Sinopsis About is Love Episode 30 - 1

Sinopsis About is Love Episode 30 - 1

Wei Qing akhirnya memutuskan pergi ke Amerika dan mencari kebenaran tentang kematian Ayah. Dia menelepon Zhou Shi dalam perjalanan ke bandara dan Zhou Shi langsung mencerewetinya untuk jaga diri dengan baik, karena bagaimanapun, Wei Qing sendirian di sana.


"Jangan khawatir. Berhentilah mengkhawatirkanku, kaulah yang harus jaga diri dengan baik."

"Jangan khawatir, aku punya Fei Fei dan Kakak Jenius di sini. Hidupku lebih baika darimu."

"Hei, kali ini peringatan terakhir. Begitu aku kembali dari Amerika nanti, kau harus memberiku jawaban."

"Baiklah. Sudah yah, jaga dirimu. Dah!"


Zhang Shuai masih merasa tak enak pada Zhou Shi, tapi akhirnya dia memberanikan diri mendekatinya dan menanyakan keadaan Ning Fei. Zhou Shi mengiyakan, dia akan keluar dari rumah sakit dalam waktu beberapa hari.

Dia juga sudah tidak marah lagi sama Zhang Shuai. Ning Fei bilang kalau Zhang Shuai sudah meminta maaf, jadi lupakan saja apa yang telah terjadi dan tidak usah dibahas lagi.

Tapi Zhang Shuai masih ingin minta maaf atas hal lain. Dia lalu menunjukkan formulir pendaftaran studi ke luar negeri untuk Zhou Shi. Zhang Shuai mengaku kalau dia sudah cukup lama mendaftar untuk kuliah di Amerika. Waktu dia mengirimkan karyanya, dia juga mengirimkankan karyanya Zhou Shi tanpa seizin Zhou Shi.

Ternyata mereka tertarik dengan karyanya Zhou Shi. Asalkan Zou Shi lulus tes bahasa, mereka akan mengirimkan surat penerimaannya Zhou Shi. Dia juga tidak perlu menkhwatirkan masalah biaya kuliah karena dia akan mendapat beasiswa penuh. Dia juga bisa bekerja paruh waktu di sana. Biaya hidupnya akan tercukupi.

Zhang Shuai meyakinkan kalau ini kesempatan besar, pikirkanlah baik-baik. Zhou Shi galau, tapi baiklah, dia akan memikirkannya baik-baik.


Hari ini, Ming Cheng dan Qiu Jing akhirnya resmi menjadi suami dan istri. Semua orang berfoto dengan penuh kegembiraan. Walaupun agak sedih, tapi Zhou Shi tetap bahagia untuk mereka.


Sementara itu, Wei Qing akhirnya tiba di rumah lama mereka, rumah tempat ayahnya meninggal dunia. "Ayah, aku kembali."


Saking antusiasnya dengan pernikahan Qiu Jing dan Ming Cheng, Fei Fei jadi kayak kaset rusak yang terus menerus mengulang isi buku nikah mereka. Qiu Jing sampai harus merebut kembali buku nikahnya dari tangan Fei Fei dan menyuruh Fei Fei nikah aja sama Ning Fei.

"Siapa bilang aku akan menikahinya? Aku cuma main-main dengannya. Aku akan mencampakkannya cepat atau lambat." Canda Fei Fei yang kontan dapat tatapan ngambek dari Ning Fei. "Aduh, aku cuma bercanda kok. Jangan marah yah. Muah!"

"Xiao Fei masih kecil, kau bibi tua berhentilah menakutinya. Oh yah, setelah aku kembali dari studi di luar negeri nanti, Xiao Fei mungkin sudah cukup umur unuk menikah, yah?"


"Kau benar-benar mau kuliah ke luar negeri?"

Tentu saja, ini kesempatan langka. Zhou Shi bisa dapat beasiswa penuh lagi, jadi dia harus pergi. Fei Fei langsung mengeluh sedih, Zhou Shi tega ninggalin mereka? Tapi begitu Zhou Shi mengiming-imingi Fei Fei untuk mewakili Fei Fei shopping di Amerika, Fei Fei mendadak berubah pikiran, bahkan bercanda menyuruh Zhou Shi pergi sekarang juga.

Tapi bagaimana dengan Wei Qing, apa Wei Qing rela melepaskan Zhou Shi? Tapi Zhou Shi malah mengaku kalau dia belum memberitahu Wei Qing. Saat ini, Wei Qing harus melakukan hal yang jauh lebih penting, jadi Zhou Shi tak ingin mengganggunya.

"Aku selalu berpikir kalau kalian dekat, tapi di satu sisi kau juga asing dengan Wei Qing." Komentar Qiu Jing.


Zhou Shi mengaku kalau dia memang punya perasaan pada Wei Qing, tapi dia tidak yakin perasaan apa itu. Dia tidak tahu apakah dia benar-benar menyukai Wei Qing atau tidak. Dia tidak mau membuat lelucon lagi (seperti yang terjadi dengan Ming Cheng).

"Sini, sini, biarkan Guru Fei Fei mengajarimu. Saat kau menyukai seseorang, rasanya seperti ada permen kapas di dalam hatimu. Setiap kali kau mengingatnya, kau akan tenggelam di dalamnya. Lalu kau akan merasakan rasa manis dari dalam hatimu di ujung bibirmu lalu otomatis kau akan tersenyum." Ujar Fei Fei sambil menatap Ning Fei dengan penuh cinta.

Dia lalu menyemangati Zhou Shi untuk mencobanya, tutup mata dan pikirkan Wei Qing dan lihat apakah hai Zhou Shi merasa berbunga-bunga saat memikirkan Wei Qing. Zhou Shi mencoba melakukannya, tapi dia tidak merasakan apa-apa tuh.


Menurut Qiu Jing, penggambarannya Fei Fei itu terlalu abstrak. Bagi Qiu Jing, menyukai seseorng tuh simple aja, langsung nikah. Waduh! Zhou Shi tambah tidak bisa kalau seperti itu, terlalu berat. Bagaimana kalau menurut Ming Cheng?

Menurut Ming Cheng, saat kita menyukai seseorang, kita akan berusaha membaca dan memahami orang yang kita sukai seperti sebuah buku. Semua pesan yang kita kirimkan padanya, terasa seperti menciptakan puisi kuno.

"Maksudnya?"

"Maksudku, aku harus berhati-hati dengan setiap kata yang kugunakan."

"Kalian benar-benar berada di level yang lebih tinggi dari kami. Tidak bisakah kalian melakukan sesuatu yang normal?" Gerutu Zhou Shi.


"Kalau kau punya ekor, itu akan bergoyang." Celetuk Ning Fei yang kontan saja membuat semua mata langsung berpaling menatapnya. "Apa aku mengatakannya dengan lantang?"

"Jadi itu yang kau pikirkan. Kalau begitu, goyangkan ekormu dan tunjukkan pada kami."

"Aku cuma asal mengatakan apa yang ada di pikiranku."

"Sebodo! Aku ingin melihatmu menggoyangkan ekormu sekarang! Ayo goyang ekormu! Goyang ekormu!"

Terpaksalah Ning Fei harus menuruti mereka dan menggoyang b~~ongnya dan sukses membuat semua orang tertawa melihat tingkahnya. Fei Fei jadi tambah gemas sama pacarnya ini.

"Aku selalu mengira kalau Xiao Fei itu dari spesies kucing, tapi ternyata dia spesies anjing." Canda Qiu Jing.

Zhou Shi tidak setuju. Xiao Fei memang dari spesies kucing karena hanya kucing yang akan menyiksa anjing (menyiksa pasangan sebagai bentuk kasih sayang). Semua orang sontak kompak mengeong untuk menyiksa Zhou Shi.


Suasana mulai berubah saat kedua pasangan kekasih itu mulai bercanda dengan pasangan mereka masing-masing, membuat Zhou Shi jadi sedih dan kesepian. Dia mencoba mengirim chat ke Wei qing, tapi tak ada jawaban sama sekali.


Wei Qing sendiri sedang sibuk melihat-lihat rekam foto kasus kematian ayahnya. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah foto kursi bersimbah darah yang ditempatkan di depan pintunya, jelas dimaksudkan untuk mengunci dan mengamankan Wei Qing di dalam kamar.

Flashback.


Pada malam naas itu, Ayah ternyata memergoki dua orang perampok yang menyusup ke rumah mereka dan langsung mengambili barang-barang berharga mereka. Ayah langsung nekat berusaha melawan mereka... dan DOR! Seorang perampok nekat menembaknya.

Ayah langsung roboh dan para penjahat itu langsung naik ke lantai atas yang jelas saja membuat Ayah panik karena kamarnya Wei Qing ada di lantai itu.

Dengan sisa kekuatannya, Ayah menyeret langkahnya ke lantai atas lalu mengambil kursi dan menggunakannya untuk mengganjal pintu kamarnya Wei Qing... saat tiba-tiba saja si penjahat melepaskan tembakan fatal kedua tepat di d~~a Ayah.

Mereka segera pergi setelah itu, meninggalkan Ayah dalam keadaan sekarat sebelum akhirnya ia tersungkur ke lantai dan menghembuskan napas terakhirnya.

Flashback end.


Di dalam foto-foto itu juga tampak ada kue ultah di meja makan. Wei Qing langsung ke ruang makan dan membayangkan Ayah pada hari itu menyiapkan kue ultah, wine, dan berbagai hidangan sehat untuk putra tercintanya. Ayah benar-benar antusias menunggu Wei Qing pulang, ia ingin minum-minum bersama Wei Qing malam itu.


Bayangan itu kontan membuat Wei Qing berlinang air mata. Dia langsung berlutut di hadapan bayangan Ayah dan menyandarkan kepalanya di bahu Ayah.

"Ayah, apa ayah tahu. Hari itu sebenarnya adalah ulang tahunku. Makanya aku keluar minum-minum bersama teman-temanku. Ayah, maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku."


Seketika itu pula bayangan Ayah tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Wei Qing lalu menelepon Sekretaris An dan berkata kalau dia mau tinggal di Amerika untuk sementara waktu, masalah mengurus perusahaan dia serahkan pada Sekretaris An.

Sekretaris An memberitahu Wei Qing kalau Zhou Shi selalu menanyakan Wei Qing selama 2 hari ini. dia harus bilang apa sama Zhou Shi. Tapi Wei Qing cuma menyuruhnya bilang ke Zhou Shi kalau dia bakalan sibuk selama beberapa hari ke depan, dia bahkan melarang Sekretaris An memberitahu Zhou Shi tentang cara mengontaknya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam