan bisnisnya yang satu ini, jdi dia mengirimkan Xiao Feng menggantikannya menemani Ding Ding di rumah sakit. Dia janji akan menemani Ding Ding begitu dia kembali nanti.

Kecewa dan patah hati, Ding Ding langsung memantapkan hati menandatangani formulir itu sendiri. Wei Jin dengan manisnya meyakinkan Ding Ding untuk tidak khawatir, kedua dokter magangnya Wei Jin sampai terheran-heran mendengar ucapan manis Wei Jin pada Ding Ding.


Para doker dan suster bersiap melakukan operasinya. Wei Jin sekali lagi meyakinkan Ding Ding untuk tidak gugup karena ini hanya operasi kecil.

"Dr. Ning, tumor bisa disingkirkan dengan pisau bedah. Tapi bagaimana dengan kenangan dan perasaan?"

Setetes air mata mengalir sebelum kemudian Ding Ding mulai memejamkan mata.


Dan tak lama kemudian, suster membangunkan Ding Ding bak membangunkan orang yang cuma sedang tidur dan memberitahu Ding Ding bahwa dia baru saja dioperasi, jadi Ding Ding belum boleh bergerak dulu.

Lucunya, Ding Ding ternyata dioperasi tanpa obat bius karena dia ketiduran beneran. Suster bahkan memberitahu kalau Ding Ding ngelantur dalam tidurnya.

"Maaf, Dr. Ning. Aku selalu ngantuk saat sedang gugup."

"Tidak masalah, bagus malah. Sangat sunyi."

"Terima kasih."

"Tidak masalah. Ini memang tugasku. Fu akan menjelaskan padamu tindakan pencegahan pasca operasi nanti. Kau istirahat saja dan kembalilah satu minggu lagi untuk melepaskan jahitannya. Telepon aku kalau kau punya pertanyaan. Ruang operasi ini tidak akan digunakan sampai sore, kau boleh tidur lebih lama."


Xiao Feng masih setia menunggu di luar saat akhirnya Ding Ding keluar dari ruang operasi. Dia langsung mengecek chat-nya, tapi tak ada pesan apapun dari Chen Xun.


Di rumah sakit yang sama, ada seorang dokter wanita yang baru saja selesai melakukan operasi dengan cepat seolah benar-benar sedang berlomba dengan waktu. Dan sepertinya dia suka sama Wei Jin, tapi Wei Jin biasa aja sama dia. Dari percakapan mereka, Wei Jin ini dokter ahli bedah yang selalu bisa menyelesaikan operasinya dengan cepat dan memecahkan rekor.

Makanya Dokter bernama Yi Ran itu ngebet ingin selalu mengalahkan rekor operasinya Wei Jin, padahal Wei Jin sendiri tidak peduli dan tidak berniat berlomba dengannya. Kecepatannya yang selalu meningkat dalam setiap operasi hanya karena tekniknya yang semakin canggih.

Tapi Yi Ran penasaran dengan operasi yang dilakukan Wei Jin hari jumat kemarin, katanya dia butuh waktu 35 menit hanya untuk mengangkat tumor jinak. Tidak biasanya dia kayak begitu. Apa ada komplikasi?

Sama sekali tidak. Kalau begitu, Yi Ran menyimpulkan kalau si pasien pastilah sangat cantik. Wei Jin membeku seketika yang jelas menunjukkan kalau dugaan Yi Ran benar. Yi Ran sampai heran, memangnya seberapa cantik si pasien itu sampai membuat Profesor Ning merasa tersentuh?

Malas menanggapinya, Wei Jin langsung beranjak pergi dengan alasan mau ronde ngecek para pasien. Yi Ran berusaha mengajaknya makan malam di rumahnya nanti malam, tapi Wei Jin menolak, lagian ada hal yang harus dilakukannya.


Karena luka bekas operasinya masih terasa nyeri, Ding Ding berinisiatif mengganjalnya pakai sumpit. Sekarang karena dia sudah mengundurkan diri, Ding Ding akhirnya mencari nafkah dengan jualan boneka kucing buatannya sendiri. Dan tepat saat itu juga, dia mendapatkan pesanan dalam jumlah banyak.


Dia menjelaskan pada si pelanggan kalau dia adalah masalah pribadi, dan karenanya baru bisa mengirimkan pesanannya satu minggu lagi. Dan syukurlah si pelanggan itu pengertian dan setuju dengan senang hati.

Ding Ding senang. "Sulit dipercaya aku langsung dapat pesanan setelah mengundurkan diri, pesanan besar lagi. Aku tahu Tuhan pasti takkan membiarkanku mati kelaparan. Besok aku harus beli bahan, saatnya bekerja keras. Semangat! Augh! Sakit!"


Tepat saat itu juga dia mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang tanya apakah Ding Ding mengalami komplikasi pasca operasi. Ding Ding menyangkal, dia meminum semua obatnya kok. Oke, kalau begitu Ding Ding jangan lupa istirahat.

Wah, Ding Ding kagum, mengira kalau rumah sakit ini ternyata sangat perhatian pada para pasien mereka. Pfft! Padahal dokter itu menelepon cuma karena disuruh oleh Wei Jin. Dia galau ingin mengetahui keadaan Ding Ding, tapi dia ragu untuk menelepon langsung, makanya dia menyuruh dokter magangnya yang mewakilinya menelepon Ding Ding.


Keesokan harinya, Wei Jin mendatangi sebuah kamar hotel tempat adiknya, Ning Wei Xuan, menginap dan mendapati kamar itu acak-acakan kayak kapal pecah. Dia sampai harus menyingkirkan boneka kucingnya biar bisa duuduk. Wei Xuan tidak terima boneka kucingnya dibuang begitu saja. Ini boneka dia beli di Jepang, tahu!

"Kalau begitu katakan padaku. Kenapa seseorang yang seharusnya kuliah manajemen finansial di Inggris, malah pergi ke Jepang cuma untuk beli boneka kucing?"

"Katakan padaku dulu, bagaimana kau tahu kalau aku ada di sini? Pasti dari Gao Ren kan? Tuh orang memang nggak punya rasa persaudaraan."

"Persaudaraan itu hanya antara aku dan Gao Ren. Yang harus kau lakukan adalah menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda."

"Aku kan cuma beda tujuh tahun dari dia!"

"Benar. Waktu dia SD, kau masih berupa telur. Kenapa kau tidak pulang?"

"Kau kan sudah tahu apa alasannya."

"Terus kau pikir besembunyi di sini itu tepat? Ayah sudah tahu kalau kau DO tanpa seizinnya."


Wei Xuan sinis. Baguslah kalau Ayah tahu. Seharusnya Ayah senang karena dia membantunya menghemat banyak uang. Itulah yang diinginkan oleh 'wanita itu' (kayaknya yang dia maksud bukan ibu mereka). Tapi Wei Jin rasa Ayah hanya akan memasukkan Wei Xuan ke universitas lain. Wei Xuan nggak mau!

"Terus kau mau apa? Kau sudah 22 tahun sekarang, apa kau tidak akan mau memaafkannya seumur hidupmu dan terus menggunakan uangnya untuk menyokong hidupmu?"

Tidak, Wei Xuan bisa menyokong hidupnya sendiri kok. Lagian kan dia punya Wei Jin yang bisa menyokongnya. Wei Jin menolak, dia tidak akan menyokong hidup Wei Xuan.

"Cih! Jangan kira kalau aku tidak bisa melakukannya sendiri!"

 

Dia lalu dengan bangga menunjukkan sertifikat kelulusan training komunikator hewan peliharaan. Sekarang ini, dia adalah satu-satunya komunikator bersertifikasi hewan peliharaan di kota ini.

"Jadi ini alasanmu DO?"

"Apaan dengan mukamu itu, aku ini seorang profesional, ngerti nggak sih?!"

"Apa kau punya uang untuk membuka studio?"

Wei Xuan sontak ngesot di bawah kaki Wei Jin sambil berusaha membujuknya dengan wajah sok melas. "Kakak, tolonglah aku kali ini. Aku akan menganggapmu sebagai pemegang saham."

Tapi Wei Jin dengan cepat mengalihkan topik, menyuruh Wei Xuan untuk mengemasi barang-barangnya dan pulang bersamanya.


Hujan mendadak turun dengan deras di tengah jalan... saat tiba-tiba saja Wei Jin melihat ding Ding kehujanan di halte bis.

Cemas, dia langsung berhenti dan mengajak Ding Ding masuk ke dalam mobilnya. Wei Xuan jelas penasaran dengan mereka, apa hubungan Ding Ding dengan kakaknya ini? Ding Ding dan Wei Jin kontan menjawab berbarengan, tapi beda jawaban.

"Teman."

"Pasien."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments