Tepat setelah Ji Man pergi, Kasim datang untuk mengabarkan bahwa Ibu Suri minta bertemu dengannya.
Para selir ada di sana saat dia datang. Ibu Suri langsung membahas tentang Da Xi. Walaupun Ibu Suri kurang menyukai latar belakangnya, tapi karena Da Xi setia pada Ji Man dan mengerti etiket istana dengan baik, maka Ibu Suri memutuskan untuk menerimanya demi kebaikan Ji Man.
Tapi Ibu Suri tidak setuju jika Da Xi jadi ratu, jadi Ibu Suri akan memberinya gelar nyonya. Para selir langsung protes tak setuju, apalagi Da Xi itu cuma rakyat jelata.
Kalau begitu, Ibu Suri menantang mereka semua untuk berkompetisi dengan Da Xi. Jika Da Xi kalah, satu saja dari mereka, maka Ibu Suri takkan memberikan gelar itu pada Da Xi. Para selir setuju.
Tak lama kemudian, Qiu Shui kembali dengan membawa Ji Man dan kompetisi pun dimulai. Selir pertama menantang Ji Man dalam hal etiket dan Ibu Suri menyatakan Ji Man lah pemenangnya.
Selir kedua menantangnya dalam literatur. Lagi-lagi, Ji Man menang. Selir ketiga menantangnya dalam hal pengetahuan tentang Raja. Ibu Suri pun menyuruh mereka untuk menulis makanan kesukaan Raja dan 3 kebiasaannya sebelum tidur.
Dan tentu saja Ji Man menang lagi. Si selir sampai tak percaya. Bahkan setelah dia melihat jawaban Ji Man, dia menolak mempercayainya dan menuduh Ji Man curang, tidak mungkin Da Xi bisa lebih tahu tentang Raja daripada dirinya.
Ibu Suri sampai kesal melihat tingkahnya dan menyuruh pengawal untuk mengeluarkan si selir dari sini dan kurung di kamarnya. Gara-gara itu, selir yang lain tak ada yang berani protes.
Malah Raja yang protes tak setuju. Kesal, Ibu Suri mengancam akan membunuh Da Xi kalau Raja tidak terima. Da Xi jadi galau. Ah, sudahlah. Lebih baik dia setuju dulu, selanjutnya terserah nanti saja.
Jadilah Da Xi dan Ji Man menikah. Para pelayan dan kasim mengucap selamat untuk mereka. Shen Jia bahkan mempersilahkan mereka untuk naik ke ranjang pengantin dengan senyum penuh arti. Begitu para pelayan dan Shen Jia pergi, Ji Man dan Da Xi sontak saling menjauh.
"Apa yang sedang kau mainkan?" Kesal Da Xi.
"Aku? Kaulah yang memainkan sesuatu. Kenapa juga aku harus menerimamu jadi istriku?"
"Kau pikir aku mau jadi istrimu? Kalau bukan karena Ibu Suri mau membunuhmu..."
"Kau itu Raja. Kau punya kontrol terhadap hidup dan mati. Walaupun Raja seharusnya memegang janjinya, tapi jika kau tidak ingin Shao Yong menikah dengan Wu Shuang, maka kau harus mencari cara untuk mempersulitnya."
Misalnya, Ji Man bisa memerintahkan Shao Yong untuk memperistri Da Xi. Jika dia setuju, maka Da Xi bisa bersama Shao Yong. Tapi jika Shao Yong menolak, maka Ji Man bisa menarik kembali janjinya.
Ide yang bagus, tapi bagaimana caranya melakukan itu. Ji Man membisikinya sesuatu, dia jamin rencananya itu bakalan sukses. Baiklah, Da Xi akan mempercayainya sekali lagi.
"Kau harus melakukan satu hal lagi."
"Apa lagi?"
"Turunkan aku jadi pelayan istana lagi. Siapa juga yang akan menikahkan istri sendiri ke orang lain."
"Tapi Ibu Suri..."
"Gampang saja. Bilang saja kalau kita tidak cocok dan tidak ada gunanya untuk memaksakan kita bersama. Tapi karena aku pelayan yang hebat, maka kau akan mempertahankanku jadi pelayan."
"Apa itu akan berhasil?"
"Kau sekarang Raja. Ibu Suri tidak akan berdebat denganmu akan masalah ini."
Ji Man ngantuk dan langsung melirik tempat tidur. Da Xi tak mau mengalah, dia Raja jadi dia yang akan tidur di kasur.
"Aku wanita sekarang, kau harus membiarkanku tidur di kasur."
"Jangan mimpi!" Jadilah mereka rebutan kasur.
Da Xi memanggil Shao Yong untuk memulai rencananya. Dia mengerti Shao Yong dan Wu Shuang saling menyukai. Tapi Da Xi adalah pelayannya yang sangat berharga, dia bahkan mewakili Da Xi menyatakan cinta pada Shao Yong.
Makanya dia punya solusi jitu untuk mereka bertiga. "Kau boleh menikah dengan Wu Shuang, tapi kau juga harus menikah dengan Da Xi. Kau bisa memiliki dua istri seperti dewa yang agung, bukankah itu hebat?"
Tapi Shao Yong menolak karena selama ini, dia hanya menganggap Da Xi sebagai temannya. "Lagipula, saya sudah berjanji pada Wu Shuang bahwa saya akan mencintainya seorang di kehidupan ini. Saya tidak bisa menarik kembali janji saya."
"Aku tahu kalau kau dan Wu Shuang memiliki perasaan yang dalam pada satu sama lain, tapi perasaan Da Xi padamu juga sangat kuat. Kenapa kau malah menolak perjodohan sebagus ini?"
Dia bahkan berjanji akan mengangkat derajat Da Xi jadi seorang Puteri dan mempromosikan Shao Yong asalkan dia mau menikah dengan Da Xi. Tapi Shao Yong tetap bersikeras menolaknya.
Da Xi sampai kesal dibuatnya. "Apa kau tidak takut dibunuh?"
"Demi Wu Shuang. Saya rela mengorbankan nyawa saya agar Wu Shuang bisa memiliki kesetiaan dan pengabdian saya."
"Baiklah, bangunlah. Tak kusangka kau akan sejauh ini demi Wu Shuang. Aku penasaran apakah Wu Shuang juga setia seperti kesetiaanmu padanya. Apa kau mau bertaruh denganku?"
Jika Wu Shuang setia pada Shao Yong, maka dia akan menuruti apapun yang Shao Yong inginkan. Jika tidak, maka Shao Yong harus mendengarkannya. Shao Yong setuju.
Setelah itu, Da Xi gantian memanggil Wu Shuang dan menyuruhnya untuk memilih siapa saja dari keempat pria tampan di kanan kiri-nya itu, katakan saja dan Da Xi akan segera menikahkan Wu Shuang dengan pilihannya.
"Bukankah kau sudah memberikan Shao Yong padaku? Kenapa malah mereka? Apa kau berubah pikiran? Kau tidak boleh menarik kembali janjimu!"
Tentu saja dia bisa menarik janjinya kembali, dia kan raja. Pokoknya Wu Shuang harus memilih salah satu dari keempat pria itu. Jika tidak, Da Xi sendiri yang akan memilihkannya untuk Wu Shuang. Wu Shuang ngotot tidak mau, dia tidak akan mengkhianati Shao Yong.
"Baiklah. Kalau kau bersikeras, maka jangan salahkan aku atas apa yang akan kulakukan. Kalau begitu, Shao Yong harus menjadi suaminya Da Xi. Jika tidak, maka akan kubunuh dia."
Wu Shuang jelas panik mendengarnya. Dia pernah bertemu Da Xi dan dia yakin kalau dia bukan orang yang seperti itu. Cobalah bicara pada Da Xi.
"Terus kau mau bilang apa? Menyuruhnya melepaskan Shao Yong? Kenapa juga dia harus melakukan itu? Karena kau seorang puteri?"
"Lalu apa yang harus kulakukan? Aku dan Shao Yong ditakdirkan bersama. Paduka, kenapa kau selalu berusaha memisahkan kami? Aku ini sepupumu! Kenapa kau malah membantu orang luar daripada aku?"
"Aku sudah memberinya kesempatan, tapi dia menolak memanfaatkannya. Aku sungguh kecewa padanya."
"Paduka. Kumohon, jangan kecewa padanya. Aku akan mencoba bicara padanya."
Baiklah, Da Xi bersedia memberinya kesempatan sekali lagi. Wu Shuang harus bicara padanya dan suruh dia untuk mengambil keuntungan akan apa yang diberikan padanya. Wu Shuang setuju.
Da Xi dan Ji Man menguping di belakang saat Wu Shuang membawa Shao Yong ke kamar Raja. Dengan berat hati dia mencoba memutuskan hubungan mereka.
Dia sungguh bersyukur bertemu dan dicintai oleh Shao Yong, tapi tidak semua orang yang saling mencintai bisa bersama. Shao Yong mengerti maksudnya, kan?
"Tidak! Yang kutahu cinta itu hanya akan sia-sia kecuali dua orang bisa bersama. Dan aku tahu bahwa hanya kaulah yang kucintai. Tak ada seorangpun yang bsa menghentikanku mencintaimu."
Shao Yong tahu mereka tidak akan bisa menghindari rintangan, tapi pasti akan selalu ada solusi. Wu Shuang tersentuh mendengarnya, tapi dia tetap fokus untuk memutuskan hubungan mereka dan mengingatkan Shao Yong bahwa dia adalah Tuan Puteri yang tidak punya kebebasan memilih orang yang harus dinikahinya.
"Dan kau cuma seorang prajurit, membunuhmu semudah membunuh semut."
Shao Yong heran. "Apa Raja mengatakan sesuatu padamu?"
"Itu tidak penting, yang penting adalah kita berdua sama-sama selamat dari situasi ini."
Tapi Shao Yong tidak peduli dengan hal itu. Dia hanya menginginkan Wu Shuang seorang. Kenapa Wu Shuang menyerah setelah apa yang mereka lalui? Wu Shuang bersikeras mau menyerah, tak peduli biarpun Shao Yong tidak mau menyerah.
"Aku sudah terbiasa hidup mewah. Aku tidak bisa melihat diriku sendiri menjalani hidup rakyat jelata hanya demi kau. Shao Yong, kita berhenti saja. Hubungan tanpa restu tidak akan berakhir dengan baik."
Shao Yong jelas tak percaya. Apa Raja yang menyuruh Wu Shuang mengatakan semua ini? Wu Shuang bohong, kan?
"Kenapa kau menyebalkan sekali? Aku kan sudah bilang, aku... aku tidak mencintaimu! Aku tidak menginginkanmu lagi, apa kau mengerti?!"
Saat Shao Yong ngotot tak mau mempercayainya, Wu Shuang langsung mengambil pedangnya Shao Yong dan menempelkannya ke lehernya sendiri. Apa perlu dia mati untuk menunjukkan kesungguhannya?
Tapi Shao Yong tetap ngotot tak mau menyerah, tak peduli apapun yang Wu Shuang katakan. Menyerah, Wu Shuang akhirnya melepaskan pedangnya dan pergi.
Da Xi menangis menyaksikan ketulusan cinta mereka, tapi tetap saja dia ngotot mau memisahkan mereka. Lanjutkan rencana!
Terpaksalah Ji Man menemui Wu Shuang dan memberitahunya bahwa menurut Raja, Shao Yong tidak akan pernah menyerah selama Wu Shuang masih hidup. Karena itulah, dengan terpaksa Ji Man menyerahkan sebotol racun pada Wu Shuang.
Wu Shuang menerimanya dengan sedih. Dia sama sekali tak peduli pada dirinya sendiri asalkan Shao Yong baik-baik saja.
"Da Xi, aku tahu kau orang yang baik dan sangat peduli dengan Shao Yong. Aku tidak bisa bersama lagi dalam kehidupan ini. Jadi kumohon, jaga dia dengan baik. Jangan biarkan dia sedih. Katakan padanya, selama dia bahagia, aku tidak menyesali apapun."
"Jangan khawatir, Puteri. Aku akan melakukan permintaanmu."
Wu Shuang pun meminum racunnya dan ambruk seketika. Da Xi sontak shock melihat itu. Apalagi saat dia mencoba mengecek napasnya, Da Xi sama sekali tidak bisa merasakannya.
"Kenapa kau membunuhnya? Aku cuma ingin kau memisahkan mereka, kenapa kau malah membunuhnya?"
"Hanya ini satu-satunya cara untuk mengakhiri segalanya. Sekarang sudah tak ada lagi yang bisa merebut Shao Yong darimu. Dia sepenuhnya milikmu, apa kau puas?"
"Aku cuma ingin kau memisahkan mereka, bukannya membunuhnya. Kenapa kau sangat kejam? Kenapa kau sangat mengerikan? Kau jahat!"
"Aku jahat? Aku melakukannya untuk membantumu. Kaulah yang berkata kalau kau akan melakukan apapun demi bisa bersama Shao Yong. Aku membantumu mencapai tujuanmu, dan kau menyebutku jahat?"
"Tapi aku tak pernah bermaksud membunuh Wu Shuang. Aku tidak ingin membunuhnya! Aku tidak ingin membunuhnya!"
Shao Yong masih merenung sedih di sana saat Da Xi kembali dengan panik, berusaha meyakinkan Shao Yong kalau dia tidak pernah menginginkan Wu Shuang mati. Shao Yong jelas kaget mendengarnya. Wu Shuang mati?
Shao Yong langsung bergegas keluar mencari Wu Shuang dan mendapati para kasim tengah menggotong tubuh Wu Shuang. Ji Man dengan dinginnya memberitahu Shao Yong kalau Wu Shuang sudah mati, Wu Shuang juga berpesan bahwa dia tidak menyesali apapun dan berharap Shao Yong bahagia.
"Bagaimana bisa aku bahagia tanpanya?"
Shao Yong benar-benar kecewa pada Da Xi. Dia kira kalau Da Xi adalah temannya. Dia kira Da Xi tulus membantunya. Wu Shuang bahkan kagum dan berterima kasih pada Da Xi karena dia mau membantu mereka terlepas dari perasaannya.
"Tapi apa yang kau lakukan sekarang? Beginikah caramu memperlakukannya? Kau pura-pura membantu kami, tapi ternyata kau berkomplot dengan Raja. Kau memanfaatkan kepercayaan kami untuk mendapatkan apapun yang kau inginkan. Apa tidak berpikir kalau kau terlalu egois?"
"Raja sendiri yang memerintahkan Wu Shuang mati, apa hubungannya denganku?"
"Kalau begitu, katakan pada Raja bahwa aku lebih baik mati daripada dipaksa menikah... terutama denganmu!"
Shao Yong lalu meminum sisa racunnya Wu Shuang dan ambruk seketika menimpa Wu Shuang. Ji Man datang terlambat dan langsung panik berusaha meminta SHao Yong untuk sadar. Dia bahkan berjanji takkan memaksa Shao Yong menikah lagi asalkan dia bangun.
"Apa kau puas sekarang?" Sinis Ji Man.
Bersambung ke episode 13
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam