Sinopsis About is Love Episode 29 - 3

Sinopsis About is Love Episode 29 - 3

Pada malam naas itu, Wei Qing lagi-lagi bertengkar dengan Ayah gara-gara Wei Qing malah pulang setelah minum-minum. Ayah jadi mengira kalau Wei Qing tidak serius belajar. Wei Qing seperti biasanya, balas nyolot dan mengusir Ayah balik ke Cina saja.


Bahkan saat Ayah membanting mp3-nya, Wei Qing santai saja menginjak-injak mp3 itu sampai hancur lalu naik ke kamarnya tanpa menyadari penyakitnya Ayah kambuh.


Tengah malam saat dia tidur, tiba-tiba dia terbangun karena mendengar suara gaduh cukup keras dari luar. Wei Qing jadi cemas, tapi saat dia hendak membuka pintu kamarnya, dia malah mendapati pintu kamarnya terkunci, sepertinya terkunci dari luar.

Wei Qing akhirnya mencari jalan keluar lain. Tapi saat dia masuk rumah, dia malah menemukan darah berceceran di lantai dan jejak sepatu dan tangan berlumuran darah di sepanjang tangga.


Wei Qing menyusuri jejak-jejak berdarah itu hingga dia menemukan Ayah tergeletak bersimbah darah dalam keadaan tak bernyawa di depan kamarnya. Wei Qing sontak menangis pilu memeluk jasad Ayah.


Wei Qing tersentak bangun dari kenangan itu. "Aku melihatnya. Aku melihat jasad ayahku, tergeletak di depan kamarku. Tapi aku tidak bisa membuka pintunya, jadi aku melompat dari jendela. Tapi saat aku tiba, dia sudah meninggal."

Wei Qing sungguh menyesal. Seandainya saja malam itu dia tidak mabuk, dia pasti tidak akan bertengkar dengan Ayah dan pintu kamarnya tidak akan terkunci, dan mungkin dia bisa menyelamatkan Ayah, dan Ayah tidak akan mati.

"Ibu benar. Aku yang menyebabkannya meninggal dunia! Dia pantas membenciku!"


Malam harinya, Zhou Shi menceritakan masalah ini pada teman-temannya. Dokter Chen bilang kalau hilang ingatannya Wei Qing disebabkan oleh PTSD, makanya Wei Qing memilih untuk menghapus kenangan itu dari pikirannya. Dan kondisi fisiknya disebabkan karena rasa bersalah yang dia rasakan terhadap Ayahnya.

Fei Fei prihatin mendengarnya. Wei Qing pasti merasa sangat bersalah dan terluka karena malam itu dia berada di kamar dan tak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan ayahnya.

"Iya. Dia selalu merasa kalau dia secara tak langsung menyebabkan ayahnya meninggal dunia. Dia sngat sedih. Dokter Chen bilang, untuk menyembuhkan kondisinya, mereka harus membantunya menyembuhkan lukanya."

Hanya Qiu Jing seorang yang sibuk memikirkan keanehan kasus itu. Wei Qing bilang kalau pintunya tidak bisa terbuka biarpun dia sudah membuka kuncinya. Tidak mungkin karena kuncinya rusak. Qiu Jing yakin ada seseorang yang sengaja memalang pintu itu dari luar biar Wei Qing tidak bisa keluar. Sudah pasti orang itu adalah Ayahnya Wei Qing sendiri.

Mendengar itu, Ning Fei langsung meminta Zhou Shi untuk membawanya menemui Wei Qing. Dia ingin bicara dengan Wei Qing.


Mereka tiba di rumah Wei Qing tak lama kemudian. Ning Fei meyakinkan Wei Qing bahwa dia tidak pernah berniat merebut keluarganya Wei Qing, dia hanya meminjam mereka untuk sementara waktu. Tidak pernah sekalipun kedua orang tua Wei Qing meninggalkan Wei Qing.

Mendengar pengakuan Ning Fei itu, Zhou Shi ingat di antara barang-barang peninggalan mendiang ayahnya Wei Qing, Ayah menyimpan lukisan yang dilukis Wei Qing saat dia masih kecil. Itu pastilah barang yang sangat berharga bagi Ayah.

 

"Senior, Uncle benar-benar menyayangimu. Dia sering memujimu di hadapanku. Dia keras padamu supaya kau menjadi seniman yang berbakat. Kurasa saat Uncle meninggal dunia, dia tidak akan menyalahkanmu karena tak menyelamatkannya. Mungkin ia justru bersyukur karena kau tidak terluka. Ia pasti tak ingin melihatmu menyalahkan dirimu sendiri atas semua ini."

"Kau bilang kalau pintunya tidak bisa terbuka saat itu, kan? Kami menduga kalau ada orang yang memalangi pintu dari luar untuk mencegahmu keluar. Orang itu pasti ayahmu."


"Pasti ada catatan di polisi, kau harus kembali untuk mencari kebenarannya. Seniro, aku banyak melakukan hal jahata padamu waktu masih kecil. Maafkan aku."

Wei Qing berlinang air mata mendengar semua orang. Tapi dengan cepat dia menghapusnya dan setulus hati berterima kasih pada Ning Fei.


Wei Qing lalu menunjukkan sebuah surat pada Zhou Shi dan meminta Zhou Shi membacanya. Ini surat peninggalan ayahnya dulu. Zhou Shi pun mulai membacakan surat itu untuknya.

Putraku, kuharap kau baik-baik saja. Jika kau membaca surat ini, itu artinya aku sudah tidak ada di sini lagi. Dan kau tidak berharap untuk mewarisi Yun Ma. Aku tahu selama bertahun-tahun aku memaksamu melukis, aku sangat keras padamu dan membuatmu sangat menderita.

Terutama setelah Xiao Fei datang, aku jadi semakin cerewet dengan karya-karyamu. Terkadang aku bahkan bersikap tidak masuk akal. Kuharap kau akan memaafkan ayahmu ini, maafkan keegoisanku. Aku hanya ingin membesarkanmu jadi seniman berbakat. Kau punya bakat, hanya saja kau tak pernah   . Aku sangat mencemaskanmu.

Tapi kemudian aku memikirkannya dengan seksama. Kau menyukai seni, tapi kau tidak suka menciptakannya. Daripada melakukan hal yang tidak kau inginkan dan membuat kita semua menderita, lebih baik membiarkanmu pergi agar kau bisa melakukan apapun yang kau sukai. Setidaknya agar kau tidak membenciku.

Sayang sekali, kesadaran itu terlambat datangnya. Kau memilih pergi ke Amerika sendiri dan tidak mau tinggal di sisiku dan ibumu. Aku tahu itu karena kami menyakitimu terlalu dalam. Ini semua salahku. Kuharap setelah kau selesai membaca surat ini, kau tidak akan terlalu membenciku.

Sekarang selesi membicarakan dirimu, mari membicarakan Yun Ma. Yun Ma adalah darah dan keringatku dan ibumu. Tapi sebenarnya, kami tidak pandai mengurusnya. Aku dan ibumu bukanlah pebisnis yang handal. Satu-satunya alasan kami masih bertahan adalah kami memiliki teman-teman yang menyokong kami.

Tapi jika aku tak ada lagi di sini, seandainya hanya ibumu yang mengurusnya, Yan Ma pasti tidak akan bertahan. Tapi kau beda. Diam-diam kau bekerja sama dengan beberapa galeri dan membantu teman-teman sekelasmu menjual karya-karya mereka, dan kau cukup terkenal di beberapa kalangan. Aku tahu kalau kau memiliki bakat bisnis yang tidak kumiliki, kaua pasti akan bisa mengembangkan Yun Ma


Ayah mengetahui hal itu saat tak sengaja melihat Wei Qing berhasil menjual sebuah lukisan dan melihat-lihat buku catatan Wei Qing yang berisi daftar lukisan-lukisan yang pernah dijualnya, dan Ayah cukup kagum dengan bakat bisnisnya Wei Qing.

"Jika kau tidak bisa menjadi senimar yang berbakat, tolong jadilah pebisnis yang handal. Bantu ayahmu melindungi Yun Ma. Tentu saja ini permintaan yang tidak adil bagimu. Bahkan sekalipun kau tidak setuju, Ayah akan menghormati keputusanmu. Ayah hanya berharap kau hidup dengan baik. Jika kau setuju membantu ayah, maka tolong kau jaga ibumu dan Yun Ma. Aku akan berterima kasih padamu."

"Akhir kata, jangan bersedih untukku. Aku tidak takut pada kematian, aku hanya takut kehilanganmu. Aku ingin memelukmu sekali lagi, lalu... aku bisa meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan. Kuharap saat kau membaca surat ini, aku sudah memelukmu. Oh yah, jangan tunjukkan surat ini pada ibumu. Dia tidak akan senang.... Ayahmu yang mencintaimu tapi tidak tahu bagaimana harus mengekspresikannya, Wei Heng."


Wei Qing menangis mendengar semua itu. "Bahkan sampai saat-saat terakhir hidupnya, aku tak pernah memeluknya lagi. Kurasa, dia pasti sangat menyesalinya... Aku sangat merindukannya. Aku sangat merindukannya."

Prihatin, Zhou Shi pun langsung memeluknya, membiarkan Wei Qing menangis dalam pelukannya.

Bersambung ke episode 30

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam